Anda di halaman 1dari 1

Scylla serrata

Memiliki warna karapas coklat merah seperti karat. Bentuk alur “H” pada karapas tidak dalam. Tidak
memiliki sumber pigmen Polygonal. Bentuk duri depan tumpul dan bentuk duri pada “fingerjoint”
tidak ada dan berubah menjadi vestigial. Bentuk rambut atau setae hanya terdapat pada hepatic
area saja Estampador (1949a) dalam: Siahainenia, 2008.

Habitat

kepiting bakau juga ditemukan pada habitat yang memiliki tekstur sedang, namun tidak menyukai
habitat yang bersubstrat kasar. Substrat lempung berdebu tersebut, memudahkan proses
penggalian oleh kepiting bakau untuk membuat liang atau lubang yang digunakan untuk
membenamkan diri, bersembunyi,mempertahankan diri agar tetap dingin selama air surut dan
melindungi diri dari predator.

Portunus pelagicus

Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau, di mana rajungan (Portunus
pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki
berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih
panjang dan lebih runcing.

Habitat

Rajungan lebih suka tinggal terkubur di bawah pasir atau lumpur. Binatang ini keluar untuk mencari
makan selama pasang tinggi untuk mencari makanannya yaitu organisme seperti ikan dan alga.
Berbeda dengan kepiting, rajungan tidak dapat bertahan untuk waktu yang lama jika keluar dari air.

Calappa hepatica

Calappa hepatica memiliki karapaks dan bagian terbuka dari chelae (penjepit) berwarna


coklat keabu-abuan berbintik-bintik, dan ditutupi dengan tuberkel kecil dengan berbagai
ukuran, membuat kepiting tersamarkan dengan baik ketika setengah tenggelam di pasir.

Habitat

Calappa hepatica umumnya ditemukan hidup pada substrat dasar pasir, pecahan karang dan lamun.
Kepiting tersebut biasa ditemukan di daerah pasang surut (intertidal zone) hingga kedalaman 100
meter

Ubaidillah, R., Marwoto, R. M., Hadiyaty, R. K., Fahmi, D. W., Mumpuni, R. P., Tjakrawidjaja, A. H., ...
& Mujiono, N. (2013). Biota perairan terancam punah di Indonesia prioritas perlindungan. Direktorat
Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil. Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 198hlm.

Yunus, M., & Siahainenia, L. (2019). KETERKAITAN KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN KEPADATAN
KEPITING BAKAU PADA EKOSISTEM MANGROVE DESA EVU KECAMATAN HOAT SOARBAY
KABUPATEN MALUKU TENGGARA. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan , 15 (2), 58-68.
Setiyowati, D. (2016). Kajian Stok Rajungan (Portunus pelagicus) Di Perairan Laut Jawa, Kabupaten
Jepara. Jurnal disprotek, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai