MATEMATIKA EKONOMI
Dr. Luluk Kholisoh
Ruang Lingkup :
Konsep-konsep Dasar, Hubungan
Fungsional, Hubungan Nonlinear,
Diferensial fungsi, Integral dan Matriks
Sasaran:
Mahasiswa yang menempuh matakuliah
Matematika Ekonomi
Tujuan:
Kompetensi Lulusan:
Himpunan
Sistem Bilangan, Akar dan Logaritma
Deret dan Fungsi
Fungsi Linier
Fungsi Multivariat
Fungsi Non Linier
Derivatif
Integral
Matriks
SILABUS MATERI HIMPUNAN
Pengertian Himpunan
Penyajian Himpunan
Operasi Himpunan
Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
Deret Ukur
Optimisasi Bersyarat
- Pengganda Lagrange
- Kondisi Kuhn-Tucker
Homogenitas Fungsi
SILABUS MATERI INTEGRAL
Integral tertentu
Pengubahan Matriks
Himpunan
Merupakan suatu kumpulan atau
gugusan dari sejumlah obyek.
Obyek yang membentuk himpunan
disebut anggota/elemen/unsur
Himpunan dilambangkan dengan huruf
besar, sedangkan unsur dilambangkan
dengan huruf kecil
Penulisan Matematis
p єA
A C B
A = B
p є A
A C B
A = B
Penyajian Himpunan
A = { 1, 2, 3, 4, 5} ; B = {kucing, anjing}
A = { x; 0 < x < 6} ; B = {x; 1 ≤ x ≤ 5}
A = { x; x є U tetapi x є A} = U - A
2. Tanda pertidaksamaan
Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”
3. Sifat
Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
Matematika Ekonomi 22
Kaidah-kaidah Matematika
Kaidah Indempoten:
a) A U A = A b) A ∩ A = A
Kadiah Asosiatif:
a) (A U B) U C = A U (B U C)
b) (A ∩ B) ∩ C = A ∩ (B ∩ C)
Kaidah Komutatif:
a) A U B = B U A b) A ∩ B = B ∩ A
Kaidah Distributif:
a) A U (B ∩ C) = (A U B) ∩ ( A U C)
b) A ∩ ( B U C) = (A ∩ B) U ( A ∩ C)
Kaidah – kaidah Matematika
(lanjut)
Kaidah Identitas:
a) A U 0 = A b) A ∩ 0 = 0
c) A U U = U d) A ∩ U = A
Kaidah Kelengkapan:
a) A U A = U b) A ∩ A = 0
c) (A) = A d) U = 0, 0 = U
Kaidah De Morgan:
(AUB)=A∩B b) ( A ∩ B) =A U B
Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir
S
A B
Sifat-sifat gabungan
a. A U B = B U A Hukum komutasi
b. A (A U B) dan B (A U B)
Matematika Ekonomi 25
Operasi potongan (irisan) = ∩
A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }
A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B
Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 }
A ∩ B = { 5, 15 }
Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:
s
A B
Matematika Ekonomi 26
Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)
b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B
Operasi selisih
Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B
A – B = { x / x € A, tetapi x € B }
Diagram Venn A – B sebagai berikut:
S
A B
Matematika Ekonomi 27
Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }
A – B = { a, c } serta B – A = { f, g }
A – B sering dibaca “A bukan B”.
Sifat: a (A – B) A; (B – A) B
b (A – B); dan (B – A) adalah saling asing
atau terputus
Matematika Ekonomi 28
Komplemen
A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’
baca “komplemen A” atau “bukan A”
Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat
positip
A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil
A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap
Diagram Venn untuk komplemen
S sbb: (diarsir)
A
A A’
Matematika Ekonomi 29
Sifat: a. A U A’ = S
b. A ∩ A’ = ø
c. (A’)’ = A
Latihan 1
Gambarkan sebuah diagram venn untuk
menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-
himpunan bagian A serta B jika:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 }
A = {2, 3, 5, 7 }
B = {1, 3, 4, 7, 8 }
Kemudian selesaikan :
a). A – B b). B – A c) A ∩ B
d). A U B e) A ∩Matematika
B’ Ekonomi
f) B ∩ A’ 30
g). (A U B)’ h) (A ∩ B)’
Latihan 2
Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: €
atau €
€ € 2; 5 U 2,5 {0}
€ €
€ €
€ € 3;7 1 ; 2;
3; 4; 7;
8
Matematika Ekonomi 31
Hubungan
Himpunan Hasil kali Cartesius
Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X
dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat
disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut
atau pasangan tersusun (x, y).
Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi
dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi
angka 1 hingga 3.
Y PR = {1, 2} malas
PR = {3, 4} rajin
H1 H4 U = {1, 2} kurang mengerti
3 • • • • U = {3} pintar
H2 H3 Terdapat 4 himp bag
2 • • • •
H1 = {malas ttp pintar}
1 • • • • H2 = {malas dan krg
mengerti}
0 1 2 3 4 X H3 = {rajin ttp krg
Gbr: Hubungan nilai ujian dan nilai
pekerjaan rumah ngerti}
Matematika Ekonomi 34
H4 = {rajin dan pintar}
Daerah dan Wilayah (Range) hubungan
Perhatikan kembali Himpunan hasil kali Cartesius:
H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1),
(3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)} Himpunan unsur-unsur
pertama pasangan urut, disebut dengan Daerah
hubungan
Dh = {1, 2, 3, 4}
Matematika Ekonomi 35
Kesimpulan:
Himpunan hasil kali Cartesius adalah himpunan
pasangan urut atau tersusun dari (x, y) dimana setiap
unsur x € X dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.
X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }
Daerah hubungan
Dh = { x / x € X}
Wilayah hubungan:
Wh = { y / y € Y}
Matematika Ekonomi 36
SISTEM BILANGAN
SISTEM BILANGAN
1. Pembagian bilangan
Bilangan
2; -2; Nyata
1,1; -1,1 Khayal
+ dan -
Akar negatip
3. Sifat
Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b
Matematika Ekonomi 41
Operasi Bilangan
Kaidah Komutatif:
a+b=b+a axb=bxa
Kaidah Asosiatif:
(a+b)+c=a+(b+c)
(axb)xc=ax(bxc)
Kaidah Pembatalan:
Jika a+c=b+c jika ac = bc (c = 0)
maka a=b maka a = b
Kaidah Distributif:
a ( b + c ) = ab + ac
Operasi Bilangan (lanjut)
Unsur Penyama:
a±0=a
ax1=a
a:1=a
Kebalikan:
a + (-a) = 0
a x 1/a = 1
Berbagai Operasi Tanda
Operasi Penjumlahan
Operasi Pengurangan
Operasi Perkalian
Operasi Pembagian
Operasi Bilangan Pecahan
Operasi Pemadanan
a/b = (axc)/(bxc) a/b = (a:c)/(b:c)
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi Perkalian
(a/x) x (b/y) = (ab)/(xy)
Operasi Pembagian:
a/b : c/d = a/b x d/c
a/b : c/d = x/z : y/z = x/y z = habis dibagi b dan d
a/b : c/d = (a/b x z) : (c/d x z)
PANGKAT, AKAR
DAN LOGARITMA
PANGKAT
Pangkat dari sebuah bilangan ialah suatu indeks
yang menunjukkan banyaknya perkalian bilangan
yang sama secara berurutan.
Notasi xn berarti bahwa x harus dikalikan dengan x
itu sendiri secara berturut-turut sbanyak n kali
Contoh:
* 4 x 4 x 4 x 4 x 4 x 4 cukup ditulis 46
* 100.000 dapat diringkas menjadi 105
* 1/100.000 dapat diringkas menjadi 10-5
* 35.000.000.000 dapat diringkas menjadi 35 x 109
* 4.500.000.000 dapat diringkas menjadi 4,5 x 109
* 0,000.000.34 dapat diringkas menjadi 3,4 x 10-8
Kaidah-Kaidah Pemangkatan
x1 = x Contoh: 51 = 5
Nol berpangkat sebuah bilangan adalah tetap nol
0x = 0 Contoh: 05 = 0
Bilangan berpangkat negatif adalah balikan pengali
(multiplicative inverse) dari bilangan itu sendiri
x-5 = 1/x5 Contoh: 2-5 = 1/25 = 1/32 = 32-1
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Bilangan berpangkat pecahan adalah akar dari
bilangan itu sendiri, dengan suku pembagi dalam
pecahan menjadi pangkat dari akarnya,
sedangkan suku terbagi menjadi pangkat dari
bilangan yang bersangkutan
a
2
x
b b
x a
Contoh: 3 5 32 5 9 1,55
5
x ab
xc dalam hal ini c = ab
Contoh:
3 24
316 43.046.721
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Hasilkali bilangan-bilangan berpagnkat yang basisnya
sama adalah bilangan basis berpangkat jumlah pangkat-
pangkatnya
xa….xb …..xz = xa+b+..+z Contoh: 23 x 23 = 23+3 = 26 = 64
Hasilkali bilangan-bilangan berpangkat yang
pangkatnya sama, tetapi basisnya berbeda, adalah
perkalian basis-basisnya dalam pangkat yang
bersangkutan
xa . ya = (xy)a Contoh: 32 x 52 = (3x5)2 = 225
Kaidah-kaidah Pemangkatan (lanjut)
Hasilbagi bilangan-bilanganerpangkat yang basisnya
sama adalah bilangan basis berpangkat selisih
pangkat-pangkatnya
xa : xb = xa-b Contoh: 55 : 53 = 55-3 = 52= 25
Hasilbagi bilangan-bilangan berpangkat yang
pangkatnya sama, tetapi basisnya berbeda, adalah
pembagian basis-basisnya dalam pangkat yang
bersangkutan
xa : ya = (x/y)a Contoh: 32 : 52 = (3/5)2 = 9/25
AKAR
Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan
bilangan berpangkat
Akar dari suatu bilangan ialah basis yang memenuhi
bilangan tersebut berkenaan dengan pangkat
akarnya.
Jika xa, maka x sebagai basis dan a sebagai pangkat
a
m x jika xa = m
Kaidah-kaidah Pengakaran
Bilangan
Akar dari sebuah bilangan adalah basis yang memenuhi
bilangan tersebut berkenaan dengan pangkat akarnya
1 1
a
m m a
dalam hal ini m a adalah basis
a
b
ma m b
Kaidah-kaidah Pengakaran
Bilangan (lanjut)
Akar dari suatu perkalian bilangan adalah perkalian dari akar-
akarnya
b xy
b
xb y
Akar dari sebuah bilangan pecahan adalah pembagian dari akar
suku-sukunya x b
x
b
y b y
Jumlah (selisih) bilangan-bilangan terakar adalah jumlah
(selisih) koefisien-koefisien terakar
mb x a nb x a (m n)b x a
Akar ganda dari sebuah bilangan adalah akar pangkat baru dari
bilangan bersangkutan; pangkat baru akarnya ialah hasilkali
pangkat dari akar-akar sebelumnya
b c
xa bc
xa
LOGARITMA
Logaritma merupakan kebalikan dari proses
pemangkatan dan/ atau pengakaran.
Logaritma dari suatu bilangan ialah pangkat
yang harus dikenakan pada (memenuhi)
bilangan pokok logaritma untuk memperoleh
bilangan tersebut.
Jika xa = m (dalam hal ini x adalah basis dan a
adalah pangkat), maka pangkat a disebut juga
logaritma dari m terhadap basis x yang ditulis
dalam bentuk:
a = x log m
Biasanya logaritma berbasis 10 sehingga cukup
ditulis log m
Kaidah-kaidah Logaritma
xlog x=1 sebab x1 = x
xlog1 = 0 sebab x0 = 1
xlog xa = a sebab xa = xa
xlog ma = a xlog m
m
x
logm
x
xlog m n = xlog m + xlog n
xlog m/n = xlog m – xlog n