Anda di halaman 1dari 23

HAKLI JAWA BARAT

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR


LIMBAH PADA KLINIK
Disampaikan pada Seminar dan Workshop Pengelolaan Limbah B3
Asosiasi Klinik Indonesia
Bandung, 24 Agustus 2019
TUJUAN

• Peserta mengetahui tehnik pengolahan dan pengelolaan


IPAL Klinik.
• Peserta dapat memilih teknologi IPAL yang tepat untuk
diterapkan di tempat kerjanya.
Peraturan Pemerintah

• Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
• Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2014 Tentang Klinik;
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ;
• PermenLH RI No. 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha Dan/Atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
• PERMEN LHK No: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Baku Mutu Air
Limbah Domestik Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
KETENTUAN PIDANA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
(UU No. 32/2009)

Pelanggaran Dalam Pidana Denda


Pengelolaan Limbah B3 Penjara
Min Maks Min Maks
Pengelolaan Limbah B3 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar
tanpa izin (Pasal 102)
Tidak melakukan 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar
pengelolaan limbah B3
(Pasal 103)
Pejabat berwenang tdk - 1 thn - 500 jt
melakukan pengawasan
(Pasal 112)
Impor Limbah (Pasal 105) 4 thn 12 thn 4 Milyar 12 Milyar
Impor Limbah B3 (Pasal 106) 5 thn 15 thn 5 Milyar 15 Milyar
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik
Pemakaian Air Dingin Minimum Sesuai
Penggunaan Gedung
No Penggunaan Gedung Pemakaian Air Satuan
1 Rumah tinggal 120 Liter/penghuni/hari
2 Rumah susun 1001) Liter/penghuni/hari
3 Asrama 120 Liter/penghuni/hari
4 Rumah sakit 5002) Liter/tempat tidur pasien/hari
5 Sekolah dasar 40 Liter/siswa/hari
6 SLTP 50 Liter/siswa/hari
7 SMU/SMK dan lebih tinggi 80 Liter/siswa/hari
8 Ruko/rukan 100 Liter/penghuni dan pegawai/hari
9 Kantor/pabrik 50 Liter/pegawai/hari
10 Toserba, took pengecer 5 Liter/m2
11 Restoran 15 Liter/kursi
12 Hotel berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari
13 Hotel melati, penginapan 150 Liter/ tempat tidur /hari
14 Gd. Pertunjukan, Bioskop 10 Liter/kursi
15 Gd. Serba Guna 25 Liter/ kursi
16 Stasiun, Terminal 3 Liter/penumpang datang dan pergi
17 Pribadatan 5 Liter/orang
Belum dengan air wudhu
Sumber : 1) hasil pengkajian Puslitbang Permukiman Dep. Kimpraswil tahun 2000
2) Permen Kesehatan RI No. 986/Menkes/Per/XI/1992
Standard Kebutuhan Air Menurut Kelas Rumah
Sakit dan Jenis Rawat

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Contoh Perencanaan Kebutuhan Air Pada Klinik

No Penggunaan Air Jumlah Pemakaian Satuan Volume Air


Air Liter (Liter)
1 Pasien rawat inap 7 500 Liter/tempat 3.500
(Jumlah tempat tidur) tidur
pasien/hari
2 Pasien rawat jalan 300 5 Liter/orang 1.500

3 Pengantar pasien 300 5 Liter/orang 1.500

4 Karyawan 50 50 Liter/pegawai/ 2.500


hari
Jumlah Keseluruhan Kebutuhan Air (Liter) 9.000
Penanganan Air Limbah Klinik
• Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran
tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta
terpisah dengan saluran air hujan.
• Klinik harus memiliki IPAL sendiri atau bersama sama secara kolektif
dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis,
apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah
perkotaan.
• Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit
harian limbah yang dihasilkan.
• Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill.
Penanganan Air Limbah Klinik
• Pengolahan limbah domestik, wajib memenuhi baku mutu air
limbah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV (44)
halaman 77 bagian A Peraturan Menteri ini;
• Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun, wajib
memenuhi baku mutu air limbah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XLIV bagian B Peraturan Menteri ini;
• Melakukan pengolahan limbah domestik dan limbah bahan
berbahaya dan beracun, wajib memenuhi baku mutu air limbah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XLIV bagian A dan
bagian B Peraturan Menteri ini.
BML (Kelompok B) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sesuai
Dengan KepMenLH No. 5 Tahun 2014
BML (Kelompok B) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sesuai
Dengan KepMenLH No. 5 Tahun 2014
Penanganan Air Limbah Sesuai PERMEN LHK
No: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, Lampiran XLIII Usaha
dan/atau kegiatan Perhotelan, Lampiran XLIV huruf A bagi
Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Lampiran XLVI
tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Domestik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1815), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
BML Domestik Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sesuai Dengan
PERMEN LHK No: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016

Parameter Satuan Kadar maksimal


pH - 6 - 9
BOD mg/L 30
COD mg/L 100
TSS mg/L 30
Minyak & Lemak mg/L 5
Amoniak mg/L 10
Total Coliform jumlah/100ml 3000
Debit L/orang/hari 100
Penanggung Jawab Pengelolaan Limbah
a. Penanggung jawab pengelolaan limbah memiliki kualifikasi:
• Memiliki kualifikasi sanitarian serendah – rendahnya D3
(kesehatan lingkungan).
b. Pelatihan pengelolaan limbah dengan fokok bahasan:
• Pengelolaan limbah padat medis dan non medis;
• Pengelolaan limbah cair;
• Pengelolaan limbah gas;
• Praktek tata laksana kerja yang aman;
Kualifikasi Tenaga Operator IPAL

a. Berdasarkan kualifikasi pendidikan :


• Pendidikan STM/SMK (Listrik, Mesin);
• Pendidikan SMA (Jurusan IPA).

b. Pelatihan pengoperasian IPAL dengan fokok bahasan:


• Teknologi pengolahan air limbah;
• Perawatan permesinan IPAL;
• Monitoring kualitas IPAL.
Karakteristik Limbah Cair Rumah Sakit DKI Jakarta

No Parameter Minimum Maksimum Rata-rata

1 BOD-mg/l 31.52 675.33 353.43


2 COD-mg/l 46.62 1183.4 615.01
3 Angka Permanganat 69.84 739.56 404.7
4 Ammoniak 10.79 158.73 84.76
5 pH 4.92 8.99 6.96
6 TSS 27.5 211 119.25
7 Nitrit 0.013 0.274 0.1435
8 Nitrat 2.25 8.91 5.58
9 Klorida 29.74 103.73 66.735
10 Sulfat 81.3 120.6 100.96
11 Deterjen 1.66 9.79 5.725

(sumber data harian kompas tahun 2013)


Jenis Air Limbah Yang Ada Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

•Air limbah domestik


•Air limbah infeksius
•Air limbah kimia
•Air limbah radioaktif (tidak boleh masuk ke
IPAL, harus mengikuti petunjuk dari
BATAN/BAPETEN)
Sumber-sumber Yang Menghasilkan Air Limbah

a) Unit Pelayanan Medis (Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat


Darurat, Rawat Intensif (Haemodialisa, Bedah Sentral,
Rawat Isolasi)
b) Unit Penunjang Pelayanan Medis (Laboratorium,
Radiologi, Farmasi, Sterilisasi, Kamar Jenasah
c) Unit Penunjang Pelayanan Non Medis (Logistik, Cuci
(Laundry), Rekam Medis, Fasilitas umum : Masjid /
Musholla dan Kantin, Kesekretariatan / administrasi,
Dapur Gizi
Dasar Pemilihan Teknologi IPAL Fasyankes

•Kehandalan teknologi terhadap kemampuan


memenuhi acuan standard baku mutu
pemerintah.
•Ketersedian suku cadang.
•Mudah di dalam perawatan.
•Ketersedian personel pendukung.
•Ketersedian sumber dana.
Pemanfaatan Air Hasil Olahan IPAL
• Mencuci tempat sampah organik dan infeksius
di rumah sakit;
• Menyiram/flushing wc;
• Menyiram tanaman;
• Mencuci motor, mobil pengangkut sampah.

Anda mungkin juga menyukai