PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Museum Guggenheim New York dengan putus asa membutuhkan bantuan
untuk mengembangkan sebuah strategi dalam mengatasi turunnya pendapatan
yang diterimnaya. Perubahan-perubahan dalam perpajakan yang mengijinkan
orang kaya menyumbang pada museum-museum sedang dikurangi.
Pembiayaan publik untuk seni pun menurun tajam. Kurang lebih 29 negara
bagian sedang mempertimbangkan pengurangan sebesar 50% atau bahkan
dalam anggaran pembiayaan seni, sehingga meuseum Guggenheim tidak
sendirian dalam situasi tersebut. Menjelang pertengahan tahun 1990-an,
banyak organisasi nirlaba berlaoh pada manajemen strategis untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
Seperti diketahui organisasi-organisasi nirlaba adalah sangat penting karena
mempekerjakan kurang lebih 25% angkatan kerja Amerika Serikat, dan
memiliki hampir 15% kekayaan swasta nasional.
Secara khusus terminologi nirlaba termasuk perusahaaan swasta nirlaba
(seperti rumah sakit, institut, perguruan tinggi swasta, dan organisasi amal)
dan unit atau lembaga pemerintah (seperti departemen sosial, lembaga
permasyarakatan, dan universitas negeri). Secara tradisional, berbagai studi
dalam manajemen strategis hanya berhubungan dengan perusahaan-
perusahaan pencari laba dengan kekecualian pada organisasi nirlaba dan
organisasi pemerintah. Sedikit, nmaun terus berkembang, penelitian-penelitian
empiris menyatkaan bahwa organisasi nirlaba masih dalam tahap awal dalam
menggunakan manajemen strategis.
Banyak siswa dan praktisi sekarang mempercayai bahwa berbagai konsep dan
teknik manajemen strategis dapat diadaptasi dengan suksen pada organisasi-
organisasi nirlaba. Walaupun bukti yang diberikan belum konklusif, ada
hubungan antara upaya-upaya perencanaan stratgis dan ukuran-ukuran kinerja
seperti pertumbuhan.
1
1.2.Rumusan Masalah
1. Mengapa Nirlaba?
2. Apa arti penting sumber penerimaan bagi organisasi nirlaba?
3. Apa saja pengaruh kendala terhadap manajemen strategis?
4. Strategi-strategi apa saja yang populer dalam organisasi nirlaba?
1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberitahukan kepada
organisasi nirlaba bahwa mereka pun harus memberikan pelayanan yang baik
bagi klien meski pendapatan mereka bergantung pada sponsor. Dan
hendaknya, klien juga mengetahui alasan-alasan mengapa sebuah organisasi
nirlaba tidak mampu memberikan pelayanan yang diinginkan oleh klien.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.Mengapa Nirlaba?
3
Sumber-sumber Penerimaan Nirlaba
Dalam perusahaan pencari laba, koneksi antara pelanggan atau klien dan
organisasi biasanya sederhana dan langsung. Perusahaan-perusahaan
cenderung tergantung sepenuhnya pada penjualan produk atau jasa mereka
kepada pelanggan untuk memperoleh penerimaan, dan karena itu mereka
sangat tertarik untuk menyenangkan para pelanggan. Seperti ditunjukan pada
Gambar 14.1, organisasi pencari laba (organisasi A) mencoba memengaruhi
pelanggan untuk tetap membeli produknya dan menggunakan jasa layanannya.
4
kuliah mahasisea dan dana-dana berasal dari klien lainnya kurang lebih 71%
dari pendapatannya.
Gambar 14.1
5
Kegunaan Konsep dan Teknik-teknik Manajemen Strategis
1. Jasa layanan yang sering tidak berwujud dan sulit diukur, yang seringkali
dipersulit dengan keberadaan berbagai sasaran layanan yang
dikembangkan dalam upaya memuaskan berbagai sponsornya.
2. Pengaruh klien terhadap organisasi mungkin lemah karena organisasi
sering memiliki monopoli lokal, dan pembayaran dari para klien mungkin
hanya sejumlah kecil dari sumber pendanaan.
6
3. Kuatnya komitmen karyawan pada profesi atau pada suatu perkara dapar
mengurangi kesetiaan mereka terhapdap organsasi yng mempekerjakan
mereka.
4. Sumber daya para kontributor, khsusnya kontributor dana dan pemerintah,
dapat mengganggu manajemen internal organisasi tersebut.
5. Banyakanya batasan dalam menggunakan sistem penghargaan dan
pemberian hukuman merupakan akibat dari karakteristik 1, 3, dan 4.
Adapun dampak yang dtimbulkan dari kelima kendala tersebut adalah sebagai
berikut:
7
memainkan peranan penting (seperti rumah sakit atau perguruan tinggi),
nilai profesional dan tradisi dapat menghalangi organisasi untuk mengubah
pola perilaku konvensionalnya ke misi pelayanan baru yang sesuai dengan
perubahan kebutuhan sosial.
8
1. Pemberian penghargaan dan penalti hanya sedikit, atau bahakan tidak
memiliki hubungan dengan kinerja. Jika hasil yang diinginkan tidak jelas
dan penilaian terhadap keberhasilan bersifat subyektif, umpan balik yang
dapat diperkirakan dan bebas dari pengaruh tidak dapat dibangun.
2. Pengawasan sepenuhnya hanya memperhatikan input yang digunakan
dibandingkan output yang dihasilkan. Oleh karena itu inputnya dapat
diukur dengan lebih mudah dbanding output yang dihasilkannya,
organisasi nirlaba cenderung lebih berfokus pada sumber-sumber daya
yang mendukung kinerja dibandingkan dengan kinerja itu sendiri.
2.4.Strategi-Strategi Yang Populer Dalam Organisasi Nirlaba
Dua strategi yang populer digunakan oleh organisasi nirlaba adalah strategic
piggybacking dan merger/keterkitan inter organisasi.
Strategic Piggybacking
Organisasi nirlaba harus memiliki lima sumber daya berikut ini sebelum
organisasi nirlaba itu memulai untuk memperoleh penerimaan.
9
1. Memiliki sesuatu untuk dijual. Organisasi harus menilai terlebih dahulu
sumber-sumber dayanya untuk menetukan apakah orang-orang yang ada
akan berminat untuk membayar barang-barang atau jasa yang terkait erat
dengan aktivitas utama organisasi.
2. Memiliki orang-orang dengna bakat manajemen dalam jumlah yang
cukup. Harus cukup tersedi orang-orang yang akan mengelola dan
memelihara usaha tersebut untuk berjalan selama jangka waktu yang
cukup panjang.
3. Dukungan dewasa pengawas. Jika dewan pengawas memiliki persasaan
yang kuat untuk menolak usaha-usaha memperoleh pendapatan yang
direncanakan, mereka dapat secara aktif atau pasif menolak keterlibatan
komersial.
4. Mempunyai sikap kewirausahaan. Pihak manajemen harus mampu
mengkombinasi suatu minat dalam gagasan-gagasan inovetif dengan
nilaipraktis bisnis.
5. Memiliki modal usaha. Karena sering membutuhkan dukungna modal
yang cukup untuk dapat memperoleh pendapatan yang diinginkan, terlibat
dalam sebuah usaha patungan dengan sebuah perusahaan bisnis dapat
menyediakan modal awal yang diperlukan, juga dukungan pemasaran dan
manajemen.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Akibatnya, banyak program yang hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak
ada hubungannya dengan misi organisasi, menjadi sulit untuk berkembang.
Namun demikian, organisasi nirlaba biasanya didirikan untuk menyediakan
barang-barang dan jasa yang dinilai berharga oleh masyarakat yan gtidak
mampu disediakan oleh perushaan pencari laba.
3.2.Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12