Tumor Tonsil
Oleh :
Akbar Shiddiq (0910312080)
Ressy Dara Amelia
(0910313191)
Pembimbing
membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran
pencernaan. Cincin ini dikenal dengan nama cincin Waldeyer. Tonsil merupakan massa
yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di
dalamnya.
Superior — palatum mole
Inferior — tonsil lingual
memberikan cabang untuk tonsil dan palatum mole. Arteri palatina asenden,
mengirimkan cabang-cabangnya melalui m. konstriktor posterior menuju tonsil. Arteri
faringeal asenden juga memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar m.
konstriktor superior. Arteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan mengirim
cabangnya ke tonsil, plika anterior dan plika posterior. Arteri palatina desenden atau a.
palatina posterior atau 5lesser palatine artery5 memberi vaskularisasi tonsil dan palatum
mole dari atas dan membentuk anastomosis dengan a. palatina asenden. 2ena-vena dari
tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. (
terjadi ketika antigen memasuki orofaring mengenai epitel kripte yang merupakan
kompartemen tonsil pertama sebagai barier imunologis. Sel M tidak hanya berperan
mentranspor antigen melalui barier epitel tapi juga membentuk komparten mikro
intraepitel spesifik yang membawa bersamaan dalam konsentrasi tinggi material asing,
limfosit dan A#C seperti makrofag dan sel dendritik. (,3
Respon imun tonsila palatina tahap kedua terjadi setelah antigen melalui epitel
kripte dan mencapai daerah ekstrafolikular atau folikel limfoid. Adapun respon imun
berikutnya berupa migrasi limfosit. #erjalanan limfosit dari penelitian didapat bahwa
migrasi limfosit berlangsung terus menerus dari darah ke tonsil melalui <E23 high
endothelial venules4 dan kembali ke sirkulasi melalui limfe.
Besar tonsil ditentukan sebagai berikut.
uvula.
Tonsila #alatina berasal dari proliferasi sel-sel epitel yang melapisi kantong
faringeal kedua. #erluasan ke lateral dari kantong faringeal kedua diserap dan bagian
dorsalnya tetap ada dan menjadi epitel tonsilla palatina. #ilar tonsil berasal dari arcus
branchial kedua dan ketiga. 0ripta tonsillar pertama terbentuk pada usia kehamilan
1( minggu dan kapsul terbentuk pada usia kehamilan (9 minggu. #ada sekitar bulan
ketiga,
tonsil secara gradual akan diinfiltrasi oleh sel-sel limfatik.3
Secara histologis tonsil mengandung 3 unsur utama yaitu jaringan ikat atau
trabekula 3sebagai rangka penunjang pembuluh darah, saraf dan limfa4, folikel
germinativum 3sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda4 serta jaringan interfolikel
3jaringan limfoid dari berbagai stadium4. 3
1.2.1 Epidemiologi
0eganasan tonsil merupakan keganasan di Amerika Serikat dengan angka lebih
dari 9,5% dari semua jenis keganasan setiap tahunnya. Lebih dari F999 karsinoma
orofaringeal didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahunnya. Sebuah badan patologi di
Amerika mempunyai data dari tahun 1985 — 197) ada sekitar 79% lebih dari keganasan
di wilayah ini adalah karsinoma sel skuamosa. 0arsinoma sel skuamosa menyerang 3 —
8 kali lebih sering pada laki — laki dibandingkan wanita dan sebagian besar berkembang
dalam dekade kelima kehidupan. Limfoma tonsil adalah keganasan yang paling sering
terjadi nomer dua.8
1.2.2. Etiologi
Menurut National Cancer Institute, faktor risiko karsinoma sel skuamosa
termasuk merokok dan penyalahgunaan etanol. Baru — baru ini ada indikasi bahwa
etiologi virus juga harus dipertimbangkan. Meskipun virus Epstein – Barr 3 EB2 4
Beberapa studi telah mengidentifikasi indikasi kehadiran <#2 pada sekitar )9%
dari karsinoma tonsil. 5
Bila tonsil termasuk dalam studi wilayah orofaring, maka faktor risiko meliputi:
1. Diet rendah buah dan
sayuran (. Infeksi <#2
3. Merokok
8. Alkohol
1.2.3. Patogenesis
0arsinoma sel skuamosa tonsil mungkin terbatas pada fosa tonsil, tetapi
perluasan pada ke struktur yang berdekatan sering terjadi. 0arsinoma umumnya
menyebar sepanjang sulkus glosotonsilar melibatkan dasar lidah. Selain itu, penyebaran
sering melibatkan palatum mole atau nasofaring. Fosa tonsil dibatasi oleh otot superior
konstriktor yang mungkin berisi penyebaran karsinoma. 8
Namun ketika otot konstriktor dilampaui, ini menjadi keuntungan tumor untuk
mengakses ke ruang parafaring. Ini melibatkan otot — otot pterigoid atau mandibular.
#enyebaran ke arah superior dari ruang parafaring bisa melibatkan dasar tengkorak dan
penyebaran ke arah inferior bisa melibatkan leher bagian lateral. Akhirnya keterlibatan
yang luas dalam ruang parafaring mungkin melibatkan arteri karotis. 8
1.2.4. Klasifikasi
1.
Tumor Tonsil Jinak
a) Kista Tonsil
0ista epitel tonsil merupakan jenis yang paling sering. #ermukaannya berkilau
halus dan berwarna putih atau kekuningan. 0ista ini tidak memberikan gejala apapun,
akan tetapi kista yang lebih besar akan menyebabkan suatu benjolan di tenggorokan dan
mungkin perlu dioperasi.
b) Papiloma Tonsil
Gambar 1.(.8.(. #apiloma tonsil
bagian posteriornya.
c) Polip Tonsil
normal saline, bukan dalam larutan formaldehid4 kepada ahli patologi. Ini
merupakan alasan
mengapa setelah tonsilektomi lebih baik di periksa jaringannya.
Limfoma merupakan jenis yang paling umum kedua pada keganasan
tonsil. Limfoma tonsil biasanya ditandai dengan massa submukosa dan
pembesaran asimetris pada salah satu tonsil. Bila terdapat limfadenopati, maka
pembesaran kelenjar getah bening diamati pada sisi yang sama.
Gambar Limfoma Tonsil
1.1.5. Manifestasi klinik
0ebanyakan pasien dengan tumor tonsil datang dalam keadaan penyakit lanjut
karena lesi awal biasanya tanpa gejala ketika lesi masih kecil. #asien dengan karsinoma
tonsil dapat datang dengan keluhan massa pada leher. <al ini karena karsinoma muncul
di dalam kriptus. Sebuah karsinoma sel skuamosa mungkin berasal dari 1 atau lebih
lokasi
dari tonsil itu sendiri. Selain itu tonsil juga dapat membesar dan menonjol ke dalam
rongga mulut. Tonsil kaya akan kelenjar limfoid yang membantu akses neoplasma dan
bermetastase ke kelenjar leher. Semua faktor itu menjelaskan mengapa pasien biasanya
datang dengan massa pada leher.1,8
#embesaran kelenjar getah bening dengan tumor primer yang tersembunyi harus
diperiksa lebih lanjut pada tonsilnya. 0arsinoma sel skuamosa primer tersembunyi yang
bermanifestasi sebagai limfadenopati leher adalah masalah umum yang dihadapi oleh
ahli
T<T. 8
Sakit tenggorokan, sakit telinga, sensasi benda asing di tenggorokan dan
1.1.6. Diagnosis
1. Anamnesis
Dari anamnesis akan didapatkan sakit tenggorokan yang dialami berulang-ulang
walaupun setelah mengkomsumsi antibiotik. #asien juga sering datang dengan
keluhan benjolan di leher, nyeri telinga 3otalgia4 pada salah satu telinga, kesulitan
menelan 3odinofagia4. 0adang-kadang pasien tidak bisa membuka mulut 3trismus4. 1
2. Pemeriksaan Fisik
Dengan lampu kepala yang diarahkan ke rongga mulut, dilihat keadaan bibir,
mukosa rongga mulut, lidah dan gerakan lidah. Dengan menekan bagian tengah lidah
memakai spatula lidah, maka bagian-bagian rongga mulut lebih jelas terlihat.
#emeriksaan dimulai dengan melihat dinding uvula, arkus faring, tonsil, mukosa
pipi, apakah terdapat pembesaran, palpasi rongga mulut diperlukan bila ada massa
tumor, kista dan lain-lain. pada pemeriksaan fisis pasien dengan tumor tonsil,
terdapatnya suatu massa dengan permukaan yang tidak rata dan memberikan
nyeri, karena
b. Radiologi
CT scan leher dengan atau tanpa kontras diperlukan untuk mengevaluasi
metastasis dan untuk menilai sejauh mana perkembangan tumor. <al ini penting
dalam staging tumor tonsil. 8
Gambar 1(: Massa dengan ukuran (mm pada daerah tonsil kanan dengan hasil
biopsi jarum halus didapatkan suatu karsinoma sel skuamosa
Gambar 13: <asil CT-scan menunjukkan tumor tonsil pada pasien dengan <#2-
positif tanpa riwayat merokok atau alkohol. Anak panah kiri menunjukkan tonsil
yang udem dengan tumor primer. Anak panah kanan menunjukkan adanya
pembesaran kelenjar getah bening pada kedua sisi leher.
MRI juga sangat berguna untuk menilai ukuran tumor dan invasi jaringan
lunak. CT scan dada yang paling sensitif untuk menilai metastasis khususnya ke
daerah paru- paru. (
c. Biopsi
Biopsi adalah satu-satunya alat untuk mendiagnosis keganasan tonsil
berupa limfoma, karena itu ahli patologi dan timnya harus segera siap untuk
menangani jaringan dengan tepat. Beberapa jaringan segar mungkin diperlukan
untuk studi, yang tergantung waktu dan memerlukan penangan segera. Beberapa
jaringan harus dibedakan dalam nitrogen cair. #ertimbangan lain yang sangat
penting adalah kenyataan bahwa karsinoma sel skuamosa biasanya timbul jauh di
dalam kripta. Hal ini memerlukan ahli bedah untuk mengambil biopsi yang lebih
dalam. 4
1.1.7. Staging
Staging karsinoma tonsil menurut America Joint Committee on Cancer (AJCC) edisi
ke-6. Klasifikasi meliputi ukuran tumor primer (T), kejadian, ukuran, jumlah, dan lokasi
metastase regional (N), kejadian metastase jauh atau tidak (M). 4
Metastase jauh4
Mx : Metastase jauh tidak dapat
dinilai M0 : Tidak ada metastase
jauh
M1 : Terdapat metastase
1.1.8. Terapi4,7
1. Operasi
Operasi dapat digunakan untuk mengelola semua stadium pada tumor tonsil,
tetapi sebaiknya operasi dilakukan pada stadium awal tumor. Jenis prosedur yang
dilakukan tergantung pada ukuran, jenis, lokasi dan penyebaran tumor. Tumor yang
sangat kecil yang belum menyebar di luar tonsil dapat diobati dengan tindakan
a.
Operasi transoral (Transoral surgery), yaitu mengangkat tumor melalui mulut.
Pendekatan ini tidak memerlukan proses rekonstruksi rehabilitasi yang panjang
pada daerah tenggorokan setelah operasi untuk memperbaiki fungsi bicara dan
menelan.
b.
Bedah robotik transoral (Transoral robotic surgery), yang menyediakan akses
yang lebih tepat untuk tumor. Operasi ini aman, efektif dan memungkinkan waktu
pemulihan lebih cepat dibandingkan dengan pendekatan bedah standar.
c.
Insisi leher eksternal (External neck incision), dipertimbangkan untuk tumor yang
besar atau tumor yang telah menyebar di leher. Jika tumor telah menyebar di luar
tonsil, kelenjar getah bening di dekatnya juga turut diangkat.
d.
Bedah rekonstruksi. Pasien dengan tumor lanjut yang mengalami disporposi pada
wajah, rahang atau leher setelah pengangkatan tumor mungkin memerlukan
pembedahan rekonstruktif.
2. Terapi radiasi/Radioterapi
Terapi radiasi dapat menjadi pilihan untuk tumor tonsil fase awal maupun
lanjutan, seperti intensitas-termodulasi terapi radiasi, yang justru menargetkan
radiasi untuk sel tumor dan membatasi paparan radiasi pada jaringan normal di
dekatnya.
3. Kemoterapi
1.1.9. Prognosis
Survival rate selama 5 tahun pada pengobatan karsinoma tonsil berdasarkan staging
tumor yaitu2 :
• Stage I = 80%
• Stage II = 70%
• Stage III = 40%
• Stage IV = 30%
Ang et al dalam penelitiannya menganalisis pada pasien dengan HPV positif maupun
negatif yang diacak secara random dengan perlakuan diberikan radioterapi pada
karsinoma tonsil staging III-IV. Pasien dengan HPV positif survival rate bertambah rata-
rata 3 tahun (82.4% vs 57.1%, p<0,001) dan menurunkan resiko kematian sebesar 58%
jika dibandingkan pada pasien dengan HPV negatif. 2,10,12
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Nn. E
● Umur : 51 tahun
ANAMNESIS
Seorang pasien perempuan datang bangsal THT RSUP dr. M.Djamil pada tanggal 30
Keluhan Utama :
• Bengkak ditenggorok kiri sejak 1,5 bulan yang lalu, semakin lama semakin
membesar, tidak nyeri.
• Nyeri menelan sejak 2 bulan yang lalu.
• Pasien susah membuka mulut sejak 1 bulan yang lalu dan mulai berkurang sejak
2 minggu ini.
• Riwayat tidur mengorok ada
• Riwanyat penurunan berat badan yang bermakna ada sejak 1,5 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak ada anggota keluarga yag menderita sakit seperi ini sebelumnya
tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat asma, alergi makanan atau
obat dan tidak ada bersin-bersin berulang pada pagi hari.
• tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita sakit seperti ini.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Frekuensi nadi :
Pemeriksaan sistemik
TELINGA
Daun Telinga - -
Kel. Metabolik
Nyeri tarik - -
- -
Nyeri tekan tragus
+ +
Cukup lapang (N)
Sempit - -
Liang dan - -
Dinding Hiperemis
Telinga - -
Edema
- -
Massa
Bau - -
Warna - -
Sekret/serumen
Jumlah - -
Jenis - -
Membran timpani
Warna Putih Putih
Utuh Bulging - -
- -
Retraksi
Atrofi - -
Jenis - -
Kwadran - -
Pinggir - -
Tanda radang - -
Fistel - -
Mastoid Sikatrik - -
Nyeri tekan - -
- -
Nyeri ketok
Rinne + +
HIDUNG
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra
Deformitas - -
Kelainan kogenital - -
Massa - -
Sinus Paranasal
Pemeriksaan
Dextra Sinistra
Nyeri tekan - -
Rinoskopi Anterior
Sempit - -
Kavum nasi
Lapang - -
Lokasi - -
Jenis - -
Sekret Jumlah - -
Bau - -
Edema - -
Ukuran Eutropi Eutropi
Edema - -
Spina - -
Septum
Krista - -
Abses - -
Perforasi - -
Lokasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukan - -
Massa Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh- - -
vasokonstriktor
Koana Sempit
Sulit dinilai Sulit dinilai
Lapang
Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna
Sulit dinilai Sulit dinilai
Mukosa
Edema
Sulit dinilai Sulit
Jaringan granulasi
dinilai Sulit dinilai Sulit
Ukuran
dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Konkha inferior Warna
Sulit dinilai Sulit
dinilai Permukaan
Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema
Sulit dinilai Sulit dinilai
Ada/tidak
Adenoid Sulit dinilai Sulit dinilai
Tertutup secret
Sulit dinilai Sulit dinilai
Muara tuba
eustachius Edema mukosa
Sulit dinilai Sulit
Lokasi
dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Ukuran
Massa Sulit dinilai Sulit
dinilai Bentuk
Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan
Sulit dinilai Sulit dinilai
Ada/tidak
Sulit dinilai Sulit dinilai
