2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
ABSTRAK
Motor induksi merupakan salah satu motor listrik yang banyak digunakan dalam dunia
industri. Menurunnya kinerja motor induksi dapat disebabkan oleh beberapa factor seperti
thermal stresses, mechanical stresses, dan environmental stresses. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perawatan guna menjaga kinerja motor tetap baik. Salah satu perbaikan yang
ada pada motor induksi adalah rewinding motor. Rewinding adalah proses penggantian
winding stator motor induksi secara total maupun parsial.
Salah satu rewinding motor di PT. Mesindo Tekninesia adalah motor induksi tiga
fasa 6,6 kV, 225 kW milik Pertamina Plaju, untuk mengidentifikasi jenis kerusakan dan
menentukan langkah perbaikan serta melakukan pengecekan setelah perbaikan perlu
dilakukan electrical test. Pengujian yang dilakukan untuk mengidentifikasi jenis
kerusakan motor induksi adalah insulation resistance test dan DC resistance test,
sementara pengujian insulation resistance test, DC resistance test dan running test.
Dalam Studi ini akan dibahas tentang Pengujian Kelistrikan Motor Induksi 6,6
kV, 225 kW. PT. Mesindo Tekninesia, Jakarta Timur.
Abstrac
An induction motor is one of the electric motors that is widely used in the industrial
world. The decrease in the performance of the induction motor can be caused by several
factors such as thermal stresses, mechanical stresses, and environmental stresses.
Therefore, it is necessary to take care to maintain good motor performance. One of the
improvements that exist in an induction motor is rewinding motor. Rewinding is the
process of replacing the induction motor stator winding completely or partially.
One of the motor rewinding at PT. Mesindo Tekninesia is a 6.6 kV, 225 kW three-phase
induction motor owned by Pertamina Plaju to identify the type of damage and determine
repair steps as well as check after repairs, an electrical test is required. The tests carried
out to identify the type of induction motor damage are the insulation resistance test and
DC resistance test, while the insulation resistance test, DC resistance test and running
test are used.
This study will discuss the Electrical Testing of an Induction Motor of 6.6 kV, 225 kW.
PT. Mesindo Tekninesia, East Jakarta.
21
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
1. PENDAHULUAN
Motor listrik merupakan salah Motor induksi tiga fasa
satu bagian dari mesin listrik yang dapat merupakan salah satu mesin asinkron
mengubah energi listrik menjadi (asynchronous motor) karena mesin ini
mekanis. Pemanfaatan energi mekanis beroperasi pada kecepatan dibawah
tersebut diantaranya sebagai peralatan kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron
untuk proses produksi seperti alat ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan
angkat, alat angkut, alat peniup, alat banyaknya kutub pada mesin. Motor
penghisap dan alat penggetar. Motor induksi berputar dibawah kecepatan
listrik yang digunakan pada sebuah sinkron karena medan magnet yang
industry adalah motor induksi karena terbangkitkan pada stator akan
memiliki beberapa kelebihan menghasilkan fluks pada rotor sehingga
diantaranya torsi start tinggi dengan arus rotor tersebut dapat berputar. Namun
start rendah dan pengaturan kecepatan fluks yang terbangkitkan pada rotor
yang baik selama bekerja dengan mengalami lagging dibandingkan fluks
kecepatan konstan. yang terbangkitkan pada stator sehingga
Pada sebuah industri, motor kecepatan rotor tidak akan secepat
listrik dioprasikan cukup lama kecepatan putaran medan magnet.
dikarenakan proses produksi dilakukan Motor induksi tiga fasa
selama kurang lebih 8 – 10 jam dalam (gambar 2.1) adalah motor listrik arus
satu hari, sehingga motor listrik bolak-balik yang paling banyak
mempunyai batas pemakaian tertentu. digunakan karena karakterisiknya
Jika suatu saat motor listrik telah hamper sesuai dengan kebutuhan
mencapai batas waktu pemakaiannya, industry. Secara umum, motor induksi
maka perlu dilakukan pergantian motor terdiri atas stator yang merupakan
listrik dan overhaul. Overhaul dilakukan bagian statis serta rotor yang merupakan
agar motor listrik memiliki jangka waktu bagian dinamis dimana terdapat celah
pemakaian yang lebih lama untuk yang sangat kecil antara kedua
menjaga keandalan motor listrik. komponen tersebut. Pada
Kerusakan motor listrik umumnya,motor induksi hanya memiliki
disebabkan karena beberapa factor, satu suplai sumber listrik yang
diantaranya karena overvoltage atau mengeksitasi belitan stator.
undervoltage, overload,phaseloss,
kegagalan isolasi, kebersihan motor dan
lain-lain. Hal itu menyebabkan
terjadinya ground fault, phase to phase
fault, vibrasi, overheating, timbulnya
percikan api, terbakarnya belitan stator
atau rotor dari kerusakan mekanik atau
lainnya.
Gambar 2.1 Motor Induksi Tiga Fasa
2. TINJAUAN PUSTAKA
Adapun Tujuan yang dilaksanakan
Motor induksi memiliki beberapa
adalah:
keuntungan diantaranya :
1. Mengetahui jenis kerusakan dan cara
1. Konstruksi kuat dan sederhana
perbaikan pada motor induksi.
2. Harganya relatif murah dan
2. Mengetahui cara pengujian dan
kehandalannya tinggi
analisis electrical test sebelum dan
3. Efisiensi relative tinggi pada keadaan
sesudah perbaikan pada motor
normal
induksi
4. Tidak ada sikat sehingga rugi
2.1 MOTOR INDUKSI TIGA
gesekan kecil
FASA
5. Perawatan mudah
22
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
23
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
24
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
25
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
26
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
motor induksi sebelum dan sesudah satu coil yang akan dimasukan pada slot
perbaikan. Electrical test ini termasuk 1 dan akan keluar pada slot 11, begitu
dalam tahap-tahap perbaikan yang seterusnya. Arah pemasangan coil pada
dilakukan PT. Mesindo Tekninesia. slot dilakukan searah dengan jarum jam.
Adapun proses perbaikan motor induksi Untuk mengetahui secara lengkap
6,6 kV, 225 kW dilakukan dengan langkah pemasangan coil dapat dilihat
tahap-tahapan sebagai berikut : ada table seperti berikut.
1. Incoming inspection
2. Electrical inspection 4.1.2 Pemasangan Wedges
3. Dismantling
4. Restacking Wedges digunakan sebagai
5. Repairing After Rewinding bantalan penutup pada tiap slot stator
6. Electrical test and running test setelah coil ditutup menggunakan
7. Packing nomex. Adanya pemasangan wedges
agar coil yang sudah dimasukan pada
slot stator tidak keluar lagi, serta
4. Analisa Hasil Pengujian menghindari terjadinya lobang slot yg
Dan Perhitungan longgar.
Kegunaan wedges itu sendiri antara lain:
4.1. Melilit Ulang (Rewinding) 1. Mengurangi timbulnya vibrasi pada
winding saat motor beroprasi.
Proses melilit pagi adalah inti dari 2. Arus akan mengalir ke wedges ketika
proses adalah inti dari proses perbaikan motor mengeluarkan arus bocor.
ini. Agar motor listrik yang diperbaiki 3. Lebih kuat untuk menutup konduktor
dapat digunakan kembali, proses ini pada alur slot
meliputi:
4.1.1. Pemasangan Coil pada slot 4.1.3 Connection Winding
stator
Setelah proses persiapan Connection winding
rewinding dilakukan yaitu berupa merupakan hal paling penting dari
pengemalan belitan yang akan proses melilit ulang pada stator motor
digunakan dan pemasangan nomex pada listrik. Hal ini dikarenakan conection
slot stator. Cara pemasangan coil winding yang akan menentukan arah dan
tersebut sesuai dengan data berupa coil jumlah kutub pada belitan stator
per spand yaitu langkah yang dilalui coil sehingga mempengaruhi kinerja motor
pada masing-masing slot. listrik tersebut.
27
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
28
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
29
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
M
30
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
Untuk mengetahui besarnya standar arus beda frekuensi antara generator dengan
pada pengujian no load dapat motor.
menggunakan persamaan berikut :
4.5.3. VIBRASI MOTOR
I std = x In Pengukuran vibrasi motor
induksi dilakukan untuk mengetahui
I std = x 48 A adanya masalah mekanik pada motor
induksi di PT. Mesindo Tekninesia
Istd = 16 A vibrasi motor dikatakan baik jika nilai
terukur memiliki nilai dibawah 3,8
Dari hasil pengukuran, arus
mm/s. Bagian motor induksi yang
yang diukur sebesar 15 A dan hampir
diukur geterannya adalah bagian depan
mendekati standart maksimal arus.
dan belakang motor induksi dimana tiap
Maka dapat diketahui pengujian
pengukurannya diukur dari sisi
tegangan dan arus baik.
horizontal, vertical serta axial. Pada
motor induksi milik PT. Pertamina Plaju
4.5.2. PUTARAN MOTOR
pengukuran vibrasi motor dilakukan di 5
Pengukuran ini dilakukan untuk
titik (A, B, C, D, E) pada sisi vertikal
mengetahui jumlah putaran permenit
maupun horizontal. Alat yang digunakan
motor induksi. Alat yang digunakan
untuk mengukur getaran adalah
untuk mengukur kecepatan adalah
vibration meter.
tachometer.
Dari hasil pengukuran vibrasi
Pengukuran dilakukan pada bagian
motor induksi 6,6 kV 225 kW sisi DE
poros (shaft) rotor yang sedang berputar.
tertinggi 1,3 mm/s dan sisi NDE
Sebelum running test, poros diberi
tertinggi 1,0 mm/s sehingga
marking terlebih dahulu supaya
dibandingkan dengan standart vibrasi
tachometer dapat membaca jumlah
maksimal sebesar 3,8 mm/s, maka dapat
putaran motor induksi. Tachometer yang
diketahui bahwa pada motor induksi 6,6
digunakan dalam pengukuran motor
kV, 225 kW baik.
idnuksi 6,6 kV 225 kW adalah
tachometer luthron DT – 2234BL.
4.5.4. TEMPERATURE
Pengukuran temperature
(gambar 4.11) dilakukan untuk
mengetahui suhu pada motor.
Pengukuran temperature pada motor
induksi 6,6 kV, 225 kW dilakukan pada
shaft drive end, bearing drive end, body,
winding, dan bearing non drive end.
Bagian shaft drive end tidak
dapat diukur karena tertutup cover kipas
Gambar 4.8 Pengukuran Kecepatan pendingin motor.
Motor
Hasil pengukuran kecepatan
motor induksi 6,6 kV 225 kW dapat
dilihat pada table 4.9 dibawah ini.
Hasil pengukuran putaran motor
induksi didapatkan sebesar 1494 rpm.
Hasil pengukuran yang diperoleh telah
mendekati kecepatan yang ada di
nameplate motor sebesar 1500 rpm.
Perbedaan putaran pengujian dengan
Gambar 4.10 Pengukuran Suhu Motor
putaran nominal dikarenakan adanya
31
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
Gambar 4.11 Proses Pengepakan Motor B2. Pada pengujian Polarity Index
(PI) pada winding stator
didapat nilai yang baik yaitu
5. SIMPULAN Phase UVW to Ground : 2,1
karena standart EASA AR
Dari analisis hasil pengujian dan
100 yaitu minimal 2,0
perhitungan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
B2. Pada pengujian tahanan winding
didapat nilai tahanan fasa
1. Hasil elektrik pada motor induksi
yang Balance atau seimbang
225 kW, 6,6 kV, 48 A, 1484 Rpm
yaitu Phase U – Phase V :
0,44
A. Sebelum dilakukan perbaikan
hasilnya seperti berikut : Phase V – Phase W : 0,44
dan Phase W – Phase U : 0,44
A1. Pada pengujian tahanan isolasi sehingga didapat nilai
pada winding stator didapat deviasi sebesar Phase U : 0%,
nilai yang buruk yaitu Phase U Phase V : 0% dan Phase W :
to Ground : 7 M, Phase V to 0% sedangkan standart deviasi
untuk resistance menurut
Ground : 5 M dan Phase W
standar EASA AR100 adalah
to Ground : 7 M karena
tidak boleh melebihi 5%.
mempunyai nilai dibawah
standart EASA AR 100 yaitu
2. Hasil Pengujian Running Test no-
7,6 M. load motor induksi 6,6 kV, 225 kW
A2. Pada pengujian tahanan dapat dikatakan baik karena
winding didapat nilai tahanan
32
Sinusoida Vol. XXII No. 2, April 2020
Program Studi Teknik Elektro - ISTN ISSN 1411 - 4593
33