Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kebidanan – Vol 9, No 1 (2020), 45-52

ISSN 2301-8372 (print); ISSN 2549-7081 (online)


DOI: 10.26714/jk.9.1.2020.45-52

Pengalaman ibu nifas terhadap budaya dalam perawatan


masa nifas
Agustin Endriyani∗
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta – Indonesia

Abstract
The influence of culture to the status of public health could not be ignored, health is an integral part of
the culture. Ethnographic research results in health the year 2012 at 12 ethnics in Indonesia show the
maternal and child health issues related to health culture is very concern. The purpose of this research is
to know the experience of maternal childbirth to culture in the care period of parturition. This research
was qualitative research with case studies. In-depth interview data collection methods (in-depth
interview). Snowball sampling techniques. Participants in this research were the mother of the
parturition is the working relic of clinics Paste. The number of participants that is used in this study is as
much as 7 participants. The results of this research obtained 3 themes, namely, the knowledge of the
participants towards parturition period care, influence the culture of the community, treatments against
the time of parturition, and family support in the treatment period of parturition.

Keywords: care; culture; parturition

Pengaruh budaya terhadap status kesehatan masyarakat tidak bisa diabaikan begitu saja, kesehatan
merupakan bagian integral dari kebudayaan. Hasil riset etnografi kesehatan tahun 2012 di 12 etnis di
Indonesia menunjukan masalah kesehatan ibu dan anak terkait budaya kesehatan sangat mem-
prihatinkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengalaman ibu nifas terhadap budaya dalam
perawatan masa nifas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus. Metode
pengumpulan data wawancara mendalam (indepth interview). Teknik snow ball sampling. Partisipan
penelitian ini adalah ibu nifas yang berada diwilayah kerja Puskesmas Tempel. Jumlah partisipan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 7 partisipan. Hasil dari penelitian ini didapatkan 3 tema
yaitu, pengetahuan partisipan terhadap perawatan masa nifas, pengaruhnya budaya di masyarakat,
terhadap perawatan masa nifas dan dukungan keluarga dalam perawatan masa nifas.

Kata Kunci: budaya; nifas; perawatan

__________

Korespondensi Penulis: Agustin Endriyani (email: endrisantosa@gmail.com), Jl. Ringroad Barat No. 63, Mlangi Nogotirto. Gamping,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55592.

Copyright © 2020 Jurnal Kebidanan │ 45


Agustin Endriyani

Pendahuluan produksi ASI yang cukup. Masih banyak ibu


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah menyusui yang melakukan pantangan makanan
satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya tertentu karena masih kuatnya tradisi tersebut di
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu masyarakat. Hal tersebut yang menyebabkan ASI
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas tidak berkualitas dan memenuhi kebutuhan bayi
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan terutama dalam 6 bulan pertama (Yuliani, 2011).
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena Kepercayaan dan keyakinan budaya terhadap
sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh perawatan ibu post partum, masih banyak
di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk dijumpai dilingkungan masyarakat. Mereka
menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga meyakini budaya perawatan ibu setelah melahir-
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, kan dapat memberikan dampak yang positif dan
karena sensitifitasnya terhadap perbaikan menguntungkan bagi mereka. Hal ini terbukti dari
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas penelitian yang dilakukan oleh Andhra Pradesh
maupun kualitas. Secara umum terjadi penurun- pada 100 orang ibu post partum di daerah
an kematian ibu selama periode 1991-2015 dari Tirupati. Dari hasil penelitiannya didapatkan
390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. banyak kepercayaan dan keyakinan budaya
Walaupun terjadi kecenderungan penurunan perawatan ibu post partum, di antaranya pem-
angka kematian ibu, namun tidak berhasil men- batasan asupan cairan, makanan dibatasi dan
capai target MDGs yang harus dicapai yaitu hanya boleh makan sayur-sayuran, tidak boleh
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada mandi, diet makanan, tidak boleh keluar rumah,
tahun 2015. Hasil supas tahun 2015 memper- menggunakan alas kaki, menggunakan gurita,
lihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat di- tidak boleh tidur siang hari bahkan mereka me-
bandingkan target MDGs (Pusdatin, 2018). yakini kolostrum tidak baik untuk anak (Rahayu,
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi Mudatsir, & Hasballah, 2017).
merupakan indikator kesehatan reproduksi Dari hasil penelitiannya didapatkan banyak
dimana di Indonesia masih tinggi dibandingkan kepercayaan dan keyakinan budaya perawatan
dengan negara lain. Penelitian sebelumnya ibu post partum, diantaranya pembatasan
diketahui bahwa faktor budaya dan sosial asupan cairan, makanan dibatasi dan hanya
demografi berpengaruh terhadap tingginya boleh makan sayur-sayuran, tidak boleh mandi,
angka kematian ibu dan bayi (Suryawati, 2017). diet makanan, tidak boleh keluar rumah, meng-
Menyusui merupakan suatu proses alamiah, gunakan alas kaki, menggunakan gurita, tidak
namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui boleh tidur siang hari bahkan mereka meyakini
atau menghentikan menyusui lebih dini. Banyak kolostrum tidak baik untuk anak (Rahayu et al.,
alasan yang dikemukakan oleh ibu yang tidak 2017).
menyusui anaknya, diantaranya ibu tidak mem-

46 │ Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020)


Pengalaman ibu nifas terhadap budaya ....

Perkembangan sosial budaya dalam masya- perekam suara setelah memperoleh persetujuan
rakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dari responden. Peneliti menggunakan pedoman
dalam suatu daerah tersebut telah mengalami wawancara ketika melakukan wawancara agar
suatu perubahan dalam proses berfikir. tidak ada pertanyaan yang tertinggal dan peneliti
Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan juga membawa catatan jika ada hal-penting yang
dampak positif maupun negatif. Hubungan harus dicatat. Pada saat melakukan penelitian
antara budaya dan kesehatan sangatlah erat proses wawancara dilakukan secara sadar,
hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh
masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan informasi yang diperlukan. Data yang dikumpu-
dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan lkan dalam observasi berasal dari pengamatan
tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat tingkah laku responden dan pembicaraannya
membentuk kebiasaan dan respons terhadap ringan serta santai. Adapun tahap proses analisis
kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat terhadap data yang diperoleh dalam penelitian
tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah ini menggunakan langkah Colizzi dalam Streubert
penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya & Carpenter (Nursalam, 2008).
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat Keabsahan data (uji validasi) dalam penelitian
mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Dalam pe-
penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan nelitian ini teknik triangulasi yang digunakan
atau budaya yang dianut hubungannya dengan adalah triangulasi sumber. Penggunaan sumber
kesehatan (Iqbal, Nurul, & Iga, 2012). sebagai triangulasi dengan cara membandingkan
dan mengecek kembali data yang diperoleh dari
Metode Penelitian
partisipan kepada informan. Informan yang di-
Rancangan penelitian yang digunakan adalah maksud adalah suami dan keluarga ibu nifas.
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi Peneliti langsung melakukan triangulasi setelah
kasus (Arikunto, 2013). Penelitian ini bermaksud mewawancari setiap partisipan agar tidak terjadi
untuk mengeksplorasi secara mendalam peng- bias. Peneliti menggunakan ruang tamu. Selama
alaman ibu nifas terhadap budaya dalam pe- wawancara informan memberikan informasi ke-
rawatan masa nifas. Hasil penelitian ini disajikan pada peneliti secara terbuka sehingga peneliti
dalam bentuk deskriptif naratif. Partisipan dalam memperoleh data sesuai yang dibutuhkan
penelitian ini yaitu ibu yang telah melahirkan, (Arikunto, 2013).
memungkinkan untuk diwawancarai (sehat) dan
bersedia menjadi partisipan. Hasil dan Pembahasan
Pemilihan partisipan dilakukan secara snow Subyek penelitian atau partisipan pada
ball sampling. Jumlah partisipan dalam penelitian penelitian ini diambil secara purposive sampling
ini adalah yaitu sebanyak 7 partisipan. Pencatat- (partisipan penelitian dipilih berdasarkan tujuan
an data wawancara dilakukan menggunakan atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebe-

Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020) 9, No. 1 (2020) │ 47


Agustin Endriyani

Tabel 1.
Karakteristik Partisipan Berdasarkan Usia, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan Lama Menikah

Tingkat
Partisipan Usia Obstetri Pekerjaan
Pendidikan
P1 29 tahun P1 A0 Ah1 D3 IRT
P2 29 tahun P1 A0 Ah1 S1 Guru
P3 37 tahun P2 A0 Ah2 SLTA IRT
P4 30 tahun P1 A1 Ah1 S1 Guru
P5 30 tahun P1 A0 Ah1 SLTA Wiraswasta
P6 30 tahun P1 A0 Ah1 S1 Karyawan Swasta
P7 35 tahun P3 A0 Ah1 SLTA IRT
Sumber: Data primer, 2018

lumnya). Berikut ini karakteristik partisipan di- dan berusaha untuk menginterpretasikan apa
gambarkan melalui tabel rekapitulasi karakteristik yang ia lihat, interpretasi itu sangat dipengaruhi
partisipan untuk memudahkan pembaca me- oleh berbagai karakteristik pribadi dari pembuat
mahami karakteristik partisipan dalam penelitian persepsi tersebut, seperti sikap, kepribadian,
ini (Tabel 1). motif, minat, pengalaman-pengalaman masa lalu
Dalam penelitian ini didapatkan partisipan dan harapan-harapan seseorang. Pengetahuan
sebanyak tujuh orang dan seluruh partisipan akan akses informasi bisa memberikan preferensi
dalam penelitian ini sudah dalam kriteria dalam atau pengetahuan yang jauh lebih banyak
penelitian. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui kepada perempuan dalam proses memahami
bahwa partisipan mempunyai pekerjaan yang dirinya. Pengetahuan mereka akan tentang
beraneka ragam dan sebagian besar partisipan persiapan masa nifas akan membuat mereka
merupakan ibu rumah tangga. Pendidikan paling mengakses berbagai cara agar mereka siap
terendah dari partisipa adalah SLTA dan yang dalam menghadapi masa nifas.
paling tertinggi adalah sarjana. Usia partisipam Dalam kenyataannya mayoritas partisipan tidak
dalam penelitian ini mulai dari 29 tahun sapai 37 mencari informasi persiapan dirinya untuk
tahun. menghadapi masa nifas. Mereka hanya
Setelah membaca hasil transkrip wawancara menerima informasi yang didapatkan dari tenaga
berulang-ulang dan melihat catatan lapangan kesehatan setelah melahirkan dan akan pulang
dari masing-masing partisipan, peneliti meng- kerumah. Partisipan juga mencari informasiketika
identifikasi kutipan kata dan pernyataan yang ada masalah dan mendapatkan sumber
bermakna sesuai dengan yang diteliti. informasi tersebut tanpa mengetahui kebenaran-
nya sehingga pemahaman partisipan terhadap
Pengetahuan Partisipan terhadap perawatan masa nifas ini hanya sebatas
Perawatan Masa Nifas pengetahuan yang selama ini didapat dari media
Robbins (2008), mengemukakan bahwa sosial sehingga jika mendapatkan saran dari
ketika seorang individu melihat sebuah target keluarga dan masyarakat langsung diterima

48 │ Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020)


Pengalaman ibu nifas terhadap budaya ....

mentah-mentah tanpa mengkaji apakah kepada orang lain jika informasi yang
informasi tersebuat benar atau tidak dan disampaikannya itu salah. Tetapi jika partisipan
membahayakan bagi dirinya atau tidak. yang tidak memiliki persiapan yang matang maka
Seperti yang diungkapkan partisipan sebagai mereka akan menerima semua informasi yang
berikut: didapat tanpa menyeleksi dan pada akhirnya
akan merugikan dirinya sendiri. Seperti yang
“… sebelum pulang diajarkan harus
sering-sering mengganti pembalut, men- dikatakan oleh partisipan tersebut:
jaga kebersihan …” (P1) “... setiap ada masalah yang saya hadapi
“… disarankan untuk memberikan ASI sudah langsung tanggap apa yang harus
eksklusif dan alhamdulillah ini ASI saya dilakukan karena dari dulu sampai
lancar jadi bisa menyusui terus….….” (P2) sekarang saya mengikuti kelas ibu hamil
yang sejak dulu saya ikuti ….” (P4)
Berdasarkan dari pengetahuan dan informasi
“... sebenarnya ya takut tapi bismillah saja
yang didapat dapat disimpulkan bahwa dari tujuh lah ...” (P5)
partisipan yang diwawancara hanya satu partisi-
pan yang melakukan persiapan untuk meng- Budaya di Masyarakat dan Pengaruhnya
hadapi masa nifas. Persiapan yang dilakukan
terhadap Perawatan Masa Nifas
partisipan ini adalah mengikuti kelas ibu hamil Setiap partisipan memiliki cara pandang
secara rutin mulai dari masa kehamilan sampai masing-masing terhadap budaya yang ada di
masa nifas ini. Partisipan yang lain hanya me- sekitar tempat tinggal mereka khususnya budaya
lakukan pemeriksaan ANC secara rutin dan yang berkaitan dengan perawatan dalam masa
mengakses informasi dari internet. nifas. Sumber informasi yang diperoleh partisipan
Berikut ungkapan partisipan yang melakukan berkaitan dengan budaya yang ada di sekitar
persiapan untuk menghadapi masa nifas: yang berpengaruh terhadap perawatan masa
nifas berasal dari keluarga partisipan.
“… di tempat saya periksa selama hamil
ada kelas ibu hamil dan saya ikut sampai Seperti yang diunkapkan oleh partisipan
sekarang ini. Di sana banyak sekali sebagai berikut:
informasi yang saya dapatkan seputar
bagaimana persiapan menjadi seorang “…selama ini hanya dikasih wejangan-
ibu …” (P4) wejangan dari orang yang menjenguk,
selama masih dalam batas wajar saya
“… hanya baca-baca aja di internet …” lakukan. Tapi kalau tidak masuk akal tidak
(P5) saya lakukan…”(P3)
Persiapan yang dilakukan secara matang akan “... kadang kalau dikasih tau tetangga tapi
sangat berbeda dengan partisipan yang tidak menurut saya tidak masuk malah saya
melakukan persiapan secara matang. Jika par- kasih tau yang sebenarnya seperti apa
sesuai dengan ilmu yang saya dapat
tisipan yang melakukan persiapan secara matang selama saya ikut kelas ibu hamil ...” (P4)
partisipan tersebut berani mengatakan tidak

Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020) 9, No. 1 (2020) │ 49


Agustin Endriyani

“… saya tidak begitu merasakan secara mandi terlalu sore, alasan ini mungkin jika mandi
langsung adanya adat budaya yang ada
terlalu sore akan kedinginan dan akan me-
dimasyarakat yang mengatur selama saya
masa nifas ini …” (P6) nyebabkan flu sehingga jika ibu flu akan me-
nularkan ke anaknya.
Dalam penelitian ini seluruh partisipan satu
Seperti yang dikatakan oleh partisipan
atap dengan mertua sehingga pengaruh keluarga
baik suami maupun mertua sangat berpengaruh berikut ini:
terhadap perawatan masa nifas. Sehingga keper-
“… tidak boleh mandi terlalu sore nanti
cayaan budaya yang diyakini oleh mertua par-
anaknya pilek …” (P6)
tisipan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
“… di baju bayi dikasih peniti yang ada
terutama dalam perawatan masa nifas ini. benglenya biar tidak ada lelembut yang
Berikut merupakan uangkapan dari partisi- mengganggu …” (P7)
pan: Budaya yang ada di sekitar kita sebenarnya
“… manut saja Mbak sama orang tua, toh bukan untuk ditentang atau di hilangkan tetapi
orang tua memberikan saran seperti itu kita dituntut untuk cerdas dalam menyikapi
untuk yang terbaik buat anaknya …” (P3)
budaya yang ada di sekitar kita. Karena apabila
“… saya merasa mertua saya kolot kita kaji setiap budaya yang ada di sekitar
banget, untung aja saya ikut kelas ibu
hamil dan ikut group-group gitu jadi ada tentunya memiliki tujuan yang baik terutama
tempat sharing jadinya misal mertua saya dalam budaya dalam perawatan masa nifas ini
ngasih saran yang tidak masuk akal memiliki tujuan yang baik yaitu untuk menjaga
langsung saya tolak hehehe ….” (P4) kesehatan, kita harus pintar-pintar untuk me-
Apabila ibu nifas sudah memiliki persiapan nyeleksi informasi dan intervensi yang baik untuk
yang cukup untuk menghadapi masa nifas ketika diri kita.
mereka masih berada pada masa kehamilan
Dukungan Keluarga dalam Perawatan
setidaknya partisipan bisa memilih informasi
Masa Nifas
yang tepat untuk dirinya ketika pada masa nifas
seperti ini banyak sekali informasi dan intervensi Selama masa nifas seluruh partisipan merasa-
yang diterima baik dari keluarga maupun orang kan keluarga dan suami sangat membantu dan
sekitar. Sebenarnya intervensi yang dierikan mensuport dalam perawatan masa nifas.
keluarga terhadap dirinya merupakan suatu Sehingga partisipan tidak merasa sendiri dan
upaya untuk menjaga kesehatan dan kebaikan merasa diperhatikan oleh keluarga. Pendamping-
partisipan. Untuk setiap intervensi yang diberikan an yang secara utuh dari keluarga yang membuat
pada partisipan selama masa nifas ini bertujuan partisipan merasa nyaman dan merasa tidak
untuk menjaga kesehatan partisipan seperti yang mengalami kesulitan selama masa nifas, baik
dikemukakan Sibley, dkk (2009). Salah satu perawatan untuk dirinya maupun perawatan
contohnya adalah partisipan ada yang tidak boleh terhadap anaknya hal ini sesuai dengan

50 │ Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020)


Pengalaman ibu nifas terhadap budaya ....

penelitian (Wahyuni, 2017). Berikut ungkapan yang diintervensikan kepada dirinya. Keluarga
dari partisipan: dan suami sangat berperan dalam perawatan
“… keluarga sangat membantu saya masa nifas. Partisipan selalu dibantu oleh
selama proses setelah melahirkan ini …” keluarga dan suami selama masa nifas.
(P1)
“... suami dan mertua saya membantu Ucapan Terimakasih
saya, terutama di awal masa nifas ini Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
dimana saya masih sangat butuh bantuan
orang lain …” (P2) LPPM Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang
telah memberikan dana sehingga penelitian ini
Perawatan selama masa nifas ini selalu
dapat terlaksana.[]
dibantu keluarga sehingga apapun yang diketahui
oleh keluarga dalam perawatan masa nifas
Daftar Pustaka
diterapkan kepada partisipan termasuk peng-
alaman orang tua dahulu ketika mereka dirawat Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
oleh keluarganya. Berikut ungkapan dari Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
partisipan: Iqbal, W. M., Nurul, C., & Iga, M. (2012). Ilmu sosial
“… kalau tidur kakinya tidak boleh budaya dasar kebidanan. Jakarta: EGC -
ditekuk, nanti bengkok karena orang yang Penerbit Buku Kedokteran.
setelah meahirkan tulangnya menjadi Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
muda …” (P3)
metodologi penelitian ilmu keperawatan.
“… harus makan bawang putih sebanyak- Jakarta: Salemba Medika.
banyaknya agar darah kotor keluar
semua …” (P3) Pusdatin. (2018). Profil Kesehatan 2018. Diambil
dari
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/do
partisipan terhadap perawatan masa nifas maka wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
partisipan tidak mengetahui apakah intervensi indonesia/PROFIL_KESEHATAN_2018_1.pdf
yang diberikan keluarga benar atau tidak. Se- Rahayu, I. S., Mudatsir, M., & Hasballah, K. (2017).
hingga partisipan tidak dapat menolak apa yang Faktor Budaya dalam Perawatan Ibu Nifas.
diberikan oleh keluarganya selama perawatan Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1), 36–49.
Diambil dari http://jurnal.unsyiah.ac.id/
masa nifas ini.
JIK/article/view/8761
Kesimpulan Sibley, L. M., Hruschka, D., Kalim, N., Khan, J., Paul,
M., Edmonds, J. K., & Koblinsky, M. A. (2009).
Partisipan paham terkait dengan masa nifas. Cultural theories of postpartum bleeding in
Kurangnya persiapan partisipan untuk meng- Matlab, Bangladesh: Implications for com
hadapi masa nifas. Dalam perawatan masa nifas munity health intervention. Journal of Health,
masih ada unsur budaya yang diterapkan dalam Population and Nutrition, 27(3), 379–390.
https://doi.org/10.3329/jhpn.v27i3.3380
keluarga dan partisipan tidak dapat menolak apa

Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020) 9, No. 1 (2020) │ 51


Agustin Endriyani

Suryawati, C. (2017). Faktor Sosial Budaya dalam Kebidanan, 7(1), 51–57. Diambil dari
Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index.php/inv
dan Pasca Persalinan (Studi di Kecamatan olusi/article/view/282
Bangsri Kabupaten Jepara). Jurnal Promosi
Yuliani, F. (2011). Perilaku Pantangan Makanan
Kesehatan Indonesia, 2(1), 21–31.
pada Ibu Nifas di BPS “A” Balongtani Jabon
Wahyuni, S. (2017). Hubungan dukungan sosial Sidoarjo. Hospital Majapahit, 3(1), 54–73.
suami terhadap pola pantang makan ibu Diambil dari http://ejournal.stikesmajapahit.
nifas di wilayah kerja Puskesmas ac.id/index.php/HM/article/view/36
Karangdowo Klaten. Involusi: Jurnal Ilmu

52 │ Jurnal Kebidanan – Vol 9, No. 1 (2020)

Anda mungkin juga menyukai