Dalam bab ini kita akan menyajikan latar belakang yang diperlukan
untuk mempelajari analisis riil. Dua alat utama analisis riil, yakni
aljabar himpunan dan fungsi, secara berturut-turut disajikan.
Selanjutnya disajikan induksi matematika yang merupakan suatu alat
atau metoda pembuktian dalam matematika.
Jika A menyatakan suatu himpunan dan x adalah suatu elemen, kita
tulis
x2A
sebagai singkatan untuk pernyataan x adalah suatu elemen dari A,
atau x adalah angota A, atau x berada dalam A, atau himpunan A
memuat elemen x.
Simbol
x2
/A
menyatakan bahwa x bukan elemen A.
A ✓ B atau B ◆ A.
Definisi (1)
Dua himpunan A dan B dikatakan sama, ditulis A = B jika himpunan
A dan B memuat elemen-elemen yang sama.
{x : P (x)} ,
{x 2 S : P (x)} ,
A \ B ⌘ {x : x 2 A dan x 2 B} .
A [ B ⌘ {x : x 2 A atau x 2 B} .
A\B⌘ {x 2 A, x 2
/ B} .
Teorema
Jika A, B dan C adalah sebarang himpunan, maka
1 A\(B [ C) = (A\B) \ (A\C)
2 A\(B \ C) = (A\B) [ (A\C).
x 2 A\(B [ C) ) x 2 A tetapi x 2
/ B[C
) x 2 A tetapi x 2
/ B dan x 2
/C
) x 2 A tetapi x 2
/ B dan x 2 A tetapi x 2
/C
) x 2 A\B dan x 2 A\C
) x 2 A\B \ x 2 A\C.
Definisi (4)
Jika A dan B adalah dua
himpunan tak kosong, maka
hasil kali Cartesian dari A dan
B, disimbolkankan sebagai
A ⇥ B, didefinisikan sebagai
himpunan semua pasangan
terurut (a, b) dengan a 2 A
dan b 2 B. Gambar 1.1
A = {x 2 R : 1 x 2}
dan
B = {x 2 R : 0 x 1 atau 2 x 3}
maka A ⇥ B dapat dilihat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2
f (x)⌘x2 + 5x 2,
yang mengaitkan setiap bilangan riil x dengan bilangan riil yang lain
f (x).
Secara formal, definisi klasik dari fungsi adalah sebagai berikut:
”Suatu fungsi f dari himpunan A kehimpunan B adalah suatu aturan
yang mengaitkan setiap x 2 A dengan suatu elemen tunggal f (x), dengan
f (x) 2 B”.
Definisi (5)
Misalkan A dan B adalah himpunan. Suatu fungsi dari A ke B adalah
suatu himpunan f yang elemen-elemennya adalah pasangan-pasangan
terurut dalam A ⇥ B sedemikian sehingga untuk setiap a 2 A terdapat
secara tunggal b 2 B dengan (a, b) 2 f, yaitu jika (a, b) 2 f dan
(a, b0 ) 2 f , maka b = b0 .
Gambar 1.3
f1 = {(a, b) 2 f : a 2 D1 } .
Definisi (6)
Misalkan f : A ! B adalah suatu fungsi dengan Df = A dan Rf ✓ B.
Jika E ✓ A, maka peta dari E dibawah f adalah subset f (E), dengan
f (E) ✓ B, yang diberikan oleh
f (E)⌘ {f (x) : x 2 E} .
f 1
(H)⌘ {x 2 A : f (x) 2 H} .
f 1
(G \ H) ✓ f 1
(G) \ f 1
(H).
f 1
(G \ H) ✓ f 1
(G) \ f 1
(H).
Definisi (7)
Suatu fungsi f : A ! B dikatakan satu satu (injective) jika x1 6= x2 maka
f (x1 ) 6= f (x2 ).
f (A) = B.
Definisi (9)
Suatu fungsi f : A ! B dikatakan satu satu pada (bijective) jika f satu
satu (injective) dan pada (surjective).
Definisi (10)
Misalkan f : A ! B adalah suatu fungsi injectif dengan Df = A dan
R(f ) ✓ B. Jika g = {(b, a) 2 B ⇥ A : (a, b) 2 f } maka g adalah injektif
dengan D(g) = R(f ) dan R(g) = A. Fungsi g disebut fungsi invers dari
f dan dinyatakan oleh f 1 .
R(f ) = {y : y 6= 1}
Definisi (11)
Misalkan f : A ! B dan g : B ! C adalah dua fungsi. Komposisi fungsi
g f adalah fungsi dari A ke C yang didefinisikan oleh g f (x) = g(f (x)
untuk semua x 2 A.
Gambar 1.5
(Dept. of Math. UNAND) 31 / 42
Contoh.
Misalkan f dan g adalah fungsi yang nilainya pada x 2 R diberikan
oleh
f (x) = 2x, g(x) = 3x2 1.
I Karena D(g) = R dan R(f ) ✓ R, maka D(g f ) = R, dan
g f (x) = g(2x) = 3(2x)2 1 = 12x2 1.
I Dilain pihak, D(f g) = R, tetapi
f g(x) = f (3x2 1) = 2(3x2 1) = 6x2 2.
I Sehingga g f 6= f g.
Kita perlu meyakinkan bahwa R(f ) ✓ D(g).
p
Sebagai contoh, jika f (x) = 1 x2 dan g(x) = x, maka komposisi
p
g f (x) = g(1 x2 ) = 1 x2
(f g) 1
(H) = g 1
(f 1
(H)).
Buktikan !
Teorema
Jika f : A ! B injektif dan g : B ! C juga injektif, maka komposisi
g f : A ! C juga injektif.
Buktikan!
(Dept. of Math. UNAND) 33 / 42
Barisan
Definisi (12)
Suatu barisan dalam himpunan S adalah suatu fungsi yang domainnya
dalam himpunan N dan rangenya termuat dalam S.