Anda di halaman 1dari 10

RESTUMU JUGA SUKSESKU

Judul Buku : Merangkul Beruang Merah

Penulis : Ade Irma Elvira

Penerbit : PT. Elex Media Komputindo


Tahun : 2016
Jumlah Halaman : 304 Halaman

I. Sinopsis :

Perjalanan Vira meraih cita-citanya memang berat. Dimulai ia tidak


direstui ibunya dan penyusunan berkas yang sulit. Vira adalah seorang gadis
yang dibesarkan oleh keluarga sederhana dengan dilimpahi kasih sayang.
Abahnya adalah seorang pensiunan PNS dari salah satu SMA Negeri di Kota
Medan dengan golongan terakhir 2-D sebagai petugas kebersihan dan
penjaga sekolah serta ibunya membantu abah mencari nafkah di kantin
sekolah. Vira adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara.
Pagi subuh Vira selalu dibangunkan untuk membantu ibunya di
dapur, Vira sangat susah untuk dibangunkan. Pada pukul setengah empat
ibunya sudah lebih dulu bangun dan Vira dibiarkan tidur sampai pukul
setengah lima pagi. Vira akan bergantian dengan ibunya dalam hal memasak
di dapur.

1
Vira sebenarnya sudah bekerja di perusahaan penerbangan
swasta yakni Sriwijaya Air cabang Medan di posisi ticketing, untungnya bekerja
disana bisa mengambil shift, biasanya ia mengambil shift siang agar bisa membantu
ibunya sebelum bekerja. Biasanya jika orangtuanya lelah Vina memanjakan ibu dan
abahnya dengan memijat dan creambath.
Vina tergolong anak yang manja, ia tidak diperbolehkan orang tuanya untuk
bekerja di luar kota, padahal setelah lulus dari salah satu Universitas di Medan
dengan jurusan pertanian ia mendapat banyak tawaran bekerja di luar kota.
Ketika Vira libur kerja dan ia sedang mengelap meja kantin, Vira bertemu
Bang Sabar Sitanggang yaitu salah satu alumnus dari SMA di kantin tersebut, Bang
Sabar menawarkan Vira tentang program studi beasiswa di Rusia, Bang Sabar
menyuruh Vira untuk membuka internet tentang program itu, lalu Vira tertarik dan
dicarilah tentang program studi beasiswa di Internet. Ternyata beasiswa Rusia telah
ditutup dan Vira harus menunggu tahun depan.
Vira mempunyai banyak waktu untuk menyiapkan berkas-berkas yang
diperlukan untuk tahun depan. Test beasiswa Rusia dilakukan 3 tahap, yaitu test
berkas di Jakarta, test interview yang dilakukan di Pusat Kebudayaan Rusia Jakarta,
kemudian test berkas di Rusia. Pengumuman hasil berkas di Rusia berupa LOA
(Letter Of Acceptance) sekaligus penempatan kuliah.
Bang Sabar menyuruh Vira untuk berkonsultasi dengan Bapak Dr. M. Fauzi
Nasution, SpB, MSurg. Selaku Konjen Rusia di Medan, karena Vira mengalami
kesulitan. Sang konjen memberi saran untuk memilih jurusan Manajemen
Lingkungan Pertanian karena sejalur dengan jurusan sebelumnya yang Vira ambil
sewaktu S1. Vira memberi tahu abahnya bahwa ia benar-benar yakin untuk
mengikuti program beasiswa dan untungnya abah mengizinkannya, tetapi berbeda
dengan ibu, ibu hanya diam seribu bahasa semenjak mengetahui keinginan Vira
untuk ikut program beasiswa di Rusia. Mendapatkan izin ibu memang sulit, Vira
harus mengumpulkan keluarganya untuk menjelaskan kepada ibu bahwa ini adalah

2
kesempatan yang besar untuk Vira. Dengan begitu ternyata keluarga ada pula yang
menentang dan juga ada yang mendukung kepergian Vira. Berkas sudah dikirim
dari beberapa hari yang lalu, dan Vira mendapat pengumuman kelulusan lalu
melanjutkan tes wawancara di Jakarta. Vira dengan lancar menjawab seluruh
pertanyaan.
Waktu di bandara diterimalah sms kelulusan. Begitu sampai di Jakarta abah
dan ibu sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Abah terlihat senang tetapi
wajah ibu sembap. Ketika itu pula ibu memastikan Vira mengenai
keberangkatannya. Cara ibu memastikannya dengan bertanya kepada Vira,
pertanyaan–pertanyaan yang sederhana mengenai info tentang Rusia tetapi sulit
pada pembuktiannya. Ibu sangat susah melepas Vira namun lambat laun ibu mulai
mengiznkannya.
Biaya hidup di Rusia cukup mahal, Vira yang posisinya sebagai anak yang
dilahirkan dari keluarga yang biasa-biasa saja, jadi ia harus mengajukan proposal
untuk mendapatkan dana tambahan beasiswa. Berbagai kantor, dinas pendidikan
Medan dan masih banyak lagi tempat proposal yang disebarkannya, tetapi semua
itu tidak ada hasil. Vira menemui Bapak H.R. Agung Laksono, yakni Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan ditemani oleh abah dan proposal
itu diterima oleh Pak Menteri.
Sehari sebelum Idul Fitri, ibu dan Vira berjalan–jalan mengelilingi kota
menggunakan sepeda sambil mencari bunga untuk di rumah, tetapi tidak ada satu
pun toko yang buka, akhirnya Vira dan ibunya memutuskan untuk pulang dengan
perasaan gembira serta senang.
Pada bulan November 2011, Vira menerima panggilan dari PKR, ia tidak
bisa menerima panggilan itu karena Vira sibuk bekerja. Waktu jam istirahat, Vira
menelpon balik PKR, dan diinformasikan dari PKR bahwa Ade Irma Elvira lulus
beasiswa ke Rusia. Setelah mengetahui kelulusan tersebut, Vira berangkat ke
Jakarta dengan menginap di rumah teman lamanya untuk mengurus beberapa
dokumen dan juga visa.
Ketika semua berkas telah selesai, Vira mendapat kabar bahwa Papa Edy
yakni adik ipar ibu dalam keadaan kritis, sewaktu Vira tiba di Medan ia ingin segera
3
menjenguk Papa Edy tetapi waktu sudah larut malam, jadi Vira berencana untuk
menjenguk Papa Edy besok pagi. Setelah menjenguk Papa Edi, Vira tiba-tiba
mendapat kabar bahwa Papa Edy sudah tiada. Vira berpikir bahwa ini sudah jalan
Allah Swt. Dimulai restu ibu yang sulit diraih kemudian kabar duka dari om
tercinta.
Vira yang sudah mengatur jadwal keberangkatannya ke Rusia dengan Sarah
akan hangus, jadi Vira akan berangkat sendiri ke Rusia. Ibu tiba-tiba merestui Vira
dengan mengajak Vira menyiapkan perlengkapan selama di Rusia nanti dan Vira
tak henti-hentinya bersyukur kepada Allah Swt.
Hari terakhir Vira di Indonesia, ia mendapat banyak nasihat dari keluarga
terutama abah dan ibunya. Vira diantar ke bandara oleh keluarga besar, ia menangis
disepanjang perjalanan. Setelah sampai di Abu dhabi dilanjutkan ke Moskow,
Vira tiba di Moskow dengan dijemput oleh Miss Natalie. Vira menempati kamar
asrama nomor 308 di lantai 3 yang terdiri dari 3 orang. Russian State Agricultural
University-Moskow Timiryazev Agricultural Academy (RSAU-MTAA) memiliki
Sembilan asrama. Setelah 3 bulan tinggal di lantai 3 kamar 308 A bersama
mahasiswi asal Angola, Vira pun pindah ke kamar baru dengan alasan ada sedikit
masalah, teman kamarnya sering membawa pria dan tidur bersama. Padahal
menurut peraturan asrama, tidak boleh tidur sekamar dengan lawan jenis.
Berdasarkan keluhan itu dekan menindaklanjuti dan memindahkan Vira ke
lantai 16. Gedung asrama Vira hanya memiliki lift yang hanya bisa naik ke atas
saja, sedangkan turun Vira beramai–ramai menggunakan tangga.
Pada masa 2011–2014, seluruh pelajar asing tidak boleh bekerja di Rusia
karena sudah menjadi peraturan dari pemerintah Rusia. Tetapi Vira mendapat
perlakuan khusus sehingga bisa bekerja di kampus secara resmi layaknya orang
Rusia asli.
Vira diminta mengajar mahasiswa S1 yang keseluruhannya adalah orang
Rusia. Karena keaktifan Vira di kampus, baik mengajar maupun penelitian, Vira
sudah sangat dikenal dengan baik di kampus bukan hanya nama saja yang dikenal

4
melainkan asal negara (Indonesia). Sebelum berangkat ke Rusia, Vira sudah banyak
mendapatkan banyak info tentang Rusia. Tentang sistem pendidikan di Rusia, seperti
apa kampus Timiryazev, jarak kampus ke pusat kota, dan siapa saja teman satu
negara di kampus itu.
Jumlah mahasiswa di kelas bahasa ada sebanyak enam orang, lima
diantaranya pria dan Vira seorang diri wanita. Pada hari pertama masuk kelas,
teman sekelasnya ramah sekali. Setiap hari Vira selalu diantar jemput oleh teman
sekelas yang berganti-ganti, mulai dari Ivan, lalu Haidar, Yasir, Naseer. Hanya
hitungan enam bulan belajar Bahasa Rusia setelah itu masuk ke kelas master dan
belajar satu kelas dengan orang Rusia.
Vira memperkenalkan Indonesia melalui berbagai acara di kampus dengan
berbagai kegiatan cabang seni, olah raga, dan masih banyak lagi sehingga nama
Indonesia dikenal banyak orang. Banyak pengalaman yang didapatkan Vira
melalui ajang perlombaan di kampus.
Mayoritas agama Rusia adalah Kristen ortodoks, agama memang masalah
Vira yang kedua selain Bahasa Rusia. Wallahualam Vira terkadang salah kiblat dan
waktu solat. Itu dikarenakan Rusia mempunyai perbedaan waktu setiap musimnya.
Teman–teman Vira banyak yang penasaran dengan agama yang dianutnya, jadi
Vira memberi tahu apa itu Islam, sehingga teman –temannya mengenal Islam.

Karena kesulitan dengan Bahasa Rusia Vira juga sulit untuk mengerjakan
berbagai tugas serta berkonsultasi dengan dosen, tetapi Vira selalu semangat
untuk belajar bahasa Rusia. Selepas kuliah ia mengulang kembali apa yang
dipelajari di kampus, ia rela merekam pelajaran yang dibahas di kampus.
Vira mengadakan tahun baru di Kremlin bersama teman-temannya.
Berangkat dengan menggunakan kereta bawah tanah yang berada di stasiun
Metro. Stasiun metro Petrovsko-Razumovskaya sangat indah bagaikan istana
bawah tanah yang terletak di utara kota Moskow, Vira sangat takjub dengan
bangunannya.
Di tahun kedua dan ketiga, Vira menikmati tahun baru di KBRI bersama

5
orang-orang Indonesia yang berada di Rusia. Dengan berkumpulnya KBRI, Vira
dapat mengobati rasa rindu akan tanah air dan keluarga.
Lili mengajak Vira ke rumah Bapak Samsul sebagai atase militer Angkatan
Laut yang akan kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Kedatangan Vira, Laras,
Aisyah, Lili dan juga Faisal tidak hanya sekedar bersilaturahmi tetapi juga
membantu merapikan barang yang akan di bawa pulang ke Indonesia.
Vira yang berada di asrama bersama Nastya teman kamar barunya, yang
mana ia pindah kamar lagi setelah lantai 3 ke lantai 16. Nastya diawal sangat baik,
namun lama kelamaan Nastya berubah yakni Nastya sering membawa pacarnya ke
kamar. Ketika Vira tidur nyenyak, ia mendengar suara dan guncangan dari arah
kirinya, ternyata Nastya dan pacarnya sedang melakukan hubungan di luar nikah.
Pada saat itulah Vira tidak nyaman dengan kamar barunya, karena Nastya setiap
hari melakukan perbuatan zina dengan pacarnya, tidak siang, malam ataupun pagi.
Vira hanya bisa bersabar dan menangis, ia menceritakan hal itu ke ibunya,
sebetulnya ia sudah melarang Nastya tapi tetap saja ia tidak mau mendengar.
Setelah 10 bulan hidup bersama Nastya, ada mahasiswi asal Afrika yang mencari
Vira untuk menjadikannya teman sekamar, Vira sangat bahagia pada hari itu, dan
mereka membuat kesepakatan untuk tidak membawa pria ke kamar apalagi sampai
bermalam di kamar. Masalah biaya di Rusia semuanya berjalan lancar di tahun
pertama, tetapi tidak pada tahun kedua. Perpanjangan beasiswa mengalami
keterlambatan lebih dari sembilan bulan. Kerjanya di Rusia pun tak digaji, Vira
menangis sewaktu menelpon abahnya, ia bingung bagaimana caranya dia bertahan
untuk melanjutkan hidupnya.
Pada bulan kelima, Vira menjual tempe demi bertahan d Rusia. Ternyata
lidah orang Rusia cocok dengan makanan yang bernama tempe. Vira bahagia sekali
karena hutangnya dengan teman-temannya mulai lunas.
Liburan musim panas tiba. Vira bersama keluarga angkatnya di Rusia
berlibur ke dacha yakni rumah pribadi di pedesaan yang sangat jauh dari kota.
Menikmati kebahagiaan dengan berlibur bersama sangat berkesan bagi Vira. Bukan
hanya dacha tetapi Vira juga mengunjungi berbagai kota yang ada di Rusia.

6
Di tahun ketiga, Vira sudah semakin dekat dengan kata lulus. Vira sudah
nyaman berada di Rusia, tetapi ia harus pulang setelah kelulusannya. Selama di
Rusia Vira wajib berpuasa sunah setiap ada ujian.
Vira menjawab semua pertanyaan yang diberikan penguji ketika sidang,
kecuali pertanyaan terakhir, Vira dinyatakan lulus dengan nilai baik, yaitu 5.
Setelah lulus Vira akan kembali ke Indonesia. Ketika di Bandara ia mengalami
kesulitan karena tidak diperbolehkan terbang karena ia tidak memiliki dua visa.
Tapi akhirnya Vira dapat menyelesaikan masalah itu.
Tiba di Jakarta, Indonesia Vira tidak segera ke Medan karena harus
mengurus hangusnya tiket kepulangannya ke Medan dan penyetaraan ijazah.
Setelah urusannya selesai, ia kembali ke Medan dengan disambut oleh air mata
bahagia abah dan ibunya.

II. Kepengarangan
Ade Irma Elvira yang akrab di sapa Vira, lahir pada 1 Mei 1983 di Kota
Medan. Sukses dengan novel yang berjudul Merangkul Beruang Merah dimana
novel ini adalah buku pertama yang dibuat sendiri. Sebelumnya Vira pernah menulis
di buku kisah inspiratif, “Semut Merah 75” dan ikut berkontribusi di berbagai
media di Indonesia.
Novel ini menceritakan tentang pengalamannya sendiri. Diceritakan bahwa
setelah studi S1 Vira sempat bekerja di beberapa perusahaan swasta di Medan
hingga akhirnya ia mendapat beasiswa pendidikan S2 di Rusia dengan jurusan
Teknik dan Manajemen Lingkungan Pertanian di Russian State Agricultural
University-Moskow.
Setelah menyelesaikan studi di Rusia, Vira mengabdi di Indonesia dengan
bekerja di DPD RI sebagai Staf Ahli Anggota DPD RI, membantu para pelajar yang
ingin melanjutkan pendidikan di Rusia, mengajar private Bahasa Rusia, dan juga
menjadi seorang entrepreneur dalam berbagai talkshow dan masih banyak lagi
kesibukannya di Indonesia.

