Anda di halaman 1dari 9

Diterjemahkan dari bahasa Afrikans ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Klinik Farmasi Indonesia, Maret 2014 Tersedia online pada:


Vol. 3 Tidak. 1, hlm 1–9 http://ijcp.or.id
ISSN: 2252–6218 DOI: 10.15416 / ijcp.2014.3.1.1
Artikel Penelitian

Kompatibilitas Pencampuran Sediaan Parenteral di Bangsal Bedah Saraf


RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo

Laksmi Maharani,1Aris W. Astuti,2Anisyah Ahmad1


1 Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Universitas
Soedirman, Purwokerto, Indonesia,2RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto,
Indonesia

Abstrak
Pencampuran sedian parenteral (iv campuran) yang sudah dilaksanakan di rumah sakit
kemungkinan terjadinya kegagalan baik berupa kompatibilitas obat maupun gangguan
obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui angka inkompatibilitas obat dalam campuran
sediaan parenteral di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto adalah seorang
fisikawan inkompatibilitas yang merupakan sekretaris organoleptik. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif prospektif. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara
deskriptif. Dari 667 campuran sediaan parenteral di bangsal bedah saraf RSUD Prof. dr.
Margono Soekarjo dirilis pada Februari 2010, dengan potensi inkompatibilitas potensial
0,45% dan inkompatibilitas saat ini 2,55%. Inkompatibilitas saat ini di antaranya adalah
0,17%, 0,17%, dan 2.

Siapa tahu:Beda saraf, inkompatibilitas,iv campuran

Kompatibilitas Parenteral Admixture di Bangsal Bedah Saraf di Prof. dr.


RSUD Margono Soekarjo

Abstrak
Pencampuran parenteral (admixture intravena) telah banyak dilakukan di rumah sakit. Namun, ia
memiliki kemungkinan kegagalan, seperti inkompatibilitas dan perubahan stabilitas obat. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat inkompatibilitas obat dalam pencampuran sediaan
parenteral di bangsal bedah saraf di RSUD Prof. dr. RSUD Margono Soekarjo yang mengalami
inkompatibilitas fisik diamati secara organoleptik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
prospektif selama satu bulan. Data dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 667 parenteral admixture di bangsal bedah saraf RS Prof Dr Margono
Soekarjo pada Februari 2010, terjadi potensi inkompatibilitas 0,45% dan inkompatibilitas aktual 2,55%.
Inkompatibilitas aktual ditunjukkan sebagai kristal 0,17%, sedimen 0,17%, dan 2.

Kata kunci:Ketidakcocokan, campuran iv, bedah saraf

Korespondensi:Laksmi Maharani, M.Sc., Apt., Jurusan Farmasi FKIK UNSOED, Purwokerto, Indonesia, surel:
laksmimaharani22@yahoo.co.id

