Anda di halaman 1dari 7

Nama : Indar Dwi Amelia Sidiki

Kelompok/Kelas : 4 (Empat)/E4

Tokoh Inspiratif

BUDIYANTO SIDIKI, S.Sos, M.Si


KEPALA BAPPPEDA PROVINSI GORONTALO

Saya memilih Kepala Bappeda


Provinsi Gorontalo, yaitu Pak
Budiyanto Sidiki, S.Sos, M.Si atau
biasa disapa “Pak Budi” sebagai
role model dalam penerapan Core
Values BerAKHLAK, mengadopsi
nilai-nilainya, mengadaptasi sang
tokoh dalam menghadapi setiap
tantangan.

Alasan saya tidak lain adalah


karena beliau sangat pantas
dijadikan patokan penerapan Core
Values BerAKHLAK, selain karena
beliau merupakan salah satu dari sekian lulusan STPDN/IPDN dari Provinsi Gorontalo,
keuletan, kemampuan mengembangkan inovasi, serta keinginan yang tinggi
membangun daerah menjadi beberapa alas an saya memilih beliau.
Sebagaimana yang diketahui, BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core
Values ASN menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan
pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, dimana sebagai sari dari
nilai-nilai dasar ASN untuk menyeragamkan persepsi yang lebih mudah dipahami dan
diterapkan oleh seluruh ASN di Indonesia.

Di Provinsi Gorontalo, tidak ada yang tidak mengenal Pak Budi, semua
mengenal beliau dengan sosok yang sangat inovatif, beliau telah banyak membantu
Provinsi Gorontalo dalam membangun daerah melalui posisinya sebagai Kepala Dinas.
Adapun salah satu contoh inovasi yang beliau ciptakan adalah membuat aplikasi e-
RTS (Sistem Informasi Rumah Tangga Sasaran) untuk pemanfaatan e-rts kepada
seluruh walidata kab/kota dalam hal ini Bapppeda kab/kota, aplikasi ini memuat semua
program penanggulangan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten kota secara
terintegrasi. Pemanfaatan Data BDT sendiri diperlukan dalam program program
penanggulangan kemiskinan dimana, setelah diluncurkannya aplikasi ini, beberapa
SKPD Provinsi sudah melakukan pemadanan data.

Core Values BerAKHLAK yang dapat dilihat disini antara lain, beriorientasi
pelayanan dimana Sistem yang beliau ciptakan tentu tujuannya untuk memudahkan
akses dan jangkauan, dalam hal ini mengintegrasikan semua program dari tingkat pusat
hingga kabupaten/kota. Hal ini dilakukan dengan tujuan tidak lain yaitu memenuhi
kebutuhan masyarakat, apabila diterapkan maka akan membantu pemerintah
memantau tingkat kemiskinan yang ada di Provinsi Gorontalo dan tentu system yang
beliau ciptakan ini tidak akan pernah berhenti melakukan perbaikan.

Dengan posisi beliau sebagai Kepala BAPPEDA Provinsi Gorontalo, dapat saya
katakan beliau telah melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
serta disiplin dan berintegritas tinggi. Untuk ada diposisi itu, sangat diperlukan nilai
integritas yang tinggi.

Untuk contoh menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara


bertanggung jawab, efektif dan efisien, dapat dikatakan beliau telah menerapkan ini
contoh kecilnya adalah tempat ibadah (mushola) di Kantor BAPPEDA Provinsi
Gorontalo, merupakan tempat ibadah ternyaman, rapi, dan bagus dari sekian banyak
tempat ibadah yang ada di kantor lainnya di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut tentu
dapat menjadi tolak ukur, jika tempat ibadah diperhatikan dengan memanfaatkan
anggaran kantor yang ada, apalagi system dan kinerja yang ada dilingkup BAPPEDA
itu sendiri.

Sebagaimana yang saya sebutkan di atas, beliau merupakan salah satu lulusan
STPDN/IPDN dimana sudah pasti beliau terikat dengan ikatan alumni, terlebih sekarang
beliau menjabat sebagai Ketua IKAAPTK (organisasi alumni purna praja) Provinsi
Gorontalo. Hal ini tentu membuat beliau pasti sangat mengenal dan dikenal seluruh
alumni Provinsi Gorontalo, namun hal tersebut tidak serta-merta membuat beliau
menyalahgunakan kewenangan jabatannya dalam melakukan hal menyimpang, seperti
misalnya mengedepankan urusan alumni STPDN/IPDN daripada urusan masyarakat.
Beliau selalu menempatkan sesuatu dalam porsinya.

Untuk mengukur nilai kompeten, rasanya sudah dijelaskan sebelumnya. Karakter


beliau yang sangat merangkul dapat membantu siapapun yang ingin belajar. Beliau
juga tidak pernah berhenti memberi kesempatan kepada pihak lain untuk berkontribusi
bekerja sama dalam menghasilkan nilai tambah, contohnya seperti keinginan beliau
dalam berinovasi dengan menggandeng perguruan tinggi yang ada untuk kemudian
dijadikan sebagai tenaga peneliti, selain karena masih banyak isu-isu dalam
pembangunan, serta kurangnya anggaran untuk sebuah penelitian, beliau mengajak
peneliti yang ada di perguruan tinggi untuk sama-sama melakukan inovasi dalam
menyelesaikan isu-isu dalam pembangunan tersebut.

Dari sekian banyak yang telah saya paparkan tentang Tokoh Inspiratif saya Pak
Budi, saya berkomitmen pada diri saya sendiri untuk kelak dapat mengambil nilai-nilai
yang telah dilakukan beliau, menerapkannya pada keseharian saya sebagai ASN yang
memiliki Core Values BerAKHLAK, dan tentu untuk mewujudkan pelayanan yang
terbaik untuk masyarakat.
LEARNING JOURNAL
AGENDA II

1. IDENTITAS JURNAL
Nama : Indar Dwi Amelia Sidiki
NIP : 19990315 202108 2 001
Kelas : E4
Topik : Core Values Harmonis, Loyal, Adaptif

2. KONSEP PENTING YANG DIPELAJARI


1) Harmonis
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja
sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor
tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Singkatnya Harmoni
adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Adapun beberapa upaya ASN dalam Mewujudkan Keharmonisan.
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan
adil. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya,
PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan
tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok
minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang
mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut tidak berdasarkan
kepada kepentingan golongannya.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk
menunjang sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam
memberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu
kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
2) Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana
tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat
dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat
dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan
tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku,
karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Selain itu, masalah lain yang harus dihadapi dengan loyalitas tinggi oleh
seorang ASN adalah semakin besar peluang masuknya budaya dan ideologi
alternatif dari luar ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media
informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa yang berpotensi
merusak tatanan budaya dan ideologi bangsa.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan Negara.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
3) Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah
diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Dalam hal ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan
yang sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik
adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana
ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Dalam konteks budaya organisasi, maka
nilai adaptif tercermin dari kemampuan respon organisasi dalam
mengadaptasi perubahan.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan
hadapi ambiguity dengan agility.

3. RENCANA AKSI
1) Sebagai calon ASN yang sedang berorientasi pada Bidang Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa di Dinas ADMINDUK-CAPIL dan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, saya dapat mengaktualisasikan nilai
Harmonis dengan cara memperhatikan cara saya berbaur dan berkomunikasi
dengan sesame ASN maupun PTT/Honorer. Tidak meng-ekslusifkan diri, merasa
lebih dari mereka. Untuk menciptakan lingkungan kondusif dan harmonis, saya
berusaha menjadi penetral di lingkup Bidang saya.
2) Aktualisasi dari nilai Loyal yaitu saya dapat memahami tugas yang diberikan
dan melaksanakan segala arahan yang diberikan kepada saya selama itu masih
berada di regulasi yang jelas. Adapun saya melakukan hal dan arahan tersebut
dengan tujuan untuk kepentingan bersama, untuk mencapai cita-cita organisasi.
3) Menanamkan dalam diri bahwa posisi saya diberikan berdasarkan kepercayaan
negara Aktualisasi dari nilai Adaptif, saya harus bisa menyesuaikan diri saya,
dimana saat ini saya sebagai CPNS lulusan IPDN yang sementara ditempatkan
dalam masa orientasi, sehingga saya harus berusaha menyesuaikan dengan hal,
kegiatan, maupun program yang telah berjalan di Bidang PPMD sendiri,
berusaha mencari tau sesuatu yang sekiranya belum saya ketahui dan pahami,
untuk menjadi ASN yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga
saya selalu berhati-hati untuk bertindak.

Anda mungkin juga menyukai