Anda di halaman 1dari 4

APLIKASI MODEL KEPERAWATAN OREM

Kasus :
Tn. J (50 th ) didiagnosis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak Tergantung Pada Insulin). Dia
memiliki riwayat hipertensi dan seorang perokok berat (30 batang/hari).
Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model keperawatan Orem adalah :
a. Udara (educative/supportif). Perawatan harus mampu memberikan penjelasan Tn. J (50 tahun)
tentang hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara yang
mengandung zat kimia aktif dari rokok.
b. Air (enducative/supportif). Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang
cukup dari polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang tinggi dalam
darah).
c. Activity and rest (adecative/supportif). Perawat menginformasikan pada pasien tentang
kegiatan aktivitas yang cocok untuk pasien Diabetes Melitus.
d. Elimination (educative/supportif) klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan
Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
e. Food (portial compensatory). Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok
untuk pasien dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus serta mengontrol gula darah
setelah makan.
f. Solitude and social interaction (partial compensatory) interaksi sosial dengan perawat dapat
memberikan perubahan interaksi dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang
adaptif (baik).
g. Hazard prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada pasien
tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang
dialaminya saat ini.
h. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk
mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi normal kembali.
APLIKASI TEORI OREM

Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem dipandang sebagai individu
yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup,
memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal (dari dalam
diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu), faktor internal meliputi usia, tinggi badan,
berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor
luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinun atau
berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera. Klien
membutuhkan tiga kebutuhan self care berdasarkan teori Orem yaitu:
a. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri secara menyeluruh) kondisi yang
seimbang.
b. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan) fungsi klien
sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara lain
menimbulkan peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan, kelemahan,
luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina atau pandangan pada mata berakibat
mata kabur.
c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
penyimpangan kesehatan seperti adanya Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit akibat
peningkatan kadar gula dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit
(dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah) ,perubahan sensorik (perubahan pada indera
perasa), kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung yang meningkat) dan hemiparesis
(kelumpuhan separu badan). Klien Diabetes Melitus akan mengalami penurunan pola makan
dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan pasangan dalam melakukan
hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh klien dengan Diabetes
Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal
ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan
mengklasifisikannya sesuai dengan klafisikasi kemampuan klien.
6. Deskripsi Konsep Sentral Orem
a. Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial serta
berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:
1. Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
2. Air
3. Makanan
4. Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui sekresi urin (air
kencing) dan feses.
5. Kegiatan dan istirahat
6. Interaksi sosial
7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia

b. Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif
(iteraksi).

c. Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi
secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik , interpersonal dan sosial.
Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap
keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual , gerakan untuk
memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
d. Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian
pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa
lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi
mampu merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong
sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai tujuan
suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang
memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai