Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS DIABETES

2. Tn.YK umur 64 thn, BB 80 kg, TB 162 cm, masuk Rumah Sakit dengan keluhan mual,
muntah, badan lemas sejak 3 hari sebelum MRS dengan TTV TD 120/80 mm/Hg, Nadi
89x/menit. Suhu badan 36,8 ◦C dengan hasil pemeriksaan laboratorium Albumin 2,8 mg/dl.
Bilirubin 4,7 mg/dl, SGOT 258 mg/dl, SGPT 305 mg/dl, GDP 158 mg/dl. GD2JPP 160 mg/dl,
Creatinin 1,2 mg/dl, BUN 16 mg/dl, pemeriksaan penunjang USG Kronik Liver disease
(ascites sedang). Terapi saat ini Sotatic prn, riwayat pengobatan pasien minum Metformin
3x850 mg, Glucodex 1-1-0

Lakukan pharmaceutical care dengan analisis SOAP

Penyelesaian:

2. a. Subjektif:

Nama : Tn.YK

Umur : 64 thn

Berat badan : 80 kg, Tinggi badan: 162 cm

BB 80 kg
BMI: 2 = 2 = 30,48 kg/m
2
(TB) (1,62 m)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tn. Yk obesitas karena nilai BMI >25

Keluhan : Mual, muntah, badan lemas sejak 3 hari sebelum MRS

Riwayat penyakit : Diabetes mellitus

Riwayat pengobatan : Metformin 3x850 mg, Glucodex 1-1-0

Objektif

 TD : 120/80 mm/Hg
 Nadi :89x/menit
 Suhu badan :36,8 ◦C
 Albumin :2,8 mg/dl
 Bilirubin :4,7 mg/dl
 SGOT :258 mg/dl
 SGPT :305 mg/dl
 GDP :158 mg/dl
 GD2JPP :160 mg/dl
 Creatinin :1,2 mg/dl
 BUN :16 mg/dl
 Pemeriksaan penunjang USG Kronik Liver disease (ascites sedang)

c. Assesment

PM S,O Terapi Analisis DRP


DM GDP: 158mg/dl - Glukodex - Kontraindikasi Obat diganti
GD2JPP:160mg/ 1-1-0 dengan pasien menjadi insulin

dl - Metformin hepar kerana


penggunaan obat
3x850 mg
glukodex golongan
sulfononilurea
menyebabkan
hipoglikemia,gagal
ginjal pada
penderita lanjut
usia dan
penggunaan
metformin tidak
digunakan pada
penderita
gangguan ginjal
dan hati.

Kronik Liver - SGOT: 258 Tidak ada Pasien diduga Ada indikasi
disease (ascites mg/dl terapi mengalami tetapi tidak
sedang) - SGPT: 305 kerusakan hati diterapi
mg/dl yang ditandai
- Pemeriksaan dengan
USG Kronik peningkatan
- Albumin : bilirubin, SGOT
2,8 mg/dl dan SGPT.
(normal:3,5-
51, g/dl)
- Bilirubin: 4,7
mg/dl(normal:
0.1–1 mg/dl)
- Mual, muntah,
dan badan
lemas sejak 3
hari

Hipoalbuminaria Albumin 2,8 Sotatic prn Sotatic prn Diberikan


mg/dL digunakan tambahan infus
Mual, muntah dan untuk mual, Albumin untuk
lemas muntah dan meningkatkan
lemas kadar albumin
didalam darah
proses ini
dilakukan
dengan cara
memasukan
albumin kedalam
tubuh melalui
infus, dan Sotatic
dihentikan.

d. Plan
 Terapi farmakologi
Untuk diabetes riwayat penggunaan obat Glucodex dan Metformin dihentikan
karena tidak dapat diberikan kepada penderita gangguan hati sehingga harus diganti
dengan insulin. Hipoalbuminaria ditangani dengan pemberian Infus Albumin IV.
Sedangkan ascites diberikan terapi Furosemid dan Spironolakton.
Efektivitas kombinasi spironolakton dan furosemide untuk penggunaan kombinasi
diuretic lebih dipilih dari pada diuretik tunggal. Dengan dosis spironolaton 100 mg dan
furosemide 40 mg(Mulyani dkk., 2017)
Adapun pemberian insulin dengan menggunakan insulin campuran. Pemberian
insulin basal rapid-acting insulin dan long-acting insulin merupakan salah satu strategi
pengobatan untuk memperbaiki kadar gula darah puasa atau gula darah sebelum makan.
Karena glukosa darah setelah makan merupakan keadaan yang dipengaruhi oleh kadar
glukosa darah puasa, pemberian insulin basal diharapkan dapat menurunkan kadar gula
darah setelah makan. Kombinasi insulin glargine (long-acting insulin) dengan insulin
aspart (rapid-acting insulin) memberikan onset kerja yang lebih cepat dengan durasi
kerja yang lebih panjang sehingga lebih menyerupai profil insulin normal tubuh.
1. Albumin infus
Indikasi : Hipoalbuminaria, mengkoreksi defisit volume plasma
Dosis : Tergantung
Sediaann : Albapure, Albumin Human, Albuminar, Octalbin

a. Non-Farmakologi
- Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein
dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
• Karbohidrat : 60-70%

• Protein : 10-15%

• Lemak : 20-25%

- Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda,
berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak dilakukan selama total 30-
40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri pendinginan antara
5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor
insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
- Menurunkan berat badan dengan olahraga dan diet.
b. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
1. Informasikan kepada pasien untuk patuh terhadap pengobatan yaitu dengan injeksi insulin
dengan tepat waktu.
2. Informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan insulin dan penyimpanan insulin
3. Informasikan kepada pasien untuk menurunkan berat badan karena sudah masuk obesitas
kelas 2 untuk membantu pengobatan
4. Informasikan kepada pasien bahwa menjaga makan untuk menstabilkan atau menjaga
gula darah berada dikisaran normal

c. Monitoring dan Follow Up


1. Monitoring kadar gula darah
2. Monitoring kembali data lab untuk mencapai ke kadar normal
3. Monitoring efek samping obat yang kemungkinan dapat terjadi

Anda mungkin juga menyukai