Anda di halaman 1dari 3

Nama : AMEILIA HERA LUSIANA

NIM : 13010121130047

Mata Kuliah : Pengkajian Cerita Rekaan

Judul Novel : 7 PRAJURIT BAPAK

Penulis : Wulan Nuramalia

Penerbit : Mediakita

Tahun Terbit : 2022

SINOPSIS

Pak Cahyo, seorang pensiunan tentara angkatan darat, yang memiliki tujuh
orang anak. Pak Cahyo selalu menerapkan sistem militer dalam kehidupan sehari-
hari, karena itu tujuh anak Pak Cahyo disebut prajurit Cahyo. Pak Cahyo ingin
anak-anaknya masuk ke dunia militer seperti dirinya, tetapi anak-anak Pak Cahyo
memiliki cita-cita yang berbeda-beda. Dava, anak pertama Pak Cahyo menjadi
pelaut. Anak kedua Pak Cahyo yang bernama Rendi menjadi pegawai kantor.
Anak ketiga, yang bernama Raga menjadi polisi. Yoga, anak ke empat Pak Cahyo
ingin menjadi penulis. Anak kelima, yang bernama Iqbal, dia ingin menjadi
perawat. Dua anak Pak Cahyo yang terakhir bernama Rai dan Putra, saat ini
mereka masih SMA dan hanya mereka berdua yang mungkin akan menjadi
penerus Pak Cahyo menjadi tentara.

Kehidupan keluarga Pak Cahyo selalu damai dan harmonis, serta dipenuhi
tingkah anak-anaknya yang aneh dan lucu. Tetapi, keharmonisan itu mulai terusik
dengan kedatangan musuh Pak Cahyo yang berniat jahat terhadap keluarga Pak
Cahyo. Setiap hari, masalah datang silih berganti dalam keluarga Pak Cahyo.
Masalah semakin rumit dengan kenyataan bahwa Lia, gadis pujaan Yoga, ada
hubungannya dengan musuh Pak Cahyo. Banyak pengorbanan yang dilakukan
keluarga Pak Cahyo untuk bertahan, bahkan nyawa menjadi taruhannya.
ANALISIS TEMA

1. Keluarga
Tema mayor novel ini adalah keluarga. Tema keluarga ini sudah terlihat dari
judul novelnya yaitu “7 Prajurit Bapak”, yang artinya mengisahkan seorang
Bapak dengan tujuh anaknya. Sampul novel ini juga memperlihatkan potret
seorang Bapak dengan tujuh anaknya, dua hal itu sudah menggambarkan
bahwa cerita ini bertema keluarga. Setelah membaca novel ini, akan semakin
yakin bahwa novel ini bertema keluarga, novel ini mengisahkan kehidupan
tokoh Bapak, seorang pensiunan tentara angkatan darat yang memiliki tujuh
orang anak. Tokoh Bapak selalu peduli dan sayang anak-anaknya. Selain itu,
saat terjadi masalah yang berkaitan dengan masa lalu Bapak, Bapak
bertanggung jawab dengan menyelesaikan masalah tersebut. Di bawah ini
kutipan mengenai Bapak yang peduli anak-anaknya.
“Mas, kok, pagi-pagi begini malah sibuk sama pekerjaannya? Ayo
makan dulu mumpung masih anget.” Ucap Bapak (Nuramalia, 2022:
8).

Berdasarkan kutipan di atas diceritakan bahwa tokoh Bapak membawakan


makanan untuk anaknya yang sudah sibuk bekerja walau hari masih pagi,
sikap tokoh Bapak menunjukkan bahwa tokoh Bapak peduli dan sayang pada
anak-anaknya, hal ini sesuai dengan tema mayor novel ini yaitu keluarga.
Selain itu, di bawah ini kutipan mengenai tokoh Bapak menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan masa lalu Bapak dan musuhnya, tetapi malah
anaknya yang ikut terseret.

Yoga benar-benar terkesan dengan aksi Bapak saat ini. Menurut Yoga,
masalahnya amat rumit karena bersangkutan dengan dendam masa lalu
dan menyeret anaknya sendiri. (Nuramalia, 2022: 104).

Kutipan di atas menceritakan terjadi masalah yang disebabkan oleh musuh


Bapak, masalah tersebut juga menyeret anak Bapak, yang bernama Raga.
Karena masalah tersebut, hubungan Bapak dan Raga merenggang. Tetapi,
karena kemampuan dan kecerdikan Bapak, masalah tersebut dapat selesai
dengan mudah. Hal itu menandakan bahwa tokoh Bapak adalah seorang yang
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Berdasarkan dua kutipan di atas,
menunjukkan bahwa tema mayor novel ini adalah keluarga.

2. Romance
Dalam novel ini selain ada tema mayor, ada juga tema minor. Tema minor
novel ini adalah romance. Dalam novel ini tidak hanya menceritakan
kehidupan tokoh Bapak dengan ketujuh anaknya, tetapi juga menceritakan
kisah cinta yang terjadi pada anak-anaknya, terutama pada tokoh Yoga. Yoga
yang selalu mengejar cinta Lia, walau tidak ditanggapi. Tetapi, setelah
berhasil mendapatkan Lia, masalah datang ketika Yoga dan keluarganya tahu,
bahwa Lia memiliki hubungan keluarga dengan musuh Pak Cahyo. Di bawah
ini kutipan mengenai kisah tokoh Yoga dan Lia.
“Ah, karena kamu gak bisa terima aku? Hei, gak apa-apa. Ini, kan,
bukan yang pertama kalinya kamu nolak aku.”(Nuramalia, 2022: 26).

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tokoh Yoga selalu mengejar Lia, tetapi
Lia selalu menolak dan tidak menanggapi Yoga. Lia akhirnya menjelaskan
bahwa Lia sudah punya pacar, sehingga Yoga tidak perlu mengejar Lia lagi.
Selanjutnya, di bawah ini kutipan mengenai Yoga yang merelakan
perasaannya.

Yoga benar-benar ingin berhenti untuk terlibat dengan Lia. Bukan


karena Yoga berhenti mencintainya. Hanya saja, semuanya harus
diakhiri. Jika dirinya yang disakiti, itu tidak masalah. Yoga hanya
takut, yang nantinya akan tersakiti adalah keluarga, atau bahkan Lia
sendiri. (Nuramalia, 2022: 219).

Kutipan di atas menceritakan terjadi masalah saat Yoga dan keluarganya


mengetahui, bahwa Lia memiliki hubungan keluarga dengan musuh Pak
Cahyo. Tokoh Yoga rela menjauhi Lia dan mengorbankan perasaannya,
karena Yoga tidak mau terjadi masalah yang lebih rumit lagi antara
keluarganya dan keluarga Lia. Yoga merasa lebih baik dirinya yang disakiti,
daripada keluarganya dan Lia yang disakiti. Hal itu menunjukkan, bahwa
Yoga sangat menyayangi keluarganya dan Lia. Dari dua kutipan di atas,
menunjukkan bahwa tema minor novel ini adalah romance.

Anda mungkin juga menyukai