Post Nasal Jenis
Drip
Sulit dinilai Sulit dinilai
Gambar
Rinoskopi
Posterior
Uvula Edema -
Bifida -
Simetris/tidak asimetris
Bercak/eksudat -
Detritus - -
Eksudat - -
Edema - -
Peritonsil
Abses - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Tumor
Permukaan - -
Konsistensi - -
Karies/radiks M2 atas
M1,m2 bawah
Gigi M1, M2 bawah
Kesan
Higiene kurang Higiene kurang
Warna
Merah muda Merah muda
Bentuk
Lidah Normal Normal
Deviasi - -
Massa - -
Gambar Orofaring
(Mulut)
Bentuk
Sulit diilai
Warna
Sulit dinilai
Epiglotis Edema
-
Pinggir rata/tidak
-
Massa
-
Warna
Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema
Sulit dinilai Sulit
Aritenoid
dinilai Massa
Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan
Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna
Sulit dinilai Sulit dinilai
Ventrikular Band Edema
Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa
Sulit dinilai Sulit dinilai
Plica Vocalis Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan
Sulit dinilai Sulit dinilai
Pinggir Medial
Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa
Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa
Sulit dinilai Sulit dinilai
Sinus Piriformis
Sekret
Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa
Sulit dinilai Sulit dinilai
Valekulae
Sekret (Jenisnya)
Sulit dinilai Sulit dinilai
Gambar
Hematokrit : 34 %
PT : 11,8
APTT : 34,6
BAB III
RESUME
Anamnesis :
• Bengkak ditenggorok kiri sejak 1,5 bulan yang lalu, makin lama makin
membesar
• Nyeri menelan sejak 2 bulan yang lalu.
• Pasien susah membuka mulut sejak 1 bulan yang lalu dan sudah berkurang 2
minggu belakangan ini.
• Riwayat tidur mengorok ada.
Pemeriksaan Fisik :
ada
sisi kanan, arkus faring asimetris, dining faring posterior sulit dinilai,
rata dan tonsil sinistra tampak masa disertai. Karies pada M1, M2 bawah
sinistra
leher sinistra dengan ukura 1x 0,5 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir,
batas tegas.
Pemeriksaan Anjuran :
• Biopsi
Terapi :-
Prognosis :
Follo> up
Demam (-)
Kesadaran : CMC
Suhu : afebris
septum (-).
Tenggorok : arkus faring asimetris, uvula bergeser ke sisi kanan, tonsil T1-T3,
A/ Tumor
tonsil P/ Pro
Biopsi
Seorang pasien perempuan usia 51 tahun di rawat di bangsal THT RSUP dr.
M.Djamli padang dengan diagnosis tumor tonsil. Pada kasus di atas, diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan
pasien datang dengan keluhan bengkak ditenggorok kiri sejak 1,5 bulan yang lalu,
makin lama makin membesar, nyeri menelan sejak 2 bulan yang lalu, pasien susah
membuka mulut sejak 1 bulan yang lalu dan mulai berkurang sejak 2 minggu ini,
riwayat tidur mengorok ada, riwayat penurunan berat badan yang bermakna ada.
Untuk menegakkan diagnosis pasti perlu dilakukan biopsi massa tumor dan
histopatologi untuk menentukan lesi jinak atau ganas. Pada saat ini, pasien sudah
dilakukan tindakan biopsi dan sedang menunggu hasil.
Berdasarkan literatur terapi yang dapat diberikan adalah operatif untuk mengelola
semua stadium pada tumor tonsil, tetapi sebaiknya operasi dilakukan pada stadium
awal tumor dan kemoterapi untuk mengobati tumor tonsil stadium lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
l. Efiaty, Soepardi.2001. Anantomi Tonsil. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi 5, FKUI, Jakarta
2. Ballenger JJ.2001.Anatomi Telinga, Hidung,Tenggorok, Kepala, dan Leher. Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi 5,
FKUI,Jakarta
3. Adams, George L. Boies, 1997. buku ajar ilmu penyakit THT. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC