Anda di halaman 1dari 8

kapasitas 104 tempat tidur

Penggunaan Air Bersih RSUD Rupit pada Occupational Rate 20%


Kriteria
Kapasitas Total
No Penggunaan Kebutuhan Satuan
Air Bersih (Orang) (m3/hari)
Utama

1 Pasien Rawat
200 *) L/bed/hari 21 4,2
Inap
Penunggu
2 Pasien Rawat 200 L/orang/hari 21 4,2
Inap
3 Poliklinik 5 *) L/orang/hari 18 0,09
Pendukung
Dokter dan
karyawan RSUD
1 120 **) L/orang/hari 71 8,52
Rupit
2 Laboratorium 1,91 m3/hari - 1,91
3 Laundry 3,5 m3/hari - 3,5
4 Dapur 2 m3/hari - 2
Utility dan
5 1 m3/hari - 1
Penyiraman
Jumlah Kebutuhan Air Harian 25,42
Keterangan :
* Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
** Berdasarkan Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005 dalam Dewi Ratnasari, 2020

Penggunaan Air Bersih RSUD Rupit pada Occupational Rate 40%


Kriteria
Kapasitas Total
No Penggunaan Kebutuhan Satuan
(Orang) (m3/hari)
Air Bersih
Utama

1 Pasien Rawat
200 *) L/bed/hari 42 8,4
Inap
Penunggu
2 Pasien Rawat 200 L/orang/hari 42 8,4
Inap
3 Poliklinik L/orang/hari 36 0,18
5 *)
Pendukung
Dokter dan
karyawan RSUD
1 120 **) L/orang/hari 142 17,04
Rupit
2 Laboratorium 3,82 m3/hari - 3,82
3 Laundry 7 m3/hari - 7
4 Dapur 4 m3/hari - 4
Utility dan
5 1 m3/hari - 1
Penyiraman
Jumlah Kebutuhan Air Harian 49,84
Keterangan :
* Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
** Berdasarkan Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura, 2005 dalam Dewi Ratnasari, 2020

2.4.3 Sumber dan Volume Air Limbah


Air limbah yang dihasilkan dari RSUD Rupit adalah seluruh buangan cair yang
berasal dari hasil proses seluruh kegiatan domestik rumah sakit yakni buangan
kamar mandi / toilet, dapur, dan laundry. Berdasarkan estimasi occupancy rate pada
kondisi maksimum 40%, jumlah air limbah maksimal yang dihasilkan untuk diolah di
IPAL sebesar 39,87 m3/hari.

2.4.4 Proses Penghasil Limbah


Proses yang menghasilkan limbah cair dari kegiatan utama operasional RSUD Rupit
adalah dari proses pelayanan klinik dan non klinik. Dari masing-masing unit yang
menghasilkan limbah kemudian disalurkan ke melalui pipa menuju ke IPAL.

2.4.5 Kegiatan Pendukung yang Menghasilkan Limbah


Kegiatan lain yang menghasilkan air limbah selain dari proses kegiatan klinik dan
non klinik adalah kegiatan penggunaan air untuk utility karyawan, laundry, dan
dapur. Air limbah yang dihasilkan dari kegiatan dapur diolah terlebih dahulu di
Grease Trap dan selanjutnya dialirkan ke IPAL untuk diolah lebih lanjut.

2.4.6 Debit Pembuangan Air Limbah


Berdasarkan estimasi debit air limbah didapatkan bahwa debit maksimal yang
terolah di IPAL pada kondisi Occupational Rate 20% sebesar 20,34m3/hari,
sedangkan pada kondisi Occupational Rate 40% sebesar 39,87 m3/hari. Kapasitas
unit IPAL sebesar 40m3, sehingga berdasarkan kapasitas yang ada dan debit yang
dihasilkan, unit pengolahan IPAL RSUD Rupit masih dapat menampung jumlah debit
air limbah yang dihasilkan pada rentang 20% hingga 40% dari kapasitas
maksimumnya.
Berdasarkan kriteria sistem pengolahan air limbah estimasi RSUD Rupit dan nilai
keseimbangan neraca air yang digunakan, maka besaran debit air limbah yang akan
diajukan adalah sebesar 39,87 m3/hari.

FLUKTUASI ATAU KONTINUITAS PRODUKSI DAN AIR LIMBAH


Air limbah yang diolah di IPAL RSUD Rupit berasal dari air limbah hasil kegiatan toilet
pasien rawat inap, toilet poliklinik, toilet penunggu pasien rawat inap, toilet dokter dan
karyawan RS, laundry, dan dapur. Estimasi debit air limbah maksimum yang dihasilkan
dari kegiatan RS UD Rupit dan akan masuk ke IPAL pada kondisi Occupational Rate
20% sebesar 20,34 m3/hari, sedangkan pada kondisi Occupational Rate 40% sebesar
39,87 m3/hari.
Neraca Air Berdasarkan Occupational Rate 20%
Pengolahan air limbah domestik sangat diperlukan sebelum dibuang ke lingkungan
atau badan air penerima karena air limbah domestik dapat membahayakan
kehidupan makhluk hidup serta mengganggu kelestarian lingkungan. Air Slimbah
yang berasal dari toilet karyawan terdiri dari dua jenis, yaitu black water dan grey
water. Air limbah jenis black water merupakan air limbah yang berasal dari toilet
dan akan dialirkan ke septic tank, sedangkan air limbah jenis grey water akan
dialirkan ke IPAL. Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik akan
dialirkan ke IPAL.
Air limbah dari kegiatan laboratorium mengalir pada saluran Heavy Metal
Precipitator (HMP) untuk menetralisir dan mereduksi kandungan limbah kimia
yang ada dalam limbah cair yang serta memisahkan padatan dan suspensi
kemudian ditampung dalam bak yang sama, lalu diolah pada unit pengolahan
pertama dengan sistem adsorbsi filtrasi untuk mengurangi Anorganik yang
biasanya terkandung pada limbah Laboratorium. Kemudian dipompa ke bak
ekualisasi. Untuk air limbah dari Laundry terlebih dahulu melalui Pre-Treatment
Basil (PTB) Laundry untuk mengurangi kadar senyawa Methylen Blue Active
Surfaktan (MBAS) yang terkandung dalam limbah cair yang akan masuk ke dalam
unit pengolah limbah cair. Untuk air limbah dari dapur terlebih dahulu melalui unit
Pre-Treatment Basil (PTB) Dapur untuk memisahkan padatan/sampah yang
terbawa dalam aliran limbah cair dalam pipa agar tidak terbawa ke unit IPAL.

Berdasarkan data neraca air RSUD Rupit dengan kondisi Occupational Rate sebesar
20%, data air baku yang diambil sebesar 25,42 m3/hari yang bersumber dari
sumur bor di lokasi kegiatan. Air sumber yang diambil tersebut ditampung di bak
penampungan, kemudian didistribusikan ke masing-masing unit pelayanan di
gedung dan utility sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing unit. Black water
yang dihasilkan dari WC toilet karyawan, toilet pasien rawat inap, toilet penunggu
pasien rawat inap, dan toilet poliklinik (estimasi 20% dari limbah WC) diolah di
Septic Tank) sebanyak 2,71 m3/hari yang akan diangkut oleh pihak ketiga berizin
secara berkala, sedangkan Grey Water (estimasi 80% dari limbah toilet) sebanyak
10,89 m3/hari dialirkan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah. Unit kegiatan
yang menghasilkan air limbah yang diolah terlebih dahulu melalui IPAL adalah
limbah dari kegiatan domestik, seperti laundry, dapur, grey water dari toilet
karyawan, toilet pasien rawat inap, toilet penunggu pasien rawat inap, dan toilet
poliklinik. Limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas dapur dan laundry diolah
terlebih dahulu menggunakan Pre-Treatment Basil (PTB) untuk mengeliminasi
padatan dan sampah sebelum dialirkan ke dalam IPAL. Dengan asumsi limbah cair
yang dihasilkan merupakan 80% dari penggunaan air bersih, maka limbah cair
yang dihasilkan dari laundry sebesar 2,8 m3/hari, dapur sebesar 1,6 m3/hari, toilet
dokter dan karyawan sebesar 5,45 m3/hari, toilet pasien rawat inap sebesar 2,69
m3/hari, laboraturium sebesar 1,5 m3/hari, toilet penunggu pasien rawat inap
sebesar 2,69 m3/hari, dan toilet poliklinik sebesar 0,06 m3/hari, sehingga total
limbah cair yang diolah sebesar 16,79 m3/hari. Sebanyak 20% air limbah yang
berupa black water akan dialirkan ke Septic Tank yaitu sebesar 2,71 m3/hari , air
limbah yang masih tersisa di Septic Tank akan akan mengalir ke IPAL, kurang lebih
sebsebar 0,54 m3/hari, sehingga total air limbah yang akan diolah di IPAL sebesar
17,33 m3/hari. Keperluan air bersih untuk penyiraman tanaman sebesar 1 m 3/hari
akan langsung terserap oleh tanah.
Neraca Air Berdasarkan Occupational Rate 40%
Pengolahan air limbah domestik sangat diperlukan sebelum dibuang ke lingkungan atau badan air
penerima karena air limbah domestik dapat membahayakan kehidupan makhluk hidup serta
mengganggu kelestarian lingkungan. Air limbah yang berasal dari toilet karyawan terdiri dari dua
jenis, yaitu black water dan grey water. Air limbah jenis black water merupakan air limbah yang
berasal dari toilet dan akan dialirkan ke septic tank, sedangkan air limbah jenis grey water akan
dialirkan ke IPAL. Seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik akan dialirkan ke
IPAL.
Air limbah dari kegiatan laboratorium mengalir pada saluran Heavy Metal Precipitator (HMP)
untuk menetralisir dan mereduksi kandungan limbah kimia yang ada dalam limbah cair yang serta
memisahkan padatan dan suspensi kemudian ditampung dalam bak yang sama, lalu diolah pada
unit pengolahan pertama dengan sistem adsorbsi filtrasi untuk mengurangi Anorganik yang
biasanya terkandung pada limbah Laboratorium. Kemudian dipompa ke bak ekualisasi. Untuk air
limbah dari Laundry terlebih dahulu melalui Pre-Treatment Basil (PTB) Laundry untuk
mengurangi kadar senyawa Methylen Blue Active Surfaktan (MBAS) yang terkandung dalam
limbah cair yang akan masuk ke dalam unit pengolah limbah cair. Untuk air limbah dari dapur
terlebih dahulu melalui unit Pre-Treatment Basil (PTB) Dapur untuk memisahkan
padatan/sampah yang terbawa dalam aliran limbah cair dalam pipa agar tidak terbawa ke unit
IPAL.

