Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor biasanya


termasuk material-material semikonduktor yang dibagi dua golongan:oksida logam dan
semikonduktor kristal tunggal. Negative Temperature Coefficient (NTC) pertama kali
ditemukan oleh Faraday pada perak sulfid pada tahun 1833. Pemahaman tentang
termistor
oksida ini mengalami perkembangan yang sangat pesat oleh becker, Vervey dkk pada
akhir
tahun 1940-an. Termistor kristal germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz dkk pada
tahun
1946, dan olehestermann (meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950,
Friedberg padatahun
1951, dan kemudian Fritzsche dan Kunzler dkk. Silikon pada suhu rendah dipelajari
oleh
Morin, Maita dan Cralson pada tahun 1954-1955. Broom juga mempelajari termometer
GaAs pada
tahun 1958.
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive
terhadap
perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding
dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap perubahan suhu yang
relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki
ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida
logam
campuran (sintering mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel,
berpengaruh
terhadap karakteristik termistor, sehingga Pemilihan bahan oksida tersebut harus
dengan
perbandingan tertentu. Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang
mempunyai koefisien temperatur yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dibahas dalam masalah ini yaitu :


a. Apakah thermistor itu?
b. Bagaimana cara kerjanya?

1
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Memahami pengertian dan symbol thermistor.
b. Memahami karakteristik, jenis, aplikasi dan konstruksi thermistor.
c. Sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah zat padat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronika yang sensitif terhadap perubahan


temperatur, seperti sebuah resistor tetapi nilai tahanannya dapat berubah mengikuti
perubahan temperatur/suhu. Materi yang digunakan dalam pembuatan
sebuah
thermistor umumnya keramik atau polimer.
Thermistor dilambangkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1 Symbol Thermistor

Thermistor dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, tergantung pada


koefisien
(tanda k). Jika k adalah positif, resistansi/tahanan meningkat dengan meningkatnya
suhu, dan thermistor jenis ini disebut koefisien suhu positif (PTC) thermistor,
atau
posisotor. Jika k negatif, resistansi menurun dengan meningkatnya suhu, thermistor
jenis
ini disebut koefisien suhu negatif (NTC) thermistor.

Gambar 2 Contoh Thermistor

3
B. Kakteristik Thermistor

Kebanyakan termistor digunakan pada daerah temperatur dalam konsentrasi


inonisasi (n atau p) yang berpengaruh terhadap fungsi temperatur. Dimana energy
aktivasi
Ea adalah hubungan pada energi gap dan tingkat impuritas. Dimana nilai hambatan
semakin
kecil ketika temperaturnya dinaikkan, ini yang biasa disebut termistor NTC.
Berikut
karakteristik thermistor :

a. Resistansi tinggi 1 kΩ sampai 100 kΩ

b. Respon waktu cepat, untuk thermistor manik ½ detik

c. Lebih murah daripada RTD

d. Sensitivitas sangat tinggi (1000 kali lebih sensitif daripada RTD

e. Perubahan resistansi 10% per ºC. Misal resistansi nominal 10 kΩ maka


resistansi akan berubah 1 kΩ utk setiap perubahan temperatur 1 ºC

f. Tidak sensitif terhadap shock dan vibrasi

g. Dilindungi capsul (plastik, teflon/material lembam)

h. Memperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik

i. Daerah kerja NTC lebih luas

j. Daerah kerja PTC lebih pendek dari NTC, karena PTC memiliki Tmin &
Tmax, dan saat tertentu akan menjadi NTC.

C. Jenis-jenis Thermistor

Termistor atau Thermistor (inggris) ada 2 jenis yakni NTC dan PTC. Berikut
adalah
gambar Thermistor NTC dan PTC.

Gambar 3 Thermistor NTC dan PTC

4
a. NTC (Negative Temperature Coefisient)
NTC merupakan termistor yang mempunyai koefisient negatif. Termistor
ini terbuat dari logam oksida yaitu dari serbuk yang halus kemudian
dikompress
dan disinter pada temperatur yang tinggi. Kebanyakan material penyusun
termistor mengandung unsur – unsur seperti O3,Cu2 O, Mn2 O3, NiO,CO2,
Fe2 O3 TiO2, dan U2 O3. Oksida-oksida tersebut sebetulnya mempunyai
resistansi yang cukup tinggi, akan tetapi bisa diubah menjadi semikonduktor
dengan menambahkan beberapa unsur lain.

b. PTC (Positive Temperature Coefisient)


PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC
memiliki perbedaan dengan NTC antara lain:
 Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif
hanya
pada interfal suhu tertentu, sehingga diluar interval
tersebut akan
bernilai nol atau negatif.
 Nilai dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh lebih
besar dari pada termistor NTC.

D. Aplikasi Thermistor

Termistor digunakan dalam berbagai aplikasi, dan berikut ini beberapa


aplikasi
termistor yang paling populer:

1. Sensor suhu

Mungkin ini sudah sangat jelas, termistor berfungsi sebagai sensor


suhu
yang biasa digunakan dalam berbagai aplikasi. Termistor merupakan salah
satu
jenis sensor suhu yang paling akurat dalam pengukurannya, selain itu
termistor
memiliki stabilitas jangka panjang yang sangat baik (tidak terpengaruh
oleh
penuaan), mungkin inilah salah satu alasan yang menjadikan termistor
begitu di
terima menjadi sensor yang paling menguntungkan untuk banyak aplikasi,
termasuk pengukuran suhu dan kontrol. Termistor berbeda dengan RTD
(Resistor Temperature Detector), bahan-bahan termistor umumnya merupakan

5
keramik atau polimer, sementara RTD menggunakan logam murni. Termistor
juga memiliki waktu respon yang lebih cepat dari pada RTD. Selain itu RTD
juga digunakan dalam rentang suhu yang lebih besar, sementara termistor hanya
dalam rentang suhu yang terbatas sekitar – 90⁰ C sampai 130⁰ C, namun
termistor mungkin memiliki ke akuratan pengukuran yang lebih baik dibanding
RTD.

2. Pembatas lonjakan arus

Termistor biasanya juga digunakan sebagai pembatas lonjakan arus.


Termistor membatasi lonjakan arus untuk menghindari kerusakan komponen
secara bertahap dan untuk mencegah sekring atau juga circuit breaker putus
atau trip. Jenis termistor yang biasanya digunakan sebagai pembatas arus ini
adalah termistor NTC. Jadi pada awalnya resistansi termistor yang tinggi akan
menahan aliran arus yang besar, dan ketika dalam beberapa detik arus terus
mengalir, termistor NTC akan memanas, sehingga resistansinya menurun dan
memungkinkan arus normal mengalir ke rangkaian.

3. Proteksi sirkuit

Termistor juga bisa digunakan untuk melindungi sirkuit atau rangkaian


dengan cara memutus aliran arus (sebagai pengganti sekring). Jenis termistor
yang digunakan untuk melindungi sirkuit ini adalah termistor PTC. Jadi pada
normalnya termistor PTC akan membolehkan aliran arus mengalir ke
rangkaian, dan ketika ada arus berlebih yang mengalir melalui termistor,
maka termistor PTC akan memanas, dan memanasnya suhu atau
meningkatnya suhu ini akan meningkatkan resistansi dari termistor PTC,
sehingga aliran arus akan terhambat atau terputus.

Gambar rangkaian yang ditunjukkan di bawah ini akan menjelaskan


bagaimana sebuah rangkaian sederhana yang akan aktif ketika suhu atau
temperatur meningkat. Dimana rangkaian tersebut menggunakan komponen
thermistor, resistor tetap, transistor dan tegangan supply. Jadi begini,
resistansi termistor akan menurun saat suhu meningkat, sehingga termistor
menyuplai arus basis transistor, yang transistor akan aktif dan menjadi

6
konduktor mengalirkan arus ke beban. Nilai resistor tetap tergantung pada
termistor yang digunakan.

Gambar 4 Rangkaian Thermistor

E. Kontruksi Thermistor

Konstruksi Thermistor tipe GM102 :

Thermistor dibentuk dari bahan oksida logam campuran,


kromium, kobalt, tembaga, besi atau nikel. Bentuk Thermistor :
 Butiran ; Digunakan pada suhu > 7000C dan memiliki nilai resistansi
100 Ω hingga 1 MΩ.
 Keping ; Digunakan dengan cara direkatkan langsung pada benda

7
yang diukur panasnya.
 Batang ; Digunakan untuk memantau perubahan panas pada
peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi dan disipasi
dayanya sedang. Thermistor dibuat sekecil- kecilnya agar mencapai
kecepatan tanggapan (respon time) yang baik.

Pemakaian thermistor didasarkan pada tiga karakteristik dasar, yaitu:


 Karakteristik R (resistansi) terhadap T (suhu)
 Karakteristik R (resistansi) terhadap t (waktu)
 Karakteristik V (tegangan) terhadap I (arus)

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor.


 Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive
terhadap
perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi yang
sebanding
dengan perubahan suhu.
 Karakteristik termistor yaitu :

o Resistansi tinggi 1 kΩ sampai 100 kΩ

o Respon waktu cepat, untuk thermistor manik ½ detik

o Lebih murah daripada RTD

o Sensitivitas sangat tinggi (1000 kali lebih sensitif daripada RTD

o Perubahan resistansi 10% per ºC. Misal resistansi nominal 10 kΩ maka


resistansi akan berubah 1 kΩ utk setiap perubahan temperatur 1 ºC

o Tidak sensitif terhadap shock dan vibrasi

o Dilindungi capsul (plastik, teflon/material lembam)

o Memperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik

o Daerah kerja NTC lebih luas

o Daerah kerja PTC lebih pendek dari NTC, karena PTC memiliki Tmin &
Tmax, dan saat tertentu akan menjadi NTC.
 Thermistor terbagi atas 2 yaitu :
o NTC
o PTC
 Aplikasi Thermistor
o Sensor suhu
o Pembatas lonjakan arus
o Proteksi sirkuit

9
DAFTAR PUSTAKA

http://barbiedirra.blogspot.co.id/2014/03/thermistor-sensor.html

http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-termistor-beserta-aplikasinya/

https://www.scribd.com/doc/167214366/thermistor

http://www.kalvinliang.com/mengenal-jenis-thermistor-pengertian-dan-fungsinya/

10

Anda mungkin juga menyukai