Anda di halaman 1dari 6

Amsal 6:6-11

 Semut, badannya kecil, ia adalah binatang


yang imut, sekali injak atau cubit aja dia bisa
mati.  Walaupun imut, badannya kecil, tetapi
semut itu adalah binatang yang rajin, dan
suka bekerja keras.
Semut tidak pernah duduk-duduk dan
melamun, tidur-tiduran dan bermalas-
malasan. Coba perhatikan kalau ada semut
yang naik ke meja makanmu, pasti ia terus
berjalan untuk mencari makanan.
Waktu seekor semut bertemu dengan sebutir
gula, ia akan menggotongnya dan dibawanya
ke sarang.
Semut tentu saja merasa capek juga, apalagi
kalau sarangnya jauh, tetapi semut tidak
malas, ia tetap membawa makanan itu ke
sarangnya yang jauh itu.
Lalu kalau makanan yang diangkatnya itu
terlalu besar….misalnya potongan roti, ia
tidak berkata begini “ waaaaaaaaaaaaaah
makanan ini terlalu besar……berat, malas ah
aku, aku nggak jadi mengangkatnya ah….aku
cari makanan lain yang lebih kecil aja ah….”
Tidak seperti itu, ia malah pergi memanggil
kawan-kawannya, dan mengajak kawan-
kawannya bekerja sama untuk memikul roti
yang berat itu. Dan kawan-kawannya pun
mau
“Bantu aku mengangkat roti besar di sebelah
sana ya….?”
”baiklah…..aku pasti Bantu, yook kita ke
sana…”
Betapa luar biasa ya semangat si semut itu,
semut tidak memikirkan dirinya sendiri, Ia
mencari makanan bukan untuk dimakan
sendiri, melainkan ia mencari makanan untuk
seluruh bangsanya yang tinggal di sarangnya.
Naaah adik-adik, mulai sekarang kita mau
rajin seperti semut.
Pada saat kamu dibangunkan papa atau
mama di pagi hari, jangan berkata
begini…”sebentar ma,  lima menit lagi aku
bangun” atau “sek ma…..sebentar ma….”
Latihlah dirimu langsung bangun dengan
segera, saat mama atau papa
membangunkanmu.
Kamu bisa Bantu mama menyiapkan sendok
dan garpu untuk makan seluruh keluarga.
Kamu juga bisa bantu membuang sampah
pada keranjang sampah, sehingga tidak
mengotori rumah. Kamu juga bisa bantu
mama menyiram tanaman. Sehabis bermain
jangan malas merapikan mainan, kembalikan
mainan di tempatnya semula, sehingga rumah
terlihat tetap rapi.
Kalau ayah dan ibu minta tolong kepadamu
untuk mengambilkan baju adik di almari,
lakukan dengan sukacita, kita harus suka
menolong orang lain seperti yang dilakukan
semut, mereka mau saling menolong dan
bekerja sama.
Jangan mau kalah sama si imut semut ya….?
Ayat Mas:
Amsal 6: 6
Hai pemalas, pergilah kepada
Ada perbedaan yang mencolok antara orang rajin
dan malas. Alkitab menggambarkan pemalas
sebagai seorang yang “senang tidur, mengantuk,
berbaring, dan melipat tangan” (ay.10). Ia
membiarkan dirinya dikuasai oleh sikap malas. Ia
membiarkan waktu berlalu tanpa berbuat apa-apa.
Prinsip hidupnya berbunyi: “sebentar lagi”.
Dengan kata lain ia terus menerus menunda-nunda
tiap kesempatan yang datang. Ia terbenam dalam
mimpi-mimpinya, sehingga tanpa sadar, dengan
cepat waktu berlalu. Barulah ia menyadari bahwa
ia sudah ketinggalan jauh.
Apa yang terjadi dengan hidupnya kemudian?
“Kemiskinan datang seperti seorang penyerbu, dan
kekurangan seperti orang bersenjata.” Ia dikuasai
oleh kemiskinan. Ia terjebak oleh kemiskinan, dan
pada saat itu ia sudah tidak bisa melakukan apa-
apa lagi karena kesempatan sudah lewat.
Sebaliknya, untuk menjadi seorang yang rajin
seseorang perlu belajar kepada semut. Kehidupan
semut menjadi sebuah gambaran sebuah tindakan
rajin yang perlu dilakukan kita semua. Belajar
rajin harus dimulai semenjak kecil. Sewaktu masih
kecil, anak-anak harus diingatkan untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Satu demi satu
pekerjaan dikerjakan hingga selesai karena
permintaan orang lain. Sedangkan dalam dunia
pekerjaan, banyak orang dewasa juga
menyelesaikan tanggung jawabnya karena diawasi
oleh sang bos.
Seorang yang rajin tidak membutuhkan seseorang
untuk mengingatkan, mengawasi, mendikte,
maupun memerintahkan apa yang harus
diselesaikan. Meskipun tanpa ada  yang
mengawasi, dia akan menyelesaikan semua
pekerjaan maupun tanggung jawabnya. Seorang
yang rajin itu menyadari bahwa apa yang dia
lakukan adalah untuk kebaikan dirinya bukan
hanya pada masa kini namun berefek pada masa
depannya.
Ayat 7 menggambarkan semut-semut yang bekerja
dengan “tidak ada pemimpin, pengatur, atau
penguasanya.” Mereka tidak berpangku tangan
menunggu perintah, atau baru bertindak jika
disuruh. Mereka menyadari adanya suatu
kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu
mengumpulkan makanan. Itulah sebabnya mereka
bekerja sama memenuhi kebutuhan tersebut.
Selanjutnya, seorang yang rajin menyelesaikan apa
yang telah dimulai dan tahu apa yang dilakukan
berguna untuknya. Seorang yang rajin tidak pernah
menunda-nunda kesempatan yang ada. Ketika
kesempatan datang, seorang yang rajin akan
memanfaatkan kesempatan tersebut sehingga ia
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Ayat 8
menggambarkan semut-semut “menyediakan roti
di musim panas, mengumpulkan makanannya pada
waktu panen.” Waktu untuk mencari makanan
ternyata sangat terbatas dan tidak bisa datang
setiap waktu. Semut-semut menggunakan
kesempatan mencari makan itu karena mereka tahu
jika kesempatan ini disia-siakan, maka kesempatan
itu akan lewat dan mereka bisa mati kelaparan.
Kita semua memiliki waktu yang sama: dua puluh
empat jam sehari. Namun cara kita
menggunakannya berbeda. Sukses atau tidaknya
kita di masa depan ditentukan oleh bagaimana kita
menggunakan waktu kita hari ini.

Anda mungkin juga menyukai