Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME KULIAH TAMU

JARING KONTROL GEODESI


Tema “Positioning and Mapping for Horizontal Control Network Related
to Surveying and Cadaster”

Disusun Oleh:

Yususf Nur Fanani Ikhsan 03311940000055

KELAS:
JARING KONTROL GEODESI – B

Dosen Pengampu:
Susilo, ST., M.T.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL,PERENCANAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2021
Jaring Kontrol Geodesi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

RESUME KULIAH TAMU

Oleh:

Prof. Shuanggen Jin

(University of Chinese Academy of Science, China)

Dalam kuliah tamu kali ini dibawakan oleh Prof Shuanggen Jin yang berasal dari University
of Chinese Academy of Science, China. Selain itu, beliau juga tergabung dalam beberapa
penelitian dan akademi di bidang sains dan teknologi satelit. Dalam kuliah tamu kali ini
beliau membawakan materi terkait aplikasi dari geodesi angkasa atau space geodesy. Dalam
penentuan posisi di permukaan bumi dapat menggunakan metode dan instrument antara lain
SLR, LLR, GPS, DORIS, Altimetry, bulan dan quasar. Keilmuan ini sangat umum di
kehidupan kita sehari-hari, namun kita gak sadar akan penggunaannya. Banyak aplikasi yang
menggunakannya seperti untuk aplikasi navigasi yang telah menjadi bagian dari keseharian
dalam telepon pintar, navigasi kapal, penerbangan dan kereta api otomatis. Banyak aplikasi
saintifik yang hasil-hasilnya dapat kita rasakan hingga sekarang yaitu perubahan secara
global, khususnya pengukuran kenaikan level air laut.

Satelit pertama yang digunakan untuk navigasi adalah sputnik dengan ekpserimen
berdasarkan pada pengamatan optika yang menggunakan tringulasi stellar. Namun, akibat
adanya keterlambatan cuaca menjadi permasalahan satelit optika. Sehingga pengamatan
digantikan dengan gelombang radio. Satelit Doppler pertama kali diluncurkan pada sekitar
tahun 1960. Sistem ini dasarnya merupakan informasi lokasi yang akurat pada submarine dan
kapal laut dan digunakan untuk tujuan geodesi. GPS menggantikan Doppler pada akhir tahun
1980, GPS melakukan pengukuran yang presisi dan aplikasinya meningkat secara cepat.
Lingkup keilmuan geodesi angkasa adalah gravitasi, geometri dan rotasi bumi seiring
perkembangan zaman. Dalam geodesi angkasa merupakan cabang dari geodesi yang
menggunakan objek selestial untuk pengukuran geodesi sehingga membutuhkan baik CRS
maupun TRS. CRS diikat ke angkasa dan perlu untuk menjelaskan posisi dan gerakan dari
objek angkasa dan satelit buatan. Sedangkan, TRS merupakan terestial yang diikatkan dengan
sumbu-sumbunya ke bumi dan berpindah melaluinya di angkasa.

Pilar yang membangun geodesi adalah bentuk bumi, gaya gravitasi dan rotasi bumi. Dengan
memenuhi tiga pilar tersebut maka dapat ditentukan sistem kerangka yang dibutuhkan.
Terdapat sistem kerangka yang digunakan dalam geodesy adalah CRS dan TRS, yang mana
Jaring Kontrol Geodesi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

keduanya bergantung pada rotasi bumi. Sistem kerangka yang paling akurat yang saat ini
sedang digunakan adalah ICRS dan ITRS. Penghubung antara ICRS dan ITRS adalah EOP.
Setiap sistem refrensi berkoresponden dengan kerangka referensi. Kerangka referensi juga
berkorespondensi ke ICRS dan ITRS merupakan ICRF dan ITRF. Geodesi angkasa memiliki
tiga pilar dari geodesi yaitu geokinematika, rotasi bumi dan gaya gravitasi. Dalam
geokinematika, untuk mengukur bentuk geometri dari permukaan bumi terhadap
kinematiknya dan variasinya pada global menuju skala spasial local dengan skala waktu yang
relative cepat ke lambat. Contoh: GNSS, InSAR dan satelit altimetri. Dalam rotasi bumi
untuk memonitor variasi-variasi dari rotasi bumi sebagai sebuah indicator momentum
pergantian semua angular didalamnya atau diatas bumi yang solid. Contoh: VLBI, GNSS,
DORIS, SLR. Dalam gaya gravitasi untuk menentukan dan memonitor gaya gravitasi bumi
dengan variasi-variasinya dan sebagainya, dapat menggunakan studi redistrbusi massa solid
bumi, cairan inti, atmosfer, samudra, lapisan air, dan kriosfer. Sebagai contoh: satelit
gravimetri.

Teknik dalam geodesi angkasa adalah salah satu teknik yang digunakan adalah teknologi
GNSS, dimana teknologi tersebut mampu memonitor permukaan bumi dengan relative
akurat. Teknologi ini terdiri atas berbagai satelit navigasi, sebab teknologi ini dapat
digunakan untuk betbagai aplikasi kebumian dan dapat mendeteksi deformasi di bumi
melalui sinyal gelombang tertentu. untuk aplikasi lebih jauh, digunakan untuk menentukan
tinggi permukaan air laut, kecepatan angin dan arahnya pada permukaan air laut, kelembapan
tanah, ketebalan salju dan es, studi efek dari gempa bumi, deformasi kerak bumi dan studi
rotasi dan nutasi bumi. Sedangkan dengan teknik VLBI, teknik ini didasarkan padan
astronomi radio. Jaringan global sekitar 40 stasiun VLBI dan dewasa ini termasuk 8 stasiun
yang mengobservasi sekitar 60 Quasar dalam beberapa periode 24 jam. Jaringan tersebut
meningkat ke 20 stasiun berkoneksi kepada 40 stasiun VLBI global. Delay waktu dari
masing-masing baseline pada jaringan digunakan untuk mengestimasi stasiun posisi dengan
presisi kurang dari 1 cm dan kecepatan stasiun dapat diukur oleh observasi dari beberapa
tahun kebelakang.

Teknik SLR dan LLR enggunakan pulse laser yang sangat pendek dan elektronik yang cepat
utk mengukur perjalanan pulse bolak-balik secara instan ke satelit dan dipasangakn sebuah
retroreflector pada bulan dengan presisi hingga beberapa millimeter. Jaringan internasional
memiliki 40 SLR dan 2 LLR yang saat ini melacak basis harian sekitar 30 satelit rambatan
pada altitude dari 400 km hingga 22000 km dan 4 retroreflektor pada permukaan bulan.
Jaring Kontrol Geodesi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

dalam teknik DORIS hampir serupa dengan GNSS, doris merupakan teknik satelit geodetic
yang didasarkan pada sinyal gelombang mikro, namun, doris merupakan sistem yang
terhubung dengan satelit dari permukaan ke wahana angkasa. Sistem ini terdiri atas banyak
segmen dan salah satu yang menonjol sistem ini adalah keunikannya dibandingkan dnegan
teknik-teknik lainnya dengan lebih banyak dalam distribusi stasiun homogen. Jaringannya
terdiri atas 50 hingga 60 stasiun di permukaan bumi dengan mencakupi 80% dari orbit satelit
pengguna sekitar 800 km dan 95% cakupan dari orbit satelit pengguna pada altitude 1335 km.

Teknik lainnya adalah Satelit altimetry dan satelit gravimetri. Satelit altimetry dikembangkan
dengan kapabilitas rambatan radar untuk mengukur elevasi permukaan disepanjang pelacakan
satelit. Prinsip yang digunakan melalui pengukuran perbedaan waktu antara transmisi dan
penerima pulse radar dari sateliy ke bawah permukaan, jarak ini yang ditunjukkan sebagai
rentang. Rentang ini yang digunakan untuk menentukan tinggi satelit dengan posisi
permukaan secara presisi. Banyak digunakan untuk mengukur permukaan laut global dan
lapisan es, kenaikan muka air laut dan cadangan air danau. Sebaliknya sistem gravimetri
melakukan pengumpulan distribusi data secara global dan seragam pada gaya gravitasi static
bumi dan temporalnya. Misi yang baru saja dilakukan adalah mengukur gaya gravitasi stati
bumi dan menyediakan model geoid yang sangat akurat pada frekuensi rendah di seluruh
permukaan bumi, didasarkan pada pengukuran perbedaan percepatan gravitasi yang dikenal
dengan gradient gravitasi menggunakan gradiometer.

Teknik terakhir adalah menggunakan satelit InSAR dengan bantuan teknik remote sensing,
dapat menyediakan perubahan permukanaan tiga dimensi secara spasial. Metode yang
digunakan adalah sinyal radar yang bergerak pada medium dan terpantulkan ke antenna dari
permukaan bumi. Intensitas fase dan sinyal yang terpantul diukur. Untuk mengukur topografi,
dua antenna yang dipisahkan di angkasa digunakan untuk mengukur perbedaan fase antara
dua antenna dari sinyal radar yang terpantul daari satu titik di permukaan bumi.

Dengan aplikasi-aplikasi tersebut mampu membantu ilmuwan untuk mengobservasi sistem


fisik bumi tanpa harus melakukannya secara langsung ke lapangan. Sehingga keilmuan
geodesi membantu untuk memonitor dan memahami sistem bumi secara keseluruhan.
Dewasa ini, perkembangan semakin cepat sehingga sebagai pengguna harus segera untuk
memahami fungsi dan peran dari keilmuan dan teknik-tekniknya.

Selanjutnya, prof. Shuanggen Jin juga membawakan jurnal ilmiah lainnya dengan judul
“Positioning and mapping for horizontal control network related to surveying and cadaster”.
Jaring Kontrol Geodesi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

Dalam kesempatan tersebut professor menjelaskan bahwa industry pemetaan dan surveying
semakin berkembang dengan teknologi terbaru yang terintegrasi dengan kecerdasan,
interkoneksi dan teknologi. Sehingga dibutuhkan kemampuan komputasi dan teknologi
lainnya. salah satu alasan yang mendukung untuk segera fokus pada perkembangannya yaitu
kebutuhan untuk pengembangan sosial dan ekonomik. Hal itu bukan tanpa alasan, sebab
dewasa ini memonitor secara real-time pada lingkungan geografis seperti memonitoring
bencana meteorologis dan geologi. Alasan untuk memonitor transportasi buatan, hal itu
digunakan untuk memonitor lingkungan dan keadaan jalan raya dan sekitarnya. Selain itu,
terdapat prinsip yangd digunakan dalam penentuan posisi, yaitu

1. Layout principle of national horizontal control network, didasarkan pada kontrol level
ke level dengan alasan bahwa territorial sangat besar dan permukaannya sangat
kompleks dan kesulitan untuk menggambarnya dengan presisi tinggi dan jaringan
kontrol densitas tinggi. Sehingga jaringan kontrol geodetic nasional orde pertama
perlu data yang cukup akurat.
2. Layout scheme of national horizontal control network, merupakan bentuk kerangka
jaringan kontril geodetik nasional yang diatur menjadi pola jaringan vertical dan
horizontal di sepanjang arah garis bujur dan lintang.
3. Layout principle of engineering horizontal control network, terbagi atas jaringan
kontrol pemetaan yang dibentuk dari peta topografi dengan skala besar dan survei
kadastral dan jaringan kontrol khusus yang dibentuk untuk pengaturan konstruksi dan
memonitor deformasi. Sehingga prinsip layouting jaringan terbagi atas hierakinya,
akurasi yang cukup, densitas yang cukup dan spesifikasi yang seragam.
4. Layout scheme of engineering horizontal control network, dibagi atas closed
transverse, connecting traverses, dan open tranverse.

Aplikasi dari pemetaan dan surveying adalah perkebunan dengan presisi, memonitor
lingkungan, pengembangan perikanan, navigasi posisi, perencanaan perkotaan dan
memonitor bencana alam. Selain itu, dibutuhkan intelektualisasi, integrasi dan visualisasi
dalam memahami aplikasi informasi surveying dan pemetaan.
Jaring Kontrol Geodesi
Teknik Geomatika ITS Surabaya

(Bukti Kehadiran)

Anda mungkin juga menyukai