Anda di halaman 1dari 21

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI JALAN RAYA YANG MENGGUNAKAN


ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS (APIL)
(Studi kasus: Simpang Ade Swalayan)
Susanti Djalante *

Abstract
Noise was defined as unwanted sound. To determine sound to be noise based on 3 aspects,
such as : loudness, time and basic noise. The major contributors of highway noise were heavy
vehicle (truck, bus) and light vehicle (passenger car).
This research purposed to calculate noise in the road traffic (Junction of Ade Swalayan) based
on The book of Calculation of Road Traffic Noise which was published by Departement of
Transport, Welsh Office,HMSO,1988.
The result of the combination of noise level was 67,615 dB(A) .These noise level was still safe based
on floating rate value (≤ 70 dB) which was fixed by the minister of environment..
Key words : The combination of Noise Level , Road Junctions

Abstrak
Kebisingan didefenisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki. Untuk menentukan kebisingan
suara berdasarkan aspek seperti kenyaringan, waktu dan dasar bising. Penyumbang utama dari
kebisingan jalan raya adalah kendaraan berat (truk dan bus) dan kendaraan ringan (mobil
penumpang).
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kebisingan lalu lintas di jalan raya ( persimpangan jalan
Ade Swalayan) berdasarkan “The Book of Road Traffic Noise yang dipublikasikan oleh
Departement of Transport, Weish Office, HMSO, 1988.
Hasil kombinasi tingkat kebisingan adalah 67,615 dB (A). Tingkat kebisingan ini masih aman
berdasarkan pada nilai floating rate (≤ 70 dB) yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
Kata Kunci : persimpangan jalan, tingkat kombinasi bising

1. Pendahuluan suatu gangguan akan tertapi pada


Transportasi merupakan suatu tingkat yang lebih tinggi suara yang
pergerakan /perpindahan baik orang ditimbulkan oleh kendaraan tersebut
maupun barang dari suatu tempat asal sudah merupakan suatu gangguan
ke suatu tujuan. Dalam perpindahan atau polusi yang disebut kebisingan.
atau pergerakan tersebut tentu saja Pada ruas jalan M.T Haryono
menggunakan sarana pengangkutan merupakan kawasan yang
berupa kendaraan yang dalam diperuntukkan sebagai centra bisnis.
pengoperasiannya menimbulkan suara- Pada kawasan jalan ini tepatnya di
suara seperti suara mesin yang keluar Simpang Ade Swalayan, merupakan
melalui knalpot maupun klakson.Pada simpang yang melayani lalu lintas yang
level tersebut suara-suara tersebut masih cukup padat, selain melayani lalulintas
dapat ditolerir dalam arti bahwa akibat pada jalan M.T Haryono sendiri, simpang
yang ditimbulkannya bukan merupakan ini melayani lalulintas dari Jl.Sao-sao dan

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Uleo, Kendari
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

Jl. Sorumba. Adanya jalur lalulintas yang kebisingan dapat didefinisikan sebagai
cukup padat ini, menimbulkan suara yang tidak dikehendaki dan
kebisingan yang berdampak pada mengganggu manusia. Sehingga
penduduk yang tinggal di sekitaran beberapa kecil atau lembut suara yang
kawasan tersebut. terdengar, jika hal tersebut tidak
Berdasarkan hal tersebut diatas, diinginkan maka akan disebut
maka dipandang perlu untuk kebisingan.
melakukan perhitungan tingkat Alat standar untuk pengukuran
kebisingan di jalan raya guna kebisingan adalah Sound Level Meter
mengetahui apakah tingkat kebisingan (SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis
yang terjadi masih dapat ditolerir atau karakter respon frekuensi, yang
sudah melampaui ambang batas ditunjukkan dalam skala A, B, dan C.
sehingga perlu dilakukan suatu kegiatan Skala A ditemukan paling mewakili
yang bertujuan untuk mengurangi batasan pendengaran manusia dan
dampak negative dan kebisingan respons telinga terhadap kebisingan,
tersebut dengan memasang penyekat termasuk kebisingan akibat lalu lintas,
(Noise Insulation Treatment ) seperti serta kebisingan yang dapat
yang berlaku di Inggris berdasarkan menimbulkan gangguan pendengaran.
buku “ Calculation of Road Traffic Noise Skala A dinyatakan dalam satuan dBA.
“ yang diterbitkan oleh Departement of Pemerintah Indonesia, melalui SK
Transport,Welsh Office,HMSO,1988. Menteri Negara Lingkungan Hidup No:
Kep.48/MENLH/XI/1996, tanggal 25
November 1996, tentang kriteria batas
2. Landasan Teori tingkat kebisingan untuk daerah
2.1 Teori kebisingan pemukiman mensyaratkan tingkat
Kebisingan berasal dari kata kebisingan maksimum untuk outdoor
bising yang artinya semua bunyi yang adalah sebesar 55dBA.
mengalihkan perhatian, mengganggu,
atau berbahaya bagi kegiatan sehari- 2.2 Kebisingan lalu lintas
hari, bising umumnya didefinisikan Kebisingan lalu lintas berasal
sebagai bunyi yang tidak diinginkan dari suara yang dihasilkan dari
dan juga dapat menyebabkan polusi kendaraan bermotor,terutama dari
lingkungan.(Davis Cornwell.1998). mesin kendaraan, knalpot, serta akibat
Suara adalah sensasi atau rasa interaksi antara roda dengan
yang dihasilkan oleh organ jalan.Kendaraan berat (truk, bus) dan
pendengaran manusia ketika mobil penumpang merupakan sumber
gelombang-gelombang suara dibentuk kebisingan utama di jalan raya.Secara
di udara sekeliling manusia melalui garis besar strategi pengendalian bising
getaran yang diterimanya. Gelombang dibagi menjadi tiga elemen yaitu
suara merupakan gelombang pengendalian terhadap sumber bising,
longitudinal yang terdengar sebagai pengendalian terhadap jalur bising dan
bunyi bila masuk ke telinga berada pengendalian terhadap penerima
pada frekuensi 20 – 20.000 Hz atau bising.
disebut jangkauan suara yang dapat Getaran yang diakibatkan oleh
didengar transportasi darat, menurut penelitian di
Tingkat intensitas bunyi UK, disebabkan oleh berbagai hal
dinyatakan dalam satuan bel atau seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2.
decibel (dB). Polusi suara atau

