Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MENGENAI CITA-CITA R.A KARTINI DALAM DUNIA PENDIDIKAN.

Nama Kelompok:

1. MisNoraya
2. Fivhi Indah Sari
3. Daniel Febrianto
4. Novita (205120155)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA 2014
BAB I

PENDAHULUAN

A.Biografi Raden Ajeng Kartini

Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal Ibu Kartini merupakan keturunan keluarga
terpandang Jawa. Dia lahir 21 April 1879, dimana adat istiadat masih kukuh dipegang oleh
masyarakat, termasuk keluarganya. Satu hal yang diwariskan dari keluarganya adalah
pendidikan. Ya, Kartini pernah merasakan bangku sekolah hingga tamat pendidikan dasar.
Karakternya yang haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi. Sayangnya, ayahnya tidak memberikan izin Kartini melanjutkan
sekolah. Mengetahui sikap ayahnya, Kartini sebenarnya sedih. Namun, dia tidak bisa mengubah
keputusan itu. Sebab, dia adalah anak pada zamannya yang masih terbelenggu oleh keadaan.

Alhasil, justru Kartini tidak boleh lagi keluar dari rumah sampai waktunya menikah.
Istilahnya dipingit. Demi menghilangkan rasa bosan dan suntuk berada di rumah terus. Kartini
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan. Kesukaannya
membaca ini berubah menjadi rutinitas harian. Bahkan, dia tidak segan untuk bertanya kepada
ayahnya bila ada hal yang tidak dimengertinya. Lambat laun pengetahuannya bertambah dan
wawasannyapun meluas.

Banyak karya dan pemikiran wanita Eropa yang dikaguminya. Terlebih kebebasan mereka
untuk bisa terus bersekolah. Rasa kagum itu menginspirasinya untuk memajukan wanita
Indonesia. Dalam pandangannya, wanita tidak hanya harus bisa urusan “belakang” rumah tangga
saja. Lebih dari itu, wanita juga harus bisa dan punya wawasan dan ilmu yang luas. Dia pun
mulai bergerak mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajari baca tulis dan pengetahuan
lainnya. Makin hari, Kartini makin disibukkan dengan aktivitas membaca dan mengajarnya.
Dia juga punya banyak teman di Belanda dan sering berkomunikasi dengan mereka. Bahkan,
dia sempat memohon kepada Mr. J.H. Abendanon untuk memberinya beasiswa sekolah di
Belanda. Belum sempat permohonan tersebut dikabulkan dia dinikahkah oleh Adipati Rembang
bernama Raden Adipati Joyodiningrat.

Berdasarkan data sejarah, R.A. Kartini ikut dengan suaminya ke Rembang setelah menikah.
Walau begitu api cita-citanya tidak padam. Beruntung Kartini memiliki suami yang mendukung
cita-citanya. Berkat kegigihan serta dukungan sang suami, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di
berbagai daerah. Seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan
sebagainya. Sekolah Wanita itu dikenal dengan nama Sekolah Kartini.

Kartini merupakan seorang wanita Jawa yang memiliki pandangan melebihi zamannya. Meski
dia sendiri terbelenggu oleh zaman yang mengikatnya dengan adat istiadat. Pada 17 September
1904, Kartini menghembuskan napas terakhir di usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertama
dan satu-satunya. Dia salah satu wanita yang menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa.

Surat-surat korespondensinya dengan teman-temannya di Belanda kemudian dibukukan oleh


Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku ini
telah menginspirasi banyak wanita, tidak saja, wanita di zamannya tapi juga wanita kini dan
masa depan.

Sesuai Keppres No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, Kartini resmi digelari pahlawan
nasional oleh pemerintah Indonesia. Keppres ini juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari
Kartini. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan. Tidak hanya di kota-kota di Indonesia
saja, melainkan di kota-kota di Belanda. Seperti Kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Harleem.
WR. Supratman bahkan membuatkan lagu berjudul Ibu Kita Kartini untuk mengenang jasa-
jasanya.

Beberapa buku biografi Kartini yang melukiskan tentang Perjuangan R.A. Kartini. Antara
lain: Imron Rosyadi, R.A Kartini Biografi Singkat 1879-1904, Garasi: Yogyakarta, 2012;
Ishadi, RA Kartini, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 1986; Farhan MH, Ayo
Mengenal Lebih Dekat Biografi R.A. Kartini, Bintang Cemerlang, tkt: tt; dan masih banyak lagi
lainnya.

II. Rumusan Masalah


1. Pendidikan dilihat dari sudut pandang RA Kartini.
2. Bagaiamanakah Dorongan RA Kartini dalam bidang Kewirausahaan bagi kaum Wanita
3. Implementasi pendidikan dengan sila ke-2 ?

BAB II
PEMBAHASAN

I.Cita-cita Kartini dalam pendidikan


R.A. Kartini memiliki cita – cita yang amat luhur , ia ingin memajukan kaum perempuan
melalui pendidikan , agar kaum perempuan mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria,
karena adapt yang harus dijalankan pada waktu itu , keinginan untuk melanjutkan sekolah tidak
diijinkan oleh orang tuanya. Kartini harus mengalami masa pingitan hingga waktunya untuk
menikah.
Tibalah masa akhir dari pingitan tersebut , R.A kartini Harus menikah dengan Bupati Rembang
Raden Adipati Joyo diningrat. Setelah menikah kartini mewujudkan cita – citanya, atas
pertimbangan dari suaminya kartini mendirikan sekolah perempuan yang pertama di Indonesia.

RA Kartini berkehendak ke sekolah yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA
Kartini karena terbentur pada aturan adapt apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita seperti dia
harus menjalani pingitan.
Memang sudah saatnya RA Kartini memasuki masa pingitan karena usianya telah mencapai
12 tahun lebih, ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada
dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan keinginannya yang tak
kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah pengetahuannya tanpa sekolah karena
menyadari dengan merenung dan menangis tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan
untuk menghabiskan waktu adalah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari kakak dan
juga dari ayahnya.
Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan beasiswa ke negeri Belanda
dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, hanya saja dengan berbagai
pertimbangan maka besiswa tersebut diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian
cukup terkenal yaitu H. Agus Salim.

Walaupun RA Kartini tidak berkesempatan melanjutkan sekolahnya, namun himpunan murid-


murid pertama Kartini yaitu sekolah pertama gadis-gadis priyayi Bumi Putera telah dibina
diserambi Pendopo belakang kabupaten. Hari itu sekolah Kartini memasuki pelajaran apa yang
kini dikenal dengan istilah Krida dimana RA Kartini sedang menyelesaikan lukisan dengan cat
minyak. Murid-murid sekolahnya mengerjakan pekerjaan tangan masing-masing, ada yang
menjahit dan ada yang membuat pola pakaian.

Adapun Bupati RMAA Sosroningrat dan Raden Ayu tengah menerima kedatangan tamu utusan
yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djojoadiningrat yang sudah dikenal
sebagai Bupati yang berpandangan maju dan modern. Tepat tanggal 12 November 1903 RA
Kartini melangsungkan pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan
cara sederhana

II. Dorongan RA Kartini dalam Bidang Wirausaha bagi Wanita

Wanita berdikari atau wanita berwirausaha sudah sejak lama menjadi pemikiran dan isi hati Ibu
Kartini. Dunia bisnis atau dunia wirausaha bukan milik kaum Adam semata sebagai pemain
tunggal, tapi dunia ini sudah menjadi trend masa kini buat wanita. Jumlah wanita yang terjun di
dunia wirausaha tidaklah sedikit. Bahkan tidak jarang di berbagai perusahaan besar, wanitalah
yang memegang peranan penting sebagai pucuk pimpinan. Inilah kenyataannya bahwa wanita
bisa disejajarkan dengan pria dari segi bisnis.
Diungkapkan oleh DR. Suparman Sumahamijaya (1980:96): Sesungguhnya Ibu Kartini telah
merintis pendidikan mandiri bagi wanita sejak beliau berumur 16 tahun, sejak sekitar tahun
1893. Hal ini dapat dibuktikan dari hampir semua tulisan Ibu Kartini yang termuat di dalam
kumpulan surat-suratnya yang dibukukan dengan judul Door Duisternis Tot Licht, dimana
hampir setiap halaman surat-suratnya penuh dengan kata-kata perlunya pengembangan watak
dan pembentukan watak di atas pendidikan otak. Karena dengan pembentukan watak, Ibu Kartini
yakin manusia akan lebih mampu untuk berdiri sendiri, tidak bergantung dari kerabat dan dari
siapapun. Berkali-kali ditekankan perlunya kepercayaan pada diri sendiri.
Surat-surat Ibu Kartini dibukukan pula dengan judul Letters of A Javanese Princess dan beredar
di Amerika semenjak tahun 1921 oleh Charles Scribner Sons, New York. Penerjemahnya yang
bernama Agnes Louise Symmers menyebutkan bahwa Ibu Kartini dalam perjuangannya
menyadari bahwa The freedom of women could only come through economic
independence (kebebasan wanita hanya bisa datang dari kebebasan ekonomi). 
Perjuangan Kartini bukan hanya kaum wanita saja, tetapi dia berjuang untuk seluruh
kemanusiaan yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh wanita. 
Walaupun usia beliau hanya mencapai 25 tahu, tapi beliau berhasil menyajikan karya tulis
sebanyak kurang lebih 450 halaman, yamg mana karya tulis tersebut mengandung kepadatan
kata-kata dengan arti yang sangat dalam, keras, dan mengesankan.
Kemampuan berwirausaha bisa kita ukur dengan skala minat dan keinginan dalam berwirausaha,
meskipun skala tersebut tidak mutlak kebenarannya, akan tetapi setidaknya bias menjadi toak
ukur sejauh mana minat usaha kita, atau minat kita dalam berwirausaha

