SK 242ep 1 Peraturan Internal Puskesmas
SK 242ep 1 Peraturan Internal Puskesmas
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEMANTAN
Jalan Raya Kemantan Telp (0748) 353288
KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR
Kode Pos 37161
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KEMANTAN
Nomor : 441/ 016 / PKM-KMT/2016
TENTANG
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS DI PUSKESMAS KEMANTAN
Menimbang : a. bahwa agar penyelengaraan di Puskesmas dapat efektif, efisien, dan berkualitas serta
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum, perlu diatur adanya peraturan internal di
Puskesmas Kemantan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu
menetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas tentang peraturan internal di
Puskesmas Kemantan;
c. bahwa seluruh pejabat struktural, fungsional dan seluruh karyawan harus melaksanakan
serta menaati peraturan internal di Puskesmas Kemantan;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 631 / MENKES /SK /IV /2005 tanggal 25
april 2005 tentang pedoman peraturan internal staf medis (Medical staff by laws) di
Puskesmas;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi, Puskesmas,
Klinik Pratama, tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 631 / MENKES /SK /IV /2005 tanggal 25
april 2005 tentang pedoman peraturan internal staf medis (Medical staff by laws) di
Puskesmas.
MEMUTUSKAN
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Yang dimaksud dalam peraturan ini adalah :
1. Daerah adalah Kabupaten Kerinci, Pemerintah daerah adalah penyelengara urusan pemerintah oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara
kesatuan republik indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang –undang dasar 1945.
2. Dinas adalah Kepala dinas kesehatan Kabupaten Kerinci
3. Kepala dinas adalah Kepala dinas kesehatan Kabupaten Kerinci
4. Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat Puskesmas adalah unit pelaksa teknis daerah dinas
kesehatan Kabupaten beserta jejaringnya (puskesmas pembantu , puskesmas keliling, dan poliklinik
kesehatan desa.
5. Izin operasional Puskesmas adalah izin yang diberikan kepada puskesmas termasuk jejaringnya untuk
menyelengarakan pelayanan kesehatan.
6. Izin operasional Puskesmas diberikan apabila puskesmas telah memenuhi persyratan meliputi : administrasi
dan manajemen Puskesmas ,standar pelayanan Puskesmas ,sarana dan prasarana Puskesmas serta sumber
daya manusia.
7. Komite medik Puskesmas adalah perangkat Puskesmas yang menjamin tata kelola klinis ( clinical
governance) yang baik di Puskesmas ,dengan menjaga kualitas dan profesionalitas staf medis,melalui
mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
8. Peraturan internal Puskesmas Kemantan adalah produk hukum yang merupakan anggaran rumah tangga
puskesmas yang ditetapkan oleh puskesmas atau yang mewakili, yang mengatur tentang hubungan antara
pemilik, kepala puskesmas, staf medis, staf keperawatan, dan non medis.
9. Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok
pelayanan medis tertentu didalam lingkungan puskesmas untuk suatu priode tertentu yang dilaksanakan
berdasarkan penugasan klinis ( clinical appointment).
10. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini organisasi.
11. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab dan wewenang dari seorang
pegawai dalam kesatuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya di dasarkan pada keahlian dan atau
ketrampilan tertentu serta memiliki ijin praktek di puskesmas.
12. Profesi kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapatkan pendidikan kesehatan dan
melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan terhadap masyrakat.
BAB II
PERATURAN INTERNAL PUSKESMAS KEMANTAN
Pasal 2
BAB II
PEMILIK
Pasal 3
Pasal 4
Pemerintah Kabupaten Kerinci, berdasarkan kewenangan yang di milikinya, Bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup serta kemajuan dan perkembangan Puskesmas sesuai yang di harapkan dan diinginkan
masyarakat.
Pasal 5
Berwenang :
Pasal 6
1. pemerintah Kabupaten Kerinci bertanggung jawab kepada rakyat melalui dewan Perwakilan rakyat daerah
Kabupaten Kerinci atas kelansungan hidup,kelancaran dan perkembangan puskesmas.