281
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

Tabel 1. Kendaraan Penyebab Tabel 5. Beberapa Tingkat Getaran


Getaran (UK) dan Pengaruhnya pada
No Kendaraan (%) Gedung dan Manusia
1 Kendaraan berat 73% Pengaruh
Velocity Reaksi
2 Bis Kota 51% pada
(m/s) Masyarakat
3 Bis antar kota 42% Gedung
4 Kendaraan Berat 36% Tidak
Tidak ada
0,00 – 0,15 terganggu/t
5 Sepeda Motor 21% pengaruh
erasa
6 Mobil 12% Tidak ada
0,15 – 0,3 Mulai terasa
pengaruh
Standar
Tabel 2. Penyebab Getaran selain untuk
2,00 Terasa
gedung
Kendaraan (UK
kuno
No Lainnya (%) Bila terus-
Tidak
a Beban Berat 73% menerus
menggangu
b Kecepatan Tinggi 51% 2,5 mulai
gedung-
c Percepatan Tinggi 42% menaggang
gedung
u
d Permukaan Jalan 36%
Standar Menggangu
e Pengereman 21% untuk untuk orang
f Gerakan mulai 12% 5
gedung didalam
berjalan arsitektural Gedung
Merusak
gedung Menggangu
arsitektural orang-orang
10 -15
Di Indonesia belum ada standar dan di jalan dan
(baku mutu) getaran yang ditetapkan. structural Jembatan
Di UK telah ditetapkan standar getaran (minor)
maksimal yang boleh mengenai suatu Sumber : Sharp, C and Jenning,T.,( 1976)
bangunan tertentu seperti pada Tabel 3.

2.3 Dampak kebisingan


Tabel 4. Standar Getaran UK Dari segi kesehatan, tingkat
Velocity kebisingan yang dapat diterima
No Berlaku pada
(m/s) tergantung pada bebarapa lama
Gedung-gedung kebisngan tersebut diterima. Berbagai
1 2
Kuno penelitian di beberapa negara
Gedung- mendapatkan tingkat kebisingan yang
2 5
gedung arsitektur dapat diterima dipemukiman,
Gedung – ditunjukkan pada Gambar 1.
3 10
Gedung Struktural
Tingkat kebisngan yang dapat
ditolerir oleh seseorang tergantung
pada kegiatan apa yang sedang
Standar pada Table 3 disusun dilakukan oleh orang tersebut.
berdasarkan pengaruh getaran pada Seseorang yang sedang sakit atau
manusia dan gedung.Pengaruh tersebut beribadah akan terganggu oleh
dapat dilihat pada Table 4. kebisingan yang rendahsekalipun.
Sebaliknya seseorang yang berada di
pasar akan dapat menerima kebisingan

282
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

yang lebih tinggi. Hal ini tercermin pada 2.4 Persyaratan “Calculation of Road
Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang Traffic Noise”
Batas,) peruntukan kawasan/lingkungan Dalam buku “Calculation of
dapat dilihat pada tabel 6. Road Traffic Noise “yang diterbitkan
oleh Departement of Transport ,Welsh
90 Protes secara hukum Office,HMSO,1988 pada paragraph 6
tentang Requirenment for use with the
Noise Insulation Regulations, disebutkan :
80 Protes resmi (surat)
a. Kombinasi dari tingkat kebisingan
lalulintas maksimum yang di
Protes mulai banyak perkirakan adalah tingkat kebisingan
70 yang terjadi/relevan dari suatu jalan
baru atau yang diperbaiki beserta
68
Protes mulai ada lalulintas yang lewat diatasnya
maupun disekitarnya harus tidak
60 boleh kurang dari tingkat kebisingan
Dapat diterima
yang ditentukan (68 dB (A),L10(18-
jam).
50 b. Tingkat kebisingan yang
Gambar 1. Tingkat Kebisingan yang terjadi/relevan paling kurang 1 ,0 dB
ditoleransi di Pemukiman (A) lebih besar dari tingkat
kebisingan yang ada yaitu total
Tabel 6. Baku mutu peruntukan tingkat kebisingan lalulintas yang
kawasan /Lingkungan terjadi sebelum pelaksanaan
Peruntukan kawasan / Tingkat
pekerjaan konstruksi atau perbaikan
lingkungan kegiatan kebisingan jalan di mulai.
(A) c. Kontribusi terhadap kenaikan tingkat
a. Peruntukan Kawasan kebisingan yang terjadi/relevan dari
-.Perumahan dan 55 suatu jalan baru atau yang telah
pemukiman diperbaiki minimal sebesar 1 dB (A).
- Perdagangan dan 70
jasa Adapun beberapa asumsi yang
-Perkantoran dan 65 dikembangkan oleh Transport and Road
perdagangan Research Laboratory dan Departement
- Ruang terbuka hijau 50 of Transport-Wels Office, HMSO,1988,
- Industri 70 antara lain :
- Pemerintahan dan 60
a. Jenis dan komposisi lalu lintas serta
fasilitas umum
- Rekreasi 70 penyeberangnnya kebisingan
Khusus :- Bandar udara- adalah tetap atau konsisten.
Stasiun Kereta b. Arah angin berlawanan dengan
Api - Pelabuhan Laut- 60 - 70 kecepatan
Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
c. Semua tingkat kebisingan diukur
- Rumah Sakit atau 55 dengan ukuran indeks L10 (18 jam) yaitu
sejenisnya indeks yang menunjukkan rata-rata
- Sekolah dan 55 aritmetik dari nilai L10(per-jam) dB(A)
sejenisnya selama 18 jam dengan periode
- Tempat ibadah dan 55 waktu antara pukul 06.00 s/d 24.00
sejenisnya
Sumber : KepMenLH No.48 Tahun 1996

