Anda di halaman 1dari 10

Cahaya yang masuk ke dalam mata akan melalui kornea sebagai bagian transparan yang berada

pada permukaan depan mata. Setelah cahaya masuk melalui kornea, cahaya akan dibiaskan kea
rah dalam untuk memulai membentuk citra. Dalam hal ini lensa berfungsi untuk memfokuskan
cahaya dari obyek ke dalam retina. Oleh karena itu, bentuk lensa dapat berubah- ubah sesuai
dengan jarak obyek yang akan difokuskan oleh lensa. Perubahan bentuk lensa ini dikendalikan
oleh muskulus siliaris yang berada di dalam korpus siliaris. Bila lensa berkontraksi, otot siliaris
akan menarik korpus siliaris ke depan, sehingga memungkinkan bentuk lensa menjadi cembung.
Dengan demikian cahaya dari obyek yang dekat dapat difokuskan oleh lensa pada retina.
Sebaliknya, otot siliaris akan rileks bila lensa harus memfokuskan cahaya dari obyek yang
jaraknya jauh dari mata. Selain kornea dan lensa, organ mata yang juga turut serta dalam proses
pembentukan citra adalah pupil. Ukuran pupil akan selalu berubah sesuai dengan perubahan
kondisi cahaya. Perubahan ukuran pupil ini diatur oleh kontraksi serat-serat otot dilator radialis
dan konstriktor sirkularis di iris. Bila cahaya redup, maka diameter pupil akan melebar.
Sebaliknya, bila cahaya terang, maka diameter pupil akan mengecil. Hal ini dilakukan oleh pupil
dalam rangka mencegah masuknya cahaya yang berlebihan ke dalam retina.1
http://repository.uinsby.ac.id/id/eprint/1379/1/Siti%20Nur%20Asiyah_Kuliah%20psikologi
%20faal.pdf

Pupil merupakan celah yang berbentuk lingkaran yang terletak di tengah-tengah iris. Pupil
berfungsi sebagai jalan pengatur keluar masuknya cahaya kedalam mata. Cahaya yang masuk
kedalam mata melalui pupil diteruskan kedalam retina. Jika berada ditempat yang gelap atau
tempat yang intensitas cahayanya kurang, maka pupil akan membesar untuk memaksimalkan
menangkap cahaya yang kurang. Jika kita berada di dalam tempat yang terang, pupil mata akan
mengecil karena cahaya yang masuk terlalu berlebihan, sehingga untuk meminimalisir cahaya
yang masuk, pupil mengecil. Jika dalam keadaan normal atau tidak terlalu terang maupun tidak
terlalu gelap maka pupil mata normal tidak mengecil tidak pula membesar. Bagian yang sangat
berperan pada saat reaksi pupil adalah kunica masculata yang terletak pada bagian-bagian yang
berfungsi untuk meningkatkan cahaya terang. Kemampuan dalam berakomodasi dikarenakan
adanya kerjasama antara muscllus allain, ligmen lentis dan lensa kristalina. Otot yang mengatur
lentis dan lensa kristalina. Otot yang mengatur reaksi pupil itu adalah Muscllus Aillator Pupilae
yaitu mengatur lebarnya pupil, geraknya disebut indriasi dan Muscllus Spinter Pappilae yaitu
mengatur mengecilnya pupil, gerakkan mengecilnya dari otot yang melingkarinya. Ketika
seseorang melihat benda dari jarak dekat dengan refleks konvergensiakomodasi yaitu mata
berkonvergensi, pupil menjadi kontruksi, maka memfokuskan pada 10 objek. Dibelakang
masing-masing pupil terdapat lensa, yang memfokuskan cahaya yang datang dari retina. Ketika
kita mengarahkan penglihatan kita kepada sesuatu yang bergerak dekat dengan kita, ketegangan
pada ligamen-ligamen yang mempertahankan masing-masing lensa agar tetap ditempatnya
disesuaikan oleh otot-otot siliaria dan berbentuk silinder sesuai bentuk alamiahnya. Hal ini
meningkatkan kemampuan lensa untuk merefraksi (membelokkan) cahaya untuk mendekatkan
objek-objek ke fokus yang tajam. Ketika kita memfokuskan penglihatan pada objek yang tajam,
lensa menjadi datar. Proses menyesuaikan konfigurasi lensa untuk memfokuskan gambar pada
retina ini disebut akomodasi. Sedangkan konvergensi mata secara simultan, mata bergerak
melihat objek. Ukuran pupil tergantung beberapa faktor antara lain umur, tingkat kesadaran,
kuatnya penyinaran, dan tingkat akomodasi. pupil mata merupakan suatu objek yang dapat
dianalisa secara visual untuk mendapati adanya suatu kejadian yang indikasinya dapat terlihat
pada pupil mata. Melalui perubahan ukuran pada pupil mata dapat diindikasikan kondisi emosi
seseorang, reaksi mata terhadap cahaya, ataupun reaksi mata ketika berusaha mengenali suatu
obyek seperti snellen chart.
https://journal.ubm.ac.id/index.php/teknologi-informasi/article/view/360/347

FIXXXX PUPIL
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara konstan menyesuaikan pada
jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta
menghasilkan gambaran yang kontinyu yang dengan segera di hantarkan pada otak.
Iris adalah diafragma yang melingkar dan berpigmen dengan lubang agak di tengah, yaitu pupil.
pupil mata merupakan suatu objek yang dapat dianalisa secara visual untuk mendapati adanya
suatu kejadian yang indikasinya dapat terlihat pada pupil mata. Pupil berfungsi sebagai jalan
pengatur keluar masuknya cahaya kedalam mata. Cahaya yang masuk kedalam mata melalui
pupil diteruskan kedalam retina. Jika berada ditempat yang gelap maka pupil akan membesar
untuk memaksimalkan menangkap cahaya yang kurang. Jika kita berada di dalam tempat yang
terang, pupil mata akan mengecil yang bertujuan untuk meminimalisir cahaya yang masuk.
Bagian yang sangat berperan pada saat reaksi pupil adalah kunica masculata yang terletak pada
bagian-bagian yang berfungsi untuk meningkatkan cahaya terang. Kemampuan dalam
berakomodasi dikarenakan adanya kerjasama antara muscllus allain, ligmen lentis dan lensa
kristalina. Otot yang mengatur reaksi pupil itu ada Muscllus Aillator Pupilae yaitu yang
mengatur lebarnya pupil, dan Muscllus Spinter Pappilae yaitu yang mengatur mengecilnya pupil.
Dibelakang masing-masing pupil terdapat lensa, yang memfokuskan cahaya yang datang dari
retina. Ketika kita mengarahkan penglihatan kita kepada sesuatu yang bergerak dekat dengan
kita, ketegangan pada ligamen-ligamen yang mempertahankan masing-masing lensa agar tetap
ditempatnya disesuaikan oleh otot-otot siliaria dan berbentuk silinder sesuai bentuk alamiahnya.
Hal ini meningkatkan kemampuan lensa untuk merefraksi (membelokkan) cahaya untuk
mendekatkan objek-objek ke fokus yang tajam. Ketika kita memfokuskan penglihatan pada
objek yang tajam, lensa menjadi datar. Proses menyesuaikan konfigurasi lensa untuk
memfokuskan gambar pada retina ini disebut akomodasi. Sedangkan mata bergerak melihat
objek disebut konvergensi.
DAFTAR PUSTAKA
Suryantara, I Gusti Ngurah., Felix., Kristianti, Ricco. (2016). UJI COBA THRESHOLDING
PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL. JURNAL TEKNOLOGI
INFORMASI, 12(1), 41. Jakarta : Universitas Bunda Mulia.
Kurniawan, Adhadi., Haidi, Junas., Amri, M.Khairul., Suryanata, Jefri. (2019). Analisis Potensi
Kebohongan dengan Galvanic Skin Response Dan Diameter Pupil Mata . Jurnal Amplifier, 9(2),
35-36. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Pinel, John.2009. Biopsikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Puspitawati, Ira. 2012. Psikologi Faal. Bandung: Remaja Rosdakarya
CONTOH DAFPUS
Nama akhir pengarang, nama awal. (Tahun penerbitan). Judul artikel.  Nama jurnal,
volume (edisi jika ada), halaman.
Contoh 1 penulis :
Pelin, Bicen. (2018). Coopetitive innovation alliance performance: Alliance competence,
alliance’s market orientation, and relational governance.  Journal of Business Research, 79,
23-31.
Huang, X., & Brown, A. (1999). An Analysis and Classification of Problems in Small
Business. International Small Business Journal, 18(1), 73.
Contoh 2 penulis atau lebih :
Teck, Ming., Alatalo s., & Salo, Jalo. (1998). Recover from a service failure: The differential
effects of brand betrayal and brand disappointment on an exclusive brand offering.  Journal of
Business Research, 4, 126 – 139.
Rouse, J. (1997). Business Research: A Practical Guide for Undergraduate and Postgraduate
Students. International Small Business Journal, 15(4), 103+.
Arga, Muhammad. 2010. Analisis Pengelolaan Limbah Pabrik Menjadi Kerajinan Tangan Studi
Kasus di Kota Malang. Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Data Buku:
Judul : Family Medical Care Volume 4
Penulis : Dr. John F. Knight
Penerbit : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2001

Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.
FIXXX KULIT
Kulit merupakan salah satu panca indra yang berfungsi sebagai sensor tubuh.
Misalkan untuk merasakan tekstur benda, perubahan suhu dan lain-lain. Kepekaan kulit pada
tubuh manusia berbeda-beda tergantung dengan tebal kulit itu sendiri. Kepekaan kulit paling
tinggi terletak pada bagian telapak tangan dan kaki.
Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari berat badan total
dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa. (Wasitaatmadja, 2010).
Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan
jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat
yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu
hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama terdiri dari jaringan lemak.
Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar. Kerusakan pada kulit akan
mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan sehingga kulit perlu dijaga dan dilindungi
kesehatannya.

Kurniawan, Adhadi., Haidi, Junas., Amri, M.Khairul., Suryanata, Jefri. (2019). Analisis Potensi
Kebohongan dengan Galvanic Skin Response Dan Diameter Pupil Mata . Jurnal Amplifier, 9(2),
35-36. Bengkulu : Universitas Bengkulu.
Kalangi; Histofisiologi Kulit
Nirmalasari, Ayu., ANTIOKSIDAN ALTERNATIF UNTUK MENANGKAL BAHAYA
RADIKAL BEBAS PADA KULIT. Journal of Islamic Science and Technology , 1(1). Aceh :
Universitas Islam Negeri Ar Raniry
Wibowo, D. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://repositori.kemdikbud.go.id/12597/1/KCK-B.%20Anatomi%20Fisiologi%20Kulit.pdf
PENDENGARAN
Manusia memiliki indera pendengaran yaitu telinga fungsinya untuk keseimbangan dan
untuk menangkap sumber suara dari luar. Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai
energi suara. Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di
lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang
seling mengenai memberan timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di
memberan timpani persatuan waktu adalah satuan gelombang, dan gerakan semacam itu dalam
lingukangan secara umum disebut gelombang suara (Ganong, 2005).
o
Kecepatan suara adalah sekitar 344 m/s pada suhu 20 C dipermukaan air laut.
.
Semakin tinggi suara dan altitudenya, kecepatan rambat suara makin tinggi Seseorang
menerima suara berupa getaran pada gendang telinga dalam daerah frekuensi pendengaran
manusia. Getaran tersebut dihasilkan dari sejumlah variasi tekanan udara yang dihasilkan
oleh sumber bunyi dan dirambatkan ke medium sekitarnya, yang dikenal sebagai medan
akustik.Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi dari 20 Hz sampai 20.000
Hz. Namun yang paling sensitif adalah antara 1000 – 4.000 Hz. Suara pria dalam
(4)
percakapan normalnya sekitar 120 Hz sedangkan wanita mencapai 250 Hz.
Telinga terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam. Setiap bagian telinga bekerja dengan tugas khusus untuk mendeteksi
dan menginterpretasikan bunyi.
 Telinga luar terdiri dari pinna (telinga), meatus akustikus ekterna dan membran
timpani (eardrum).
 Telinga tengah terdiri dari 3 buah tulang (ossicle) yaitu malleus, incus dan
stapes.
 Telinga dalam terdiri dari 3 bgian utama yaitu koklea, Kanalis semisirkularis. Vestibule.
Azis, Abdul., Wibisono, Sukmo Wardhono., Afirianto, Tri. (2020). Pengembangan Media
Pembelajaran Holografis. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 4(1).
26. Malang : Universitas Brawijaya.
Irawati, Lili. (2012). FISIKA MEDIK PROSES PENDENGARAN. Jurnal Kedokteran
Andalas. 36(2). 157-159. Padang : Universitas Andalas.
Evelyn C. Pierre. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
http://repository.unp.ac.id/20541/1/BUKU%20Anatomi%2C%20Fisiologi%20dan%20Genetika
%20edit.pdf
http://repository.uki.ac.id/2724/1/BukuPRAKTIKUMIlmuBIOMEDIKKEPERAWATAN.pdf
http://zuckyam.blogspot.com/2014/09/penghantar-aerotymponal-dan.html
GERAK REFLEKS
Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam Pendidikan. Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY: Yogyakarta.

Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.
Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.
Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis
Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.

Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.


Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.
Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.

Taiyeb, mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNM :
Makassar.
Taiyeb, mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNM :
Makassar.

Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalursaraf ini
dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yangmengalirkan
impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukan
dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleksdisebabkan oleh
rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerakrefleks terjadi apabila
rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikanoleh neuron perantara atau
neuron penghubung (Wulandari, 2009).

Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari.Sedangkan
lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektormerupakan
penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektorberada di otak,
maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulangbelakang, maka
refleksnya disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).

Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapatdua tipe
refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, dan refleks
yang dipelajari ataurefleks yang di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat
dan belajar, (Basoeki, 2003)

Manusia dalam hidupnya selalu tumbuh dan berkembang. Perkembangan tersebut


meliputi salah satunya perkembangan motorik, baik motorik halus ataupun motorik kasar.
Perkembangan motorik itu berupa gerak refleks dan gerak sadar. Gerak refleks merupakan gerak
yang terjadi tanpa disadari dan terjadi secara tiba-tiba. Pada bayi gerak refleks tersebut sangat
penting untuk diketahui terutama oleh ibunya. Karena gerakan itu merupakan indikator
perkembangan seorang bayi, apakah ia berkembang dengan baik atau tidak. Pada awalnya
sebagian besar gerakan bayi dipicu oleh refleks, gerakan naluriah sebagai tanggapan terhadap
rangsangan.
http://digilib.unimed.ac.id/35718/1/Text.pdf
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/biologi-manusia/laporan-
praktikum-i-gerak-refleks-kel/12087117
Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian
rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron
sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui
neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Serta diketahui bahwa
pada 6 titik pengujian, umumnya probandus memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.
Lidah adalah organ yang sebagian besarnya terdiri dari otot dan dilapisi oleh jaringan
lembap berwarna merah muda yang disebut dengan mukosa. Di permukaan lidah, terdapat
struktur yang berbentuk seperti rambut-rambut halus bernama papila. Papila inilah yang
membuat lidah terasa sedikit kasar saat disentuh. Di atas papila, terdapat ribuan sel pengecap
serupa saraf yang menghubungkan saraf di lidah dengan reseptor di otak. Lidah bisa berada
tenang di tempatnya, karena ada jaringan dan mukosa yang menempel ke rongga mulut. Bagian
bawah lidah akan terlihat struktur seperti tali bernama frenulum lingualis yang menghubungkan
lidah dengan dasar mulut. Sedangkan di bagian belakang mulut, lidah menempel dengan tulang
hyoid. Ukuran rata-rata lidah laki-laki adalah 8,5 cm sedangkan lidah perempuan 7,9 cm
(Putri,2020).
Lidah berfungsi sebagai indera pengecap untuk menerima rangsangan rasa dari benda-
benda yang masuk ke dalam mulut. Lidah dapat merasa berbagai jenis dan macam rasa seperti
rasa manis, pahit,asam dan asin. Makanan dan minuman dapat diminati karena adanya indra
pengecap ini. Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas lidah dan terbagi
atas beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda. Permukaan lidah juga dapat
merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
Tempat – tempat modalitas rasa pada pengecapan adalah :
a. puncak lidah , dapat menerima semua rasa, terutama manis
b. tepi lidah , dapat menerima rasa asin dan rasa asam
c. pangkal lidah , hanya dapat menerima rasa pahit

Primasari, Ameta., Yong, Bong Chen. (2012). PENGUKURAN SENSITIVITAS INDERA


PENGECAP RASA MANIS DAN ASIN PADA MAHASISWA PEROKOK. Dentika Dental
Journal. 17(1). 30-33.
Sinarsari, Ni Made., Sutana, I Gede. (2021). Seni Mendeteksi Penyakit Melalui Lidah
Dalam Budaya Pengobatan Tradisional Tiongkok. Jurnal Yoga dan Kesehatan. 4(1). 13-18.
Evelyn , C.Pearce . (2000) . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : PT. Gramedia

Lidah merupakan indra pengecap pada manusia. Lidah memiliki permukaan yang bersifat kasar
yang mengandung tonjolan – tonjolan . Lidah memiliki fungsi yang cukup vital dalam kehidupan
manusia,ia merupakan indra yang bertugas merasakan segala apapun bentuk makanan yang
masuk ke mulut kita, lidah akan merasakan bahwa makanan itu berasa pahit , asin, asam, manis
atau pedas. Oleh sebab itu perlunya perhatian lebih terhadap lidah agar lidah tersebut tidak
mengalami gangguan pada indra pengecapannya.
Andriyani, R., Triana, A., & Juliarti, W. (2015). Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Perkembangan. Yogyakarta: Deepublish.
(https://mahasiswapsikologi19.blogspot.com/2021/01/laporan-praktikum-psikologi-faal-
indera_26.html)
Melawati, Rissa., Hanum, Imtihan., Palupi, Fajarsani Retno. (2019). PERANCANGAN TEA
DAY SPA DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN RELAKSASI MELALUI
INDRA PENGLIHATAN DAN PENCIUMAN. Jurnal seni dan desain. 6(3). 4405-4406.

Huriyati, Effy., Nelvia, Tuti. (2014). Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya. Jurnal
Kesehatan Andalas. 3(1). 1-4.

Menurut Andriyani (2015) Indera penciuman adalah indera yang digunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar atau sesuatu aroma yang dihasilkan. Reseptor pencium dan pengecap
keduanya adalah kemorseptor yang dirangsang oleh molekul-molekul dalam larutan dalam cairan
hidung dan mulut. Akan tetapi, kedua indera ini secara anatomis sangat berbeda reseptor
penciuman adalah reseptor jauh (teleseptor) lintasan penciuman tidak mempunyai sambungan
dalam talamus dan tidak terdapat daerah proyeksi dalam neokorteks untuk penciuman.

Sel-sel penciuman memiliki ujung berupa rambut-rambut halus. Rambut-rambut itu dihubungkan
oleh urat saraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat saraf olfaktori menuju ke pusat
penciuman bau di otak. Pada manusia ada sekitar 300-1000 gen reseptor penghidu yang ada pada
lebih dari 25 lokasi kromosom. Bagian dari fungsi penghidu yang terlibat adalah
neuroepitel olfaktorius, bulbus olfaktorius dan korteks
olfaktorius.
A. Neuroepitel olfaktorius
Neuroepitel olfaktorius merupakan epitel kolumnar berlapis semu yang berwarna kecoklatan,
warna ini disebabkan pigmen granul coklat pada sitoplasma kompleks golgi.
B. Bulbus olfaktorius
Bulbus olfaktorius berada di dasar fossa anterior dari lobus frontal. Bundel akson saraf
penghidu (fila) berjalan dari rongga hidung dari lempeng kribriformis diteruskan ke bulbus
olfaktorius.
C. Korteks olfaktorius
Terdapat 3 komponen korteks olfaktorius, yaitu
-pada korteks frontal, merupakan pusat persepsi terhadap penghidu.
-Pada area hipotalamus dan amygdala, merupakan pusat emosional terhadap
odoran,
-dan area enthorinal merupakan pusat memoridari odoran.

Anda mungkin juga menyukai