1
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

Pendahuluan kualitas sediaan parenteral yang diberikan


pada pasien. kesalahan pencampuran dan
Obat-obat injeksi yang digunakan melalui rute preparasi sediaan steril 85% disebabkan
parenteral merupakan obat-obatan yang kesalahan organisasi atau kegagalan sistem,
paling banyak dipakai pada pasien rawat inap. sedangkan 15% mengesampingkan faktor
Pasien rawat inap dengan kasus bedah saraf kesalahan manusia.5Kegagalan pencampuran
di ruang Cempaka Rumah Sakit Umum sediaan parenteral yang terjadi dapat berupa
Daerah Prof. dr. Margono Soekarjo pada inkompatibilitas obat dan gangguan berupa
bulan Juli 2009 sebesar 100% menarima obat.6
mempersembahkanbesarvolume parenteral Penelitian ini bertujuan mengetahui
atau infus (Hasil Studi Pendahuluan terhadap angka inkompatibilitas obat sediaan
Kartu Obat Pasien Rawat Inap di Bangsal parenteral di RSUD Prof. dr. Margono
Cempaka RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo). Soekarjo Purwokerto sehingga diperoleh
Pencampuran sediaan parenteral yaitu gambaran masalah yang terkait dengan
kombinasi penggunaan dua jenis obat atau campuran sediaan parenteral.
lebih. Pencampuran ini sudah dilaksanakan
secara umum di rumah sakit, contohnya metode
Rumah Sakit Advent Bandung pada tahun
2005 angka pencampuran sediaan parenteral Desain penelitian ini merupakan penelitian
sebesar 7.78%.1Pelaksanaan sediaan deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan selama
parenteral di rumah sakit disebabkan oleh kurun waktu satu bulan (Februari 2010).
banyak hal, yang paling menonjol adalah Populasi penelitian yang dituju adalah sediaan
pengurangan komplikasi yang terkait dengan parenteral yang dicampurkan untuk pasien
pemberian terlalu banyak sediaan parenteral rawat inap di bangsal bedah saraf di RSUD
seperti sepsis dan flebitis.2 Prof. dr. Margono Soekarjo. Sampel yang
Pasien yang dirawat biasanya digunakan untuk penelitian berdasarkan total
mendapatkan beberapa sediaan parenteral sampling atau secara keseluruhan sampel
yang harus diberikan dalam waktu hampir diikutsertakan dalam penelitian.
bersamaan, sedangkan pasien yang Kriteria yang termasuk adalah seluruh
memiliki keterbatasan penerimaan obat sediaan parenteral yang dicampurkan dalam
melalui vena. Pemberian berulang pada satu sediaan berisi dua atau lebih sediaan
lokasi yang sama akan meningkatkan risiko parenteral di bangsal bedah saraf RSUD Prof.
sepsis dan flebitis. Tujuan lain pelaksanaan dr. Margono Soekarjo. Kriteria tidak termasuk
pencampuran kadar parenteral untuk sediaan parenteral yang dicampurkan namun
menyediakan dan menjaga obat tetap tidak digunakan kepada pasien rawat inap
dalam darah, namun bukan merupakan dan atau tidak teramati hingga selesai
tujuan utama. Pemberian obat dilakukan diberikan kepada pasien rawat inap.
secara berkesinambungan dengan Pengumpulan data menggunakan metode
kecepatan yang lambat dan terkontrol.3 observasi dan dilakukan dengan cara
Ketidakcocokan obat yaitu ketidaklarutan (hal prospektif. Data yang telah dikumpulkan
tdk dpt mencairkan) atau dikenal dengan kemudian dianalisis secara deskriptif dan
presipitasi yang dapat dikenali dan bersifat dibandingkan dengan standar literatur yaitu
reversibel. Visibilitas curah hujan dapat Buku Panduan tentang Narkoba Suntik.Objek
dikategorikan tidak sesuai dengan keamanan fisik.4 yang diamati adalah hasil pencampuran
Ketidakcocokan obat dapat memengaruhi sediaan parenteral. dilakukan

2
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

secara organoleptis terhadap performa sebesar 667 pencampuran (12,74%).


incompatibilitas fisika obat yang meliputi Potensi potensi ketidakcocokan tersebut
warna, kekeruhan, deposit, sertaterbentuknya adalah 0,45% haspcampuran (3 sediaan),
kabut dan kristal. Hasil pencampuran dapat 4,35% hasil pencampuran (29 sediaan)
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu yang memiliki potensi kecocokan
kelompok inkompatibilitas dan kelompok potensial dalam literatur dan penetrasi
yang tidak terjadi inkompatibilitas. Kelompok sedia pencampuran yang saat ini
ketidakcocokan selenjutnya dikategorikan kompatibel satu sama lain.
menjadi potensi ketidaksesuaian dan Inkompatibilitas saat ini setidaknya 3%
ketidakcocokan saat ini. hingga pencampuran. Inkompatibilitas
Hasil pencampurandikatakaninkompatibel saat ini sama dengan jumlah kristal (sati
secara potensial jika menurut literatur hasil sediaan), endapan (satu sediaan), dan
dicampurkan tidak kompatibel secara fisik sementara kabut (15 sediaan) (Tabel 1).
yang meliputi endapan, kabut, kristal, dan Pencampuran sediaan parenteral paling
perubahan warna. Hasil pengamatan selama banyak NaCl 0.9% 100 cc dengan fenitoin 100
penelitian diketahui tidak terjadi perubahan mg yaitu sebesar 589 campuran.
fisik tersebut. Hasil yang dikatakan tidak Pencampuran yang menunjukkan hasil 100%
kompatibel secara aktual jika menurut compatibel adalah pencampuran NaCl 0,9%
literatur maupun hasil pengamatan terjadi 100 cc dengan seftriakson 2 g maupun
perubahan fisik berupa deposit, kabut, kristal, dengan fenitoin 50 mg.
maupun perubahan warna. Ketorolak 10 mg dengan ringer laktat
atau NaCl 0,9% 100 cc, laktat 500 cc-
Hasil fentanil1amp – ketorolak 10 mg, laktat 500
cc vitamin B1 100 mg vitamin B12 5.000
Hasel penelitian ini menunjukkan adanya mcg, laktat 500 cc dengan neurotropik 1
5.237 obat parenteral yang diberikan kepada amp, ringer laktat dengan mecobalamin,
pasien selama satu bulan. Jenis sediaan yang ketorolak 30 mg-diazepam 30 mg dengan
diberikan sebanyak 46 jenis. Total campuran ringer lactate, KaEN 3B maupun KaEN MG-3,
sediaan parenteral yang terjadi kemudian ringer lactate-
diazepamdexketoprofen trometamol 150
mgmecobalamin 1.500 mcg. Pencampuran
Tidak Kompatibel,
0,45%
yang menghasilkan 100% larutan
Tidak terlihat, incompatible adalah pencampuran fenitoin
4,35%
100 mg dalam ringer laktat baik 200 cc
maupun 400 cc (Tabel 1).