283
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

d. Sumber bunyi berada 0,5 meter i. Prediksi tingkat kebisingan lalu lintas
diatas permukaan jalan dan 3,5 dilakukan pada kondisi volume lalu
meter dari tepi jalan. lintas paling tinggi (maksimum)
e. Untuk mempermudah perhitungan dalam jangka 15 tahun setelah jalan
dapat dilakukan dengan bantuan tersebut di buka.
grafik yang telah disediakan, namun sedangkan ketentuan asumsi khusus
untuk ketepatan pengukuran untuk simpang bersinyal :
sebaiknya tetap menggunakan 1. Simpang dibagi menjadi
formula yang telah disediakan. segmen/lengan sedemikian rupa
f. Agar tidak terjadi kesalahan sehingga perubahan/variasi
pengukuran maka diperlukan kehati- kebisingan pada setiap segmen
hatian untuk mengidentifikasi menjadi kecil.
beberapa sumber kebisingan diluar 2. Hitung tingkat kebisingan dasar pada
sumber system lalu lintas (KA, jarak 10 m dari sisi terdekat dari tepi
Pabrik,Pesawat). segmen.
g. Dalam rangka menjaga ketepatan 3. Besarnya tingkat kebisingan dari
pengukuran maka setiap tahapan masing-masing lengan digabungkan
perhitungan agar melakukan sehingga menjadi tingkat kebisngan
pembulatan angka sampai batas 0,1 simpang.
dB(A) dan pada hasil akhir 4. Setiap lengan pada persimpangan
perhitungan, jika terdapat nilai 0,5 adalah merupakan segmen ruas dan
maka nilai tersebut dibulatkan ke kecepatan lalulintas jalan
atas menjadi 1,0. merupakan kecepatan actual
h. Pengukuran kebisngan pada lalulintas pada persimpangan.
bangunan dilalukan pada jarak 1
meter di depan bagian yang paling
2.5 Metode perhitungan tingkat
menonjol pada jendela atau pintu
Kebisingan
kamar ruangan yang terpilih
Metode / prosedur umum yang
sedangkan tingginya diambil pada dilakukan dalam menghitung tingkat
titik tengah jendela atau pintu kamar kebisingan adalah dibagi dalam lima (5)
dimaksud. tahap seperti yang diatur pada
flowchart/bagan alir seperti pada gambar 2.

Tahap 1 : Bagi ruas jalan menjadi segmen-segmen

Hitung Kontribusi Kebisingan Tiap Segmen

Tahap 2 : Tingkat Kebisingan Dasar

Gambar 2. Bagan Alir Memprediksi Tingkat Kebisingan Lalu Lintas

284
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

Pilih L10 atau L10 (18 jam )


Volume Lalu Lintas
Koreksi Kecepatan
Terhadap Prosentase Kendaraan Berat
Gradien
Permukaan Jalan

Tahap 3 : Propagasi

Koreksi oleh Jarak

Apakah tidak
ada

Koreksi oleh Penghalang

Tahap 4 : Layout

Koreksi atas Refleksi

Koreksi atas sudut pandangan

Ada Segmen Lain ?

Tahap 5 : Kombinasi Kontribusi Semua Segmen

Tingkat Kebisingan Hasil Prediksi

Gambar 2. Bagan Alir Memprediksi Tingkat Kebisingan Lalu Lintas

285
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

OPEN
3,5
Jl. MT.Haryono SPACE

Jl. Sorumba
Jl. Sao-Sao
A
N S

3,5 B

1 Jl. MT.Haryono

R 3,5

Gambar 3. Pembagian Segmen di Persimpangan

a. Tahap 1: Pembagian Ruas Jalan dari masing-masing segmen ditentukan


Dalam Beberapa Segmen berdasarkan ketentuan yang dimuat
Setelah dibagi dalam beberapa dalam paragraph 4, bahwa garis
segmen maka garis sumber efektif untuk sumber kebisingan berada 3,5 m dari
persimpangan lengan S dan lengan N di tepi jalan terdekat dengan penerima.
perpanjang atau untuk persimpangan
lengan S dan lengan N diperpanjang atau
b. Tahap 2 : Tingkat Kebisingan Dasar
diteruskan hingga memotong garis sumber
W-E pada titik A dan B secara berurutan. Nilai tingkat kebisingan dasar
Setiap lengan persimpangan dianggap dipersyaratkan untuk diukur adalah jarak
sebagai segmen yang terpisah, dengan 10 meter dari sisi terdekat tepi jalan ke
ketentuan bahwa titik A ditentukan sebagai titik penerima, dimana kondisi
batas antara segmen W, S, dan E sementara kecepatan lalu lintas 75 km/jam tanpa
B dianggap sebagai batas untuk segmen persentase kendaraan berat dan kondisi
N,sebagai mana gambar 3. permukaan jalan datar (V=75
Dari gambar 3 dapat dilihat km/jam,p=0, G=0).
bahwa titik A dijadikan sebagai batas Apabila kondisi ini tidak dipenuhi maka
segmen S,W, dan E karena ketiga arus dibutuhkan koreksi terhadap Tingkat
lalu lintas dari segmen-segmen tersebut Kebisingan Dasar.
bertemu di titik A, sedangkan titik B Secara detail jenis dan
dijadikan sebagai batas segmen N pedoman perhitungan besaran masing-
karena arus lalu lintas dari segmen N masing factor koreksi tingkat kebisingan
bertemu dengan arus lalu lintas di titik B. adalah sebagaimana ditampilkan
Garis sumber (source line) kebisingan dalam Table 7.

286
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

Tabel 7. Persamaan koreksi Tingkat yang berada di belakang titik penerima


Kebisingan Dasar dengan jarak 1 meter dan dari gedung
No Koreksi Rumus berada di seberang jalan titik penerima
Volume Lalu- serta pengaruh sudut pandang maka
lintas diperlukan adanya suatu koreksi
L10(18-jam) =29,1 +
1 Selama 18
log 10 dB (A)
terhadap besaran tingkat kebisingan
jam/hari yang terjadi pada lokasi dimaksud.
(Q)
Secara detail jenis dan
Kec.Lalulintas Koreksi = 33log
(km/jam) (V+40+500/V)+10
pedoman perhitungan besaran masing-
10
2 masing factor koreksi tingkat kebisingan
Log 10 (1+5.p/V) –
68,8 dB (A) adalah seperti dilihat pada tabel 9.
Kendaraan
3
berat p%
Kemiringan Tabel 8. Nilai Koreksi untuk Factor
4 Koreksi = 0,3 G Perambatan
Jalan G
Penutup No Koreksi Rumus
5 Permukaan Jarak Koreksi = -10 log
Jalan horizontal 10(d’/13,5)dB(A)
Tingkat Kebisingan 1 terpendek d Dimana :
1+2+3+4+5
Dasar dB (A) (m) d’=(d+3,5)2
Untuk d ≥ 4 m
Tinggi
c. Tahap 3: Perambatan 2 relative ke
Koreksi terhadap nilai sumber h (m)
kebisingan berdasarkan factor Tinggi Untuk 0,75 ≤ H
perambatan <(d+5)/6
perambatan dilaksanakan dengan 3
rata-rata H dB(A)
alasan :
(m)
- Adanya perbedaan jarak mendatar Penyerapan Untuk H < 0,75
4
antara sumber dan titik penerima. I
- Adanya kemungkinan terdapat Perbedaan Koreksi = 5,2 log 10
penghalang (ada atau tidak adanya rintangan (3/(d+3,5)) dB (A)
5
jalan (m) Untuk H≥(d+5)/6
penghalang) antara sumber dan
Koreksi = 0; d ≥ 4 m
penerima. KOREKSI
- Perbedaan jenis permukaan tanah 1+2+3+4+5
PERAMBATAN B(A)
menimbulkan perbedaan tingkat
kebisingan.
Secara detail jenis dan Tabel 9.Nilai Koreksi untuk Lay Out
pedoman perhitungan besaran masing- No Koreksi Rumus
masing factor koreksi tingkat kebisingan Titik penerima
dapat dijelaskan pada Tabel 8. Pantulan dari
terletak 1 m di
1 bagian depan
Untuk semua bagian depan gedung
gedung
penyebaran tidak terhalang dan yang + 2,5 dB (A)
mempengaruhi tanah adalah lapis Pantulan dari
Koreksi= 1,5 ө’/ ө
2 gedung di
perkerasan. dB (A)
seberang Jalan
Koreksi = 10
3 Sudut Pandang
d. Tata Letak Lokasi (Lay Out) Log10 (ө/ 180)
Sebagai akibat dari adanya KOREKSI TATA LETAK
1+2+3+4+5
efek pemantulan suara dari gedung LOKASI dB(A)

