Anda di halaman 1dari 10

Diabetes

Hepatosit unit fungsional daripada hati

- Fluktuasi kadang banyak kadang sedikit

Diabetes Mellitus (DM)

- Termasuk penyakit metabolik, yg ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia), peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya defek pada sekresi insulin ataupun defek
pada fungsi insulin atau kedua-duanya

- Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.( bisa keluar dengan sedikit atau
tidak keluar sama sekali ) Insufisiensi( kekurangan /penurunan ) fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi( kekurangan ) produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas( jumlah insulin menurun/ fungsi insulin menjadi menurun ) , atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO) ( metabolisme karbohidrat terganggu /
Karbo/lipid/protein metabolisme nya terganggu )

- GLUKOSA

- Secara normal sebagian glukosa didalam tubuh, berada didalam sirkulasi (plasma)

- Sumber utama glukosa adalah dari absorpsi makanan (karbo hidrat) di gastrointestinal tract yg
selanjutnya akan dicerna menjadi monosakarida( Karbo ) (glukosa, galaktosa, fruktosa) oleh usus halus
dan diserap oleh darah, kemudian dibawa ke hepar untuk diubah menjadi glukosa, selanjutnya masuk
kedalam sirkulasi, disebut dengan kadar glukosa darah ( kadar glukosa darah )

- Glukosa berfungsi sebagai bahan untuk pembentukan energi didalam sel

GLUKOSA

- Sel menggunakan glukosa sebagai sumber energi setelah diubah ke dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
Phosphat). Jika sel akan menggunakan energi maka ATP akan di hidrolisis menjadi ADP dan AMP yang
melepaskan banyak energi untuk digunakan oleh sel.

- Kelebihan glukosa dalam tubuh diubah menjadi glikogen melalui proses glikogenesis dan disimpan di
hati yang disebut dengan glikogen hati juga di otot. Glikogen hati berfungsi sebagai cadangan glukosa
dan akan digunakan saat tubuh mengalami kekurangan glukosa, melalui proses glikogenolisis

Hormon yg mengatur KGD : 1. INSULIN

- Insulin disekresi oleh sel-sel beta pulau Langerhans di Pankreas


- Apabila seseorang memakan makanan, sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan glukosa
kedalam sel-sel untuk proses metabolisme, dan bila berlebih menyimpannya di hati, otot dan jaringan
lemak

Fungsi Insulin adalah :

- Mempermudah transport glukosa kedalam sel ( kalau dibawa oleh insulin )

-. Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen dalam hati dan otot

- Meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan adiposa

- Mempercepat pengangkutan asam amino yg berasal dari protein makanan ke dalam sel dan
menghambat penguraian protein ( akan di ubah menjadi asam amino )

Menghambat penguraian glikogen menjadi glukosa

Hormon yg mengatur KGD : 2. GLUKAGON

- Glukagon disekresi oleh sel-sel alfa pulau Langerhans di Pankreas

- Pengeluaran glukagon dirangsang oleh penurunan kadar glukosa dalam darah dan glukagon berperan
di sel hepatocytes untuk:

- Mengubah glycogen menjadi glukosa (glycogenolisis)

- Membentuk glukosa dari asam laktat dan asam amino (gluconeogenesis)

- Kedua proses diatas akan menyebabkan glukosa dilepas oleh hepatosit kedalam darah sampai kadar
glukosa meningkat ke kadar (N) (yang terjadi di hati )

- Bila glukosa darah terus meningkat maka keadaan hyperglycemia akan menginhibisi keluarnya
glucagon

Sel endokrin pankreas adalah:

Sel β, tempat sintesis dan sekresi insulin

Sel α, tempat sintesis glukagon

Sel δ, tempat sintesis somatostatin,

Sel PP, mengeluarkan polipeptida pankreas (jarang)

Diabetes 2
Patofisiologi

- Pada keadaan normal glukosa dalam darah akan menjadi :

- 50% mengalami metabolisme sempurna menjadi energi, CO2,dan air,

- 10% menjadi glikogen dan

- 20% - 40% diubah menjadi lemak. ( Penyimpanan hati terbatas apabila sudah penuh akan diubah jadi
lemak )

- Proses tsb diatas diatur oleh insulin

- Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin.
Penyerapan glukosa kedalam sel dan metabolismenya terganggu, dan glukosa tidak dapat diubah
menjadi glikogen. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi.

Patofisiologi

- Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ( peningkatan gula dalam darah ) ini, karena ambang batas
ginjal untuk gula darah adalah 180 mg%( ketika pas dari batas tersebut maka glukosa tidak dikeluarkan
ke dalam urine tapi kalau lebih akan dibuang melalui urine yang dinamakan glukosuria maka akan terjadi
diuresis osmosis ) sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak dapat mengabsorbsi glukosa
setelah di filtrasi. Maka glukosa dikeluarkan bersama urin yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan
glukosuria terjadi diuresis( pembentukan urine ) osmosis yaitu sejumlah air akan diekskresikan kedalam
urine yang disebut poliuria( banyak kencing ) ( reabmrbsobsi air karna hasil filtrasi kental jadi kadar
osmolaritas tinggi air akan berpindah untuk masuk ke dalam tubulus s dan tidak bisa di rearbsorbsi dan
terjadi poliuria . ( Apabila kadar gula dalam darah mengalir dalam ginjal maka kadar gulanya tinggi )

- Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien
akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.

- Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-
sel kekurangan makanan dan simpanan glukosa ( sel akan memberikan informasi ke otak bahwa sel tidak
dapat makanan kalau sampai ke otak maka otak akan menginformasikan lagi yaitu rasa lapar ( polifagia
( makannya banyak / gejala Trias ) , lemak dan protein menjadi menipis, karena digunakan untuk
melakukan metabolisme dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak
makan yang disebut poliphagia./ Gejala Trias

Patofisiologi …………………………… cont’

- Terlalu banyak lemak yg digunakan untuk sumber metabolisme( metabolisme lemak yang tidak baik
banyak pembentukan asam dalam darah maka pH serum akan menurun dan menyebabkan
ketoasidosis ), maka akan terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadinya peningkatan
keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton dalam urin) serta pembentukan asam
dalam darah, pH serum menurun yang menyebabkan ketoasidosis  merupakan komplikasi jangka
pendek

- Keton juga dikeluarkan melalui pernapasan( kalo lemak banyak digunakan banyak benda keton maka
nafas bau buah buahan ) , akibatnya napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan.

- Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetikum.

Patofisiologi ……… cont’

- Pasien dg DM tipe I sering memperlihatkan gejala yg eksplosif dg polidipsi, poliuri, polifagi, turunnya
BB, lemah, somnolen, yg terjadi beberapa hari atau minggu dan dapat berlanjut dg timbulnya
ketoasidosis terapi insulin mutlak diperlukan untuk mengontrol metabolisme

- Pasien dg DM tipe 2, mungkin tidak memperlihatkan gejala apapun dan penetapan diagnose dibuat
berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Pada hiperglikemi yg berat dapat terjadi gejala trias. Biasanya
tidak sampai terjadi ketoasidosis karena pasien tidak terjadi defisiensi insulin secara absolut, sehingga
insulin masih cukup untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi bahan keton sehingga ketoasidosis
tidak terjadi (lambat terjadinya)

Patofisiologi ……… cont’

- Pada DM tipe 2, bila terjadi hiperglikemia berat dan tidak berespon terhadap terapi diet atau terhadap
pemberian obat hipoglikemia, maka diperlukan insulin

- Pasien DM tipe 2 memperlihatkan hilangnya sensitivitas terhadap insulin, kadar insulin pasien mungkin
berkurang/ normal/ malahan tinggi, tetapi tidak memadai untuk mempertahankan kadar glukosa darah

Gejala Klinis yang umum terjadi?     

1. Keluhan TRIAS: Banyak minum (polidipsi), Banyak kencing (poliuri) dan banyak makan (polifagia)

2. Penurunan berat badan.

3. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl

4. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl

5. Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan. 

Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada 1. Orang dewasa yg tidak hamil

1. Glukosa sewaktu > 200mg/dl

2. Glukosa puasa (nuchter) > 140mg/dl

3. Glukosa yg diambil 2 jam setelah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (postprandial) > 200mg/dl


Pemeriksaan penunjang

- Gula darah puasa (nuchter)

- Gula darah 2 jam setelah makan PP (postprandial)

- Pemeriksaan HbA1C, (hemoglobin glikosilat) untuk melihat glukosa yg diikat oleh Hb pada 3 bulan
terakhir, jika kadar glukosa tinggi pada 3 bulan terakhir maka HbA1C meningkat/ ( yaitu melihat
hemoglobin kalau kadar gula dalam darah tinggi maka hemoglobin akan terjadi proses pembentukan
glikosilat yang mencerminkan kadar gula darah 3 bulan sebelumnya kalau hbh1c nya meningkat orang
tidak bisa mengelak bahwa darah nya dalam 3 bulan terakhir tinggi )

- Test toleransi glukosa (TTG) 2 jam pertama > 200 mg/dl.

- Osmolitas serum 300 m.osm/kg. ( 225 ml osmol )

- Urine = glukosa positif, keton positif, aseton positif atau negative

Komplikasi

- Akut

- Hipoglikemia atau hiperglikemia

- Ketoasidosis diabetikum

- Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar: penyakit jantung koroner, cerebrovaskuler,
penyakit pembuluh darah kapiler perifer / peripheral vascular disease (PVD)

- Penyakit mikrovaskuler,  mengenai -pembuluh darah kecil: retinopati( pati = kehilangan fungsi
( kehilangan fungsi retina ), nefropati( kehilangan fungsi ginjal ).

- Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas/ ditusuk tidak sakit pada kaki )), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler.

Komplikasi menahun Diabetes Mellitus

- Neuropati diabetic

- Retinopati diabetic

- Nefropati diabetic

- Proteinuria

- Kelainan coroner

- Ulkus( koreng )/gangren ( koreng yg sudah kedalam )


Lima grade ulkus diabetikum antara lain:

?Grade 0    :    tidak ada luka

Grade I    :    kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit

Grade II    :    kerusakan kulit mencapai otot dan tulang

Grade III   :    terjadi abses

Grade IV   :    Gangren pada telapak kaki bagian distal

Grade V    :    Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal

Faktor – faktor yg mempengaruhi orang dengan diabetes lebih tinggi resikonya mengalami masalah kaki
yaitu:

1. Sirkulasi darah dari kaki ke tungkai yang menurun (gangguan pembuluhdarah),

2 Neuropathi menyebabkan berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)

2. Akibat dari tidak normalnya metabolisme tubuh maka akan mengalami berkurangnya daya
tahan tubuh terhadap infeksi ( pasien yang susah sembuh pada koreng karena infeksi dan kadar
gula nya tinggi/ tidak normalnya metabolisme tubuh )

Penatalaksanaan Diabetes mellitus

- Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah
dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.

- Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia)
tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Hipoglikemia (gula rendah )

- Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:

Diet

Latihan

Pemantauan

Terapi (jika diperlukan)

Pendidikan
Diet

- Diet dan pengendalian BB merupakan dasar penatalaksanaan diabetes

- Penatalaksanaan nutrisi pada penderita diabetes diarahkan untuk :

- Memberikan semua unsur makanan esensial (vitamin dan mineral)

- Mencapai dan mempertahankan BB yg sesuai

- Memenuhi kebutuhan energi

- Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap hari dg mengupayakan kadar glukosa darah mendekati
normal .

- Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat

Diet

- Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J yaitu:?J I    : jumlah
kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau

Ditambah? J II    : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.? J III   : jenis makanan yang
manis harus dihindari

- Bagi klien yg memerlukan insulin untuk membantu mengendalikan kadar glukosa darah, upaya
mempertahankan konsistensi jumlah kalori dan karbohidrat yg dikonsumsi pada jam-jam makan
yg berbeda merupakan hal yg penting untuk membantu mencegah reaksi hipoglikemi

Latihan

1. Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 ½ jam sesudah makan,
berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah
reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.

2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore, mempertahankan BB merupakan kunci
pada penanganan DM

3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen

4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein

5. Menurunkan kadar glukosa darah dg meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot

6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak menjadi
lebih baik.
Pemantauan Kadar Glukosa Darah secara mandiri

1. Memungkinkan untuk deteksi dan pencegahan hipoglikemia ataupun hiperglikemia

2. Alat yg mnggunakan strip ataupun cartridge

3. Perawat harus dapat menjelaskan Teknik pengambilan darahnya dan Teknik pemakaian alatnya,
untuk mencegah terjadinya salah pada hasil pemeriksaan

3. Frekuensi pemantauan, pada pasien yg menggunakan insulin setiap akan memberikan insulin sebelum
makan, Ketika akan tidur

4. Sebaiknya pasien mempunyai logbook, untuk mencatat hasil KGD nya

5. Sebaiknya secara berkala pasien melakukan pemeriksaan KGD ke laboratorium untuk perbandingan
hasil

Penyuluhan

1. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah satu bentuk penyuluhan
kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster,
TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.

2. Perawat memegang peranan penting dalam mengkomunikasikan informasi yg tepat kepada pasien
tentang diet, latihan, pemantauan dan konsumsi obat2an bai oral maupun injeksi

3. Bagi sebagian pasien belajar menggunakan system makanan pengganti mungkin sulit dilakukan. Hal
ini dapat berhubungan dg keterbatasan kemampuan intelektualnya untuk memahaminya, atau
berkaitan dg emosional, seperti sulit menerima kenyataan bahwa dirinya menderita diabetes, merasa
disisihkan dan merasa makanannya dibatasi secara tidak adil. Informasi yg akan disampaikan harus
sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pasien, dan berikan kesempatan untuk mempraktekannya
dan mendapat informasi ulang

Obat oral hipoglikemik

- Pasien dg DM tipe 2 dini, dapat mempertahankan kadar glukosa darah normal hanya dg diet dan
latihan fisik saja, tetapi bila penyakit progresif maka harus diberikan obat-obat oral hipoglikemik.

- Obat-obatan yg digunakan adalah golongan :

1. Penyensitif insulin

Metformin 500 – 1700 mg/hari

Tiazolidinedion : rosiglitazone 4-8 mg/hari, pioglitazone 30-45 mg/hari

2. Sulfonilurea

Glipizide 2.5 – 40 mg/ hari


Gliburid 2.5 – 25 mg/ hari, gliburid mempunyai waktu paruh yg lebih lama dari pada glipizide, dan dosis
total hariannya dapat diberikan sekali sehari

Gabungan pemberian sulfonylurea dg penyensitif insulin sering digunakan pada pasien diabetes tipe 2

Terapi Insulin

1. Pada DM tipe I., insulin eksogenus harus diberikan dalam jumlah tidak terbatas

2. Pada DM tipe II , insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengendalikan
kadar glukosa darah jika diet dan obat-obatan hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya, terutama
ketika klien mengalami sakit, infeksi, kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya.

Penyuntikan insulin

- Dilakukan minimal dua kali sehari, untuk, mengendalikan kenaikan kadar glukosa darah setelah makan
dan pada malam hari

- Dosis insulin yg diperlukan masing-masing pasien ditentukan oleh kadar glukosa dalam darah, maka
pemantauan kadar glukosa darah yg akurat sangat penting

- Pemantauan mandiri kadar glukosa darah telah menjadi dasar dalam memberikan terapi insulin

- Insulin diklasifikasi sebagai, insulin masa kerja pendek, sedang, panjang, berdasarkan waktu yg
digunakan untuk mencapai efek penurunan glukosa plasma yg maksimal

Masa kerja pendek, mencapai kerja maksimal dalam waktu beberapa menit s/d 6 jam

Masa kerja sedang, 6-8 jam setelah penyuntikan

Masa kerja panjang, 14 – 20 jam setelah penyuntikan

Cara penyuntikan insulin:

- Insulin umumnya diberikan dengan suntikan di bawah kulit (subkutan), dengan arah alat suntik
tegak lurus terhadap cubitan permukaan kulit

Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau drip

Lokasi penyuntikan, cara penyuntikan maupun dosis insulin harus dilakukan dengan benar, demikian
pula mengenai rotasi tempat suntik.

Penyuntikan insulin dengan menggunakan spuit insulin dan jarumnya sebaiknya hanya dipergunakan
sekali, meskipun dapat dipakai 2-3 kali oleh penyandang diabetes yang sama, sejauh sterilitas
penyimpanan terjamin.
Cara penyuntikan insulin: ?

- Penyuntikan insulin dengan menggunakan insulin pen, perlu penggantian jarum suntik setiap
kali dipakai, meskipun dapat dipakai 2-3 kali oleh penyandang diabetes yang sama asal sterilitas
dapat dijaga.

- Kesesuaian konsentrasi insulin dalam kemasan (jumlah unit/mL) dengan semprit yang dipakai
(jumlah unit/mL dari semprit) harus diperhatikan, dan dianjurkan memakai konsentrasi yang
tetap. Saat ini yang tersedia hanya U100 (artinya 100 unit/ml).

- Penyuntikan dilakukan pada daerah: perut sekitar pusat sampai kesamping, kedua lengan atas
bagian luar (bukan daerah deltoid), kedua paha bagian luar.

Anda mungkin juga menyukai