Anda di halaman 1dari 8

RESUME

PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE DAN TECHNOLOGICAL


PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu

Drs. Eko Nusantoro, M. Pd., Kons.

Oleh:
Silviana Damayanti/1301420011

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
A. Pedagogical Content Knowledge
1. Definisi
Menurut Kutsum (2017) Pedagogical Content Knowledge adalah jenis pengetahuan yang
unik bagi guru, karena didasarkan pada cara guru menghubungkan pengetahuan pedagogis
mereka yaitu apa yang mereka ketahui tentang mengajar dengan pengetahuan materi pelajaran
mereka mencakup apa saja yang mereka ketahui tentang apa yang mereka ajarkan. Menurut
Shulman dalam Sarkim (2015) menyatakan bahwa PCK adalah perpaduan antara pengetahuan
tentang materi atau disiplin ilmu dengan pengetahuan tentang pedagogi umum, sehingga
terdapat suatu struktur pengatahuan yang khas/unik di dalam bidang pembelajaran ilmu tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa Pedagogical Content Knowledge (PCK) adalah suatu
perpaduan dari pengetahuan tentang materi yang akan diajarkan secara luas dan mendalam
dengan pengetahuan menyampaikan materi tersebut dengan baik menggunakan metode-
metode pembalajaran umum tertentu.

2. Karakteristik
Karakteristik Pedagogical Content Knowledge menurut Karahasan dalam Susilowati
(2018) ada tiga (3) komponen pada masing-masing level yaitu:
a. Komponen Pengetahuan Mengajar
Karakteristik komponen pengetahuan tentang mengajar diantaranya adalah:
• Level 0 sebagai penyedia dan demonstrator pengetahuan untuk peserta didik,
mengenalkan prosedur setelah konsep, mendominasi informasi, memiliki masalah
urutan topik dan soal selama pembelajaran, dan kesulitan mengontrol kelas.
• Level 1 membangun makna dan pemahaman, memandang peranannya sebagai
pembimbing, penilai dan pengingat, mendominasi informasi, mempunyai masalah
pada urutan soal selama pembelajaran, dan sesekali mengontrol kelas.
• Level 2 memfasilitasi dan memandu, menilai dan memperluas pemahaman,
menilai interaksi, menghargai dan mendorong, mengurutkan topik dan soal dengan
cara yang tepat, serta mengontrol kelas.
b. Komponen Pengetahuan Tentang Peserta Didik
Komponen pengetahuan tentang peserta didik, karakteristiknya adalah:
• Level 0 mengalami kesulitan mendiagnosis kesalahan, memandang responding
terhadap miskonsepsi, dan mengalami kesulitan dalam menyadari kebutuhan
peserta didik terkait dengan pemahamannya.
• Level 1 mendiagnosis beberapa kesalahan, menyelesaikan contoh-contoh yang
mirip, masalah praktis, dan menghargai pentingnya diskusi dari waktu ke waktu,
serta menyadari kebutuhan peserta didik dalam pemahaman.
• Level 2 dengan mudah mendiagnosis kesalahan dan menunjukkan kesulitan peserta
didik, memandu serta memfasilitasi, menyadari kebutuhan peserta didik dalam
pemahaman.
c. Komponen Pengetahuan Tentang Konten
Komponen pengetahuan tentang konten, karakteristiknya dapat dijabarkan sebagai
berikut:
• Level 0 tidak mampu menyatakan definisi dengan benar, menggunakan notasi
dengan tepat, menggunakan pertanyaan deklaratif atau prosedural, tidak mampu
menginterpretasikan representasi yang berbeda dengan mudah, serta kesulitan
ketika melihat koneksi antara topik atau sub unit yang berbeda.
• Level 1 menyatakan definisi dengan tepat, menggunakan notasi dengan tepat,
menggunakan pertanyaan deklaratif atau prosedural, menginterpretasikan dan
menggunakan representasi grafik dan selain grafik, serta melihat koneksi antara
topik atau sub unit berbeda.
• Level 2 menyatakan definisi dengan tepat, menggunakan notasi dengan tepat,
menggunakan semua tipe pertanyaan (deklaratif, prosedural, dan kondisional)
dengan posisi yang tepat, menginterpretasikan dan menggunakan representasi
grafik dan selain grafik, serta melihat koneksi antara topik atau sub unit berbeda
dan melangkah diantara koneksi tersebut dengan cermat.

Agar pendidik dapat masuk atau menguasai level 2 tiap golongan yakni bisa dengan terus
belajar meningkatkan kompetensi dan menambah ilmu. Apabila pendidik terus melakukan
evaluasi atas kinerjanya lalu selalu melakukan perbaikan dari kekurangan-kekurangan cara
mengajarnya maka guru akan menjadi lebih baik dan makin menguasai ketiga komponen
tersebut. Atau dengan kata lain, guru sebagai pendidik dapat terus naik levelnya hingga
menguasai level 2. Hal yang paling mempengaruhi untuk termasuk dalam level 2 adalah jam
terbang dan evaluasi. Hal ini karena semakin banyak guru mengajar, maka ia pastinya akan
semakin memahami iklim kelas yang meliputi kemampuan mengajar, peserta didik, maupun
konter mengajar. Sedangkan evaluasi fungsinya adalah sebagai acuan perbaikan sehingga
seperti yang sudah disampaikan tadi, guru dapat memperbaiki kekurangannya dan menjadi
lebih baik lagi.
3. Komponen
Pedagogical Content Knowledge terdiri dari 7 komponen yaitu :
1) Pengetahuan tentang peserta didik
2) Penguasaan standar kurikulum
3) Penguasaan tentang proses pembelajaran
4) Pengetahuan tentang evaluasi
5) Pengetahuan tentang sumber mengajar
6) Pengetahuan tentang materi
7) Pengetahuan tentang tujuan pembelajaran

4. Contoh Pedagogical Content Knowledge


Penerapan PCK dalam pembelajaran dimulai dari penentuan tujuan, keluasan dan
kedalaman materi, serta strategi mengajarkan suatu konsep (Rahmadani, dkk: 2016).
a. Rumusan tujuan, guru menuliskan konsep dan atribut konsep rata-rata sesuai dengan
standar pada kurikulum
b. Pemilihan konsep, guru mengidentifikasi konsep yang benar-benar penting untuk dikuasai
siswa.
c. Nilai pentingnya konsep bagi siswa, guru memunculkan nilai pentingnya terkait pada
konsep selanjutnya dan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
d. Keluasan dan kedalaman materi, guru menentukan batas keluasan dan kedalaman materi
dengan baik dengan disertai alasan yang logis.
e. Memprediksi kesalahan konsep, guru memberikan penjelasan tentang kemungkinan
miskonsepsi dalam memahami suatu konsep.
f. Pertimbangan mengajar, didasarkan pada kondisi siswa dan fasilitas pendukung.
g. Strategi mengajar, guru menunjukkan fleksibilitas dalam menentukan strategi pembelajaran,
disesuaikan dengan kondisi yang ada, sarana prasarana, intake siswa dan pengetahuan awal
yang sudah dimiliki siswa.
h. Pengorganisasian materi, guru tidak terpaku pada sistematika/urutan yang ada pada buku
pegangan siswa, tetapi disesuaikan dengan ide penting yang dituliskan di awal dan metode
yang digunakan dalam pembelajaran.
i. Pengukuran kemampuan siswa, sebagian besar guru menggunakan beberapa asesmen,
seperti tes tulis, LKS, dan tes lisan.
B. Technological Pedagogical Content Knowledge
1. Definisi
TPACK merupakan hubungan tiga pengetahuan (teknologi, pedagogi, dan konten) untuk
dikuasai oleh guru yang diperlihatkan dalam sebuah kerangka konseptual. TPACK sangat
berperan sebagai kerangka dalam menyusun program pembelajaran yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan siswa berdasarkan materi pembelajaran melalui penerapan
teknologi. TPACK yang diterapkan guru akan menggambarkan pengetahuan yang dimiliki
guru terkait materi ajar, metode mengajar dan teknologi untuk pembelajaran termasuk
bagaimana mengintegrasikan ketiga komponen tersebut ke dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Komponen
1) Pengetahuan Konten (Conten Knowledge), yaitu pengetahuan konten atau pengetahuan
materi pelajaran yang dimiliki oleh guru, yang harus dipelajari secara mendalam dan
diajarkan pada peserta didik.
2) Pengetahuan Pedagogi (Pedagogical Knowledge), adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
guru mengenai model, metode pengajaran, dan pendekatan pembelajaran.
3) Pengetahuan Teknologi (Technological Knowledge), merupakan pengetahuan teknologi.
Pemahaman tersebut bertujuan untuk memanfaatkan teknologi informasi, dari kemajuan
tersebut maka konteks ini mengharuskan pengajar memahami teknologi agar bisa
diterapkan secara produktif dalam pembelajaran pendidikan.
4) Pengetahuan Konten Pedagogis (Pedagogical Content Knowledge), yaitu gagasan
mengenai gabungan konsep materi pelajaran ke dalam pembelajaran. PCK mengacu pada
konsep pengetahuan pedagogis guru dalam menerapkan pembelajaran terhadap konten
tertentu, sehingga pemebelajaran menjadi efektif.
5) Teknologis Konten (Technological Content Knowledge), adalah gabungan antara
pemahaman teknologi dengan konten sehingga menjadi sebuah metode pembelajaran
yang saling melengkapi.
6) Tecnological Pedagogical Knowledge (TPK), merupakan suatu pengetahuan tentang
bagaimana pembelajaran dan pengajaran bisa berubah ketika dalam pembelajaran
menggunakan teknologi tertentu.
7) Tecnological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), adalah pemahaman yang
dibutuhkan oleh guru dalam memanfaatkan teknologi secara tepat ke dalam kegiatan
belajar mengajar di berbagai konten materi, serta mengajarkan materi menggunakan
teknologi dan metode pedagogi yang sesuai.
3. Media Pembelajaran dalam TPACK
Adapun media belajar yang sering digunakan dalam TPACK adalah:
a. Multimedia Interaktif (MMI) ialah media pembelajaran elektoronik yang menyajikan
berbagai menu materi yang sudah tersusun secara sistematis dan terprogram yang
berupa teks, gambar, video, suara, animasi dan lain sebagainya.
b. Learning Managmen System (LMS) merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk
memberi penyampaian, melacak, mengolah pelatiahan pembelajaran, sehingga
pembelajaran berlangsung melalui internet dengan memungkinkan manajemen,
pengiriman, pelacakan pembelajaran, pengujian test, komunikasi, proses registrasi,
penjadwalan dan pendistribusian bahan ajar.

4. Metode Pembelajaran TPACK


a. Metode E-learning mencakup konten dan metode pengajaran untuk membantu peserta
didik mempelajari konten secara online (daring). Pembelajaran disampaikan melalui
komputer menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan (narasi) atau teks cetak, dan
gambar-gambar seperti ilustrasi, foto, animasi grafik atau video. E-Learning dapat
diaplikasikan melalui Elena, Ruang Guru, Quipper, dan media pembelajaran online
lainnya. Jadi disini siswa dapat belajar dengan bantuan platfrom belajar yang berbasis
online atau berbentuk sebuah konten yang bisa dinikmati atau digunakan di berbagai
waktu.
b. Metode Blended Learning merupakan metode belajar yang menggabungkan dua metode
pendekatan pembelajaran atau lebih untuk mencapai tujuan pembelajaran dari proses
pembelajaran campuran yang dilakukan dengan cara online melalui komputer dan
pembelajaran di dalam kelas. Blended Learning pengaplikasian nya seperti yang kita
lakukan sekarang yaitu pembelajaran atau perkuliahan secara hybrid, dimana ada
sebagian yang melakukan pembelajaran melalui online di zoom dan ada yang offline
dengan datang ke kampus. Selain itu juga ada pembelajaran dengan sistem yang berbasis
asinkron dan sinkron dimana asinkron itu melalui media belajar seperti elena dan sinkron
melalui zoom atau google meeting.
5. Pengetahuan Teknologi, Pedagogis, dan Konten dalam Konteks Pendidikan di Indonesia
Di sini ada empat kompetensi yang wajib ada bagi seorang pendidik untuk menjadi guru
yang kompeten dan profesional. Adapun macam-macam kompetensi pendidik yang profesional
adalah sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogis adalah kemampuan pendidik yang meliputi pemahaman terhadap
karakter siswa, perencanaan, dan pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi penilaian
hasil pembelajaran, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan sebagai bakat
yang telah dimiliki.
b. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan pendidik yang menggambarkan pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi siswa, dan
berakhlak karimah adalah bentuk kompetensi kepribadian. Pendidik berperan sebagai
contoh dan panutan untuk membentuk perilaku peserta didik. Jadi ketika guru, mampu
menunjukan karakter atau kepribadian – kepribadian yang baik, maka guru tersebut
sudah berhasil dalam memenuhi kompetensi tersebut. Selain itu, berhasil tidaknya guru
dalam memenuhi kompetensi kepribadian itu ditentukan oleh guru itu sendiri, karena
setiap guru punya karakter dan kepribadian yang berbeda-beda dan punya target atau
standarnya masing-masing dalam menentukan apakah dia sudah menjadi guru yang
memenuhi kompetensi kepribadian pendidik.
c. Kompetensi sosial pendidik merupakan kecakapan pendidik dalam besosialisasi dan
berteman dengan baik dengan siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitarnya.
d. Kompetensi Profesional adalah kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan
pemahaman materi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penugasan struktur dan metodologi keilmuannya.
6. Pemanfaatan Teknologi Oleh Pendidik
Guru atau pendidik belum memanfaatkan teknologi secara optimal, salah satu
penyebabnya yaitu guru tersebut GAPTEK. Dan seperti yang diketahui, bahwa kebanyakan
guru-guru yang GAPTEK adalah guru-guru yang usianya sudah sepuh. Namun, diabad 21 ini,
mau tidak mau baik guru yang sudah sepuh atau masih muda harus mampu menguasai atau
memanfaatkan teknologi secara optimal. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh atau solusi
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan pelatihan-pelatihan tentang bagaimana
cara menggunakan atau memanfaatkan teknologi secara optimal dalam pembelajaran.
Kemudian selain itu, juga bisa mengadakan seminar atau webinar tentang tips dan trik
pembelajaran yang menarik dengan memanfaatkan teknologi, dan lain sebagainya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa guru yang memang maksimalnya tidak
menggunakan alat seperti itu jadi mereka menampilkan diri sendiri dan menulis secara manual
karena menurut mereka bisa lebih maksimal mungkin ada yang seperti itu. Untuk lebih
meningkatkan ketrampilan lagi dalam membuat teknologi mungkin bisa diadakan lomba
tentang guru untuk berinovasi semenarik, semudah, seefektifitas mungkin dalam pembelajaran.
Jadi diharapkan guru ada suatu pelatihan dari pihak yang mengerti teknologi untuk mengajari
dasar-dasar tekniknya yang memudahkan guru dalam menyusun dan melakukan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai