Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN

PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS


DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
TAHUN 2021

A. LATAR BELAKANG

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Fasilitas Kesehatan


Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggungjawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas.
Kepala Puskesmas, penanggungjawab upaya kesehatan dan staf
Puskesmas harus melaksanakan manajemen Puskesmas agar pengelolaan
sumberdaya dan upaya Puskesmas dapat terlaksana secara maksimal. Oleh
sebab itu, Kepala, Penanggung-Jawab Upaya Kesehatan, dan staf Puskesmas
harus mempunyai kompetensi dalam melakukan manajemen Puskesmas,
terutama dalam menindaklanjuti hasil program Indonesia Sehat dengan
pendekatan keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga-keluarga di satu wilayah administrasi, akan menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami oleh Kepala Puskesmas
dan jajarannya tentang pentingnya upaya memberdayakan keluarga untuk hidup
sehat, melalui kunjungan keluarga baik di dalam dan diluar gedung.
Praktik lapangan merupakan bagian dari rangkaian proses pembelajaran,
karena pada tahap ini dianggap sebagai suatu bentuk pengkayaan dari materi
yang telah diajarkan. Kegiatan praktik lapangan pada pelatihan pelatih ini,
bertujuan agar peserta dapat menggali situasi dan kondisi di Puskesmas,
melaksanakan perencanaan berdasarkan hasil analisis situasi, melaksanakan
penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian, penilaian kinerja
Puskesmas. Melalui proses manajemen Puskesmas, diharapkan keluarga mampu
mengenali masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta memotivasi agar
keluarga di wilayah kerja Puskesmas tersebut mampu melakukan upaya
pencegahan serta peningkatan status kesehatan keluarganya dengan
mengoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.
Selain untuk pencapaian tujuan diatas, praktik lapangan juga mempunyai
dasar pertimbangan berdasarkan teori yang mengatakan bahwa proses belajar
dapat terjadi melalui 2 (dua) cara yang berbeda, yaitu:
1. Belajar melalui pemahaman, dimana seseorang mulai belajar ketika
munculnya pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya hubungan
antara suatu hal dengan hal lainnya. Dalam kegiatan ini peserta praktik
lapangan akan mendapat banyak pemahaman baru tentang bagaimana
penerapan manajemen Puskesmas di Puskesmas.
2. Belajar melalui contoh, seseorang mulai belajar melalui pengamatannya
terhadap tingkah laku orang lain dan secara tidak sadar orang tersebut
kemudian meniru tingkah laku yang baru itu. Dalam kegiatan ini peserta
praktik lapangan akan banyak melihat berbagai macam gambaran contoh
yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan pedoman tentang pelaksanaan
manajemen Puskesmas pada umumnya secara langsung dan hal ini tentunya
akan dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan menuju kondisi yang
lebih baik lagi dikemudian hari.

B. TUJUAN PRAKTIK LAPANGAN


1. Tujuan Umum
Setelah selesai melakukan praktik lapangan, peserta mendapatkan
pengalaman nyata tentang penerapan manajemen di Puskesmas yang
dikunjungi, sebagai satu pengalaman (lesson learnt) yang didapat dari
proses pelatihan manajemen Puskesmas dengan pendekatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai praktik lapangan, peserta dapat:

1
a. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan PIS-PK (analisis data,
perencanaan sumber daya, penganggaran, sarana dan pra sarana,
pelaksanaan, dan pengelolaan) Keluarga Sehat di Puskesmas.
b. Menjelaskan bagaimana hasil analisis data tersebut dimanfaatkan oleh
Puskesmas untuk menyusun rencana intervensi kegiatan, dengan
langkah-langkah perencanaan dalam manajemen Puskesmas sebagai
berikut:
1) Identifikasi masalah
2) Penentuan prioritas masalah
3) Mencari akar penyebab masalah
4) Menetapkan cara pemecahan masalah
5) Menyusun perencanaan Puskesmas
c. Menjelaskan bagaimana rencana intervensi tersebut dilaksanakan di
Puskesmas dengan prinsip Penggerakkan Pelaksanaan.
d. Menjelaskan bagaimana monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan
intervensi kegiatan di Puskesmas, dengan Prinsip Pengawasan dan
Pengendalian.
e. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas, kendala yang dihadapi,
dan tindak lanjut yang dilaksanakan.
f. Mendapatkan data Keluarga Sehat dan Profil Puskesmas, dan data lain
dari puskesmas
g. Membandingkan proses langah langkah perencanaan puskesmas yang
sesuai teori dengan kenyataan di lapangan
h. Melakukan rancangan analisis sederhana dari data yang telah diperoleh
sesuai dengan langkah perencanaan sebagaimana point b1 sampai b5
di atas.
i. Melakukan analisis lanjutan data PIS-PK sampai 12 indikator + 1
indikator tambahan dengan siklus Manajemen Puskesmas setelah
pelaksanaan seminar PKL, sebagai bahan penyusunan studi kasus
untuk Microteaching.