Berdasarkan data neraca air RSUD Rupit dengan kondisi Occupational Rate sebesar 20%, data air
baku yang diambil sebesar 49,84 m3/hari yang bersumber dari sumur bor di lokasi kegiatan. Air
sumber yang diambil tersebut ditampung di bak penampungan, kemudian didistribusikan ke
masing-masing unit pelayanan di gedung dan utility sesuai dengan kebutuhan pada masing-
masing unit. Black water yang dihasilkan dari WC toilet karyawan, toilet pasien rawat inap, toilet
penunggu pasien rawat inap, dan toilet poliklinik (estimasi 20% dari limbah WC) diolah di Septic
Tank) sebanyak 5,44 m3/hari yang akan diangkut oleh pihak ketiga berizin secara berkala,
sedangkan Grey Water (estimasi 80% dari limbah toilet) sebanyak 21,77 m3/hari dialirkan menuju
Instalasi Pengolahan Air Limbah. Unit kegiatan yang menghasilkan air limbah yang diolah terlebih
dahulu melalui IPAL adalah limbah dari kegiatan domestik, seperti laundry, dapur, grey water dari
toilet karyawan, toilet pasien rawat inap, toilet penunggu pasien rawat inap, dan toilet poliklinik.
Limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas dapur dan laundry diolah terlebih dahulu menggunakan
Pre-Treatment Basil (PTB) untuk mengeliminasi padatan dan sampah sebelum dialirkan ke dalam
IPAL. Dengan asumsi limbah cair yang dihasilkan merupakan 80% dari penggunaan air bersih,
maka limbah cair yang dihasilkan dari laundry sebesar 5,6 m3/hari, dapur sebesar 3,2 m3/hari,
laboraturium sebesar 3,82 m3/hari, toilet dokter dan karyawan sebesar 10,9 m3/hari, toilet pasien
rawat inap sebesar 5,38 m3/hari, toilet penunggu pasien rawat inap sebesar 5,38 m3/hari, dan
toilet poliklinik sebesar 0,11 m3/hari, sehingga total limbah cair yang diolah sebesar 33,63
m3/hari. Sebanyak 20% air limbah yang berupa black water akan dialirkan ke Septic Tank yaitu
sebesar 5,44 m3/hari , air limbah yang masih tersisa di Septic Tank akan akan mengalir ke IPAL,
kurang lebih sebsebar 1,09 m3/hari, sehingga total air limbah yang akan diolah di IPAL sebesar
34,72 m3/hari. Keperluan air bersih untuk penyiraman tanaman sebesar 1 m3/hari akan langsung
terserap oleh tanah.

Anda mungkin juga menyukai