Pengenalan MCNP Untuk Pengkajian Dosis Eksternal
Pengenalan MCNP Untuk Pengkajian Dosis Eksternal
Pengenalan MCNP
Untuk Pengkajian Dosis
Oleh;
Rasito, S.Si
1. Pendahuluan
Radiasi dari suatu sumber yang mengenai jaringan tubuh akan memberikan terimaan
dosis radiasi. Nilai dosis yang diterima bergantung kepada jenis radiasi, energi dan kuat
sumber, jarak sumber, dan lama waktu penyinaran. Dosis radiasi yang diterima dapat
diketahui melalui dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Pengukuran dapat dilakukan
menggunakan alat dosimeter, sementara perhitungan dapat dilakukan menggunakan metode
deterministik (analitik) dan probabilistik (statistik). Salah satu metode probabilistik yang
dapat digunakan adalah monte carlo.
2
Monte Carlo merupakan metode numerik statistik dengan cara menyimulasikan
bilangan acak untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dimungkinkan diselesaikan
secara analitik. Salah satu program komputer berbasis metode monte carlo adalah monte
carlo n-particle (MCNP)[1]. MCNP dapat menyimulasikan perjalanan partikel neutron,
elektron dan foton dalam suatu material tiga dimensi. Program komputer ini dikerjakan oleh
tim Monte Carlo di Laboratorium Nasional Los Alamos, USA.
Disebut dengan monte carlo karena dianggap prinsip kerjanya sama dengan permainan
dadu dan kata “monte carlo” sendiri diambil dari nama sebuah kota di negara Monaco yang
merupakan pusat judi internasional. Aplikasi simulasi menggunakan monte carlo pertama kali
adalah untuk perhitungan kekritisan bom nuklir dalam projek Manhatan tahun 1940an.
Penggunaan program komputer berbasis monte carlo pada mulanya kurang diminati karena
perhitungan dengan metode simulasi sangat tergantung pada kemampuan komputer. Namun
sejak 1960an dengan perkembangan teknologi komputer yang cukup pesat menjadikan
metode simulasi –menggunakan monte carlo- juga menjadi berkembang. Perkembangan
MCNP diperlihatkan pada Gambar 2 dengan produk keluaran mutakhirnya adalah MCNP
versi 6.
MCNP akan menyimulasikan partikel dimulai dari dia “lahir” kemudian berinteraksi
dengan material hingga berakhir di “daerah mati”. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
3, dimisalkan sebuah partikel elektron dari suatu sumber berinteraksi dengan suatu material.
Interaksi pertama (a1) adalah hamburan kemudian terjadi interaksi (a2) menghasilkan foton
dan elektron terhambur yang masuk ke daerah mati. Foton yang terbentuk selanjutnya
berinteraksi dengan material (b1) menghasilkan neutron dan foton terhambur yang kemudian
3
terserap oleh bahan (b2). Neutron yang terbentuk kemudian terhambur (c1) untuk kemudian
masuk daerah mati.
MCNP selain dapat menyimulasikan partikel elektron, neutron dan foton secara
terpisah, dapat juga menyimulasikan ketiga partikel tersebut secara bersamaan, sebagaimana
yang diperlihatkan pada contoh Gambar 3. Dari simulasi partikel, MCNP dapat memberikan
output berupa fluks, fluence, energi, pulsa cacahan, dll. Besaran fisis hasil keluaran MCNP
tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk mendapatkan besaran lain seperti kritikalitas, laju
paparan, dosis, dll pada suatu material.
Untuk melakukan simulasi menggunakan MCNP maka ada tiga tahapan yang dilalui
yaitu membuat inputan, running, dan interpretasi output.
2. Input MCNP
Membuat input MCNP pada prinsipnya sederhana yaitu dengan mengisikan apa yang
disebut dengan “kartu”. Terdapat tiga kartu dalam inputan MCNP yaitu kartu sel, kartu
permukaan, dan kartu data. Kartu sel dan kartu permukaan merupakan inputan geometri dari
obyek yang akan disimulasikan, sementara kartu data merupakan informasi mengenai
material obyek simulasi, definisi dari sumber partikel, dan tally atau besaran fisis yang akan
dihitung. Urutan pengisian kartu dalam input MCNP diperlihatkan pada Gambar 4.
4
Gambar 4. Susunan kartu dalam inputan MCNP
Dalam urutan input MCNP baris pertama diisi “judul” berupa kalimat apa saja, bisa
juga berupa tema simulasi yang akan dilakukan. Untuk baris selanjutnya jika akan diisi
dengan kata atau kalimat maka harus diberikan tanda “c” di kolom paling depan. Hal ini
untuk menunjukkan bahwa dia hanyalah “comment” sehingga tidak akan diproses. Setiap
kartu harus dipisahkan dengan spasi atau baris kosong “blank line”. Hanya 1 baris kosong,
jika tidak dipisah maka akan dianggap satu kartu, sementara jika dipisah lebih dari 1 baris
kosong maka tidak akan diproses.