287
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

Koreksi bagian depan gedung 2010 selama 18 jam (06:00 – 24:00 )


diperlukan untuk semua lengan,Koreksi pada ruas Jalan M.T Haryono,
pantulan untuk bagian depan gedung Jalan.Sao-Sao dan Jalan.Sorumba.
yang berlawanan dengan aliran lalu- Adapun survey dapat dilihat pada
lintas diperlukan untuk lengan S dan W masing-masing segmen dibawah ini .
sedangkan untuk lengan N dan E tidak
diperlukan karena tidak adanya bagian
gedung pada sisi jalan yang 3.1 Perhitungan kebisingan tiap segmen
bersebrangan. a. Tahap 1 : Pembagian Ruas Jalan
dalam Beberapa Segmen :
e. Tahap 5 : Tingkat Kebisingan a) Segmen E
Gabungan Dari gambar ini diketahui :
Tingkat kebisingan yang • Jarak antara titik
sebenarnya terjadi pada ruas jalan penerima/reception point (d)
akibat lalu lintas kendaraan bermotor adalah 16 meter, diukur dari sisi
yang harus diperkirakan adalah yang terdekat dari tepi jalan
kombinasi dari konstribusi semua sumber lengan E tegak lurus terhadap titik
kebisingan. R.
Grafik yang digunakan adalah dengan • Sudut pandang ө = 138 0 , diukur
formula : dari titik A yaitu titik pertemuan
antara perpanjangan garis .
L+ 10 Log 10 (1 + Antilog 10 (-∆/10) dB (A) Sumber NS, memutar kea rah jalan
untuk 2 Sumber lengan S sampai ke posisi
pandangan dibatasi oleh tepi
L+ 10 Log 10 (∑ Antilog 10 (Ln/10) dB (A) ujung bangunan di belakang
untuk > 2 Sumber penerima (Dalam kasus ini sampai
batas tak terhingga.

3. Analisa dan Pembahasan


Data dipereroleh berdasarkan
hasil Survey pada Hari Senin tgl 12 Juli

Gambar 4. Grafik kombinasi dari semua sumber

288
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

13 m

3,5m

138 E
R
21,3 m
16 m m
42
18,2 14,8 m m

3,5 B

9m A S 6 m
N

11,8 11 m

17,5 m m

17,2 m m

13 m

Gambar 5.Pembagian Ruas Jalan dalam Beberapa Segmen E

Sudut pantul ө = 1380 - 42 0 = 110 0 Dari gambar ini ketahui :


yaitu sudut yang ditimbulkan oleh • Jarak antara titik penerima/ reception
pantulan dari dinding yang berada point (18,2 m), diukur dari sisi yang
di seberang jalan dari penerima terdekat dari tepi jalan lengan N
terhadap lengan E,dibatasi oleh tegak lurus terhadap titik R.
ujung tepi bangunan samapai • Sudut pandang Ө = 52 0 , diukur dari
sepanjang dinding bangunan titik A yaitu titik pertemuan antara
(dalam kasus ini sampai batas tak perpanjangan garis sumber lengan E
terhingga) dengan garis NS, memutar kea rah
jalan lengan N sampai ke posisi
pandangan dibatasi oleh tepi ujung
b) Segmen N bangunan di belakang penerima.

289
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

• Sudut pantul Ө = 10 yaitu sudut terdekat dari tepi jalan lengan W


yang ditimbulkan oleh pantulan diperpanjang kearah lengan E
dari dinding yang berada di sehingga tegak lurus terhadap
seberang jalan dari penerima titik R.
terhadap lengan W, dibatasi oleh • Sudut pandang Ө = 134 , diukur
ujung tepi bangunan di seberang dari titik B yaitu titik pertemuan
jalan lengan N sampai ujung antara perpanjangan garis
bangunan yang berada di sumber lengan W dengan garis
belakang penerima. sumber lengan NE, memutar
kearah lengan W sampai ke posisi
c) Segmen W pandangan dibatasi oleh tepi
Dari gambar ini diketahui : ujung bangunan di seberang
• Jarak antara titik penerima jalan penerima yang menghadap
Reception Point (d) adalah 22,5 jalan lengan W.
meter, diukur dari sisi yang

13 m

3,5
150
E
R
21,3
16 m

18,2 14,8

52
3,5 B
10
9m 6 m
N A S

11,8 11 m

17,5

17,2

13 m

Gambar 6. Pembagian Ruas Jalan dalam Beberapa Segmen N

290
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

13 m

3,5m m

134
E
R
21,3 m m
16 m m

18,2 m m 14,8 m m

3,5m m
A
9m B S 6 m
N 7

11,8 m m 11 m m

17,5 m m m

17,2 m m
m

Gambar 7. Pembagian Ruas Jalan dalam Beberapa Segmen W

• Sudut pantul Ө = 7 yaitu sudut diperpanjang ke arah lengan N


yang ditimbulkan oleh pantulan sehingga tegak lurus terhadap
dari dinding yang berada di penerima/reception point.
seberang jalan dari penerima • Sudut pandang Ө = 33 ,diukur
terhadap lengan W, dibatasi oleh dari titik A yaitu titik pertemuan
tepi ujung tepi bangunan yang antara perpanjangan garis
berada diseberang arus lalu lintas. sumber lengan N dengan garis
sumber lengan NS, memutar kea
d) Segmen S rah lengan S sampai ke posisi
pandangan dibatasi oleh tepi
Dari gambar 8 diketahui : ujung bangunan di seberang
• Jarak antara titik penerima jalan penerima yang menghadap
/Reception Point (d) adalah 17,5 jalan lengan S.
meter, diukur dari sisi yang • Sudut pantul Ө = 11 yaitu sudut
terdekat dari tepi jalan lengan S yang ditimbulkan pleh pantulan

291
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

dari dinding yang berada di 75 km/jam tanpa persentase


seberang jalan dari penerima kendaraan berat dan kondisi
terhadap lengan S, dibatasi oleh permukaan jalan datar (V= 75
ujung tepi bangunan yang km/jam, p = 0, G = 0).
berada di seberang arus lalu Apabila kondisi ini tidak dipenuhi
lintas. maka kebutuhan koreksi terhadap
tingkat kebisingan dasar , secara
detail jenis dan pedoman
b. Tahap 2 : Tingkat Kebisingan Dasar perhitungan besaran masing-masing
Nilai tingkat kebisingan dasar factor koreksi tingkat kebisngan
yang dipersyaratkan untuk diukur adalah sebagaimana ditampilkan
adalah berjarak 3,5 meter dari sisi dalam rumusan berikut:
terdekat tepi jalan ke titik penerima,
dimana kondisi kecepatan lalu-lalus

13 m

3,5m m

E
R
21,3 m m
16 m m
33
18,2 m m
14,8 m m

11
3,5m m
A B
9m S 6 m
N

11,8 m m 11 m m

17,5 m m

17,2 m m
m

Gambar 8. Pembagian Ruas Jalan dalam Beberapa Segmen S

292
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

a) Segmen E: L10 (18-jam) =


29,1 + 10 Log 10 Q dB (A)
= 29,1 + 10 Log (5837,31)
• Perkiraan tingkat kebisingan dasar
dB (A)
yang disebabkan oleh Volume
= 66,76 dB (A)
Lalu-Lintas (Q) selama 18 jam per
• Koreksi terhadap kecepatan lalu-
hari pada ruas jalan MT.Haryono
lintas (V) dan persentase
Diketahui : Q = 11.954 kend./18
kendaraan berat (p %)
jam/hari
Diketahui : Kecepatan lalu-lintas , V
Penye :
= 35 km/jam
L10 (18-jam) = 29,1 + 10 Log 10 Q dB (A)
Persentase kend. berat , p = 0,8 %
=29,1+10Log(11.954)dB(A )
= 69,875 dB (A) Penye:
• Koreksi terhadap kecepatan lalu-
Koreksi = 33Log10(V +40+500/V)+10
lintas (V) dan persentase
kendaraan berat (p %) Log10 (1+5p/V)-68,8 dB(A)
Diketahui : Kecepatan lalu-lintas ,
= 33 Log10(30+40+500/30)+10
V = 23 km/jam
Persentase kend. berat, p = 1,3 % Log10(1+5.0,8 /30)-68,8
Penye:
dB(A)
Koreksi= 33Log10(V+40+500/V)+10.
Log10(1+5p/V)-68,8 B(A) = -4,31 dB (A)
= 33.og10(23+40+500/23)+10
• Koreksi terhadap kemiringan Jalan
Log10(1+5.1,3/23)-68,8dB(A) (Gradien)
Karena jalan datar (G= 0 %) maka
= - 4,1 dB (A)
tidak ada koreksi terhadap
• Koreksi terhadap kemiringan Jalan kemiringan jalan (=0)
(Gradien) • Koreksi terhadap pengaruh
Karena jalan datar (G= 0 %) maka penutup permukaan jalan
tidak ada koreksi terhadap Karena permukaan Jalan Kedap air
kemiringan jalan (=0) (Impervious) dan kecepatan lalu-
• Koreksi terhadap pengaruh lintas lebih kecil dari 75 km/jam,
penutup permukaan jalan maka koreksi = - 1,0 dB(A).
Karena permukaan Jalan Kedap • Tingkat kebisingan Dasar pada
air (Impervious) dan kecepatan segmen N :
lalu-lintas lebih kecil dari 75 L0S = 66,76 + -4,31 + 0 +(-1)
km/jam, maka koreksi = - 1,0 dB(A). = 61,45 ≈ 61,5 dB (A)
• Tingkat kebisingan Dasar pada
c) Segmen W
segmen E :
• Perkiraan tingkat kebisingan dasar
L0S = 69,87 + -4,1 + 0 +(-1)
yang disebabkan oleh Volume
= 64,77 ≈ 64,8 dB (A)
Lalu-Lintas (Q) selama 18 jam per
hari .
b) Segmen N:
Diketahui :
• Perkiraan tingkat kebisingan dasar
Q= 12749,04 kend. /18 jam/hari
yang disebabkan oleh Volume
Penye:
Lalu-Lintas (Q) selama 18 jam per
L10 (18-jam) = 29,1 + 10 Log 10 Q dB (A)
hari .
= 29,1 + 10 Log (12749,04)
Diketahui :
dB (A)
Q = 5837,31 kend. /18 jam/hari
= 70,15 dB (A)
Penye:

293
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

• Koreksi terhadap kecepatan lalu- = 64,55 dB (A)


lintas (V) dan persentase kendaraan
berat (p %) • Koreksi terhadap kecepatan lalu-
Diketahui: lintas (V) dan persentase
Kec.lalu-lintas , V = 22 km/jam kendaraan berat (p %)
Persentase kend. berat , p = 1,6 % Diketahui:
Penye: Kec. lalu-lintas, V = 40 km/jam
Koreksi = 33Log10(V +40+500/V)+10 Persentase kend.berat , p = 0,6 %
Log10 (1+5p/V)-68,8 dB(A) Penye :
= 33 Log10(22+40+500/22)+10 Koreksi = 33 Log10(V +40+500/V)+10
Log10(1+5.1,6 /22)-68,8 Log10 (1+5p/V)-68,8 dB(A)
dB(A) = 33 Log10(40+40+500/40)+10
= -3,82 dB (A) Log10(1+5.0,6 /40)-68,8
• Koreksi terhadap kemiringan Jalan dB(A)
(Gradien) = -3,60 dB (A)
Karena jalan datar (G= 0 %) maka
tidak ada koreksi terhadap • Koreksi terhadap kemiringan Jalan
kemiringan jalan (=0) (Gradien)
• Koreksi terhadap pengaruh penutup Karena jalan datar (G= 0 %) maka
permukaan jalan. tidak ada koreksi terhadap
Karena permukaan Jalan Kedap air kemiringan jalan (=0)
(Impervious) dan kecepatan lalu- • Koreksi terhadap pengaruh penutup
lintas lebih kecil dari 75 km/jam permukaan jalan
maka, koreksi = - 1,0 dB(A). Karena permukaan Jalan Kedap air
• Tingkat kebisingan Dasar pada (Impervious) dan kecepatan lalu-
segmen W : lintas lebih kecil dari 75 km/jam
L0S = 70,15 + -3,82 + 0 +(-1) maka, koreksi = - 1,0 dB(A).
= 65,33 ≈ 65,3 dB (A) • Tingkat kebisingan Dasar pada
segmen S:
d) Segmen S: L0S = 64,55 + -3,60 + 0 +(-1)
• Perkiraan tingkat kebisingan dasar = 59,95 dB (A)
yang disebabkan oleh Volume Lalu-
Lintas (Q) selama 18 jam per hari . Berdasarkan hasil perhitungan
Diketahui: untuk masing-masing segmen sesuai
Q= 3509,24 kend. /18 jam/hari dengan factor koreksi masing-masing,
Penye: maka secara keseluruhan dapat dilihat
L10 (18-jam) = 29,1 + 10 Log 10 Q dB (A) dalam tampilan tabel 10.
= 29,1 + 10 Log (3509,24)
dB (A)

Tabel 10. Rekapitulasi Tingkat Kebisingan Dasar


SEGMENT SEGMENT
E N W S E N W S
Arus Lalu-
Lintas Q L10(18-
11954 5837,31 12749,04 3509,24 69,875 66,76 70,15 64,55
(18 jam)
jam/hari)

294
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

Tabel 10. (lanjutan)


SEGMENT SEGMENT
E N W S E N W S
Kec.Lalu-
lintas V 23 35 22 40
(km/h)
Kendaraan 1,3 0,8 1,6 0,6 Koreksi -4,1 -4,31 -3,82 -3,6
Berat (db)
P%
Gradient 0 0 0 0 Koreksi 0 0 0 0
G% (db)
Permukaan Impervious Koreksi -1,0 -1,0 -1,0 -1,0
Jalan (db)
Tingkat Kebisingan Dasar dB(A) 64,8 61,5 65,3 59,95

c. Tahap 3. Perambatan • Koreksi Jarak terdekat antara


a) Segmen E: sumber dan penerima (d) dan
• Koreksi Jarak terdekat antara tinggi relative ke sumber (h)
sumber dan penerima (d) dan Diketahui : d = 18,2 meter dan h
tinggi relative ke sumber (h) = 3,5 meter
Diketahui: Peny :
d = 16 meter dan h = 3,5 meter d’ = {( d +3,5)2 + h2}0,5
Peny: = {( 18,2 +3,5)2 + 3,52}0,5
d’ = {( d +3,5)2 + h2}0,5 = 21,98 m maka :
= {( 16 +3,5)2 + 3,52}0,5 Koreksi = -10 Log 10(d’/13,5)
= 19,81 m maka : = -10 Log 10( 21,98/13,5)
Koreksi = -10 Log 10(d’/13,5) = -2,12 dB (A) ≈ - 2,1 dB (A)
= -10 Log 10(19,81/13,5) • Koreksi terhadap nilai rata-rata
= -1,67 dB (A) perambatan kebisingan (H) dan
≈ - 1,7 dB (A) penyerapan oleh aspal (I)
• Koreksi terhadap nilai rata-rata dianggap tidak ada karena aspal
perambatan kebisingan (H) dan tidak menyerap kebisingan .
penyerapan oleh aspal (I) • Karena tidak ada tembok
dianggap tidak ada karena aspal penghalang antara sumber dan
tidak menyerap kebisingan . penerima maka tidak ada koreksi
• Karena tidak ada tembok terhadap perambatan kebisingan.
penghalang antara sumber dan • Dari ketiga koreksi diatas, maka
penerima maka tidak ada didapat koreksi perambatan pada
koreksi terhadap perambatan segmen E
kebisingan. adalah (S) = - 2,1 + 0 + 0
• Dari ketiga koreksi diatas, maka = - 2,1 dB(A)
didapat koreksi perambatan
pada segmen E c) Segmen W:
adalah (S) = - 1,7 + 0 + 0 • Koreksi Jarak terdekat antara
= - 1,7 dB(A) sumber dan penerima (d) dan
tinggi relative ke sumber (h)
b) Segmen N:

295
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

Diketahui: d = 16 meter dan h = Peny :


3,5 meter d’ = {( d +3,5)2 + h2}0,5
Peny : = {( 14,8 +3,5)2 + 3,52}0,5
d’ = {( d +3,5)2 + h2}0,5 = 18,63 m maka :
= {( 16 +3,5)2 + 3,52}0,5 Koreksi = -10 Log 10(d’/13,5)
= 19,81 m maka : = -10 Log 10( 18,63/13,5)
Koreksi = -10 Log 10(d’/13,5) = -1,98 dB (A)
= -10 Log 10( 19,81/13,5) ≈ - 1,40 dB (A)
= -1,67 dB (A) ≈ - 1,7 dB (A) • Koreksi terhadap nilai rata-rata
• Koreksi terhadap nilai rata-rata perambatan kebisingan (H) dan
perambatan kebisingan (H) dan penyerapan oleh aspal (I)
penyerapan oleh aspal (I) dianggap tidak ada karena aspal
dianggap tidak ada karena aspal tidak menyerap kebisingan .
tidak menyerap kebisingan . • Karena tidak ada tembok
• Karena tidak ada tembok penghalang antara sumber dan
penghalang antara sumber dan penerima maka tidak ada koreksi
penerima maka tidak ada koreksi terhadap perambatan kebisingan.
terhadap perambatan kebisingan. • Dari ketiga koreksi diatas, maka
• Dari ketiga koreksi diatas, maka didapat koreksi perambatan pada
didapat koreksi perambatan pada segmen E
segmen E adalah (S) = - 2,0 + 0 + 0
adalah (S) = - 1,7 + 0 + 0 = - 2,0 dB(A)
= - 1,7 dB(A)
Berdasarkan hasil perhitungan
d) Segmen S: untuk masing-masing segmen sesuai
•Koreksi Jarak terdekat antara dengan factor koreksi masing-masing,
sumber dan penerima (d) dan maka secara keseluruhan dapat dilihat
tinggi relative ke sumber (h) dalam tampilan tabel 11.
Diketahui : d = 14,8 meter dan h
= 3,5 meter

Tabel 11. Rekapitulasi Perambatan


SEGMENT SEGMENT
E N W S E N W S
Jarak horizontal
16 18,2 16 14,8 -1,7 -2,12 -1,7 -1,4
Terdekat d (m)
Tinggi rel ke Koreksi
3,5 3,5 3,5 3,5
sumber h (m) dB (A)
Tinggi rata-rata
Koreksi
dari perambatan 0 0 0 0 0 0 0 0
(db)
H (m)
Penyerapan
permukaan
penutup tanah I
Perbedaan Koreksi
0 0 0 0 0
rintangan jalan (m) (db)
Koreksi Perambatan dB(A) -1,7 -2,12 -1,7 -1,4

296
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

-
d. Tahap 4 : Tata Letak Lokasi (Lay Out) Sudut pantul dari gedung yang
a) Segmen E: ada diseberang jalan = 10
• Koreksi akibat pantulan dari Koreksi = 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A)
bagian depan gedung = 1,5 (10/52) dB (A)
Koreksi akibat pantulan gedung di = 0,29 dB (A)
belakang penerima dianggap • Koreksi akibat sudut pandang
terletak 1 m di depan gedung, Diketahui sudut pandang (Ө’)= 52
maka koreksinya ditambahkan Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A)
sebesar 2,5 dB(A) = 10 Log (52/180) dB (A)
• Koreksi akibat pantulan dari = -5,39 ≈ - 5,4 dB (A)
gedung yang ada didepannya • Dari ketiga koreksi diatas, maka
(Ө’) akan didapat koreksi tata letak
Diketahui : - Sudut dari sumber ke lokasi pada Segmen E
penerima = 138 = 2,5 + 0,29 + -5,4 = -2,61 dB (A)
-
Sudut dari pojok gedung dengan
sumber = 42 c) Segmen S:
- Sudut pantul dari gedung yang • Koreksi akibat pantulan dari bagian
ada diseberang jalan untuk depan gedung
bahian E, Koreksi akibat pantulan gedung di
Ө’ = 138 - 42 = 96 , belakang penerima dianggap
terletak 1 m di depan gedung,
Koreksi = 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A) maka koreksinya ditambahkan
= 1,5 (96/138) dB (A) sebesar 2,5 dB(A)
= 1,04 dB (A) • Koreksi akibat pantulan dari
• Koreksi akibat sudut pandang gedung yang ada didepannya
Diketahui sudut pandang (Ө’) = (Ө’)
138 Diketahui : - Sudut dari sumber ke
Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A) penerima = 33
= 10 Log (138/180) dB (A) -
Sudut dari pojok gedung dengan
= -1,15 ≈ - 1,2 dB (A) sumber = 33
• Dari ketiga koreksi diatas, maka -
Sudut pantul dari gedung yang
akan didapat koreksi tata letak ada diseberang jalan = 11
lokasi pada Segmen E
= 2,5 + 1,04 + (-1,2) = 2,34 dB (A) Koreksi= 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A)
b) Segmen N: = 1,5 (11/33) dB (A)
• Koreksi akibat pantulan dari = 0,5 dB (A)
bagian depan gedung • Koreksi akibat sudut pandang
Koreksi akibat pantulan gedung di Diketahui sudut pandang (Ө’)=33
belakang penerima dianggap Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A)
terletak 1 m di depan gedung, = 10 Log (33/180) dB (A)
maka koreksinya ditambahkan = -7,37 ≈ - 7,37 dB (A)
sebesar 2,5 dB(A) • Dari ketiga koreksi diatas, maka
• Koreksi akibat pantulan dari akan didapat koreksi tata letak
gedung yang ada didepannya lokasi pada Segmen E
(Ө’) = 2,5 + 0,5 + -7,37 = -4,37 dB (A)
Diketahui : - Sudut dari sumber ke
d) Segmen W:
penerima = 52
- • Koreksi akibat pantulan dari
Sudut dari pojok gedung dengan
bagian depan gedung
sumber = 52

297
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

Koreksi akibat pantulan gedung di e. Tingkat kebisingan gabungan


belakang penerima dianggap Berdasarkan Gambar 4 , Karena
terletak 1 m di depan gedung, memiliki kontribusi tersebesar maka
maka koreksinya ditambahkan Bagian /Segmen E dijadikan patokan
sebesar 2,5 dB(A) dalam perhitungan Tingkat Kebisingan
• Koreksi akibat pantulan dari Gabungan.
gedung yang ada didepannya (Ө’)
Diketahui : - Sudut dari sumber ke a) Segmen W terhadap E
penerima = 134 ∆W-E = 65,3 – 64,8 = 0,5
- Sudut dari pojok gedung dengan - ada sumbu X, cari nilai ∆ = 0,5
sumber = 134 - Dari titik perpotongan , tarik garis
- Sudut pantul dari gedung yang ke sumbu Y, maka akan diperoleh
ada diseberang jalan = 7 2,7 dB (A)
Koreksi = 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A)
= 1,5 (7/134) dB (A) b) Segmen W terhadap N:
= 0,09 dB (A) ∆W-N = 65,3 – 61,5 = 3,8
• Koreksi akibat sudut pandang - Pada sumbu X, cari nilai ∆ = 3,8
Diketahui sudut pandang (Ө’)=134 - Dari titik perpotongan , tarik garis
Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A) ke sumbu Y, maka akan
= 10 Log (134/180) dB (A) diperoleh 1,5 dB (A)
= -1,28 ≈ - 1,3 dB (A) c) Segmen W terhadap S
• Dari ketiga koreksi diatas, maka ∆W-N = 65,3 – 59,95 = 5,35
akan didapat koreksi tata letak - Pada sumbu X, cari nilai ∆ = 5,35
lokasi pada Segmen E - Dari titik perpotongan, tarik garis
= 2,5 + 0,08 + -1,3 = 1,28 dB (A) ke sumbu Y, maka akan diperoleh
1,1 dB(A)
Berdasarkan hasil perhitungan Maka Tingkat Kebisingan Gabungan
untuk masing-masing segmen sesuai dengan menggunakan Gambar 3.4
dengan factor koreksi masing-masing, adalah
maka secara keseluruhan dapat dilihat Lgab = 2,7 + 1,5 +1,1 + 65,3
dalam tampilan tabel 12. = 70,6 dB(A) ≈ 71 dB (A)

Tabel 12. Rekapitulasi Faktor Koreksi


SEGMENT SEGMENT
E N W S E N W S
Bagian Depan Koreksi dB
+2,5 2,5 2,5 2,5
gedung (A)
Sudut dari
Koreksi
bangunan di
96 10 11 7 Pantulan 1,04 0,29 0,5 0,09
seberang
(db)
jalan {ө)
Sudut
Koreksi dB
Pandang 138 52 33 134 -1,2 -5,4 -7,37 1,3
(A)
Segmen

Koreksi Site Layout 2,34 -2,61 -4,37 1,28

298
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)

Berdasarkan Rumus (Formula II): persimpangan yang menggunakan alat


pemberi isyarat lalu lintas dengan
a) Segmen E:
menggunakan /mengikuti prosedur
Lw = 64,8 + (-1,7) + 2,34
yang diterapkan di Inggris diperoleh :
= 65,44 dB (A)
a. Tahap pembagian segmen dilakukan
b) Segmen N: berdasarkan jumlah lengan simpang,
Lw = 61,5 + (-2,12) + (-2,61) dimana penentuan sumber bunyi,
= 56,77 dB (A) penerima sumber bunyi, sudut
c) Segmen W: penerima sumber bunyi dan sudut
Lw = 65,3 + (-1,7) + ( -4,37) pantul merupakan elemen yang
= 59,23 dB (A) penting dalam tahap ini.
b. Pada tahap perhitungan tingkat
d) Segmen S: kebisingan dasar komponen arus
Lw = 59,95 + (-1,4) + (1,28) lalu-lintas dan kecepatan lalulintas
= 59,83 dB (A) memberikan pengaruh yang cukup
besar terhadap nilai kebisingan,
Maka Tingkat Kebisingan Gabungan
dimana semakin meningkat factor ini
dengan menggunakan Rumus
maka tingkat kebisingan semakin
(Formula II) adalah:
besar. Berdarkan standar getaran
Lgab= 10 Log 10 (∑ Antilog 10 (Ln/10) yang diterapkan di UK, bahwa
dB (A) tingkat kecepatan kendaraan yang
=10 Log 10 (( Antilog 10 (65,44/10) melaju pada simpang ini antara 6 –
+ (Antilog 10 (56,77/10) 10 m/s, masih dapat berlaku untuk
+(Antilog 10 (59,23/10)+Antilog10 gedung-gedung arsitektural dan
(59,83/10)) structural, tetapi pada tingkat
= 67,615 dB (A) kecepatan tersebut memberikan
Berdasarkan hasil perhitungan untuk pengaruh gangguan terhadap orang
masing-masing tahap sesuai dengan di dalam gedung , jalan dan
factor segmen masing-masing, maka jembatan. Koreksi terhadap
secara keseluruhan dapat dilihat kemiringan jalan dan jenis perkerasan
dalam tabel 13. jalan dianggap nol, karena jalan
dianggap memiliki tingkat kemiringan
standar jalan dan jenis lapisan
3.2 Pembahasan permukaan menggunakan bahan
Berdasarkan hasil perhitungan yang kedap air (asphalt).
tingkat kebisingan yang dilakukan pada

Tabel 13. Rekapitulasi Tingkat Kebisingan Keseluruhan


SEGMENT
Keterangan
E N W S
Tingkat Kebisingan Dasar dB (A) 64,8 61,5 65,3 59,95
Koreksi Perambatan dB(A) -1,7 -2,21 -1,7 -1,4
Koreksi Layout di Lapangan 2,34 -2,61 -4,37 1,28
Kebisingan yang terjadi
65,44 56,77 59,23 59,83
(Gambar 3.4) dB (A)
Tingkat Kebisingan Gabungan dB (A) 67,615

299
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300

c. Pada tahap koreksi perambatan, persimpangan Ade-Swalayan yang


semakin besar jarak dari sumber menggunakan alat pemberi isyarat lalu-
bunyi ke penerima maka tingkat lintas dengan menggunakan prosedur
koreksinya terhadap tingkat yang diterapkan di Inggris sebagaimana
kebisingan gabungan semakin Transport-Welsh Office,HMSO, 1988
semakin besar, karena jarak yang dapat disimpulkan:
jauh akan mengurangi kebisingan a. Prediksi Tingkat kebisingan Gabungan
akibat bunyi yang merambat di adalah sebesar 67,615 dB (A) yang
udara. Koreksi terhadap penyerapan masih aman bagi daerah
aspal dan tembok penghalang di perniagaan/centra bisnis.
depan penerima bunyi dianggap nol, b. Kontribusi terbesar adalah
sedangkan jika permukaan jalan bersumber dari segmen W yang
menggunakan rigid pavement dan merupakan jalur utama
terdapat penghalang di depan perniagaan.
sumber bunyi semacam pagar, maka
akan ditentukan berdasarkan
persamaan yang terdapat dalam 4.2 Saran
peraturan “ Calculation of Road Agar kebisingan tidak
Traffic Noise . mengganggu kesehatan atau
d. Pada tahap Koreksi terhadap Lay out, membahayakan perlu diambil tindakan
semakin besar sudut pandang dan seperti penggunaan peredam pada
sudut pantul dari gedung yang sumber bising, penyekatan,
berada diseberang jalan maka akan pemindahan, pemeliharaan,
mengurangi tingkat kebisingan yang penanaman pohon, pembuatan bukit
terjadi. Jika pada salah satu lengan buatan ataupun pengaturan tata letak
tidak terdapat gedung yang menjadi ruang dan penggunaan alat pelindung
sudut pantul maka sudutnya di diri sehingga kebisingan tidak
anggap nol. Pada tahap ini, sudut mengganggu kesehatan atau
yang menjadi acuan adalah bagian membahayakan.
ujung dari gedung terhadap sumber
bunyi.
e. Pada tahap tingkat kebisingan 5. Daftar Pustaka
gabungan, merupakan tahap yang Croome, D.J., and Mashrae, 1977, Noise
mengabungkan Tingkat kebisingan Buildings and People, Pergamon
dasar, Koreksi dan Kebisingan yang di Press, Oxford.
hitung berdasarkan Grafik pada Departement of Transport,1988,
gambar 3.4. Nilai Kebisingan Calculation of Road Traffic Noise
Gabungan yang diperoleh sebesar Levels, HMSO, London
67,615 dB(A), masih berada dalam
Menteri Lingkungan Hidup, 1996, Kep-
ambang batas untuk peruntukan
48/MENKLH/1996 tentang Baku
kawasan/ lingkungan berdasarkan
tingkat kebisingan peruntukan
KepMenLH dalam Kategori D (≤ 70 dB
kawasan/lingkungan.
(A)) .
Sharp,C. and Jenning,T., 1976, Transport
and the Environment, Leicester
4. Kesimpulan dan Saran University Press, Leicester.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan
tingkat kebisingan yang dilakukan pada

300

Anda mungkin juga menyukai