Anda di halaman 1dari 4

GEODESI SATELIT

Pengenalan Geodesi Satelit

Disusun Oleh :

Geraldy Patrickia P. P.

03311840000096

Dibimbing Oleh :

Akbar Kurniawan, ST, MT

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN
KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2020
Pengenalan Geodesi Satelit

Geodesi didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran dan pemetaan suatu


permukaan bumi (Helmert 1880/1884). Sedangkan geodesi satelit sendiri meliputi teknik-
teknik pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan
geodesi dengan menggunakan pengukuran-pengukuran yang teliti menggunakan satelit
buatan yang umumnya dekat dengan permukaan bumi.

Permasalahan geodesi yang akan dipecahkan oleh bidang geodesi satelit yaitu;

1. Penentuan posisi 3D yang teliti secara global, regional, maupun local


2. Penentuan medan gaya berat bumi
3. Pengukuran dan pemodelan dari fenomena geodinamika

Dalam astronomi geodesi, untuk mendapatkan atau menentukan lintang dan bujur suatu
titik di bumi, beserta azimuth antar dua titik diperlukan sebuah pengamatan benda langit
(matahari dan bintang).

Perkembangan satelit buatan dalam ilmu geodesi menjadi penting karena pertimbangan
beberapa hal seperti; satelit dapat digunakan sebagai, yang dapat menjangkau lebih luas dan
dengan jarak yang jauh atau juga disebut dengan metode geometrik.

Satelit juga dapat dijadikan sensor dalam penentuan medan gaya berat bumi. Variasi
gerakan orbit dan parameter yang mendeskripsikan orbit adalah pengamatan yang
menggambarkan gaya berat yang bekerja mempengaruhi gerakan orbit tersebut, metode ini
disebut juga dengan metode dinamik.
Klasifikasi dari teknik pengamatan terkait hubungan antara pengamat dan target yang
diamati dibagi menjadi;

1. Metode earth to space; Satellite Laser Ranging (SLR), Sistem Doppler (TRANSIT,
DORIS), Satelit Navigasi (GPS, GLONASS, GALILEO)
2. Metode space to earth; Satelit Altimetry, Spaceborne laser, Satelit gradiometri
3. Metode space to space, Sistem Satellite to Satellite Tracking (SST)

Perkembangan geodesi satelit dimulai dengan adanya peluncuran satelit buatan


pertama, SPUTNIK-1, pada 4 Oktober 1957. Sedangkan jika dihitung dari adanya satelit
alami, Bulan, maka era dimulainya geodesi satelit telah ada sejak awal abad ke-19. Pada
1802, Laplace menggunakan bulan sebagai acuan untuk menentukan perataan bumi.

Beberapa periode perkembangan geodesi satelit dibagi menjadi berikut;

1. 1958 - sekitar 1970; periode ini merupakan periode pembangunan metode dasar untuk
pengamatan satelit beserta perhitungan dan analisis orbit satelit. Periode ini ditandai
dengan penentuan dan pemanfaatan metode fotografi dengan satelit. Dimana hasil
utamanya adalah penentuan koefisien harmonik utama dari geopotensial dan publikasi
dari model-model bumi yang pertama yaitu SAO-SE (Standard Earth Models of the
Smithsonian Astrohysical Observatory) dan GEM (Goddard Earth Models).
2. 1970 – sekitar 1980; dalam periode ini sudah dimulai pelaksanaan dari proyek ilmiah
geodesi satelit. Pada periode ini teknik pengamatan baru dikembangkan dan
diperbaharui lagi, seperti SLR (Satelit Laser Ranging), LLR (Lunar Laser Ranging),
dan Satelit Altimetri. Penggunaan satelit sistem TRANSIT digunakan untuk
menentukan posisi dan survei geodetic, serta memperbaiki dan menyempurnakan
model bumi. Dengan adanya akurasi yang meningkat, hal ini memungkinkan untuk
dilakukan pengukurann fenomena geodinamika seperti rotasi bumi, gerakan kutub,
dan deformasi kerak bumi. Survei menggunakan sistem Doppler digunakan di seluruh
dunia untuk instalasi dan pemeliharaan kerangka kontrol geodetik.
3. 1980 – sekitar 1990; dalam periode ini dimulai pengaplikasian teknik satelit dalam
bidang geodesi, geodinamika, dan surveying. Pada periode ini penggunaan metode
satelit dalam melakukan survei lebih sering dimanfaatkan, daripada metode terestris.
Dua aspek penting dalam periode ini adalah GPS (Global Positioning System) yang
menghasilkan perspektif baru dalam kegiatan survei dan pemetaan. Aspek yang kedua
adalah lebih meningkatnya akurasi dari suatu pengamatan.
4. 1990 – sekitar 2000; periode layanan sistem satelit dalam skala nasional dan internasional.
Pemanfaatan sistem satelit yang lebih intensig telah berkembang. Layanan GPS Internasional
dimulai pada tahun 1994, dan semakin berkembang menjadi sumber utama untuk orbit GPS
yang lebih baik, serta untuk koordinat dan pengamatan dari 300 stasiun referensi permanen
dalam skala global.
5. 2000 hingga saat ini; perkembangan mengenai geodesi satelit terus berlanjut. Akurasi
yang semakin meningkat, terus berkembangnya resolusi temporal dan spasial.
Sehingga pengembangan semakin difokuskan dalam aspek; penyelidikan medan
gravitasi, pembentukan sistem GNS untuk kedepannya, dan pengembangan kualitas
pengamatan permukaan bumi.

Pengaplikasian metode geodesi satelit ditentukan oleh ketepatan atau akurasi yang
didapat, instrumen dan komputasinya dan waktu pengamatan. Pengaplikasian metode geodesi
satelit diterapkan dalam berbagai bidang seperti;

1. Geodesi; penentuan bentuk bumi dan medan gaya berat, penentuan referensi global,
ikatan antara datum geodetik, ikatan antara datum nasional dan datum global
2. Geodesi Kontrol; penentuan kontrol geodetik untuk kerangka nasional, analisis dan
peningkatan jaringan terestrial, penyelenggaraan koneksi kerangka geodetik antar
pulau
3. Geodinamika; gerakan rotasi bumi, gerakan kutub, titik kontrol untuk pergerakan
kerak bumi
4. Geodesi Terapan; penentuan kerangka kontrol, GIS, perencanaan tata kota, penentuan
batas
5. Geodesi Kelautan dan Navigasi; navigasi yang lebih presisi baik di darat, laut,
maupun udara, pemetaan laut, survei hidrografi
6. Bidang lain yang terkait; observasi geofisika, pergerakan es dalam ilmu glasiologi,
penentuan orbit sebuah satelit

Anda mungkin juga menyukai