2. pemerintah Kabupaten Kerinci ikut bertanggung gugat atas terjadinya kerugian akibat kelalaian atas
kesalahan dalam pengelolaan puskesmas.
3. dinas kesehatan Kabupaten Kerinci berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam peningkatan mutu
pelayanan puskesmas.
4. puskesmas dalam melaksanakan tugas di wilayah kerja nya berhak mendapatkan dukungan dana,sarana,dan
prasarana untuk memperkuat pelayanan seperti pengadaan puskesmas pembantu,puskesmas
keliling,posyandu,dan poskesdes.
BAB III
Penyelenggaraan Puskesmas
Pasal 7
1. Persyaratan administrasi dan manajemen puskesmas terdiri dari struktur organisasi dan tata kelola.
2. Struktur organisasi puskesmas minimal terdiri dari
a. Kepala puskesmas
b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas
d. Jaringan pelayanan puskesmas
3. Tata kelola sebagaimana di maksud ayat satu meliputi tata laksana organisasi,standar pelayanan,standar
prosedur operasional,dan informasi manajemen puskesmas
4. Puskesmas membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga
kesehatan lainnya.
5. Puskesmas memiliki standar prosedur operasional pelayanan puskesmas.
Pasal 8
1. Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan puskesmas, puskesmas menyelengarakan pelayanan kesehatan
primer yang memenuhi standar pelayanan puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan primer sebagaimana dimaksud ayat 1 merupakan pelayanan kesehatan perorangandan
pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
3. Upaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi :
a. Upaya kesehatan wajib
b. Upaya kesehatan pengembangan
c. Upaya kesehatan perorangan primer
4. Upaya pelayanan kesehatan wajib sebagaimana dimaksud ayat ( 3 ) huruf a meliputi:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
d. Upaya kesehatan sekolah
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
5. Upaya kesehatan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3 ) huruf b terdiri dari
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olah raga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobat tradisional
6. Upaya kesehatan perseorangan primer sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3) huruf c, berupa:
a. Rawat jalan
b. Rawat inap
c. Rawat inap dengan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED)
Pasal 9
1. Puskesmas Kemantan dipimpin oleh seorang kepala puskesmas,yang secara teknis fungsional dan teknis
operasional bertanggungjawab kepada kepala dinas kesehatan kota sungai penuh
2. Persyaratan untuk kepala puskesmas harus seorang serjana dibidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat
3. Jabatan kepala puskesmas setingkat dengan eselon III B
4. Dalam hal tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat eselon III B , ditunjuk pejabat
sementara yang memiliki persyaratan kepala puskesmas sbagaimana dimaksud ayat ( 2)
5. Pejabat sementara sebagaimana dimaksud ayat ( 4) memiliki kewenangan yang setara dengan pejabat tetap
6. Tersedianya tenaga medis, keperawatan yang purna waktu, tenaga kesehtan lain dan tenaga non kesehatan di
penuhi sesuai dengan jumlah, jenis dan kualifikasinya.
7. Sub bagian tata usaha dipimpin oleh seseorang kepala tata usaha yang merupakan pejabat struktural , dalam
melaksanakan tugas dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas
8. Upaya pelayanan teknis pengobatan dipimpin oleh seorang dokter yang merupakan pejabat fungsional,dalam
melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala puskesmas.
9. Upaya pelayanan teknis kesehatan lain dipimpin oleh seorang perawat / bidan atau petugas kesehatan lain yang
merupakan pejabat fungsional,dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
kepala puskesmas.
Pasal 10
PROSEDUR KERJA
1. Dalam melaksanakan tugasnya kepala puskesmas wajib menerapkan prinsip koordinasi,integrasi dan
sinkronisasi baik dalam puskesmas maupun dengan organisasi dalam lingkungan pemerintah Kabupaten
Kerinci sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Kepala sub bagian tata usaha dan koordinator upaya kesehatan dalam lingkungan puskesmas bertanggumg
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
3. Setiap laporan yang diterima oleh kepala sub bagian tata usaha dan koordinator upaya kesehatan dari
bawahan,wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan
petunjuk-petunjuk kepada bawahan.
4. Kepala sub bagian tata usaha ,dan koordinator upaya kesehatan ,menyampaikan laporan kepada Kepala
Puskesmas.
5. Kepala sub bagian tata usaha dan koordinator upaya kesehatan dalam melaksanakan tugasnya saling
berkoordinasi dengan pejabat non struktural terkait ,dan satuan kerja terkait dengan lingkungan pemerintah
Kabupaten Kerinci
6. Kepala sub bagian tata usaha dan kepala seksi upaya pelayanan / koordinator pelayanan wajib mengadakan
evaluasi kinerja dan melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi.
Pasal 12
MINILOKAKARYA PUSKESMAS
1. Minilokakarya puskesmas merupakan pertemuan yang diselenggarakan secara rutin dipuskesmas yang dihadiri
oleh seluruh staff di puskesmas, puskesmas pembantu dan bidan di desa serta dipimpin oleh kepala
puskesmas , merupakan proses penggalangan kerjasama tim puskesmas dengan pendekatan sistem.
2. Minilokakarya puskesmas diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali,
3. Dalam rapat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan puskesmas
sesuai dengan tugas , kewenangan dan kewajiban.
4. Keputusan minilokakarya puskesmas diambil berdasarkan musyawarah mufakat ,bila tidak tercapai kata
mufakat maka diambil berdasarkan suara terbanyak.
5. Hasil minilokakarya puskesmas dituangkan dalam plane of actian ( POA ) puskesmas.
6. Untuk setiap rapat harus dibuat notulen dan daftar hadir.
BAB IV
PENGAWASAN INTERNAL
Pasal 13
1. Satuan pengawas internal adalah kelompok jabatan fungsional yang bertanggung jawab melaksanakan
pengawasab terhadap pengelolaan sumber daya puskesmas.
2. Satuan pengawas internal dipimpin oleh katua, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala
puskesmas.
3. Pembentukan satuan pengawas internal ditetapkan oleh kepala puskesmas
4. Pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya puskesmas sebagaimana dimaksud ayat ( 1) ,meliputi:
pengawasan terhadap sumber daya manusia,sarana prasarana ,kegiatan pelayanan serta administrasi keuangan
puskesmas.
BAB V
Kewenangan Klinis ( CLINICAL PRIVILEGE )
Pasal 14
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance ) yang baik,semua pelayanan medis yang dilakukan
oleh setiap staf medis dipuskesmas dilakukan atas penugasan klinis ( clinical appointment) dari kepala
puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa pemberian kewenangan , klinis ( clinical privilage
) oleh kepala puskesmas melalui penerbitan surat penugasan klinis kepada staf medis yang bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diterbitkan oleh kepala puskesmas setelah
mendapat rekomendasi dari komite medik.
4. Dalam keadaan darurat kepala puskesmas dapat memberikan surat penugasan klinis ( clinical appointment)
tanpa rekomendasi komite medis
BAB V
Penugasan klinik ( CLINICAL APPOINTMENT )
Pasal 15
Setiap staf medis , perawat dan bidan yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat penugasan klinis dari
kepala puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian kewenangan klinis ( delineation of clinical privilege )
setiap staf medis yang direkomendasikan oleh komite medik.
Pasal 16
KOMITE MEDIS
1. Komite medik adalah perangkat puskesmas yang menjamin tata kelola klinis ( clinical governance ) yang
baik di puskesmas ,dengan menjaga kualitas dan profesionalitas staf medis, melalui mekanisme kredensial
,peningkatan mutu profesi medis, dan penegakan etika dan disiplin profesi medis.
2. Komite medis dipimpin oleh seorang dokter, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala
puskesmas
3. Pembentukan komite medis ditetapkan oleh kepala puskesmas
4. Fungsi komite medis :
- Memberikan saran kepada kepala puskesmas
- Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis
- Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran
- Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan .
5. Tugas komite medis :Membantu kepala puskesmas menyusun :
a. Daftar pelayanan medis
b. Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan medico-legal
c. Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko-legal
- Melaksanakan pembinaan etika profesi ,disiplin profesi dan mutu profesi
- Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis dan staf non medis
- Melaksanakan koordinasi dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas
kelompok staff medis
- Meningkatkan program pelayanan , pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam
pelayanan kesehatan dipuskesmas
- Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan
- Membuat laporan kegiatan
Pasal 17
MEKANISME PENGAWASAN
1. Satuan pengawasan internal (SPI ) melakukan pengawasan internal keuangan dan operasional ,menilai
pengendalian ,pengelolaan dan pelaksanaannya pada puskesmas serta memberikan saran-saran
perbaikannya.
2. Komite medik melakukan pengawasan internal dibidang praktik kedokteran dalam rangka penyelengaraan
pelayanan profesi agar sesuai dengan standar dan etika profesi.
Pasal 18
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
1. Peraturan-peraturan puskesmas yang telah ada pada saat peraturan ini disah kan, masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan –ketentuan yang tercantum di dalam peraturan ini
2. Peraturan ini secara berkala akan dievaluasi oleh tim yang akan dibentuk oleh kepala puskesmas.
3. Jika didalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,ditemukan hal-hal yang sudah tidak sesuai
lagi, maka akan dilakukan perbaikan penyempurnaan,yang selanjutnya ditetapkan dengan keputusan
kepala puskesmas.
Pasal 20
BAB 1
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
( MEDICAL STAFF BY LAWS )
Pasal 1
BAB II
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE )
Pasal 2
1. Untuk mewujudkan tata kelola klinis ( clinical governance) yang baik,semua pelayanan medis yang
dilakukan oleh setiap staf medis di puskesmas dilakukan atas penugasan klinis (clinical appointment) dari
kepala puskesmas.
2. Penugasan klinis sebagaimana di maksud pada ayat 1 berupa pemberian kewenangan,klinis ( clinical
privilege ) oleh kepala puskesmas melalui penerbitan surat penugasan klinis kepada staf medis yang
bersangkutan.
3. Surat penugasan klinis sebagaimana di maksud pada ayat 2 diterbitkan oleh kepala puskesmas setelah
mendapat rekomendasi dari komite medik.
4. Dalam keadaan darurat kepala puskesmas dapat memberikan surat penugasan klinis ( clinical
appointment ) tanpa rekomendasi komite medic.
5. Rekomendasi komite medic sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diberikan setelah dilakukan kredensial.
BAB III
PENUGASAN KLINIK (CLINICAL APPOINTMENT )
Pasal 10
Setiap staf medis dan keperawatan yang melakukan asuhan medis harus memiliki surat penugasan klinis dari
kepala puskesmas atau tenaga medis berdasarkan rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege )
setiap staf medis yang direkomendasikan oleh komite medik.
Pasal 11
BAB IV
PERATURAN PELAKSANA TATA KELOLA KLINIS
Pasal 13
Aturan profesi
1. Pemberian pelayanan medis dengan mengacu standar pelayanan dan standar prosedur operasional yang
berlaku di puskesmas Kemantan serta kebutuhan medis pasien.
2. Setiap staf medis yang melakukan ashuan medis atau tindakan medis kepada seorang pasien di sebut dokter
penanggung jawab pelayanan medis.
3. Kewajiban melakukan konsultasi dan atau merujuk pasien kepada dokter, dokter spesialis lain dengan disiplin
sesuai peraturan tetap,sesuai sistem rujukan dan system konsultasi di puskesmas Kemantan
4. Kewajiban melakukan inform concent setiap akan melakukan tindakan medis atau asuhan medis.
BAB V
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
Pasal 14
Komite medic berkewajiban mereview peraturan internal ini dan jika perlu mengusulkan perubahan melalui
rapat khusus.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
1. Peraturan internal puskesmas ini berlaku sejak tanggal di tetap kan.
2. Apabila di kemudian hari ada kekeliruan dapat diubah kembali sesuai dengan mekanisme yang berlaku
3. agar setiap karyawan puskesmas mengetahui, memahami dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Ditetapkan di : Kemantan
Pada tanggal : Januari 2016
HERMANTO
TEMBUSAN :
Keputusan ini disampaikan kepada Yth :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci di Sungai Penuh
2. A r s i p.