2
C. STRATEGI DAN METODE PRAKTIK LAPANGAN
1. Persiapan malam hari :
a) Mempelajari Permenkes dan peraturan perundangan terkait
puskesmas
b) Mempelajari raw data PIS-PK puskesmas lokus dari Pusdatin yang
didapat dari Panitia pada malam harinya
c) Catatan : Ouput PKL sebagai persiapan Seminar Hasil Orientasi
Lapangan dimana data Keluarga Sehat dan Profil Puskesmas,
sebagai bahan penyusunan studi kasus untuk Seminar Hasil Orientasi
Lapangan.

2. Penjelasan PKL
Setiap angkatan/kelas peserta dibagi menjadi dua kelompok besar atau
sesuai dengan lokus observasi lapangan, yang beranggotakan 8 dan 9
orang. Masing-masing anggota di kelompok tersebut membagi tugas
dengan rincian sebagai berikut:
a) 5 orang menggali tentang P1 di Puskesmas Lokus
b) 5 orang menggali tentang P2 di Puskesmas Lokus
c) 5 orang menggali tentang P3 di Puskesmas Lokus

3. Pelaksanaan PKL dengan Protokol Kesehatan


PKL dilakukan secara offline di Puskesmas Lokus dengan tetap
memperhatikan Protokol Kesehatan :
a. memakai masker selama kegiatan baik di tempat pelatihan, selama
perjalanan dan di puskesmas,
b. sering mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan
handsanitizer, puskesmas menyediakan fasilitas cuci tangan dan
sabun.
c. menghindari kerumunan, kegiatan PKL di puskesmas dilakukan dalam
kelompok-kelompok kecil masing-masing berisi 5 (lima) orang peserta
didampingi oleh 1(satu) orang pendamping PKL dari Puskesmas,

3
d. Menjaga jarak, sarana transportasi ke lokus PKL menggunakan
kendaraan yang diisi dengan maksimal 50% kapasitas penumpang.
Selama kegiatan PKL di puskesmas lokus peserta diberikan jarak
duduk minimal sesuai aturan yang berlaku. Peserta juga dihimbau
untuk tidak melakukan kontak fisik secara langsung.
e. Membatasi mobilitas, peserta dilarang melakukan kegiatan lainnya
selain kegiatan dalam PKL, selama kunjungan ke puskesmas lokus.

Kegiatan PKL di puskesmas lokus menggali hal hal berikut :


a) Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga di Puskesmas, mulai dari perencanaan, penggerakkan
pelaksanaan, dan pengawasan pengendaliannya, serta
pembiayaannya termasuk kendala yang dihadapi dan tindak lanjut
yang akan ataupun telah dilaksanakan serta
b) Mendapatkan data Keluarga Sehat, Profil Puskesmas, dan Data
Dasar Puskesmas
c) Melakukan analisis berdasarkan permasalahan berdasarkan analisa
data Suvey Keluarga Sehat terkait 13 indikator dan sumber data
lainnya (profil, SDM, dsbnya) mulai dari proses analisa data –
identifikasi masalah – penentuan prioritas masalah – mencari akar
penyebab masalah – menetapkan cara pemecahan masalah –
pelaksanaan intervensi nya – pengawasan dan pengendalian yang
dilaksanakan serta permasalahan lainnya diluar 13 indikator
tersebut bila memang menjadi permasalahan besar di Puskesmas
tersebut (trend analysis)

D. PEMBIMBING
Pembimbing dalam kegiatan praktik lapangan pelatihan manajemen
Puskesmas ini adalah:
1. Tim fasilitator
2. Kepala Puskesmas Lokus
3. Panitia

4
E. PESERTA
Peserta praktik lapangan manajemen Puskesmas ini adalah seluruh peserta
yang sudah terdaftar sesuai dengan daftar hadir peserta.

F. KRITERIA TEMPAT PRAKTIK LAPANGAN


Pemilihan tempat pelaksanaan ditentukan pada Puskesmas dengan
kriteria:
1. Puskesmas yang telah melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (telah melakukan pengumpulan data KS, entry data
KS, rekapitulasi IKS)
2. Telah disetujui oleh Dinkes Kab/Kota setempat.
3. Kepala Puskesmas dan penanggungjawab program berikut bersedia hadir
pada saat Praktik Lapangan:
a) Penanggungjawab program KIA-KB
b) Penanggungjawab program gizi
c) Penanggungjawab imunisasi
d) Penanggungjawab TB
e) Penanggungjawab PTM (Hipertensi dan Kesehatan jiwa).
f) Penanggungjawab Promkes
g) Penanggungjawab kesehatan lingkungan
h) Penanggungjawab JKN
i) Penanggungjawab pengelola keuangan

G. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Waktu pelaksanaan praktik lapangan pada pelatihan ini dilaksanakan setelah
penugasan komprehensif dilaksanakan, dan dilaksanakan melalui 5 tahap
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan, antara lain :
mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
praktik lapangan, penyampaian kepada Puskesmas lokus praktik lapangan
hal-hal apa yang akan diamati agar paparan singkat dan dokumen
dipersiapkan. Dokumen yang disiapkan oleh Puskesmas antara lain:

5
a. Hasil kunjungan keluarga untuk tahun 2020 dan 2021
b. Profil Puskesmas tahun 2020
c. RUK Puskesmas untuk tahun 2021 dan 2022
d. RPK tahunan Puskesmas untuk tahun 2021
e. RPK bulanan Puskesmas untuk tahun 2021
f. Penilaian Kinerja Puskesmas dan feedback untuk tahun 2020
g. Notulensi lokmin bulanan dan lokmin tribulanan tahun 2021 dan 2021
h. Dokumen usulan Musrenbang (bila ada)
i. Dokumen lainnya bila dianggap perlu
2. Tahap Pelaksanaan, antara lain :
a. Pemaparan singkat kepala Puskesmas terkait pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dan
b. Proses pelaksanaan manajemen di Puskesmas (perencanaan,
penggerakkan pelaksanaan, dan pengawasan, pengendalian dan
penilaian kinerja Puskesmas).
3. Tahap Penyusunan Hasil Praktik Lapangan (lampiran 2).
4. Tahap Presentasi Hasil Praktik Lapangan. Yang harus dipresentasikan
adalah rekapitulasi hasil praktik lapangan (lampiran 2).

H. PENUTUP
Kesuksesan kegiatan praktik lapangan ini sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya panitia penyelenggara, pengendali pelatihan, fasilitator,
pendamping, peserta, pihak tempat praktik lapangan dan sarana penunjang
lainnya. Hal hal lain yang belum tertera pada pedoman ini dapat dicantumkan
kemudian. Daftar nama kelompok dan nama Puskesmas lokasi praktik
lapangan dilampirkan pada lampiran tersendiri.

6
TENTATIF JADWAL PRAKTIK LAPANGAN
LAMPIRAN 1
PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS TAHUN 2021

Jam
Kegiatan Tempat Penanggung Jawab
pelaksanaan
06.45-07.00 Peserta berkumpul di Halaman Depan Hotel Tempat Kegiatan Panitia
07.00-08.30 Perjalanan menuju ke 2 lokus Puskesmas Puskesmas Panitia
08.30-09.00 Pembukaan : Melapor ke Kepala Puskesmas dan menyampaikan maksud dan tujuan Puskesmas Lokus Fasilitator PKL/MOT
dari PKL
09.00-11.30 Peserta mencari data dan informasi yang diperlukan melalui pengumpulan data Pusesmas Lokus Ketua Kelompok
sekunder (data yang ada di puskesmas), dan primer (wawancara dan diskusi) sekaligus
mengisi instrument PKL
11.30-12.00 Penutupan : berupa masukan/ Overview hasil pengamatan disandingkan dengan Pusesmas Lokus Ketua Kelompok
proses pembelajaran Manajemen Puskesmas dengan pendekatan keluarga
12.00-13.30 Kembali ke Hotel Panitia
13.30-14.00 Istirahat MOT
14.00 - 15.30 Penyusunan Laporan Tempat Kegiatan Ketua Kelompok
15.30- Seminar Hasil PKL Tempat Kegiatan
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN MANAJEMEN UMUM PUSKESMAS DAN
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI LAPANGAN

No Hal Hasil Observasi Usul/Saran


(1) Lapangan (3)
(2)
1. Puskesmas melakukan proses
analisa Situasi menggunakan
Rekapitulasi IKS dan Profil
Pusesmas
2 Kepemimpinan di Puskesmas
3. Penyusunan Rencana Tahunan:
a. Rencana Usulan Kegiatan
tahun 2021 dan tahun 2022
b. Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Tahun berjalan
c. Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Bulanan
4. Penggerakkan Pelaksanaan:
a. Lokakarya Mini Bulanan
Pertama dan lokmin bulanan
selanjutnya
b. Dokumentasi Hasil
Musren- bang Desa/Kelurahan
dari
c. Lokakarya Mini Bulanan
Midyear (tengah tahun) 2021
d. Dokumentasi Hasil
Musren- bang Kecamatan
e. Lokakarya Mini Triwulan I dan
Triwulan selanjutnya
5. Pengawasan & Pengendalian,
yang dibahas hasil dan tindak-
lanjutnya dalam:
a. Lokakarya Mini Bulanan, Tri-
wulanan Rutin dalam
evaluasi tengah tahun
(Midyear evaluation)
b. Rumusan tindak-lanjutnya,
hasil-hasil Wasdal sebagai
lang-kah koreksi &
pencegahan risiko (Corective
Preventive Action Request)
6. Penilaian Kinerja Puskesmas
7. Manajemen Pemberdayaan
Masyarakat. Kegiatan ini
mencakup :
a. Analisis Sumber Daya dan
Potensi Masyarakat yang
dilakukan puskesmas
sebelum menyusun RUK.
b. Siklus Pemecahan
Masalah yang dituangkan
dalam kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat.
c. Kegiatan Pemberdayaan
Individu, Kelompok dan
Masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan
UKM di Puskesmas
8. Manajemen Pengelolaan
Sumberdaya Manusia
9. Manajemen Data dan Informasi
10. Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
a. Kajian terhadap proses
indikator “Keluarga
Mengikuti Program KB”
b. Kajian terhadap proses
indikator “Ibu melakukan
persalinan di faskes”
c. Kajian terhadap proses
indikator “Bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap”
d. Kajian terhadap proses
indikator “Bayi mendapat
ASI eksklusif”
e. Kajian terhadap proses
indikator “Balita
mendapatkan
pemantauan
pertumbuhan”
f. Kajian terhadap proses
indikator “Penderita
hipertensi melakukan
pengobatan secara
teratur”
g. Kajian terhadap proses
indikator “Penderita
gangguan jiwa
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan”

1
h. Kajian terhadap proses
indikator “Anggota
keluarga tidak ada yang
merokok”
i. Kajian terhadap proses
indikator “Keluarga
Mengikuti Program KB”
j. Kajian terhadap proses
indikator “Ibu melakukan
persalinan di faskes”
k. Kajian terhadap proses
indikator “Bayi mendapat
imunisasi dasar lengkap”
l. Kajian terhadap proses
indikator “Bayi mendapat
ASI eksklusif”

` Keterangan:
1. Kolom (2). Hasil Observasi Lapangan diisi hasil yang didapatkan di
Puskesmas terkait proses manajemen Puskesmas yang dilaksanakan.
Perhatikan data yang digunakan dalam proses penyusunan RUK, RPK, waktu
penyusunannya, dan sebagainya. Proses manajemen yang dilaksanakan di
Puskesmas tempat observasi lapangan dibandingkan dengan proses
manajemen Puskesmas dengan pendekatan keluarga yang telah diajarkan
dalam pelatihan. Selain itu, perlu dilihat kesinambungan dari proses
manajemen yang dilaksanakan di Puskesmas, apakah proses tersebut saling
berkaitan, dimulai dari analisa situasi sampai dengan penilaian kinerja
Puskesmas.
2. Kolom (3). Usul/saran diisi usul dari kelompok untuk perbaikan proses
manajemen yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

Waktu hanya 3 Jam, diharapkan dapat dihasilkan tanggapan yang realistik


dan benar.

1
LAMPIRAN 3

SISTEMATIKA PENULISAN
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Waktu dan Tempat
BAB II : PROSES KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN
BAB III: HASIL KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN
BAB IV : PEMBAHASAN (BANDINGKAN TEORI DENGAN KONDISI YANG
ADA)
BAB IV: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2
INSTRUMEN ASESMEN PRAKTEK KEPEMIMPINAN KELUARGA SEHAT
DI PUSKESMAS

Pendahuluan

Kepemimpinan puskesmas di masa yang akan datang membutuhkan


perubahan cara pandang dalam memandang lingkungan eksternal organisasi.
Kepemimpinan holistik akan menerapkan perspektif yang lebih sistematis dan
memberikan perhatian tentang cara kerja yang memberikan manfaat pada
lingkungan organisasi. Kepemimpinan holistik juga mampu memperbaiki cara
bekerja sama, mengintegrasikan program/kegiatan dan menciptakan tempat yang
kondusif untuk bekerja. Untuk memperkuat manajemen puskesmas dalam
melakukan PIS-PK perhatian perlu difokuskan untuk membangun kapasitas
kepemimpinan.

Pada saat yang bersamaan Kepemimpinan holistik berupaya agar organisasi


mampu menarik bakat terbaik yang dan akan memastikan keterlibatan setiap
anggota organisasi dalam kerja secara bermakna untuk membuat kesuksesan bagi
organisasi dan masyarakat yang lebih luas. Untuk mengantisipasi dan
mempersiapkan Kapasitas Kepemimpinan, maka seorang pemimpin perlu mengukur
kapasitas dirinya.

Untuk itu, analisis Kepemimpinan perlu dilakukan dengan menggunakan


instrument Kapasitas Kepemimpinan Holistik yang meliputi enam (6) elemen
Kepemimpinan yaitu Kepemimpinan Pelanggan, Kepemimpinan Strategi Bisnis,
Kepemimpinan Budaya, Kepemimpinan Tim, Kepemimpinan Organisasi dan
Kepemimpinan Personal.

Penjelasan skala nilai:

1. Tidak pernah dilakukan (Tidak dilaksanakan dan tidak direncanakan/tidak


ada kesepakatan)
2. Jarang dilakukan ( Dilaksanakan dan tidak direncanakan/tidak ada kesepakatan)
3. Sesekali dilakukan (Direncanakan dan dilaksanakan hanya sekali / tidak
sesuai kesepakatan)
4. Sering dilakukan (Direncanakan dan dilaksanakan lebih dari satu kali atau
sesuai kesepakatan)
5. Sangat sering dilakukan (Direncanakan dan dilaksanakan lebih
sering/setiap waktu)

