Anda di halaman 1dari 9

Tugas Mata Kuliah Radiofotografi Lanjut

Automatic Processing Film


Kelompok 4

Disusun Oleh :

Adellia Safina Fitri (P21130221001)


Amellia Putri (P21130221004)
Anggun Dwi Putri (P21130221005)
Aprilia Shakila (P21130221006)

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang implikasi nilai nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami tidak lupa juga
mengucapkan terimakasih terhadap Bapak Guntur Winarno,S.Si., M.Si.selaku dosen
mata kuliah Radiofotografi Lanjut yang telah membimbing kami selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala
kekurangan dalam laporan ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 16 Maret 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peranan bidang radiologi pada dunia kedokteran adalah cukup penting terutama
di dalam me diagnosa. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi bagian dalam
tubuh yang mengalami kelainan, untuk memperoleh informasi atau gambaran internal
tubuh yang akurat maka dibutuhkan kualitas radiograf yang optimal. Kualitas radiograf
yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat kooperatif
pasien, pemilihan faktor penyinaran dan proses pengolahan film yang tepat (Icky,
2011).

Pengolahan film radiografi adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk


mendapatkan gambaran nyata yang permanen pada film dan dapat dilihat oleh mata
pada kondisi umum. Sebuah film yang terkena eksposi belum dapat dilihat hasilnya jika
belum diproses. Proses pengolahan film dilakukan dengan teknik manual maupun
automatic processing melalui beberapa tahapan yaitu pembangkitan (developing),
pencucian (rinshing), penetapan (fixing), pembilasan (washing), dan pengeringan
(drying) (Bushong, 2001).

Larutan developer tersusun dari pengembang (developing atau reducing agents),


pengawet (Preservatives), akselerator atau aktivator (accelerators atau activators agent),
restrainer, regulator, anti kabut (antifoggant atau starter),
pengeras (hardener), pelarut (solvent), agen eksekutor (sequestering agent), yang mana
semua berpengaruh terhadap film (Papp, 2006).

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dari pengolahan film secara otomatis 
2. Mengetahui cara kerja automatic processing film
3. Perawatan yang harus dilakukan saat automatic processing film
4. Mengetahui perlunya digunakan automatic processing 

D. MANFAAT PENULISAN

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pegertian Automatic Processing
Automatic Processing Film (APF) merupakan alat pengolahan atau pencucian
film yang mengubah gambaran laten yang diciptakan oleh X-ray menjadi gambar
radiografi dengan menggunakan bantuan dari cairan kimia fotografi. Bidang teknologi
radiologi terus berkembang menjadi lebih otomatis dan mekanis untuk
menyeimbangkan pekerjaan dengan tingkat beban kerja yang terus meningkat di klinik
atau instalasi radiologi. Produksi hasil rontgen setiap hari terus meningkat, maka
diperlukan metode pengolahan film-film yang lebih cepat. Akibatnya, prosesor otomatis
telah berkembang dari proses manual dan sekarang digunakan banyak rumah sakit.
(Rizki Kurniawan, 2014). Pengolahan film X-ray dapat dilakukan secara manual atau
otomatis, untuk proses secara manual dibutuhkan waktu proses yang cukup lama, biaya
yang dikeluarkan lebih besar dan resiko kegagalannya jauh lebih besar dari pada
pengolahan film secara otomatis lebih mudah (Sita Alfitrah, 2013)
Automatic processing mempunyai pengertian pengolahan film yang dilajukan
secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan
pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dalam automatic
processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke developer, ke fixer
hingga film keluar dari mesin dalam keadaan kering. Automatic processing dikenal juga
dengan istilah dry to dry yang artinya film masuk dalam keadaan kering dan keluar juga
dalam keadaan kering, tidak seperti pada pengolahan film secara manual dimana film
masih harus dikeringkan beberapa saaat sebelum akhirnya kering.

B. Cara kerja automatic processing film


Pada prinsipnya pengolahan film otomatis dan pengolahan film manual adalah
sama, hanya saja tidak terdapat tahapan rinsing. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah
developing, fixing, washing dan drying. Untuk tahapan rinsing digunakan roller yang
sudah terdapat di dalam mesin (Icky, 2011).
Ada beberapa alasan digunakannya mesin pengolah film otomatis diantaranya,
pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat. Total waktu dalam pengolahan film
bervariasi yaitu dari yang paling cepat 90 detik sampai yang paling lama 120 detik.
Sedangkan padaproses manual diperlukan waktu antara 1 sampai 1,5 jam untuk
mengolah sebuah film sampai benar-benar kering. Pengolahan dapat dilakukan lebih
praktis dan bersih. Semua proses dilakukan di dalam mesin sehingga tidak ada air yang
jatuh di kamar gelap dan tidak diperlukan hanger untuk menjepit film karena mesin
mempunyai roller yang berfungsi sebagai penjepit film selama proses berjalan.
Pengolahan film sudah ada waktu yang standar, ukuran kamar gelap relatif kecil, serta
total biaya lebih murah (Curry, 1990).
Untuk yang otomatis, system film masuknya (feeding system) menggunakan
detector infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray).Cara kerjanya
adalah film yang dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared.
Pemutusan hubungan infrared ini akan mengaktifkan semua mekanik dari mesin
processing yang meyebabkan mesin akan bergerak, termasuk system roller dan
replenisher.