pembahasan

Kompatibel, 95,20% Pemberian sediaan parenteral di bangsal bedah


saraf Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr.
Margono Soekarjo sebarian besar
dilatarbelakangi oleh keadaan pasien yang tidak
sadarkan diri. Selain itu, mempersembahkan
Gambar 1 Potensi Ketidakcocokan sediaan parenteral tertentu seperti ranitidin
Hasil Pencampuran memerlukanseranganyang untuk terapi.

3
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

Tabel 1 Hasil Pencampuran Sediaan Parenteral


Pelarut (LVP) NaCl Dering Dering Dering Dering KaEN KaEN Laktat
Hasil 0,9% Laktat Laktat Laktat 3B MG3
Terlarut (SVP) 100 cc 200 cc 300 cc 400 cc 500 cc 500 cc 500 cc

Seftriakson 2 g J 16 - - - - - -
BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Ketorolac 10 mg J 1 1 - - - - -
BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Fenitoin 100 mg J 575 - - - - - -
BB - - - - - - -
E 1 - - - - - -
Ka 12 2 - 1 - - -
Kr 1 - - - - -
Fenitoin 50 mg J 27 - - - - - -
BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Mecobalamin 1,000 J - - - - 3 - -
mcg BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Mekobalamin 500 J - - 1 - 5 - -
mcg BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Diazepam 30 mg + J - - - - 3 - -
Deksketoprofen BB - - - - - - -
trometamol 150 mg E - - - - - - -
+ Mekobalamin Ka - - - - - - -
1.500 mcg Kr - - - - - - -

Fentanil 1amp + J - - - - 1 - -
Ketorolac 10 mg BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -

4
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

Lanjutan Tabel 1 Hasil Pencampuran Sediaan Parenteral


Pelarut (LVP) NaCl dering Dering Dering Dering KaEN KaEN
Hasil 0,9% Laktat Laktat Laktat Laktat 200 3B MG3
Terlarut (SVP)
100 cc cc 300 cc 400 cc 500 cc 500 cc 500 cc

Ketorolac 30 mg + J - - - - 1 2 4
Diazepam 30 mg BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Vitamin B1 100 mg J - - - - 1 - -
+ Vitamin B12 BB - - - - - - -
5.000 mcg E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Vitamin neurotropik J - - - - 9 - -
(NB 5000) BB - - - - - - -
E - - - - - - -
Ka - - - - - - -
Kr - - - - - - -
Keterangan: J: jernih; BW: berubah warna; E: deposito; Ka: kabut; Kr: kristal

Kelemahan pemberian sediaan parenteral mL NaCl - 0,9% minujukkan bahwa 0,17%


yang paling menonjol saat observasi adalah pencampuranmengalami endapanyanghilang
sensasi nyeri yang dirasakan pasien. dalam 5 menit, 0,17% dari pencampuran
Beberapa sediaan seperti sianokobalamin dan menunjukkan kristal yang hilang dalam 1 menit,
vitamin neurotropik menghasilkan rasa nyeri 2,04% dari pencampuran mengalami kabut yang
yang cukup hebat saat disuntikkan. Pada hilang sedam 10–15 detik sisanya, 97,62%, besi.
pelaksanaan pencampuran sediaan Fenitoin memiliki kelarutan yang rendah dalam
parenteral di Rumah Sakit Umum Daerah udara (~ 32 mg / L).7Larutan fenitoin dalam
Prof. dr. Margono Soekarjo memiliki beberapa udara (pH 11 atau 12) mengabsorbsi karbon
keterbatasan terkait penyiapan sediaan dioksida secara bertahap, menetralisir larutan
secara aseptis. Pencampuran sediaan yang mulanya alkali sehingga menyebabkan
parenteral di rumah sakit dilaksanakan di hidrolisis parsial serta kristalisasi fenitoin bebas,
bangsal, maka tidak digunakan peralatan LAF, akibatnya akan terbentuk kabut atau kekeruhan
pH meter dan fasilitas pendingin, namun pada larutan.7Inkompatibilitas fenitoin lembaga
syaratsyarat aseptis lainnya yang diterapkan pemasyarakatan adalah larutan yang
sesuai prosedur. Pencampuran dilakukan meningkatkan konsentrasi, konsentrasi fenitoin
dengan jarum alkohol dan sekali, personel dalam larva, pH akhir campuran (lebih dari 11),
menggunakan masker, sarung tangan dan dan suhu.7Hasil pengamatan pada
peralatan rekonstitusi, serta penerapan pencampuran fenitoin dengan NaCl
sterilisasi peralatan dan bahan menggunakan menunjukkan beberapa sediaan menghasilkan
sebelum pencampuran. inkompatibilitas berupa kabut, endapan,
Beberapa hasil pencampuran sediaan maupun kristal pada beberapa larutan dengan
parenteral yang mengalami inkompatibilitas konsentrasi akhir 1 mg / mL, dan tidak terjadi
fisika yang diamati secara organoleptis. pada larutan yang konsentrasi akhira
Pencampuran 100 mg fenitoin dalam 100

5
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

Tabel 2 Pencampuran Sediaan Parenteral yang belum terdapat Hasil Penelitiannya dalam
Buku StandarBuku Pegangan Obat Suntik
Tidak Sediaan yang Jumlah Pencampuran
Dicampurkan Jernih keruh Berubah Endapan Kabut Kristal
Varna
1 Ringer laktat 500 3 0 0 0 0 0
cc-diazepam 30
mg-deksketoprofen
trometamol150 mg-
mekobalamin 1500 mcg 1 0 0 0 0 0
2 Ringer laktat 500
cc-ketorolak 30 mg-
diazepam 30 mg 2 0 0 0 0 0
3 KaEN 3B 500 cc-
ketorolac 30 mg- 4 0 0 0 0 0
diazepam 30 mg
4 KaEN MG-3 500
cc-ketorolak 30 mg- 3 0 0 0 0 0
diazepam 30 mg
5 Ringer laktat 500 1 0 0 0 0 0
ccmecobalamin 1.000 mcg
6 Ringer laktat 300 5 0 0 0 0 0
ccmecobalamin 500 mcg
7 Ringer laktat 500 9 0 0 0 0 0
ccmecobalamin 500 mcg
8 Ringer laktat 500 cc -
vitamin neurotropik (NB 1 0 0 0 0 0
5000) 1 amp
9 Ringer laktat 500 cc -
fentanil 1 amp-ketorolak
10 mg
Total 29 0 0 0 0 0