Kepemimpinan Pelanggan 1 2 3 4 5
Sensing 1. Mengumpulkan informasi dari stakeholder (
keluarga dan masyarakat )
Creating 2. Memberikan solusi atas permasalahan
stakeholder dan menyepakati solusi atas
permasalahan yang ada (Naskah kesepakatan)
Implementi 3. Melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana
ng (Naskah kesepakatan)
Connecting 4. Organisasi mendorong hubungan yang kuat
antar stakeholder dalam menjalankan
kesepakatan/rencana kerja (Forum komunikasi
antar stakeholder).
Advocating 5. Organisasi mengadvokasi stakeholder (Pemimpin
melobi dan mempromosikan rencana kerja pada
pihak yang berkepentingan)
Kepemimpinan Strategi Bisnis
Sensing 1. Mengidentifikasi permasalahan KS untuk
mengetahui besarnya tantangan menghadapi
kompetisi meraih Kota /Kabupaten Sehat
Creating 2. Menciptakan strategi KS terintegrasi dalam
rangka berkompetisi
Implementi 3. Melaksanakan strategi KS terintegrasi (intas
ng progran dan lintas sectoral)
Connecting 4. Menggerakkan Lintas program,Lintas sektoral
dan masyarakat dalam mengintervensi masalah
KS melalui forum Lokmin tribulanan
Advocating 5. Melakukan advokasi untuk berkompetisi dalam
rangka mencapai RW Sehat , Desa/Kelurahan
Sehat menuju Kabupaten/Kota Sehat
Kepemimpinan Budaya
Sensing 1. Mengenali budaya di organisasi (Melakukan
identifikasi budaya organisasi yang sesuai untuk
diterapkan di organisasi)
Creating 2. Cara mengelola budaya (Membangun
kesepakatan tentang budaya organisasi)
Implementi 3. Nilai dan budaya terintegrasi dalam praktek
ng organisasi dan menjalankan budaya organisasi
secara konsisten sesuai kesepakatan.
Connecting 4. Mensosialisasikan budaya yang disepakati
bersama-sama
Advocating 5. Peran budaya dalam pembuatan keputusan
(Pembuatan keputusan dengan
memperhitungkan (tidak bertentangan dengan
budaya yang ada) budaya organisasi secara
konsisten )
Kepemimpinan Organisasi
Sensing 1. Organisasi mendukung pemahaman antar batas
batas organisasi
Creating 2. Mengoptimalkan peran Struktur organisasi
dalam mengimplementasi strategi (Menjalankan
tugas dengan menggunakan kewenangan
pemimpin melalui hirarkhi organisasi)
Implementi 3. Memberdayakan anggota bekerja sama
ng diorganisasi (Membangun koordinasi dan
kolaborasi lintas program)
Connecting 4. Membangun hubungan antar pegawai (Membuat
komunikasi lintas program)
Advocating 5. Membuat keputusan terbaik untuk kepentingan
anggota (Pembuatan keputusan berorientasi
pada kepentingan anggota organisasi, bukan
kepentingan pribadi pemimpin)
Kepemimpinan Tim
Sensing 1. Menetapkan kebutuhan tim kerja dalam rangka
pelaksanaan KS
Creating 2. Membentuk tim di organisasi dan memahami
peran dan tanggung jawab anggota tim
Implementi 3. Organisasi mendorong kinerja tim secara optimal
ng dalam rangka pelaksanaan KS
Connecting 4. Cara organisasi mendorong hubungan antar tim
dalam bekerja (Tim melakukan pertemuan untuk
membangun komunikasi secara kontiniu)
Advocating 5. Mekanisme di organisasi agar tim mengadvokasi
kerja tim dalam rangka mencapai kinerja tim
secara optimal.
Kepemimpinan Personal
Sensing 1. Organisasi menciptakan tools agar setiap
individu memahami tentang kemampuan
dirinya.
Creating 2. Organisasi mendukung pemimpin untuk
membangun karier mereka (Program
peningkatan kompetensi teknis bagi
pengembangan karier pemimpin secara
terencana)
Implementi 3. Organisasi mendorong tercapainya
ng kompetensi pemimpin (Melaksanakan
peningkatan kompetensi teknis dan
pembinaan kinerja pemimpin sesuai rencana)
Connecting 4. Cara organisasi mendorong hubungan antar
pemimpin dalam bekerja. (Saling berbagi ilmu
pengetahuan dan pengalaman dalam momen
momen tertentu)
Advocating 5. Mekanisme di organisasi agar supaya .
organisasi meningkatkan kemampuan
pemimpin untuk mempromosikan kesuksesan
pemimpin. (Mempromosikan dan
mengadvokasi program peningkatan
kompetensi pemimpin secara
berkesinambungan)

Anda mungkin juga menyukai