III. . Implementasi pendidikan terhadap Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pendidikan memainkan peranan penting dalam pengembangan kemampuan dan pembentukan


karakter yang menjadi landasan utama bagi terciptanya manusia Indonesia yang mampu hidup
dalam zaman yang selalu berubah.Sistem pendidikan nasional harus dapat memberi pendidikan
dasar bagi setiap warga negara Republik Indonesia, agar masing-masing memperoleh sekurang-
kurangnya pengetahuan dan kemampuan dasar, yang meliputi kemampuan membaca, menulis
dan berhitung serta menggunakan bahasa Indonesia, yang diperlukan oleh setiap warga negara
untuk dapat berperanserta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Maka diharapkan Setiap warga negara mengetahui hak dan kewajiban pokoknya sebagai warga
negara serta memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri, ikut serta
dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, dan memperkuat persatuan dan kesatuan serta
upaya pembelaan negara. Pengetahuan dan kemampuan ini harus dapat diperoleh dari sistem
pendidikan nasional. Hal ini dimaksudkan untuk memberi makna pada amanat Undang-Undang
Dasar 1945, BAB XIII, Pasal 31 ayat (1) yang menyatakan, bahwa "Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran".
Warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun dalam perjalanan
hidupnya --pendidikan seumur hidup--, meskipun sebagai anggota masyarakat ia tidak
diharapkan untuk terus-menerus belajar tanpa mengabdikan kemampuan yang diperolehnya
untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh, baik melalui jalur pendidikan
sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Pembelajaran pancasila di sekolah dasar menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila
menrupakan jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam
pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Dengan adanya program pemerintah yaitu program wajub belajar 9 tahun dapat memberikan
pengajaran tentang makna dan dasar-dasar Pancasila.
Pembelajaran di sekolah dapat memberikan informasi bagaimana melaksanakan kewajiban dan
Hak-hak yang dimiliki sesuai dengan koridor yang seharusnya. Manusia itu dilahirkan
mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan dihilangkan. Hak-hak itu harus dihormati oleh
siapapun. Golongan manusia yang berkuasa tidaklah diperkenankan memaksakan kehendaknya
yang bertentangan dengan hak seseorang.
BAB III
KESIMPULAN

3.1.       Simpulan
Raden Ajeng Kartini dilahirkan di jepang pada tanggal 21 April 1879, jadi bertepatan 127
tahun yang lalu. Beliau adalah Putri dari seorang Bupati Jepara pada waktu itu, yaitu Raden Mas
Adipati Sastrodiningrat. Dan merupakan cucu dari Bupati Demak, yaitu Tjondronegoro. Pada
waktu itu kelahiran Raden Ajeng Kartini, nasib kaum wanita penuh dengan kegelapan,
kehampaan, dari segala harapan, ketiadaan dalam segala perjuangan, dan tidak lebih dari perabot
kaum laki-laki belaka, dan bertugas tidak lain dari yang telah ditentukan secara alamiah, yaitu
mengurus dan mengatur rumah tangga saja, kaum wanita telah dirampas dan diinjak-injak harkat
dan martabatnya sebagai manusia.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk bangsa
indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan dengan tidak
memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat biasa. Semuanya mempunyai
hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum
laki-laki dan kaum wanita tidak boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa
kecerdasan rakyat untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.

3.2.       Saran
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati,
kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan penanya
semasa hidup yang kita kenal dengan buku “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”.
Mari kita pertahankan hasil perjuangan para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan
dengan penuh kedamaian dan perdamaian bangsa.

  
DAFTAR PUSKATAKA

http://rakartini.com/opini-tentang-kebaya
http://indonesiancommunity.multiply.com/
http://www.museumindonesia.com/museum/21/1/Museum_R._A._Kartini_Jepara
http://for-mass.blogspot.com/2011/03/yuk-kunjungi-museum-kartini-jepara.html

Anda mungkin juga menyukai