Anda di halaman 1dari 17

Ular Berbisa

Ini adalah daftar Jenis-jenis Ular Berbisa yang dapat dimetukan di Indonesia
Semua ular di daftar ini berbisa tinggi dan memiliki potensi untuk menyebabkan
kematian kepada manusia jika digigit olehnya
Ular yang berbisa rendah - menengah tidak termasuk karena tidak berbahaya bagi
manusia (Contoh : Ular Cincin Emas)

Ular yang diwarnai Hijau : Dapat sering ditemukan

Biru Muda: Cukup Jarang ditemukan

Merah : Langka Ditemukan

Nama yang dicetak biasa merupakan nama lokal ular tersebut, sedangkan yang dicetak
miring merupakan nama umum bahasa inggris ularnya dan yang dalam kurung adalah
nama latin / ilmiah.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai masing-masing speses, dapat diklik nama
ularnya atau dilihat di bagian
Famili Ular Berbisa, yang menyangkup 3 keluarga besar spesies ular-ular berbisa

(Foto-foto yang digunakan bukan milik saya dan dimiliki oleh pemiliknya masing-
masing)

Ular Weling (Bungarus candidus)


Persebaran : Jawa, Sumatera, Bali, Sulawesi

Photo courtesy Tom Charlton


Mereka biasa berdiam di dekat sumber air, seperti sawah, ular ini juga kadang-kadang
menggunakan lubang tikus sebagai tempat bersembunyi. Ular ini bersifat pemalu dan
biasanya bersembunyi dalam tempat tertutup pada pagi hari, dimana mereka aktif pada
malam hari, mereka paling aktif pada jam 9 dan 11, dimana mereka keluar dari
persembunyian dan dapat ditemukan di sekitar jalanan atau tepi jalan di sekitar rumput
sedang mencari mangsa. Ular ini biasanya tidak bertemperamen agresif, khususnya
jika masih pada pagi hari, mereka lebih memilih untuk menutupi kepala mereka dengan
buntut mereka daripada mencoba menggigit.
Ular Welang (Bungarus fasciatus)
Persebaran : Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna,
Sumatera, Ambon

Photo courtesy Jonathan Hakim


Ular welang tersebar luas dan merupakan ular dari genus Bungarus yang paling umum.
Menghuni daerah berhutan, rawa-rawa, hutan bakau, sawah dan sekitar pedesaan, ia
menyukai daerah kering terbuka yang dekat dengan sumber air. Diketahui memiliki
persebaran hingga daerah yang terganggu oleh aktivitas manusia, lebih sering
ditemukan pada ketinggian yang rendah, namun kadang-kadang juga ditemukan hingga
hutan pegunungan pada ketinggian maksimum 2500m dpl. Ular nokturnal dan hidup di
tanah. Pemalu dan tidak agresif pada siang hari, ia menyembunyi di gundukan rayap,
bawah kayu atau batu dan liang yang dibuat oleh hewan pengerat. Kebanyakan gigitan
oleh ular terjadi pada malam hari, saat seseorang tidak sengaja menginjaknya karena
tidak melihatnya.

Ular Kepala Merah / Red Headed Krait (Bungarus flaviceps)


Persebaran : Bangka, Sumatera, Jawa, Billiton, Kalimantan

Pewarnaan standar pada B.flaviceps


Ular Kepala Merah adalah spesies langka yang menghuni hutan dataran rendah,
perbukitan dan daerah pegunungan rendah di bawah ketinggian 900 meter, ular ini
jarang sekali dapat ditemukan di dekat tempat tinggal manusia. Tubuh bagian bawah
berwarna putih pucat. Kepala agak tumpul berbeda dari tubuh, dan matanya relatif
kecil. Ular ini merupakan salah satu ular paling berbisa yang memiliki bisa neurotoksik
kuat yang menyerang sistem saraf yang dapat hampir pasti menyebabkan kematian jika
tidak ditangani. Ular ini merupakan ular yang sangat langka sehingga pertemuan
dengan ular ini jarang, dimana habitat utama ular ini di hutan tertutup dan jarang
menjelajah ke dekat tempat tinggal manusia. Kasus gigitan oleh ular ini sangat jarang
terjadi.

