1: 31-40
p-ISSN : 2302-7436; e-ISSN : 2656-8950
Abstrak
Abstract
tahun 2016 telah diberi label meliputi nama, campur ke dalam wadah pembuangan khusus.
tanggal pertama dibuka kemasan, tanggal Ketidaksesuaian tersebut dikarenakan rumah
kadaluwarsa dan peringatan khusus. Pentingnya sakit tidak memiliki peralatan pass box.
memberikan label agar mengetahui dari tanggal Prosedur Pencampuran Sediaan Injeksi
kedaluwarsanya obat. Antibiotik seluruhnya tidak dilakukan semua
Pada proses penyiapan sediaan injeksi TTK dikarenakan tidak ada Laminar Air Flow
obat antibiotik masih terdapat 2 TTK yang (LAF). Sehingga masih belum sesuai dengan
belum sesuai dalam proses memilih jenis pedoman rekonstitusi karena alat LAF tidak
pelarut. Ketidaksesuaian dalam pemilihan tersedia di RS UNS.
pelarut dapat menimbulkan efek yang tidak
diinginkan. Pelarut yang akan direkonstitusi Penyimpanan dan Distribusi Sediaan
harus disesuaikan dengan obat. Injeksi Antibiotik
Pada proses penyiapan sediaan injeksi a. Penyimpanan sediaan injeksi antibiotik
obat antibiotik seluruh TTK belum sesuai Berdasarkan hasil uji evaluasi
dengan ketentuan yaitu memasukkan alat kesesuaian penyimpanan sediaan injeksi
kesehatan, label dan obat-obatan, mencampur antibiotik di RS UNS menurut Standar
melalui transfer box ke dalam ruang steril. Kementerian Kesehatan Nomor 72 Tahun
Ketidak sesuaian dikarenakan RS UNS tidak 2016, rata-rata tingkat lulus 90% dan tingkat
memiliki pass box. Sejalan dengan penelitian ketidaksesuaian 10%. Nilai persentase rata-rata
Laning (2018) pada RS Prof. Dr. W.z. Johannes cukup besar yang artinya proses penyimpanan
Kupang yang tidak mempunyai alat Laminar Air sediaan farmasi injeksi antibiotik di RS UNS
Flow (LAF). Laminar Air Flow memang sangat belum 100% sesuai standar Kemenkes, tatapi
diperlukan keberadaannya (Björndahl et sudah dilakukan sesuai standar Kemenkes.
al.,2010). Ketidaksesuaian pada kegiatan tidak melakukan
RS UNS belum tersedia sarana dan tetes mata stabil < 1 bulan setelah tutup dibuka
prasarana yang lengkap seperti alat LAF, maka karena tetes mata tidak direkonstitusi.
pencampuran obat suntik dilakukan di ruang b. Distribusi
khusus dan ruang terpisah yang dilakukan Berdasarkan hasil uji evaluasi
dengan teknik aseptik, menggunakan APD yang kesesuaian Distribusi Sediaan Injeksi Antibiotik
lengkap dengan pengatur suhu ruangan AC di RS UNS rata-rata dengan Standar Kesehatan
central untuk memonitoring suhu ruangan. Kementerian Kesehatan No. 72 Tahun 2016
Setelah tersedianya sarana dan prasarana yang persentase hasil 76% patuh dan 24% tidak
lengkap maka pencampuran obat suntik patuh. Hal ini dikarenakan jalur yang
dilakukan sesuai dengan standar (RS UNS, seharusnya dilewati terkendala lift mati tidak
2021). dapat digunakan akibat sedang ada perbaikan.
Hal ini menandakan bahwa proses distribusi
Kesesuaian prosedur aseptis penunjang sediaan Injeksi Antibiotik obat-obatan di RS
pencampuran sediaan steril pada proses UNS telah diberikan sesuai standar
pencampuran Kementerian Kesehatan, meskipun tidak 100%
Berdasarkan hasil uji evaluasi memenuhi. Salah satu penyebab kesalahan
kesesuaian pencampuran sediaan injeksi pengobatan adalah penyimpanan yang salah dan
antibiotik obat di RS UNS sesuai standar tidak mengetahui prosedur penyimpanan yang
Kementerian Kesehatan No 72 tahun 2016 rata- benar. Penelitian yang dilakukan oleh Bayang
rata lolos 82%, dan tidak lolos 15,83%. Nilai (2017) menunjukkan tingkat kesalahan obat
persentase rata-rata yang relatif besar merupakan indikator tercapainya tingkat
menunjukkan bahwa meskipun proses keselamatan pasien, terutama terhadap tujuan
pencampuran injeksi antibiotik di rumah sakit tercapainya penggunaan obat yang aman,
belum mencapai kepatuhan 100%, namun analisis data tingkat kesalahan pengobatan dan
sudah dilakukan sesuai standar Kementerian alasan kesalahan pengobatan meliputi kesalahan
Kesehatan. peresepan, kesalahan dispensing dan kesalahan
Ketidaktepatan petugas yaitu saat administrasi Sejalan dengan penelitian yang
mengeluarkan wadah yang telah diisi spuit atau dilakukan bahwa penyimpanan obat sudah
infus melalui transfer box. Petugas tidak sesuai sebesar 66,6% dengan standar Kemenkes
melakukan kegiatan membuang semua obat No 72 Tahun 2016. Suhu ruang penyimpanan di
bawah 30° C sesuai, yaitu 25°C. RS UNS tidak Arikunto, S. (2019). Prosedur
terdapat alat termometer yang seharusnya Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
diperlukan adanya termometer ruang sebagai Rineka Cipta Bayang,
pengontrol suhu ruangan, tetapi di ruang oplos Andi Thery, (2017). Faktor Penyebab
sudah menggunakan AC central, untuk ruang Medication Error di RSUD Anwar Makkatutu
upos terdapat pengontrol suhu ruangan dengan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Fakultas
tertuliskan suhu 25°C. Apotek perlu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,
menggunakan ventilasi untuk sirkulasi udara, Vol 9 No 2.
idealnya kipas angin atau AC untuk sirkulasi Departemen Kesehatan Republik
udara (Palupiningtyas, 2014). Indonesia. (2015). Farmakope Indonesia. Edisi
Pengaturan suhu ruangan diperlukan IV. Jakarta.
agar mengantisipasi kelembapan udara. Arifah Björndahl, L., Mortimer, D., Barratt,
(2015) menjelaskan bahwa kelembaban udara C.L., Castilla, J.A., Menkveld, R., Kvist, U.,
dapat mempengaruhi percepatan kerusakan Alvarez, J.G. and Haugen, T.B., (2010). A
obat, sehingga kelembaban ruang penyimpanan practical guide to basic laboratory andrology.
obat harus diatur. Kelembaban tinggi atau Cambridge University Press.
rendah dapat menyebabkan pertumbuhan Departemen Kesehatan Republik
mikroba. Sistem rekonstitusi di RS UNS setelah Indonesia. (2007). Pedoman Manajerial
obat di campur kemudian segera diberikan ke Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
pasien, sehingga tidak bisa menilai secara Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
keseluruhan stabilitas penyimpanan obat karena Lainnya. Jakarta: Departemen Kesehatan
sebagian besar obat setelah di oplos langsung Republik Indonesia.
diberikan pasien, sehingga tidak semua obat Wibowo, Yosi Irawati, (2018).
sampai disimpan pada suhu yg seharusnya. Pedoman pemberian obat injeksi edisi 2. Piolk
Setelah pengoplosan obat langsung diberikan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya:
pasien. Surabaya.
Karlida, I. dan Musfiroh, I. (2017).
Simpulan Suhu Penyimpanan Bahan Baku dan Produk
Proses rekonstitusi dan penyimpanan Farmasi di Gudang Industri Farmasi.
injeksi antibiotik yang dilakukan oleh TTK Farmaka. Vol 15 No 4.
instalasi rawat inap RS UNS telah sesuai dengan Laning, Irawati Theresia, (2018).
persentase kesesuaian prosedur penyiapan Evaluasi Penerapan Tindakan Aseptis Pada
sebesar 89%, prosedur pencampuran sebesar Proses Rekonstitusi Dan Penyimpanan
82%, prosedur penyimpanan sebesar 90%, Antibiotik Di Ruang Nicu Prof. DR. W.Z.
prosedur distribusi sebesar 76%. johannes kupang. Jurnal Kementerian
kesehatan republik indonesia politeknik
Ucapan Terima Kasih kesehatan kemenkes kupang program studi
Terimakasih kepada Sekolah Tinggi farmasi kupang Vol 1 No 1.
Ilmu Kesehatan Nasional, tempat penelitian Munawaroh, Madinatul, (2020).
yaitu RS UNS. Dan kepada seluruh partisipan Evaluasi Kesesuaian Penyimpanan Obat Di
yang telah meluangkan waktu dan tenaganya Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Dr. H.
demi terlaksanakannya penelitian ini. Koesnadi Bondowoso Tahun 2019-2020. Jurnal
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Daftar Pustaka Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Ansel, H. 2014. Pengantar Bentuk Maulana Malik Ibrahim Malang. Vol 3 No 7.
Sediaan Farmasi, edisi ke-4. (Farida Ibrahim, Palupiningtyas, R. (2014). Analisis
Penerjemah.). Jakarta: UI Press. hlm: 212-217, Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
355-363, 374. Rumah sakit Mulya Tangerang Tahun 2014.
Arifah, Ika. (2015). Pengaruh Kondisi Jurnal Fakultas
Penyimpanan Terhadap Stabilitas Kadar Tablet Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Nefedipin di Puskesmas Purwokerto. Jurnal Syarif Hidayatullah Vol 7 No 2.
Farmasi UMP Vol 2 No 1. Purwaningsih, Avianti Eka Dewi
Aditya dan Cahyo, Lukito Mindi (2018). Studi
Inkompatibilitas Parenteral dan Penggunaan
Antibiotika Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Kemenkes 72. (2016). Standar
Sakit Surakarta. Jurnal Farmasi Indonesia, hal Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
109 – 114 Vol 15 No 2. Kementrian Kesehatan Indonesia.
Ramadheni, dkk. (2016). Analisis Kemenkes. (2011). Pedoman Umum
Penggunaan Antimikroba Parenteral pada Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementrian
Pasien Infeksi Saluran Kemih di Bangsal Kesehatan Indonesia.
Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kemenkes. (2014). Standar Pelayanan
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, hal 184–195 Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Vol 5 No 3. Kementrian Kesehatan Indonesia.
Rismana, Eriawan, (2015). Pengujian Refdanita, M. N. (2012). Several
Stabilitas Sediaan Luka Bakar Berbahan Baku Factors Influencing Irrational Antibiotics
Aktif Kitosan/Ekstrak Pegagan (Centella Treatments in Intensive Care Unit at Fatmawati
Asiatica). Jurnal Kimia Terapan Indonesia, Vol. Hospital Jakarta 2001–2002. Journal of heath
17, No. 1. research Vol 8 No 1.
RS UNS, 2021. Pedoman Penyiapan Tjay TH dan Rahardja K. (2012). Obat-
Obat secara Aseptik Rumah Sakit Universitas Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-
Sebelas Maret. Rumah Sakit Universitas Sebelas Efek Sampingnya. Edisi
Maret Sukoharjo.
.
LAMPIRAN
Tabel I. Persentase kesesuaian
Sangat baik 81% - 100%
Baik 61%-80%
Cukup 41%-60%
Kurang 21%-40%
Kurang sekali 0% - 20%
(Arikunto, 2019).