0,5 mg/mL yang kompatibel dengan terbentuknya kristal pada pencampuran ini.8
fenitoin dan NaCl tidak meningkatkan Pada pengamatan terjadi pembentukan yang
konsentrasi. Konsentrasi dapat dapat hilang dalam hitungan detik. Hal ini
diperoleh dengan mengubah pH asam, dapat larut dengan fenitoin dalam pH 10 atau
yang meningkatkan kandungan natrium lebih. Hasil pencampuran fenitoin dan ringer
fenitoin murni mampu meningkatkan laktat menghasilkan nilai pH 10,4 sedangkan
pH fenitoin yang mulanya berkisar pH optimal untuk melarutkan secara
antara 8,03 hingga 8,33 menjadi 11 sempurna fenitoin adalah pH 10,0. Fenitoin
hingga 127. Perubahan pH inilah yang akan mengalami presipitasi pada pH 11,5
menjadoin penye. tetapi dapat juga kurang dari itu.8
Fenitoin tidak sesuai dengan infus ringer Pencampuran fenitoin ke dalam infus ringer
laktat, penelitian sebelumnya menunjukkan laktat terjadi karena tidak tersedianya

6
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

atau belum terdapat NaCl 0,9% dalam resep mempersembahkan metoklopramid sebelum
pasien. Disarankan pemberian fenitoin paling injeksi diazepam.15.16Diazepam dapat digunakan
tidak memiliki konsentrasi 1 mg / mL dan pH untuk menyuntikkan suntikan longitudinal
optimal adalah 10,00 yang dapat dicapai intravena ke dalam vena atau dengan infus.
dengan penggunaan NaCl 0,9%. Kecepatan infus yang direkomendasikan tidak
Pencampuran fenitoin ke dalam ringer lebih dari 5 mg/menit untuk dewasa dan tidak
sebaiknya dihindari dan hanya dipakai NaCl kurang dari 3 minit untuk anak.8Diazepam stabil
0,9% sebagai larutan pencampur. Perlu pada pH 4-8 dan mengalami hidrolisis yang
diperhatikan juga cara penghomogenisasian mengkatalisisnya menjadi pH 3,8. Pada
campuran melalui pengocokan, apakah telah observasi terjadi pencampuran diazepam 30 mg,
menghasilkan solusi yang terlarut dengan deksketoprofen trometamol 150 mg,
sempurna. Selain itu, suhu merupakan faktor mekobalamin 1.500 mcg ke dalam dering laktat
resiko ketidaksesuaian fisika.9 500 cc (3 campuran sedan); diazepam 30 mg dan
Mekobalamin (metilkobalamin) adalah ketorolak 30 mg ke dalam ring laktat 500 cc (1
koenzim vitamin B12 yang dapat digunakan campuran sedian), dalam KaEN 3B 500 cc
untuk neuropati perifer.10–13Saat ini belum (pencampuran sedian) dan dalam KaEN MG-3
terdapat penelitian mengai pencampuran 500 cc (pencampuran sedian); diazepam.
mekobalamin dengan sediaan parenteral Pencampuran deksketoprofen trometamol
lainnya. Pada observasi terjadi 9 pencampuran belum pernah dikaji sebelumnya, baik dengan
sediaan mekobalamin, yaitu dalam ringer laktat diazepam, mecobalamin, maupun dengan
500 cc (3 sediaan), dalam ringer laktat 300 cc (1 dering laktat. Pencampuran mekobalamin
sediaan), dan dalam ringer laktat 500 cc (5 dengan diazepam dan dering laktat juga belum
sediaan). Hasil observasi 100% campuran pernah dikaji sebelumnya. Pencampuran
kompatibilitas dan bertahan hingga akhir diazepam dengan dering laktat masih
mempersembahkan. Tidak ditemukan tanda- compatibel selama dalamjarak konsentrasi 50–
tanda inkompatibilitas pada solusi hasil 67 mg / L. Pencampuran dalam menghasilkan
pencampuran. Pencampuran 1 mg/L – 2 mg/L konsentrasi diazepam 60 mg/L ring laktat.
ringerlaktattetapmenunjukkan larutan yang Pencampuran ketiganya dalam larutan infus
kompatibel. Jika Anda ingin menghilangkan ringer laktat menghasilkan larutan dengan
sediaan penicampin mekobalamin dalam ringer warna merah jambu jernih. Pencampuran
laktat, pencampuran sediaan harus diazepam dengan beberapa obat lainnya seperti
dilaksanakan secara tepat dan terkontrol. Hasil ketorolak belum dapat ditarik kesimpulan,
pencampuran juga perlu dimonitoring dari sedangkan pencampuran obat-obat tersebut
waktu ke waktu untuk memastikan dengan larutan infus seperti KaEN 3B dan KaEN
kompatibilitas larutan. MG-3 juga belum terdapat referensi hasil
Diazepam diberikan secara intravena penelitian. Jadi, jika diperlukan campuran obat-
atau rektal karena memiliki durasi aksi yang obat tersebut dalam infus, diperlukan
pendek.14Injeksi diazepam secara intravena pemantauan ketat dan dipastikan agar larutan
menghasilkan sensasi nyeri yang hebat terlarut sempurna dan kompatibel selama
tempat penyuntikan. Hal ini dapat berkaitan pemberian pada pasien.
dengan propilen glikol sebagai pembawa
bahan injeksi diazepam, ataupun karena Pencampuran 100 mg vitamin B1 dengan
pengendapan di infus diazepam. Rasa nyeri 5.000 mcg vitamin B12 dalam ringer laktat 500
ini dapat dikurangi dengan penyuntikan ke ccmenghasilkan larutan yang kompatibel.
vena besar atau dengan Tiamin kompatibel dengan larutan infus

7
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

cincin laktat, begitu pula sianocobalamin.8 bedah saraf rumah sakit umum daerah
Sianocobalamin juga kompatibel dengan Prof. dr. Margono Soekarjo mencampurkan
vitamin B.17Belum ada penelitian mengai potensi ketidaksesuaian potensial dengan
pencampuran vitamin ini dengan ringer 0,45% dan ketidaksesuaian saat ini dengan
laktat. Pada observasi peneliti, tidak ada 2,55%. Ketidakcocokan saat ini
perubahan kompatibilitas pada hasil menghasilkan hasil kristal 0,17%, hasil
pencampuran. Peneliti melakukan 0,17%, dan hasil semen 2,04% dari fenitoin
pengamatan pada jam ke-0, ke-4, dan jam dengan NaCl atau ringer laktat.
ke-6 atau saat larutan habis. Warna-warna
merah jambu tua jernih bertahan hingga Daftar Pustaka
akhir mempersembahkan. Injeksi sekresi
intramuskular ini ke dalam rahim, serta sedasi 1. Surachman E, Mandalas E, Kardinah E
sekresi intravena ke dalam praktik dokter. I. Evaluasi penggunaan obat
Faktor yang membatasi pemberian vitamin penenang faring intravena untuk
ini secara intramuskular pada praktik klinis pengobatan penyakit infeksi pada
karena sensasi nyeri yang ditimbulkan saat tubuh Kota Bandung. Majalah Ilmu
pemberian injeksi sering tidak dapat Kefarmasian. 2008; 5 (1): 21–39.
ditoleransi oleh pasien. Hal ini menyebabkan 2. Esmadi M, Ahsan H, Ahmad DS. Tromboflebitis
rasa trauma akan nyeri pada pasien sehingga septik yang mempersulit pemasangan
sering terjadi pemberian obat. Oleh karena kateter sentral secara perifer.
itu, untuk meningkatkan kepatuhan pasien J. Kasus Med. 2012; 3 (3): 174–177. doi:
dan menjamin dapat menarima pengobatan, 10.4021 / jmc560w
dilakukan pencampuran campuran campuran 3. Kozier B, Erb G, Berman A, Snyder SJ.
vitamin tersebut ke dalam larutan infus ringer Dasar-dasar keperawatan. Edisi ke-7.
laktat dan diberikan secara intravena terus New Jersey: Pendidikan Pearson; 2004.
menerus. Jika ingin mengambil campuran 4. Newton DW. Kimia ketidakcocokan
sediaan vitamin dalam infus, hasil obat. Am J Health Syst Pharm.
pencampuran harus dipantau secara ketat. 2 0 0 9; 6 6 (4): 3 4 8 - 5 7. doi: 1 0. 2 1 4 6 /
Petugas kesehatan sebaiknya memberikan ajhp080059
informasi pada pasien dan menyerahkan 5. Kastango ES. Panduan diskusi ASHP
pilihan rute administrasi injeksi ini pada untuk peracikan sediaan steril.
pasien. Bethesda: American Society of
Selain deposit, kabut maupun kristal, pada Health-System Pharmacist dan
penelitian pencampuran kolksasilin dan Baxter Healthcare Co; 2004.
vankomisin terjadi inkompatibilitas fisik yang 6. Trissel LA. Buku panduan tentang obat
berupa terbentuknya gel putih (bahan seperti suntik. Edisi ke-12. Buku 1. Bethesda:
gel putih).17Selaan inkompatibilitas antara American Society of Health System
obat-obat, incompatibility nutriti parenteral Pharmacist; 2003.
juga dapat menjadi permasalahan lain yang 7. Lemke TL, Williams DA, Roche VF, Zito
dapat menganggu efektivitas terapi.18.19 SW. Prinsip Foye kimia obat. Edisi
ke-7. Philadelphia, AS: Lippincott
Williams dan Wilkins; 2013.
Simpula 8. Trissel LA. Buku panduan tentang obat
suntik. Edisi ke-12. Buku 2. Bethesda:
Pencampuran sedian parenteral di bangsal American Society of Health-System

8
Klinik Farmasi Jurnal Indonesia Jilid 3, Nomor 1, Maret 2014

Apoteker; 2003. 14. Donaldson M, Gizzarelli G, Chanpong


9. Singh H, Dumas GJ, Silvestri AP, Young B. Sedasi oral: primer pada ansiolisis
S, Martin CR, Bistrian BR, dkk. Kompatibilitas untuk pasien dewasa. Kemajuan
fisik campuran nutrisi parenteral total Anestesi J. 2007; 54 (3): 118–29. doi:
neonatal yang mengandung kalsium organik 10.2344 / 0003-3006 (2007) 54 [118:
dan garam fosfat anorganik dalam infus OSAP OA] 2.0.CO; 2
simulasi pada 37 derajat C. Eur Pubmed 15. Majedi H, Rabiee M, Khan ZH,
Central. 2009; 10 (2): 213–6. doi: 10.1097 / Hassannasab B. Perbandingan
PCC.0b013e31819a3bf4 metoclopramide dan lidokain untuk
10. Dominguez JC, Ng AR, Damian LF. Sebuah mencegah nyeri pada injeksi diazepam.
prospektif, label terbuka, percobaan 24 Anal anestesi. 2003; 95 (5): 1297–9. doi:
minggu methylcobalamin dalam 10.1097 / 00000539-200211000-00036
pengobatan polineuropati diabetik. J. 16. Movafegh A, Gharehdaghi FA, Shoeibi
Diabetes Mellitus. 2012; 2 (4): 408–12. doi: G, Hatmi ZN. Perbandingan
10.4236 / jdm.2012.24064 deksametason dan metoklorfamid
11. Prabhoo R, Panghate A, Dewda RP, More untuk mencegah nyeri pada injeksi
B, Prabhoo T, Rana R. Khasiat dan diazepam. Acta Medica Iranica. 2005;
tolerabilitas kombinasi dosis tetap 43 (6): 429– 36.
methylcobalamin dan pregabalin dalam 17. Chan A, Tawfik F, Cheng W.
pengelolaan neuropati yang menyakitkan. Ketidakcocokan fisik antara colxacillin
North Am J Med Sci. 2012; 4 (11): 605–7. parenteral dan vankomisin. Dapatkah J
doi: 10.4103 / 1947-2714.103336 Hosp Farmasi. 2013; 66 (5): 310–2.
12. Zhang M, Han W, Hu S, Xu H. 18. Cardona D, Nadal M, Estelrich J, Mangues
Methylcobalamin: vitamin pembunuh rasa MA. Tinjauan stabilitas obat dalam
sakit yang potensial. Plastisitas Saraf J. campuran nutrisi parenteral. e-SPEN
2013: 1–6. doi: 10.1155 / 2013/424651 J.2013;8 (4): 135–40. doi: 10.1016 / j.
13. Dongre YU, Swami OC. Pregabalin rilis clnme.2013.06.001
berkelanjutan dengan methylcobalamin 19. Robinson CA, Lee JE.Y-situs kompatibilitas
pada nyeri neuropatik: pengalaman obat dengan nutrisi parenteral. J Pediatr
kehidupan nyata India. Intern J Gen Med. Pharmacol Ada. 2007; 12 (1): 53– 9. doi:
2013; 6: 413–7.doi: 10.2147 / IJGM.S45271 10.5863 / 1551-6776-12.1.53

Anda mungkin juga menyukai