Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
ABSTRAK
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pailit apabila ditinjau dari kata Belanda “failliet”, yang mempunyai arti
rangkap, yaitu sebagai kata benda dan sebagai kata sifat. Kata “failliet” sendiri
berasal dari kata Perancis “faillite”, yang berarti pemogokan/kemacetan
pembayaran, sedangkan orang yang mogok/berhenti membayar dalam bahasa
Perancis disebut “le failli”. Kata kerja “faillir” berarti “gagal” yang juga dalam
bahasa Inggris kita kenal kata “to fail” dengan arti yang sama. Demikian juga
dengan kata kerja “fallire” dalam bahasa Latin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah Bagaimanakah perlindungan hukum debitor pailit dalam
pengurusan dan pemberesan harta pailit?
5
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengkaji
perlindungan hukum debitor pailit dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit
D. Metode Penelitian
Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu research. Kata
research berasal dari re (kembali) dan to search (mencari). Research berarti
mencari kembali. Oleh karena itu, penelitian pada dasarnya merupakan “suatu
upaya pencarian” dengan usaha pencarian pengetahuan yang benar.
Penelitian juga merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk
memperkuat, membina serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan mana senantiasa dapat diperiksa
dan ditelaah secara kritis, akan berkembang terus atas dasar penelitian-penelitian
yang dilakukan oleh Peneliti.
Metodologi (Methodology) dalam arti umum adalah studi yang logis dan
sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan
demikian metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan
sebagai cara-cara untuk melakukan penelitian.
6
BAB II
PEMBAHASAN
PERLINDUNGAN HUKUM DEBITOR DALAM
HUKUM KEPAILITAN
4
Siti Anisah, Perlindungan Kepentingan... Op. Cit, hlm. 346
5
Imran Nating, Op. Cit, hlm. 73
8
6
Ardian Sutedi, Op.Cit, hlm. 77
9
menyerahkan benda yang menjadi agunan, setelah berakhirnya jangka waktu bagi
kreditor tersebut untuk melaksanakan hak eksekusi atas benda yang menjadi
agunan seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
Perbuatan hukum yang dilakuan oleh kurator dalam menjalankan tugasnya
tidak serta merta dapat diterima begitu saja oleh para kreditor dan debitor pailit.
Berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Kepailitan para kreditor dan
debitor pailit dapat melakukan permohonan perlawanan kepada hakim pengawas
apabila terdapat perbuatan hukum yang merugikan harta pailit yang dilakukan
oleh kurator. Pasal tersebut juga memberikan hak kepada para kreditor dan debitor
pailit untuk memohon penetapan perubahan kepada hakim pengawas agar kurator
melakukan perbuatan hukum tertentu yang telah direncanakan.7
Berdasarkan uraian diatas sebenarnya secara normatif dalam rangka
pengurusan dan pemberesan harta pailit oleh kurator telah cukup memberikan
perlindungan hukum terhadap kreditor dan debitor. Namun demikian, dalam
prakteknya perlindungan tersebut sulit sekali di peroleh oleh para kreditor maupun
debitor pailit, mengingat proses permohonan pertanggung jawaban kurator yang
diajukan oleh kreditor/debitor tidak sepenuhnya diajukan oleh kreditor/debitor
dikarenakan kurang mengertinya para kreditor dan debitor tentang hukum
kepailitan.
7
Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit, hlm. 231
11
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis kesimpulan yang
dapat di ambil dari hasil penelitian tersebut serta saran-saran yang dapat
diberikan oleh penulis adalah:
A. Kesimpulan
Perlindungan hukum terhadap kreditor dalam pengurusan dan pemberesan
harta pailit oleh kurator lebih terjamin dari perlindungan debitor pailit itu sendiri.
Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya peraturan dalam Undang-Undang
Kepailitan yang mengatur kurator menjalankan tugasnya dalam pengurusan dan
pemberesan harta pailit banyak memperhatikan kepentingan kreditor, misalnya
actio pauliana dan banyak hal yang dilakukan oleh kurator harus
mempertimbangkan persetujuan terlebih dahulu dari para kreditor. Hal tersebut
bertolak belakang dengan kewenangan kurator untuk melakukan tugasnya tidak
harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari debitor pailit. Debitor dan
kreditor dapat melakukan permohonan perlawanan kepada hakim pengawas
apabila terdapat perbuatan hukum yang merugikan harta pailit yang di lakukan
oleh kurator. Terkait dengan pemberesan harta pailit PT Jati Indahl terdapat
kesulitan dalam menerapkan perlindungan hukum terhadap debitor/kreditor,
karena kurang pahamnya debitor/kreditor mengenai hukum kepailitan.
B. Saran
Hendaknya perlindungan antara kreditor dan debitor dalam pengurusan
dan pemberesan harta pailit diberikan secara seimbang. Dalam UndangUndang
Kepailitan pada saat ini lebih banyak mengatur kepentingan kreditor baik sebelum
putusan pernyataan pailit di tetapkan dan sesudah pernyataan putusan pailit.
Pengaturan terhadap perlindungan hukum tehadap debitor pailit hendaknya
ditambah dalam revisi Undang-Undang Kepailitan yang mendatang.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andriani Nurdin, Masalah Seputar Actio Pauliana dalam Kepailitan dan Transfer
Aset Secara Melawan Hukum Prosiding Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah-
Masalah Kepailitan dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya, Editor Emmy
Yuhassarie, 2004.
12
13
Fred B.G. Tumbuan, Menelaah Konsep Dasar dan Aspek Hukum Kepailitan,
dalam Kepailitan dan Transfer Aset Secara Melawan Hukum: Prosiding
Rangkaian Lokakarya Terbatas Masalah-Masalah Kepailitan dan Wawasan
Hukum Bisnis Lainnya, Editor Emmy Yuhassarie, 2004.
Gunawan Widjaja, Risiko Hukum & Bisnis Perusahaan Pailit, Forum Sahabat,
Jakarta, 2009.
13
14
Imran Nating, Peranan dan Tanggug Jawab Kurator dalam Pengurusan dan
Pemberesan Harta Pailit, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
14
15
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002.
___________, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2014.
Rudy Lontoh (Ed.), Penyelesaian Utang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang, Alumni, Bandung, 2001.
15
16
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika Ofsset, Jakarta , 2009.
Jurnal
16
17
Sigit Priyono SH, Akibat Hukum Perseroan Terbatas yang Dijatuhi Putusan Pailit
Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro,
Semarang, 2005.
Sri Redjeki Hartono, Hukum Perdata sebagai dasar Hukum Kepailitan Modern,
Majalah Hukum Nasional, No.2.
17
18
Data elektronik
HukumOnline,http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5232fb549d42f/kurator
-bukan-tukang-jual-aset diakses tanggal 2 April 2015.
18
19
19