Ular Anang / King Cobra (Ophiophagus hannah)


Persebaran : Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, Bali, Kepulauan
Mentawai dan Kepulauan Riau.

Foto 1 : Foto Oleh Nathan Rusli


Ular ini dapat mencapai hingga ukuran sekitar 6 meter, ini adalah ular berbisa terbesar
di dunia. Sebuah gigitan dari ular ini dapat menyebabkan kematian pasti jika tidak
ditangani dengan cepat. Ular ini memiliki sifat pemalu dan lebih memilih menghindar
konfrontasi dengan manusia sehingga ertemuan dengan manusia cukup jarang oleh
ular ini. Ular cerdas ini dapat ditemukan di berbagai habitat seperti hutan murni, hutan
bakau, hutan terganggu, lahan pertanian, persawahan dan lingkungan pemukiman
hingga ketinggian 2000m dimana ia memburu mangsa utamanya yaitu ular lain,
terutama ular tikus. Ophiophagus memiliki arti 'pemakan ular. Walaupun terutama
memangsa ular, ia juga akan memangsa kadal dan biawak kecil.

Ular Kobra Sumatra / Sumatran Spitting Cobra (Naja sumatrana)


Persebaran: Sumatera

Naja sumatrana dengan bentuk warna hitam padat


Ular ini sering ditemukan pada semak-semak, kadang-kadang juga akan masuk rumah
warga karena sedang mencari mangsa tikus. Saat tidak aktif, ular ini akan mengumpat
di daerah tertutup, seperti taman tak terurus, di sekitar selokan dan tempat teduh
lainnya. Ular ini harus ditangani dengan sangat berhati-hati.Semburan bisa tersebut
dapat menyebabkan luka permanen kepada mata korban. kasus paling buruk akan
menyebabkan buta permanen. Warna tubuh ular ini sangat bervariasi dari setiap tingkat
warna coklat hingga hitam, namun warna yang paling sering ditemukan adalah hitam,
individu muda biasanya memiliki pola pucat pada daerah tenggorokan.

Ular Sendok Jawa (Naja sputatrix)


Persebaran: Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi, Lomblen

Photo Courtesy HGHJim


Ular Sendok Jawa merupakan ular elapid berbisa tinggi yang cukup sering ditemukan
pada ketinggian rendah di daerah terganggu oleh aktivitas manusia hingga ketinggian
600m dpl. Biasanya ular ini akan menghindari konfrontasi dengan manusia, namun ular
ini akan melawan jika terpaksa dengan menegakkan tubuhnya, memperlihatkan
"kerudungnya" dan membuat suara mendesis jika merasa terancam. Sifat defensif ini
lebih sering dilakukan oleh individu dewasa. Jika sang penganggu tidak segera
memundurkan diri, maka ular kobra ini akan menyemburkan bisa kepada matanya,
semburan bisa oleh ular ini diketahui tepat sasaran. Ular ini dapat hidup di daerah dekat
dengan tempat tinggal manusia, habitat ideal bagi ular ini sangat beragam mulai dari
taman dekat kota, daerah pedesaan dan sekitar selokan.

Ular Putih (Micropechis ikaheka)


Distribusi : Irian Jaya

Add caption
Ular terestrial ini kadang-kadang dapat ditemukan dalam jumlah cukup banyak pada
beberapa daerah tertentu seperti di sekitar perkebunan kelapa, dimana ular ini
memanfaatkan tumpukan batok kelapa untuk digunakan sebagai habitat utama mereka,
ini juga berarti bahwa para pekerja di kebun kelapa akan menghadapi resiko tergigit
oleh ular berbisa tinggi ini.Ular ini dapat bertemperamen agresif sehingga harus
ditangani dengan sangat hati-hati. Ular ini memiliki sifat fossorial dimana ia biasa
mengubur dirinya di bawah tanah untuk menyembunyikan diri atau beristirahat. Mangsa
ular ini merupakan kodok, tikus, kadal dan ular lain, ular ini bersifat kanibal. Ia aktif pada
malam hari. Garis-garis tebal sering berujung dengan warna coklat gelap hingga coklat-
hitam.

Eastern Brown Snake (Pseudonaja textilis)


Persebaran : Papua Nugini

Photo Courtesy Aaron Hiller


Ular ini paling sering ditemukan di padang rumput terbuka dan daerah berhutan.
Mangsa utamanya merupakan mamalia kecil seperti tikus.Ia telah berkembang untuk
sering meendiami tempat yang memiliki banyak populasi tikus seperti dekat peternakan
dan tempat tinggal manusia.Saat ular tidak aktif, ia biasa bersembunyi dibawah kayu
atau batu besar, dalam celah di tanah atau liang hewan yang sudah tak terhuni. Ular ini
memangsa pada hewan berbagai macam dari kodok, reptil, burung dan mamalia
khususnya tikus yang dianggap hama. Ular berukuran sedang ini memiliki tubuh yang
cukup ramping, kepala kecil. Warna badan ular ini bervariasi dari berbagai rona coklat,
hitam, kastanye atau oranye gelap yang seragam. Warna kepala individu lebih gelap
mungkin lebih pucat dibandingkan sisa tubuhnya.

Coastal Taipan (Oxyuranus scutellatus)


Persebaran : Papua Nugini Selatan (Oxyuranus scutellatus canni), Irian jaya
Photo courtesy Luke Allen
Ular ini ditemukan di daerah pesisir tropis, hutan kering dan lembab, hutan musim dan
padang rumput alami maupun yang dibuat oleh manusia. Daerah-daerah yang memiliki
populasi tikus berlimpah juga merupakan tempat ideal untuk ular ini. Ia hidup di tanah,
aktif pada siang hari, khususnya saat suhu hangat. Kadang-kadang ular ini juga dapat
ditemukan aktif pada malam hari jika cuacanya panas. Biasa bersembunyi di liang
hewan tak terhuni, kayu berlubang dan vegetasi lebat.Mangsa utamanya merupakan
hewan berdarah hangat seperti tikus, tupai, burung dan hewan pengerat lainnya.

Ular Belang Maut (Acanthophis laevis)


Persebaran : Irian Jaya, Seram dan Tanimbar.

Individu berwarna gelap (Sumber gambar dari sini)


Ular ini berlimpah populasinya di daerah-daerah yang memiliki banyak tempat
berembunyi seperti vegetasi lebat atau tumpukan dedaunan yang sering dijadikan
tempat bersembunyi bagi ular ini. Ia juga dapat ditemukan pada padang rumput,
perkebunan kopi dan taman dibudidayakan.Ular ini juga dapat ditemukan di padang
rumput, perkebunan kopi dan taman dibudidayakan, namun juga sering ditemukan di
daerah yang dekat dengan tempat tinggal manusia hingga ketinggian 1800m. Ular ini
aktif pada malam hari, memangsa pada kadal tanah, burung dan tikus kecil. Ular ini
memiliki badan yang gemuk, lebih besar dari ular beludak yang hidup di tanah
biasanya.

Ular Picung (Rhabdophis subminiatus)


Persebaran : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Ular muda dengan warna pada lehernya yang sangat mencolok
Ular ini memiliki warna leher merah mencolok, yang merupakan ciri khas ular ini. Dapat
tumbuh hingga 1.3m, ular bertaring belakang ini dulu diketahui sebagai spesies yang
berbisa rendah. Namun telah diketahui setelah beberapa kasus gigitan bahwa ular ini
ternyata berbisa tinggi gigitannya dan dapat mengancam nyawa manusia. Dengan fakta
bahwa ular ini sering ditemukan, sehingga membuatnya menjadi lebih berbahaya.
Dengan penampakannya yang terlihat menarik dan ukurannya yang biasa kecil, ular ini
dapat membahayakan orang-orang yang tidak sadar akan kemampuan bisa tinggi yang
dimiliki oleh ular ini.Ular Picung / Red Necked Keelback (Rhabdophis subminiatus)

Ular Cabai Besar (Calliophis bivirgatus / Calliophis bivirgata)


Distribusi : Sumatera, Kalimantan, Bangka, Kepulauan Lingga, Nias, Kepulauan
Mentawai, Kepulauan Riau

Sumber gambar dari sini


Ular Cabai Besar adalah ular langka yang indah, sangat berbisa, dan merupakan elapid
bertaring depan. Ular ini mendiami hutan primer dan sekunder, di dataran rendah dan
daerah pegunungan bawah rendah hingga ketinggian 500m. Seperti elapidae lainnya di
Asia Tenggara, sumber makanan utamanya adalah ular lain. Ular ini berdiam di antara
dedaunan mati di lantai hutan, dan hidup eksklusif di tanah, ular ini biasa muncul saat
pertengahan pagi, terutama sehabis hujan malam hari telah terjadi, setelah tumpukan
daun mati telah basah. Biasanya ular ini ditemui saat melintasi jalan hutan. Ular ini
dapat gampang dikenali oleh kepalanya, buntutnya dan perutnya yang berwarna merah.

Ular Cabai Kecil (Calliophis intestinalis)


Persebaran : Jawa, Kepulauan Mentawai, Sumatera
Bagian bawah tubuhnya berpola kotak-kotak
Ular ini dapat ditemukan di hutan lembab, sawah, kebun desa dan kadang-kadang di
taman rimbun yang tak terurus. Ular ini memiliki sifat yang pemalu sehingga jarang
terlihat walaupun sebernarnya populasi ular ini cukup melimpah. Ular ini hidup penuh di
tanah, biasa memangsa pada ular kecil lainnya, khususnya Ular Kawat, namun juga
akan memangsa kodok. Ia menyukai habitat yang tertutup dan lembab, tempat-tempat
gelap yang lembab atau berisi air memiliki potensi untuk menjadi sarang bagi ular ini.
Ular ini dikenal dari garis kemerahan-coklat pada bagian atas tubuhnya, bagian bawah
buntutnya berwarna merah. Di setiap sisi tubuh bagian bawahnya terdapat sebuah garis
pucat.

Indonesian Pit Viper (Parias hageni)


Persebaran: Sumatera

Individu berwarna hijau pucat (Sumber gambar dari sini)


Ular ini hidup di hutan hujan dataran rata dan bukit berhutan pada dataran rendah
hingga ketinggian 1000m. Mereka biasa ditemukan setelah hujan saat malam hari. Aktif
pada malam hari, hidup terutama di pepohonan namun juga dapat kadang-kadang
ditemukan di semak-semak rendah dan dasar hutan. Ular ini memangsa pada burung,
tikus dan mamalia kecil. Ular ini biasanya tidak bertemperamen agresif dan jarang
cepat menggigit, tidak seperti kebanyakan Ular Beludak lainnya. Ular ini ditemukan di
Sumatera.

Ular Bangkai Laut (Trimeresurus albolabris)


Persebaran: Sumatera
Photo courtesy rob
Ular beludak ini dapat sering ditemukan di pepohonan bambu, dimana ular ini biasanya
aktif pada malam hari dan dapat ditemukan di tanah saat memburu mangsanya. Ular ini
berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, seringkali ular ini tidak terlihat
oleh para pejalan di perkebunan desa sehingga ular ini sering menyebabkan gigitan,
Walaupun gigitan dari ular ini jarang fatal, ular ini masih sangat berbahaya bagi
manusia. Ular ini dapat diidentifikasi dengan tubuhnya yang hijau polos, dengan garis
putih pada bibirnya dan ujung ekornya yang berwarna merah.Ular ini hidup di hutan
hujan dataran rata dan bukit berhutan pada dataran rendah hingga ketinggian

Bornean Palm Pit Viper (Trimeresurus borneensis)


Persebaran: Sumatera, Kalimantan, Borneo

Pewarnaan mendukung kamuflause (Sumber gambar dari sini)


Ular ini biasa ditemukan beristirahat pada vegetasi rendah, semak dan dapat ditemukan
setinggi 3m di atas tanah. Walaupun buntut ular ini kuat dan dapat memegang pada
cabang atau ranting pohon, ular ini biasa ditemukan di dasar lantai hutan. Ular ini
berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, dan juga dapat sulit dilihat jika
tersamar di sekitar vegetasi. Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin, gigitan dari
ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan pembengkakan besar
pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak pernah terjadi
kematian.

Shore Pit Viper (Trimeresurus purpureomaculatus)


Persebaran: Sumatera
Sumber gambar dari sini
Ular ini adalah spesies yang dapat sering ditemukan di sekitar daerah pepohonan pada
tepi pantai dan hutan bakau. Ular ini memiliki kecenderungan untuk langsung menggigit
apapun yang mendekatinya tanpa memberikan pertanda dan memiliki temperamen
yang tidak terduga. Ular ini harus didekati dan diperlakukan dengan hati-hati karena
bisa haemotoksin yang dimiliki ular ini sangat kuat yang dapat menyebabkan kesakitan
ekstrim dan bahkan kematian. Ular ini aktif pada malam hari, pada siang hari dapat
ditemukan beristirahat di atas cabang pohon rendah hanya sekitar 1 hingga 2 meter di
atas tanah. Warna tubuh ular ini dapat bervariasi, dari abu-abu gelap polos, ungu-coklat
gelap atau coklat ringan dengan beberapa pola pada tubuhnya.

Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma)


Persebaran: Jawa

Pewwarnaan terang pada seekor individu


Ular ini sangat berbisa dan dapat menggigit dengan sangat cepat, juga dapat sulit
dilihat jika tersamar di sekitar dedaunan mati. Gigitan dari ular ini terkenal sebagai
'pembusuk jari' karena jika anda tergigit di jari, kemungkinan besar anda akan harus
amputasi jari tersebut. Kebanyakan gigitan akan menyebabkan kematian jika tidak
segera pergi ke rumah sakit. Mereka merupakan ular pemalas yang tidak akan
bergerak atau kabur saat ada orang yang berjalan ke arah mereka, melainkan mereka
akan hanya diam di tempat dan menggigit orang yang mendekatinya, setelah menggigit
mereka biasanya masih akan berdiam di tempat yang sama. Ular ini merupakan
penyebab kasus gigitan terbanyak di seluruh daerah penyebarannya.

Ular Bandotan Pohon (Trimeresurus puniceus)


Persebaran: Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai, Simalur
Seekor individu dengan warna cukup terang
Ular ini berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan sangat cepat, dan juga dapat sulit
dilihat jika tersamar di sekitar vegetasi. Bisa ular ini terutama terdiri dari haemotoksin,
gigitan dari ular ini menyebabkan langsung rasa sakit seperti kebakar dan
pembengkakan besar pada daerah gigitan. Hanya sedikit gigitan telah terjadi dan tidak
pernah terjadi kematian. Warna tubuh ular ini dapat beragam, dapat berwarna abu-abu,
coklat atau kemerahan dengan pola bulat-bulat atau garis-garis melintang. Ular ini
tersebar di Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai dan Simalur.

Bornean Keeled Green Pit Viper (Tropidolaemus subannulatus)


Persebaran : Belitung, Kalimantan, Buton, Kepulauan Sangihe, Sulawesi

Sumber gambar dari sini


Ular ini hampir sepenuhnya hidup di pepohonan, dapat ditemukan di vegetasi dari
ketinggian 2m hingga 20m di atas kanopi hutan. Ular ini memangsa pada burung dan
hewan pengerat (tikus pohon). Pewarnaan dalam individu muda atau jantan sama,
mereka berwarna hijau terang pada bagian atas dan perutnya berwarna kuning-
kehijauan, tubuhnya bermotif garis-garis pucat berwarna dasar putih yang dapat
berujung berwarna biru atau merah atau dua duanya. Terdapat sebuah garis berwarna
putih dan merah di belakang matanya. Ular ini adalah spesies yang dapat sering
ditemukan di sekitar daerah pepohonan pada tepi pantai.

Ular Bandotan Candi / Ular Wagler (Tropidolaemus wagleri)


Persebaran: Jawa
Jantan di atas, betina di bawah
Ular Bandotan Candi, atau Ular Wagler mungkin adalah ular beludak yang dapat paling
sering ditemukan di Asia Tenggara. Ular ini mendiami hutan dataran rendah, baik
primer atau sekunder, dan di beberapa daerah pesisir yang ada di sekitar hutan bakau
hingga ketinggian 1200m. Semua ular beludak berbisa, namun Wagler's Pit Viper
umumnya tidak dianggap agresif. Di alam, ular ini paling mudah diidentifikasi oleh
kepala segitiga mereka yang sangat khas dan beda dengan tubuhnya. Wagler's Pit
Viper umumnya ditemukan beristirahat di vegetasi rendah, tetapi pencarian teliti juga
dapat menemukan spesies di tingkat pertengahan kanopi banyak meter di atas tanah.

Broad Banded Temple Pit Viper (Tropidolaemus laticinctus)


Persebaran: Sumatera

Photo courtesy Mikel Yaki


Ular ini endemik pada Pulau Sulawesi di hutan hujan lembab pada dataran rendah
hingga perbukitan pada ketinggian paling rendah 550m. Corak pada tubuh ular ini
sangat mencolok dan khas, dengan corak-corak kompleks yang berwarna colat gelap
hingga kemerahan serta corak-corak hijau terang dengan keputihan pada ujung
masing-masing corak. Daerah ventral ular ini memiliki corak cincin putih yang berwarna
kemerahan hingga keunguan dan menciptakan sebuah garis pada bagian tengah
ventral yang berwarna putih.

Ular Bandotan Puspa (Daboia siamensis)


Persebaran : Jawa Timur, Komodo, Flores, Lomblen, Endeh
Photo courtesy Kevin
Ular adaptif ini dapat ditemukan di berbagai macam habitat dan tidak memiliki habitat
khusus dalam daerah persebarannya, namun ular ini paling sering ditemukan di ladang
rumput terbuka, semak belukar, hutan sekunder, hutan perkebunan dan dekat
peternakan dimana populasi tikus berlimpah. Ular ini hidup di tanah dan dapat
memanjat pohon pendek, lebih menyukai tanah datar dan udara kering, ia cenderung
menghindari habitat hutan lebat dan lembab. Ular ini aktif pada malam hari, ia akan
memangsa pada hewan pengerat seperti tikus, tupai dan kucing kecil, namun ia juga
akan memangsa kadal dan kodok.

Sunda Pit Viper (Trimeresurus insularis)


Persebaran : Adonara, Alor, Bali, Flores, Komodo, Lombok, Padar, Rinca, Romang,
Roti, Sumba, Sumbawa, Timor, Wetar, Java), Timor-Leste

Foto 3 : Foto oleh Nathan Rusli


Ular ini menghuni hutan pada ketinggian hingga 880m dpl. Aktif pada malam hari,
terutama ditemukan di pohon hingga ketinggian 15m di atas tanah. Memangsa pada
kodok, tikus, cicak dan kadal. Tubuh bagian atas ular ini biasanya hijau terang, kadang-
kadang zaitun atau biru, dengan belang-belang gelap. Buntut berujung warna merah.
Bagian bawah badan hijau-kekuningan, putih-kehijauan atau biru muda. Mata berwarna
coklat atau merah. Ular ini melahirkan 11 - 17 individu muda, berukuran 14 - 19cm.

Sumatran Pit Viper (Parias sumatranus)


Persebaran : Borneo, Simalur = Simeulue, Nias, Mentawi, Sumatera, Bangka, Belitung
Photo courtesy DeChavalier
Ular ini hidup di hutan tropis dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 1000m
dpl. Ia aktif pada malam hari dan biasa ditemukan di pohon namun juga dapat sering
ditemukan pada tanah. Mangsanya merupakan kodok, burung kecil dan hewan
mamalia kecil. Ular ini merupakan spesies yang cukup sering ditemukan pada daerah
persebarannya dan hidup baik di habitat alaminya maupun dekat tempat tinggal
manusia. Dorsal ular ini hitam dengan garis-garis hitam khususnya pada ular dewasa,
sisik pada dahinya diujungi warna hitam, buntut berwarna merah-coklat yang lebih
terang pada individu muda, daerah ventral hijau-kekuningan.

Ular Laut Erabu / Banded Sea Krait (Laticauda colubrina)


Persebaran : Borneo, Jawa, Bali

Sumber gambar dari sini


Ular Laut Belang merupakan jenis ular yang paling tersebar luas dari marga Laticauda.
Ia ada merupakan spesies ular amfibi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di
laut, tetapi datang ke darat untuk bereproduksi, ia merupakan salah satu jenis ular laut
yang menghabiskan cukup banyak waktunya di daratan. Dalam adaptasi gaya hidup
semi-akuatik, Ular Laut Belang telah berkembang morfologi yang khusus. Ular ini
memiliki sisik ventral dan bentuk tubuh silinder yang khas dari ular darat, sebuah fitur
yang tidak dimiliki oleh ular laut asli, hal ini membantu dalam menjelajahi darat dan di
pohon-pohon rendah. Sama seperti ular laut lainnya, ekornya berbentuk dayung, yang
memberikan gerakan cepat di air.

Blue Sea Krait (Laticauda laticaudata)


Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa, Bali
Sumber gambar dari sini
Ular berukuran sedang ini biasa ditemukan di terumbu karang, hutan bakau, laut
terbuka dan pulau-pulau kecil. Ular ini aktif baik pada siang maupun malam hari, ia
memangsa terutama pada ikan ramping dan belut, biasanya ditemukan di perairan
dangkal pada kedalaman 0 - 15m, juga pernah ditemukan dekat dengan badan air
tawar, ular ini dilaporkan pernah ditemukan hingga kedalaman 80m. Sering terlihat
beristirahat di pulau kecil berbatu, bebatuan di darat merupakan habitat bersembunyi
utama ular ini saat di darat.

Black Banded Sea Krait (Laticauda semifasciata)


Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa, Bali

Sumber gambar dari sini


Ular berbisa tinggi ini dapat diidentifikasi dengan belang-belang hitam atau coklat tua
khas yang mengalir sepanjang tubuhnya. Terdapat warna biru, abu-abu atau kehijauan-
warna yang menyelingi belang-belang pada bagian atas tubuh yang menyatu dengan
warna kuning pada bagian setengah bawah tubuh, bagian bawah ular ini abu-abu putih
atau biru pucat. Pada ular lebih tua, belang-belang memudar sedikit dan warnanya
menjadi lebih ringan. Spesies ini memiliki kepala coklat gelap dengan tanda putih atau
kekuningan melengkung di atas.

Slender Sea Snake (Hydrophis gracilis)


Persebaran : Sumatera, Borneo, Jawa
Sumber gambar dari sini
Ular ini biasanya ditemukan pada kawasan perairan yang tidak jauh dari pesisiran
pantai, ia ditemukan di perairan rawa-rawa bakau dan perairan terumbu. Terutama
menghuni perairan dalam pada dasar laut yang biasanya lumpur atau pasir hingga
kedalaman 30m, dapat ditemukan hingga sejauh 5km dari pesisiran pantai. Ular ini
umum ditemukan di perairan Jawa Utara. namun biasanya cukup jarang ditemukan
karena persebarannya tidak padat. Ular ini memangsa khusus pada belut.

Ular Laut Karang / Ornate Reef Snake (Hydrophis ornatus)


Persebaran : Samudera Hindia

Sumber gambar dari sini


Ular Laut Karang adalah ular laut yang memiliki ketebalan kepala seragam dengan
tubuhnya, namun bagian depan tubuhnya berbentuk silinder sementara bagian
belakang tampil lebih gepeng dan lebih berat. Sebuah fitur karakteristik dari ular laut
adalah ekor seperti dayung yang gepeng secara vertikal yang cukup panjang. Individu
muda ular ini berwarna keabu-abuan, biru - abu-abu atau zaitun muda hingga hampir
putih keseluruhan, dengan motif 350 sampai 60 belang lebar yang berwarna gelap dan
bintik-bintik besar di sisi. Belang-belang lebar dipisahkan oleh sela-sela kecil.
Sedangkan warna dasar dewasa Ular Laut Karang sama seperti di muda, namun
tanda-tanda gelap mungkin menjadi kurang mencolok atau bahkan sama sekali tidak
ada pada individu dewasa.Ular berbisa tinggi ini dapat diidentifikasi dengan belang-
belang hitam

Ular Laut Kuning / Yellow Sea Snake (Hydrophis spiralis)


Persebaran : Sulawesi
Sumber gambar dari sini

Ular terpanjang dari ular laut yang asli ( Hydrophis ), ular laut kuning memiliki tubuh
kuning atau hijau kekuningan mencolok, ditandai dengan 30 sampai 60 cincin hitam
sempit. Kepala juga berwarna kuning pada individu dewasa, tetapi pada individu muda
warnanya kehitaman-kuning, dengan pola berbentuk tapal kuda di bagian atas.
Sementara sedikit yang diketahui tentang biologi spesies ini, seperti ular laut lainnya
ular ini telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di lingkungan laut , menyelesaikan
siklus hidup seluruh di air , dan tidak pernah datang ke tepi pantai.

Anda mungkin juga menyukai