5
Gambar 5. Model sel untuk input MCNP
Pada Gambar 5 adalah contoh dari sebuah obyek yang akan disimulasi. Obyek
berbentuk kotak dalam koordinat xyz dengan satu jenis material sehingga
didefinisikan sebagai satu buah sel, misal obyek yang akan disimulasi disebut “sel
1” sebagai obyek dan “sel 2” sebagai daerah mati. Untuk sel berbentuk kotak maka
ada enam permukaan yang menutupinya. Jika obyeknya adalah silinder maka ada
tiga permukaan, dan bola ada satu permukaan, dan seterusnya. Karena sel 1
memiliki geometri kotak maka dia memiliki enam permukaan yang menutupinya.
Ke enam permukaan tersebut dapat didefinisikan sebagai permukaan 1,2,3,4,5 dan
6.
6
Jika dimisalkan sel 1 adalah air (1,0 g/cm3) berbentuk kotak yang dibatasi oleh
permukaan 1,2,3,4,5 dan 6 maka pengisian kartu sel dalam input MCNP adalah
sebagai berikut;
C kartu sel
1 1 -1.0 -1 2 3 -4 -5 6 $ air bentuk kotak
2 0 #1 $ daerah mati
Angka paling awal (1) merupakan nomor sel obyek, angka berikutnya adalah
nomor material (1) dari sel tersebut. Angka 1.0 merupakan densitas dari sel 1 (harus
diberi tanda minus), kemudian angka 1 s/d 6 merupakan nomor permukaan yang
melingkupi sel 1. Pemberian keterangan setelah tanda “$” merupakan keterangan
sel yang sifatnya opsional bisa diisi atau tidak. Pemberian tanda positif atau negatif
pada nomor permukaan adalah sesuai kesepakatan, misalnya sel yang berada
disebelah sumbu negatif maka permukaannya diberi tanda minus, yang disebelah
sumbu positif maka permukaannya diberi tanda positif. Untuk permukaan
berbentuk lingkaran atau bola, jika sel di dalam permukaan maka permukaanya
diberi tanda minus, dan sebaliknya yang selnya diluar permukaan maka
permukaannya diberi tanda positif. Jika obyek simulasi hanya satu dan
dideskripsikan dalam satu sel yaitu sel 1 maka daerah mati merupakan sel selain sel
1 (dituliskan #1). Karena sel 2 merupakan daerah mati maka diberi nomor material
nol (0) dan tidak memiliki densitas.
C kartu permukaan
1 pz 0.1
2 pz 0.0
3 py 0.0
7
4 py 0.1
5 px 0.1
6 px 0.0
8
Tabel 1. Kartu permukaan untuk inputan MCNP[2]
9
data adalah data material, data sumber partikel, tally yang diinginkan, jumlah
partikel yang disimulasi, dan lain-lain.
c kartu data
mode npe
imp:n 1 0
imp:p 1 0
imp:e 1 0
NPS 1000000
C data material
.
.
C definisi sumber
.
.
C tally
.
.
Dst..
Dalam pengisian kartu data dapat disisikan mode partikel yang akan
disimulasikan, yaitu neutron (n), foton (p), elektron (e), baik salah satu, dua atau
semuanya. Dapat juga diisikan “important” yaitu partikel tersebut akan
disimulasikan dalam sel tersebut atau tidak, “1” artinya disimulasikan dan “0”
artinya tidak disimulasikan. Untuk sel yang merupakan daerah mati maka partikel
tidak akan disimulasikan. Karena sel 1 merupakan obyek simulasi dan sel 2 adalah
daerah mati maka dituliskan “imp:n 1 0”. Dalam kartu data juga dimasukkan
jumlah partikel yang akan disimulasikan (NPS). Semakin besar nilai NPS-nya maka
akan semakin lama juga MCNP melakukan prosesnya, namun keuntungannya
adalah akan semakin rendah nilai “errornya”.
10
2.3.1 Data material
Data material yang diisikan dalam kartu data adalah komposisi isotop dari
material sel. Penulisan data material juga spesifik karena berupa kode yang
akan berkaitan dengan interaksi apa yang akan diminta dilakukan oleh MCNP.
Di dalam “library” MCNP terdapat beragam bentuk interaksi dari ketiga
partikel (neutron, foton, elektron) dengan beragam isotop. Kaidah dalam
penulisan data material adalah sebagai berikut;
C data material
Mn ZAID fraksi $ keterangan
Contoh;
C material air
M1 1001.60c -0.67 $H
8016.60c -0.33 $O
11
Dengan data library tersebut diharapkan hasil simulasi MCNP kedepannya
semakin mendekati realita.
c definisi energi
sdef
maka MCNP akan menganggap bahwa ada sebuah sumber titik berada di
posisi 0,0,0, memancarkan radiasi dengan energi 14 MeV ke segala arah
(isotropik), pada waktu t=0 dan berat partikel adalah 1. Jika pada kasus
Gambar 7 diberikan sumber berbentuk titik (Cs-137) dengan energi radiasi
gamma 0,662 MeV maka pengisian definisi sumber adalah;
12
c definisi sumber
sdef erg= 0.662 pos= 0 0 3 par=2 wgt=1 tme=0
Karena sumber tidak boleh berada di daerah mati maka harus ada
perubahan dalam isian kartu sel dan kartu permukaan yaitu penambahan sel
baru yaitu sel lingkungan, misal udara. Misalkan ditambahkan sel baru berupa
udara lingkungan berbentuk bola dengan pusat di (0,0,0) dan jari-jari 10 cm,
sehingga inputan kartu sel dan kartu permukaannya menjadi;
c kartu sel
1 1 -1.0 -1 2 3 -4 -5 6 $ air bentuk kotak
2 2 -0.0012 #1 -7 $ udara lingkungan
3 0 7 $ daerah mati
C kartu permukaan
1 pz 0.1
2 pz 0.0
3 py 0.0
4 py 0.1
5 px 0.1
6 px 0.0
7 so 10
13
Jika sumbernya memiliki energi lebih dari satu atau berbentuk spektrum
diskrit sebagaimana Gambar 8 maka pengisian definisi sumbernya adalah;
c definisi sumber
sdef erg= d1 pos= 0 0 3 par=2 wgt=1 tme=0
si1 L E1 E2 E3 ...
sp1 D f1 f2 f3 ...
dengan E1,... adalah energi dari masing-masing puncak dan f1,... adalah
frakuensi masing-masing energi. Adapun jika energi radiasinya berbentuk
spektrum histogram sebagaimana Gambar 9, maka pengisian definisi
sumbernya adalah;
c definisi sumber
sdef erg= d1 pos= 0 0 3 par=2 wgt=1 tme=0
si1 L E1 E2 E3 ...
14
sp1 D P1 P2 P3 ...
dengan E1,... adalah energi dari masing-masing bin dan P1,... adalah
probabilitas masing-masing bin energi. Adapun jika energi radiasinya
berbentuk spektrum kontinyu sebagaimana Gambar 10, maka pengisian
definisi sumbernya adalah;
c definisi sumber
sdef erg= d1 pos= 0 0 3 par=2 wgt=1 tme=0
sp1 f a b
15
Gambar 11. Dua sumber titik
C definisi sumber
sdef erg=0.662 pos=d1
si1 L 003 200
sp1 0.8 0.2
C definisi sumber
sdef erg=0.662 pos=0 0 3 rad d1 ext d2
si1 0 0.5
si2 -0.2 0.2
16
Gambar 13. Model sel dengan berkas radiasi sumber satu arah
C definisi sumber
sdef erg=0.662 pos=0 0 3 rad d1 ext d2 dir=1 vec=0 0 -1
si1 0 0.5
si2 -0.2 0.2
2.3.3 Tally
Tally merupakan besaran fisis yang diinginkan dari hasil simulasi (output
MCNP). Tally yang disediakan MCNP cukup beragam sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 3 berikut;
17
Sebagai contoh, agar MCNP menghitung energi yang terdisipasi pada suatu
organ maka dapat menggunakan tally F6, dengan inputan;
C tally
F6:p 1
Dari inputan tersebut maka MCNP akan memberikan output energi radiasi
gamma yang terdisipasi (MeV/g) dalam sel 1.
C kartu permukaan
1 pz 0.1
2 pz 0.0
3 py 0.0
4 py 0.1
5 px 0.1
6 px 0.0
7 so 10
c kartu data
mode p
imp:p 1 1 0
NPS 1000000
C data material
M1 1001. -0.67 $H
8016. -0.33 $O
M2 7014. -0.77798 $ Udara
19
7015. -2.89e-3
8016. -0.20949
18000. -9.64E-03
c definisi sumber
sdef erg= 0.662 pos= 0 0 3 par=2 wgt=1 tme=0
C tally
F6:p 1
FM6 1.6E-10
20
5. MCNP visual editor
Salah satu program tambahan untuk kepraktisan menjalankan MCNP adalah
MCNP visual editor (vised). Dengan vised kita dapat menampilkan gambar 2D dan
3D dari inputan geometri yang telah dibuat, sehingga kesalahan dalam penulisan
inputan geometri dapat diketahui sebelum di-running. Pengembangan vised dapat
diakses di http://www.mcnpvised.com. Tampilan dari vised diperlihatkan pada
Gambar 15.
Vised dapat digunakan untuk me-running inputan MCNP yang telah dibuat, juga
untuk melihat plot perjalanan partikelnya. Bahkan pada edisi terbarunya vised juga
dapat menggunakan data geometri obyek dari hasil autoCAD menjadi inputan untuk
MCNP.
6. Daftar Pustaka
1. X-5 Monte Carlo Team, MCNP–A General Monte Carlo N-Particle Transport Code,
Version 5 - Vol. I: Overview and Theory, Los Alamos National Laboratory report LA-
UR-03-1987 (April 2003, revised 2/1/2008).
2. X-5 Monte Carlo Team, 2003, MCNP-A General Monte Carlo N-Particle Transport
Code, Version 5. Volume II: User’s Guide, LA-UR-03-1987, Los Alamos National
Laboratory, Los Alamos, New Mexico
21