D. Perawatan automatic processing film


Perawatan processing dapat dilakukan secara teratur dalam
urutan perawatan dan mencegah kerusakan . lihat catatan pemeliharaan dan
perawatanpada manual operator. Ikuti pemeliharaan yang telah di tentukan.
Mengingat bahwa pemeliharaan sangat penting.

Perawatan  harian
1. Sebelum processing automatic dinyalakan:
 Buka tutup processing, cek keadaan cairan developer, fixer, dan air.
 Periksa suhu cairan
 Periksa pH larutan.
 Periksa warna dan  bau dari cairan
 Periksa ukuran larutan pada tangki
 Periksa tangki replenishmen.
 Periksa selang karet tangki replenishmen untuk menghindariselang menekuk atau
bocor.
 Periksa kecepatan pengisian replenishmnen
 Tempatkan pipa saluran air dengan kedudukan yang tepat.
 Nyalakan air dan periksa bahwa tangki air telah terisi.
 Bersihkan bagian permukaan luar mencakup tray alur masuknya film dan tempat
keluarnya film
 Bersihkan penutup tangki.
 Periksa kebersihan sekitar bagian dalam prosesing.
 Tempatkan kembali plat pengarah alur film dan penutup tangki.

2. Processing automatic dinyalakan :


 Nyalakan tombol processing, (tombol kecil manual pada penutup tangki.)
 Dengarkan apakah ada suara yang tidak normal atau terjadi getaran.
 Periksa system penggerak film.
 Periksa system kerja pengisian replenishmen.
 Lakukan satu proses tes processing dengan menggunakan film 35 x 43 cm ( jangan
dilakukan pada proses pencucian film )
 Periksa proses pembersihan film, masukkan film ke dua biladirasakan perlu.
 Periksa operasional prosesing sampai kondisi tanpa suara yang janggal dan sampai
kondisi normal.
 Tempatkan kembali penutup prosesing

3. Operasional normal processing automatic


 Ikuti instruksi pengoperasian
 Respek terhadap beberapa suara yang tidak normal, perubahan dalam
pengoperasian, kebocoran atau kerusakan pada film yang diproses
 Jangan menarik film yang telah di tarik oleh roler pada saat proses pencucian.

4. Processing otomatis dimatikan :


Tombol prosesing mati
 Buka penutup processing. Ingat penutup processing bila dibuka tidak akan bisa
beroperasi, tetapi bila perlu untuk menyalakannya adatombol kecil untuk
mengoperasikannya. (lihat petunjuk pemeliharaan.)
 Tempatkan kembali penutup processing, tinggalkan sedikit celahuntuk menghindari
penguapan dan pengembunan cairan danmenghindari mengencernya cairan.
 Pintu kamar gelap dibuka untuk system ventilasi.
 Tulis semua hasil pemeriksaan dan laporkan hasilnya

Perawatan mingguan
 Ikuti aturan perawatan pabrik.
 Cek suhu cairan, untuk developer.
 Bandingkan dengan beberapa aturan di instalasi dan  recommendasi pabrik
sesuaikan bila diperlukan
 Periksa kecepatan tangki pengisian replenishmen, Sesuaikan bila diperlukan
 Buka dan bersihkan semua rangkaian dalam roler dan tangki cairan dengan air panas
 Periksa untuk fungsi yang benar pada semua prosesing automatik, bisa digunakan
apa tidak
 Periksa batang penggerak utama roler dan rangkaian penggerak
 Cek system pengering film
 Cek filter air.
 Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di recommendasikan dari pabrik.
 Laporkan semua kerusakan

Perawatan bulanan.
 Ikuti aturan perawatan pabrik.
 Periksa semua rangkaian dan  komponen penggerak roler.
 Periksa system kelistrikan.
 Periksa system pemanas cairan
 Bersihkan filter air.
 Bersihkan tangki replenishmen dan siram selangnya.
 Buang sisa bahan kimia dalam  tangki replenishmen.
 Bersihkan sub komponen alat pengolah seperti roller transport system,bak larutan
kimia pompa-pompa larutan repenishmen, air dll dari kerak atau kemacetan system
penggerak, atau tergantung beban kerja alat.
 Keringkan semua tangki cairan developer dan fixer, bersihkan dan isi kembali
dengan cairan yang baru.
 Untuk alternatif pemeriksaan cairan, bila dibutuhkan  untuk diganti maka
gantilah  sesuaikan dengan beban kerja prosesing.
 Servis pada ahlinya untuk pemeliharaan yang di rekomendasikan dari pabrik bila
dirasa perlu.
 Laporkan semua kerusakan
Perawatan tahunan
 Servis processing automatic kepada unit servis yang ditentukan oleh penyedia alat.

Catatan pemeliharaan:
 Jika ada hal-hal yang perlu di catat untuk semua prosedur quality control, perawatan
dan perbaikan dapat lolos.
 Catat semua bagian pembelian
 Catat semua pengeluaran
 Periksa secara berkala, perbaikan, biaya-biaya dan kualitas untuk citra radiografi.
 Dengan pemeriksaan dan prosesing digunakan dengan benar maka akan :
Sedikit gangguan, sedikit penurunan waktu, menekan biaya perawatan lebih efisien
dan pekerjaan yang  lebih puas.

BAB Ill

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai