Abstract
Noise was defined as unwanted sound. To determine sound to be noise based on 3 aspects,
such as : loudness, time and basic noise. The major contributors of highway noise were heavy
vehicle (truck, bus) and light vehicle (passenger car).
This research purposed to calculate noise in the road traffic (Junction of Ade Swalayan) based
on The book of Calculation of Road Traffic Noise which was published by Departement of
Transport, Welsh Office,HMSO,1988.
The result of the combination of noise level was 67,615 dB(A) .These noise level was still safe based
on floating rate value (≤ 70 dB) which was fixed by the minister of environment..
Key words : The combination of Noise Level , Road Junctions
Abstrak
Kebisingan didefenisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki. Untuk menentukan kebisingan
suara berdasarkan aspek seperti kenyaringan, waktu dan dasar bising. Penyumbang utama dari
kebisingan jalan raya adalah kendaraan berat (truk dan bus) dan kendaraan ringan (mobil
penumpang).
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kebisingan lalu lintas di jalan raya ( persimpangan jalan
Ade Swalayan) berdasarkan “The Book of Road Traffic Noise yang dipublikasikan oleh
Departement of Transport, Weish Office, HMSO, 1988.
Hasil kombinasi tingkat kebisingan adalah 67,615 dB (A). Tingkat kebisingan ini masih aman
berdasarkan pada nilai floating rate (≤ 70 dB) yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
Kata Kunci : persimpangan jalan, tingkat kombinasi bising
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Halu Uleo, Kendari
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
Jl. Sorumba. Adanya jalur lalulintas yang kebisingan dapat didefinisikan sebagai
cukup padat ini, menimbulkan suara yang tidak dikehendaki dan
kebisingan yang berdampak pada mengganggu manusia. Sehingga
penduduk yang tinggal di sekitaran beberapa kecil atau lembut suara yang
kawasan tersebut. terdengar, jika hal tersebut tidak
Berdasarkan hal tersebut diatas, diinginkan maka akan disebut
maka dipandang perlu untuk kebisingan.
melakukan perhitungan tingkat Alat standar untuk pengukuran
kebisingan di jalan raya guna kebisingan adalah Sound Level Meter
mengetahui apakah tingkat kebisingan (SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis
yang terjadi masih dapat ditolerir atau karakter respon frekuensi, yang
sudah melampaui ambang batas ditunjukkan dalam skala A, B, dan C.
sehingga perlu dilakukan suatu kegiatan Skala A ditemukan paling mewakili
yang bertujuan untuk mengurangi batasan pendengaran manusia dan
dampak negative dan kebisingan respons telinga terhadap kebisingan,
tersebut dengan memasang penyekat termasuk kebisingan akibat lalu lintas,
(Noise Insulation Treatment ) seperti serta kebisingan yang dapat
yang berlaku di Inggris berdasarkan menimbulkan gangguan pendengaran.
buku “ Calculation of Road Traffic Noise Skala A dinyatakan dalam satuan dBA.
“ yang diterbitkan oleh Departement of Pemerintah Indonesia, melalui SK
Transport,Welsh Office,HMSO,1988. Menteri Negara Lingkungan Hidup No:
Kep.48/MENLH/XI/1996, tanggal 25
November 1996, tentang kriteria batas
2. Landasan Teori tingkat kebisingan untuk daerah
2.1 Teori kebisingan pemukiman mensyaratkan tingkat
Kebisingan berasal dari kata kebisingan maksimum untuk outdoor
bising yang artinya semua bunyi yang adalah sebesar 55dBA.
mengalihkan perhatian, mengganggu,
atau berbahaya bagi kegiatan sehari- 2.2 Kebisingan lalu lintas
hari, bising umumnya didefinisikan Kebisingan lalu lintas berasal
sebagai bunyi yang tidak diinginkan dari suara yang dihasilkan dari
dan juga dapat menyebabkan polusi kendaraan bermotor,terutama dari
lingkungan.(Davis Cornwell.1998). mesin kendaraan, knalpot, serta akibat
Suara adalah sensasi atau rasa interaksi antara roda dengan
yang dihasilkan oleh organ jalan.Kendaraan berat (truk, bus) dan
pendengaran manusia ketika mobil penumpang merupakan sumber
gelombang-gelombang suara dibentuk kebisingan utama di jalan raya.Secara
di udara sekeliling manusia melalui garis besar strategi pengendalian bising
getaran yang diterimanya. Gelombang dibagi menjadi tiga elemen yaitu
suara merupakan gelombang pengendalian terhadap sumber bising,
longitudinal yang terdengar sebagai pengendalian terhadap jalur bising dan
bunyi bila masuk ke telinga berada pengendalian terhadap penerima
pada frekuensi 20 – 20.000 Hz atau bising.
disebut jangkauan suara yang dapat Getaran yang diakibatkan oleh
didengar transportasi darat, menurut penelitian di
Tingkat intensitas bunyi UK, disebabkan oleh berbagai hal
dinyatakan dalam satuan bel atau seperti pada Tabel 1 dan Tabel 2.
decibel (dB). Polusi suara atau
281
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
282
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
yang lebih tinggi. Hal ini tercermin pada 2.4 Persyaratan “Calculation of Road
Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang Traffic Noise”
Batas,) peruntukan kawasan/lingkungan Dalam buku “Calculation of
dapat dilihat pada tabel 6. Road Traffic Noise “yang diterbitkan
oleh Departement of Transport ,Welsh
90 Protes secara hukum Office,HMSO,1988 pada paragraph 6
tentang Requirenment for use with the
Noise Insulation Regulations, disebutkan :
80 Protes resmi (surat)
a. Kombinasi dari tingkat kebisingan
lalulintas maksimum yang di
Protes mulai banyak perkirakan adalah tingkat kebisingan
70 yang terjadi/relevan dari suatu jalan
baru atau yang diperbaiki beserta
68
Protes mulai ada lalulintas yang lewat diatasnya
maupun disekitarnya harus tidak
60 boleh kurang dari tingkat kebisingan
Dapat diterima
yang ditentukan (68 dB (A),L10(18-
jam).
50 b. Tingkat kebisingan yang
Gambar 1. Tingkat Kebisingan yang terjadi/relevan paling kurang 1 ,0 dB
ditoleransi di Pemukiman (A) lebih besar dari tingkat
kebisingan yang ada yaitu total
Tabel 6. Baku mutu peruntukan tingkat kebisingan lalulintas yang
kawasan /Lingkungan terjadi sebelum pelaksanaan
Peruntukan kawasan / Tingkat
pekerjaan konstruksi atau perbaikan
lingkungan kegiatan kebisingan jalan di mulai.
(A) c. Kontribusi terhadap kenaikan tingkat
a. Peruntukan Kawasan kebisingan yang terjadi/relevan dari
-.Perumahan dan 55 suatu jalan baru atau yang telah
pemukiman diperbaiki minimal sebesar 1 dB (A).
- Perdagangan dan 70
jasa Adapun beberapa asumsi yang
-Perkantoran dan 65 dikembangkan oleh Transport and Road
perdagangan Research Laboratory dan Departement
- Ruang terbuka hijau 50 of Transport-Wels Office, HMSO,1988,
- Industri 70 antara lain :
- Pemerintahan dan 60
a. Jenis dan komposisi lalu lintas serta
fasilitas umum
- Rekreasi 70 penyeberangnnya kebisingan
Khusus :- Bandar udara- adalah tetap atau konsisten.
Stasiun Kereta b. Arah angin berlawanan dengan
Api - Pelabuhan Laut- 60 - 70 kecepatan
Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
c. Semua tingkat kebisingan diukur
- Rumah Sakit atau 55 dengan ukuran indeks L10 (18 jam) yaitu
sejenisnya indeks yang menunjukkan rata-rata
- Sekolah dan 55 aritmetik dari nilai L10(per-jam) dB(A)
sejenisnya selama 18 jam dengan periode
- Tempat ibadah dan 55 waktu antara pukul 06.00 s/d 24.00
sejenisnya
Sumber : KepMenLH No.48 Tahun 1996
283
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
d. Sumber bunyi berada 0,5 meter i. Prediksi tingkat kebisingan lalu lintas
diatas permukaan jalan dan 3,5 dilakukan pada kondisi volume lalu
meter dari tepi jalan. lintas paling tinggi (maksimum)
e. Untuk mempermudah perhitungan dalam jangka 15 tahun setelah jalan
dapat dilakukan dengan bantuan tersebut di buka.
grafik yang telah disediakan, namun sedangkan ketentuan asumsi khusus
untuk ketepatan pengukuran untuk simpang bersinyal :
sebaiknya tetap menggunakan 1. Simpang dibagi menjadi
formula yang telah disediakan. segmen/lengan sedemikian rupa
f. Agar tidak terjadi kesalahan sehingga perubahan/variasi
pengukuran maka diperlukan kehati- kebisingan pada setiap segmen
hatian untuk mengidentifikasi menjadi kecil.
beberapa sumber kebisingan diluar 2. Hitung tingkat kebisingan dasar pada
sumber system lalu lintas (KA, jarak 10 m dari sisi terdekat dari tepi
Pabrik,Pesawat). segmen.
g. Dalam rangka menjaga ketepatan 3. Besarnya tingkat kebisingan dari
pengukuran maka setiap tahapan masing-masing lengan digabungkan
perhitungan agar melakukan sehingga menjadi tingkat kebisngan
pembulatan angka sampai batas 0,1 simpang.
dB(A) dan pada hasil akhir 4. Setiap lengan pada persimpangan
perhitungan, jika terdapat nilai 0,5 adalah merupakan segmen ruas dan
maka nilai tersebut dibulatkan ke kecepatan lalulintas jalan
atas menjadi 1,0. merupakan kecepatan actual
h. Pengukuran kebisngan pada lalulintas pada persimpangan.
bangunan dilalukan pada jarak 1
meter di depan bagian yang paling
2.5 Metode perhitungan tingkat
menonjol pada jendela atau pintu
Kebisingan
kamar ruangan yang terpilih
Metode / prosedur umum yang
sedangkan tingginya diambil pada dilakukan dalam menghitung tingkat
titik tengah jendela atau pintu kamar kebisingan adalah dibagi dalam lima (5)
dimaksud. tahap seperti yang diatur pada
flowchart/bagan alir seperti pada gambar 2.
284
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
Tahap 3 : Propagasi
Apakah tidak
ada
Tahap 4 : Layout
285
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
OPEN
3,5
Jl. MT.Haryono SPACE
Jl. Sorumba
Jl. Sao-Sao
A
N S
3,5 B
1 Jl. MT.Haryono
R 3,5
286
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
287
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
288
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
13 m
3,5m
138 E
R
21,3 m
16 m m
42
18,2 14,8 m m
3,5 B
9m A S 6 m
N
11,8 11 m
17,5 m m
17,2 m m
13 m
289
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
13 m
3,5
150
E
R
21,3
16 m
18,2 14,8
52
3,5 B
10
9m 6 m
N A S
11,8 11 m
17,5
17,2
13 m
290
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
13 m
3,5m m
134
E
R
21,3 m m
16 m m
18,2 m m 14,8 m m
3,5m m
A
9m B S 6 m
N 7
11,8 m m 11 m m
17,5 m m m
17,2 m m
m
291
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
13 m
3,5m m
E
R
21,3 m m
16 m m
33
18,2 m m
14,8 m m
11
3,5m m
A B
9m S 6 m
N
11,8 m m 11 m m
17,5 m m
17,2 m m
m
292
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
293
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
294
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
295
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
296
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
-
d. Tahap 4 : Tata Letak Lokasi (Lay Out) Sudut pantul dari gedung yang
a) Segmen E: ada diseberang jalan = 10
• Koreksi akibat pantulan dari Koreksi = 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A)
bagian depan gedung = 1,5 (10/52) dB (A)
Koreksi akibat pantulan gedung di = 0,29 dB (A)
belakang penerima dianggap • Koreksi akibat sudut pandang
terletak 1 m di depan gedung, Diketahui sudut pandang (Ө’)= 52
maka koreksinya ditambahkan Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A)
sebesar 2,5 dB(A) = 10 Log (52/180) dB (A)
• Koreksi akibat pantulan dari = -5,39 ≈ - 5,4 dB (A)
gedung yang ada didepannya • Dari ketiga koreksi diatas, maka
(Ө’) akan didapat koreksi tata letak
Diketahui : - Sudut dari sumber ke lokasi pada Segmen E
penerima = 138 = 2,5 + 0,29 + -5,4 = -2,61 dB (A)
-
Sudut dari pojok gedung dengan
sumber = 42 c) Segmen S:
- Sudut pantul dari gedung yang • Koreksi akibat pantulan dari bagian
ada diseberang jalan untuk depan gedung
bahian E, Koreksi akibat pantulan gedung di
Ө’ = 138 - 42 = 96 , belakang penerima dianggap
terletak 1 m di depan gedung,
Koreksi = 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A) maka koreksinya ditambahkan
= 1,5 (96/138) dB (A) sebesar 2,5 dB(A)
= 1,04 dB (A) • Koreksi akibat pantulan dari
• Koreksi akibat sudut pandang gedung yang ada didepannya
Diketahui sudut pandang (Ө’) = (Ө’)
138 Diketahui : - Sudut dari sumber ke
Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A) penerima = 33
= 10 Log (138/180) dB (A) -
Sudut dari pojok gedung dengan
= -1,15 ≈ - 1,2 dB (A) sumber = 33
• Dari ketiga koreksi diatas, maka -
Sudut pantul dari gedung yang
akan didapat koreksi tata letak ada diseberang jalan = 11
lokasi pada Segmen E
= 2,5 + 1,04 + (-1,2) = 2,34 dB (A) Koreksi= 1,5 ( Ө’/Ө) dB (A)
b) Segmen N: = 1,5 (11/33) dB (A)
• Koreksi akibat pantulan dari = 0,5 dB (A)
bagian depan gedung • Koreksi akibat sudut pandang
Koreksi akibat pantulan gedung di Diketahui sudut pandang (Ө’)=33
belakang penerima dianggap Koreksi = 10 Log10 (Ө/180 )dB (A)
terletak 1 m di depan gedung, = 10 Log (33/180) dB (A)
maka koreksinya ditambahkan = -7,37 ≈ - 7,37 dB (A)
sebesar 2,5 dB(A) • Dari ketiga koreksi diatas, maka
• Koreksi akibat pantulan dari akan didapat koreksi tata letak
gedung yang ada didepannya lokasi pada Segmen E
(Ө’) = 2,5 + 0,5 + -7,37 = -4,37 dB (A)
Diketahui : - Sudut dari sumber ke
d) Segmen W:
penerima = 52
- • Koreksi akibat pantulan dari
Sudut dari pojok gedung dengan
bagian depan gedung
sumber = 52
297
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
298
Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan
Alat Pemberi Isyarat Lalu lintas (APIL)
(Susanti Djalante)
299
Jurnal SMARTek, Vol. 8 No. 4. Nopember 2010: 280 - 300
300