com
Artikel sejarah: Pengeluaran aseptikadalah salah satu metode untuk meminimalisir sediaan farmasi dari bahaya pirogen dan
kontaminan. Metode ini meliputi tahap penyiapan, pencampuran, penyimpanan, dan pembuangan. setiap erat
Naskah penerimaan: erat dengan ketersediaan sumber daya manusia, peralatan, dan ruang. Sehingga diperlukan teknik yang benar
29 Maret 2017 dalam melakukan pencampuran sediaan parenteral. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kecocokan
Naskah penerimaan pengeluaran aseptikICU dan NICU RSUD DR. Saiful Anwar Malang berdasarkan Pedoman Dasar Dispensing
direvisi: 8 Desember Sediaan Steril Depkes RI Tahun 2009 dan faktor-faktor yang mendukung hal tersebut. Penelitian telah
2017 mendapatkan ijin etik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan metode
Disetujui untuk pengumpulan data secara observasional deskriptif dengan lembardaftar periksadan angket yang kemudian
diterbitkan: 29 dianalisis secara kuantitatif. Analisis ketersediaan peralatan dan ruang dilakukan secara kualitatif. Diperoleh hasil
Desember 2017 penelitian bahwa dari 110 pencampuran, tahap penyiapan awal 87,77%, pencampuran 49,09%, penyimpanan
80%, dan pembuangan 98,18%. Faktor pengambilan data dalam databasepengeluaran aseptik adalah sumber
kata kunci: daya manusia. Hasil angket tingkat pengetahuan tentangpengeluaran aseptiksebanyak 60% responden sangat
Pengeluaran Aseptik, baik, 33% baik, 7% cukup. ketersediaan peralatan dan ruang belum sesuai dengan pedoman. Kesimpulan
ICU, NICU, penelitian adalahpengeluaran aseptikdalam campuran sediaan steril parenteral di ICU dan NICU RSUD Dr. Saiful
Pencampuran,
Anwar Malang belum sesuai dengan pedoman pada tahap pencampuran (<50%).
Sediaan Parenteral
observasional deskriptif yang kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan lembar checklist, angket, dan ketersediaan alat. Sebagai hasil sekunder, penyajian ruang aseptik dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 110 proses penuangan 88,77% sesuai untuk pembuatan, 49,09% sesuai untuk proses pencampuran, sebaliknya 80% sesuai untuk proses penyimpanan, dan 98,18% untuk proses pembuangan. Data pendukung yang
mempengaruhi aseptic dispensing adalah sumber daya manusia dari kuesioner pengetahuan aseptic dispensing. Hasil kuesioner ini menunjukkan 60% tingkat pengetahuan luar biasa, 33% baik, dan 7% cukup. Ketersediaan peralatan dan
ruangan tidak lengkap. Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa proses aseptic dispensing di ICU dan NICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang kurang tepat mengenai pedoman dalam tahap dispensing (<50%). penyajian ruang aseptik
dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 proses penuangan 88,77% sesuai untuk pembuatan, 49,09% sesuai untuk proses pencampuran, sebaliknya 80% sesuai untuk proses penyimpanan, dan 98,18% untuk
proses pembuangan. Data pendukung yang mempengaruhi aseptic dispensing adalah sumber daya manusia dari kuesioner pengetahuan aseptic dispensing. Hasil kuesioner ini menunjukkan 60% tingkat pengetahuan luar biasa, 33% baik, dan
7% cukup. Ketersediaan peralatan dan ruangan tidak lengkap. Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa proses aseptic dispensing di ICU dan NICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang kurang tepat mengenai pedoman dalam tahap dispensing
(<50%). penyajian ruang aseptik dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 proses penuangan 88,77% sesuai untuk pembuatan, 49,09% sesuai untuk proses pencampuran, sebaliknya 80% sesuai untuk proses
penyimpanan, dan 98,18% untuk proses pembuangan. Data pendukung yang mempengaruhi aseptic dispensing adalah sumber daya manusia dari kuesioner pengetahuan aseptic dispensing. Hasil kuesioner ini menunjukkan 60% tingkat
pengetahuan luar biasa, 33% baik, dan 7% cukup. Ketersediaan peralatan dan ruangan tidak lengkap. Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa proses aseptic dispensing di ICU dan NICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang kurang tepat
mengenai pedoman dalam tahap dispensing (<50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 proses penuangan 88,77% sesuai untuk pembuatan, 49,09% sesuai untuk proses pencampuran, sebaliknya 80% sesuai untuk proses
penyimpanan, dan 98,18% untuk proses pembuangan. Data pendukung yang mempengaruhi aseptic dispensing adalah sumber daya manusia dari kuesioner pengetahuan aseptic dispensing. Hasil kuesioner ini menunjukkan 60% tingkat
pengetahuan luar biasa, 33% baik, dan 7% cukup. Ketersediaan peralatan dan ruangan tidak lengkap. Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa proses aseptic dispensing di ICU dan NICU RSUD Dr. Saiful Anwar Malang kurang tepat mengenai pedoman dalam tahap di
* Penulis yang sesuai: Anisyah Achmad, Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Malang 65145, Telp: + 62-341-551611, Fax:
+ 62-341-565420. Email: r3600mc@yahoo.com
Ulfadkk: Uji KesesuaianPengeluaran Aseptik.................................. ………………………………………………………. ……………………………………… … 34
pencampuran yakni 54 pencampuran (49,09%) (Gambar 1; jumlah anggota bertambah maksimal 0% (Tabel 2).
Gambar 2). Kesesuaian poin tertinggi menanggal APD sesuai
dengan SPO (Tabel 3) adalah cuci tangan sebesar
100% dan terendah yaitu menanggalkan sarung
tangan dalam sebesar 9,09% (10 pencampuran).
Tabel 1.Kesesuaian Petugas Menggunakan APD sesuai dengan SPO
Pedoman Dasar Dispensing Sediaan Steril Depkes RI 2009
dan tertinggi pada tahap pencampuran 78,18%. Pada tahap penyimpanan dari 20 sediaan
Pada poin campuran ke tertinggi campuran yang disimpan, sebanyak 12 campuran (60%)
adalah menyeka alat dan bahan dengan alkohol sebelum disimpan sesuai dengan prosedur pada pedoman
dan digunakan, mencampurkan obat secara aseptis, dan (Gambar 5).
membuang sampah ke kontainer sebesar 100%. Kesesuaian
Ulfadkk: Uji KesesuaianPengeluaran Aseptik.................................. ………………………………………………………. ……………………………………… ... 36
5. Daftar Pustaka