Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Sapu

Nama = Halima Syaroini

NIM = PO. 530333214678

Tk/Reg = III Reguler B

Pada sautu hari, di suatu perkampungan kumuh tinggallah sebuah keluarga kecil yang bahagia,
terdiri dari seorang ayah, ibu, dua orang saudara laki-laki dan seorang saudara perempuan. Sejak mereka
kecil, mereka sudah dididik untuk selalu mandiri, sopan santun dan selalu bekerja keras agar mereka
semua bisa hidup sejahtera dan bahagia.

Pada suatu hari tinggallah sebuah keluarga kecil yang sederhana, terdiri dari seorang ayah yang
mempunyai 4 orang anak laki-laki. Dia menjaga anak-anaknya dengan baik, mendidik mereka sejak kecil,
dan bekerja keras supaya mereka semua bias hidup baik dan bahagia, dengan berkecukupan untuk makan
tiap hari dan mempunyai rumah yang nyaman untuk tinggal.

Penduduk desa yang baik ini bernama Astina, dia sangat suka membaca cerita-cerita suci di Bali.
Setiap malam setelah pekerjaannya selesai dan semua anak-anaknya diberi makan dan diantar tidur,
Astina mengambil cerita-ceritanya dan membacanya sampai dia merasa capek kemudian tidur. Dia
percaya dalam pengajaran dari cerita-cerita suci itu, dan mencoba mengerti dan mengikuti mereka.
Supaya dia bias menjalankan hidup yang baik.

Akan tetapi, keempat anaknya tidak seperti dia. Mereka tidak mengikuti kelakuan ayahnya yang
baik. Setiap hari anak-anaknya bertengkar satu sama lain atau dengan tetangga, dan membuat begitu
banyak masalah di dalam desa mereka. Ini membuat astina selalu memikirkan tingkah laku dari ke empat
putranya, dia menghabiskan banyak malamm untuk berfikir bagaimna cara agar dapat mengubah
kelakuan anank laki-lakinya. Malam ini Astina membaca lebih banyak buku suci Bali, berharap agar
dapat mempelajari cara untuk mengatasi masalah dan menghentikan pertengkarannya.

Suatu malam, ke empat anaknya sangat nakal, dan Astina harus mendengar keluhan-keluhan dari
beberapa tetangga dalam perjalannanya pulang ke rumah setelah seharian bekerja keras di lading.

Astina memutuskan itulah waktu yang tepat untuk memanggil anak-anaknya bersama untuk
membicarakan secara serius kepada mereka. Astina menyuruh anak-anaknya untuk duduk. Kemudian dia
pergi ke dapur untuk mengambil sapu lidi, yang terbuat dari urat daun kelapa yang kuat. Astina berkata
kepada anak-ananknya, tolong ambil sapu ini dan coba untuk mematahkannya.

Anak bungsu mencoba terlebih dahulu, tapi dia tidak bias mematahkan sapu lidi yang kuat itu,
karena lidi diikat dengan sangat kuat bersama. Kemudian anak ke tiga mencoba dan gagal juga.
Kemudian anak ke dua dan pertama pun mecoba, tetapi tidak ada yang bias mematahkan sapu lidi
tersebut. Sekarang, kata ayah mereka. Aku akan menunjukkan kalian sesuatu.

Dia melepaskan ikatan pada sapu lidi dan lidi itu jatuh ke lantai. Dia mengambil mereka satu per
satu dan mematahkan lidi-lidi tersebut dengan mudah. Lidi-lidi dari sapu ini mudah dipatahkan ketika
mereka tidak diikat bersama dalam satu ikatan, ayah yang baik itu memberitahukan kepada anak-
anaknya. Kita juga sama anak-anakku. Satu per satu, kita bias dipatahkan, tapi ketika kita bersama kita
kuat. Kalau kita tinggal sebagai satu keluarga kita akan bahagia. Marilah kita hidup dalam satu kesatuan
dan menjadi seperti sapu lidi ini dekat satu sama lain, kuat dan bahagia.

Anda mungkin juga menyukai