7
III. Keunggulan dan Kelemahan
Keunggulan novel ini adalah Bahasa yang disajikan mudah dicerna
oleh banyak orang, dengan alur yang maju membuat pembaca akan terus
penasaran dengan alur cerita yang dibuat. Novel ini dapat mermotivasi para
pembaca bahwa dengan tekad, usaha, restu Allah Swt serta yang paling utama
yakni restu orang tua, kita bisa menggapai cita-cita setinggi-tingginya asalkan
ada niat di dalam hati. Tema dari novel ini tidak biasa sehingga pembaca tidak
dapat menebak jalan ceritanya. Penokohan novel ini ditampilkan sebagus
mungkin, dimana sifat-sifat tokoh didalamnya dapat dipahami cepat oleh pembaca.
Gaya Bahasa yang ada dalam novel ini tak sulit dalam artian bisa dipahami oleh
semua orang tidak penuh dengan majas-majas yang harus diterjemahkan terlebih
dahulu. Ditambah lagi gambar yang ditampilkan oleh pengarang ketika ia di Rusia
sehingga menarik untuk dilihat. Novel ini termasuk terjangkau dalam harga,
dengan harga murah kita dapat membeli novel inspiratif ini.

Kelemahan novel ini terdapat pada unsur eksternal bukunya dimulai dari
cover yang tidak terlalu menarik jika dilihat, serta kualitas kertas yang digunakan
tidak bagus. Gaya font novel ini juga membosankan serta bukunya kurang
berwarna, faktor ini dapat membuat pembaca merasa bosan dalam membacanya.
Pelataran yang disajikan kurang jelas dan novel ini juga tidak bagus untuk anak-
anak karena ada unsur yang tidak bagus pada pengalaman yang diceritakan
pengarang.

IV. Simpulan dan saran


Kesimpulan saya novel ini cocok untuk pembaca yang sedang patah
semangat dalam meraih cita-citanya serta orang-orang yang kurang mampu namun
ingin sekali menjunjung mimipinya. Novel ini menceritakan perjuangan yang
sangat berat demi mendapatkan beasiswa ke Rusia, meskipun banyak cobaan yang
dialami tapi tetap semangat dan ikhlas dalam menyelesaikan masalah. Perubahan

8
yang baik juga dialami tokoh Vira karena di Rusia selalu ada hal yang baik didapat
misalnya disiplin. Meskipun masalah datang silih berganti, tapi Vira tetap yakin
bahwa Vira bisa. Novel ini mengajarkan bahwa “Di mana pun bumi dipijak,
tetaplah berani, berpikir maju, terbuka dan tidak pantang menyerah karena
semua mimpi dan cita-cita bisa terwujud asal ada kata “MAU”. Mau
melakukannya, mau belajar, mau membuang sifat malas, mau membuang segala
alasan untuk melakukan hal yang baik serta mau apa pun yang sifatnya
membangun perubahan diri menjadi lebih baik .

Saran untuk novel ini yaitu agar lebih diberi ragam warna agar lebih berkesan
dan tidak membuat bosan pembacanya. Diperjelas lagi dalam masalah pelataran,
karena masih banyak yang kurang dalam hal latar, baik latar waktu, tempat dan
suasana dan akhir dari cerita seharusnya diceritakan juga bagaimana Vira di
Indonesia, bekerja apakah dia setelah pulang dari luar negeri dan apakah Vira mudah
dalam mendapat pekerjaan di Indonesia.

9
10

Anda mungkin juga menyukai