Anda di halaman 1dari 27

 Pondasi 

Merupakan bagian pada jembatan yang berfungsi menerima


beban-beban dari bangunan bawah dan menyalurkan ke tanah.

 Kepala jembatan adalah struktur penghubung antara jalan dengan jembatan


dan sekaligus sebagai penopang struktur atas jembatan. Penentuan Letak
Kepala Jembatan Kepala jembatan sedapat mungkin diletakkan pada :
a. Pada lereng/dinding sungai yang stabil

b. Pada alur sungai yang lurus

c. Mengikuti geometrik jalan dan dicari untuk bentang yang pendek


 Pilar atau pier merupakan struktur pendukung bangunan atas.pilar biasa
digunakan pada jembatan bentang panjang, posisi pilar berada diantara
kedua abutment.
 Abutment atau kepala jembatan adalah bagian konstruksi bawah jembatan
yang terdapat pada kedua ujung pilar-pilar jembatan yang berfungsi untuk
mendukung atau memikul seluruh beban bangunan di atasnya. 
 Jembatan kelas A, lebar lantai jembatan 7,00 meter dan 2 × 1,00 meter
sebagai trotoar dengan beban 100%      dari loading Sistem Bina Marga.
 Jembatan kelas B, lebar lantai jembatan 6,00 meter dan 2 × 0,50 meter
sebagai trotoar dengan beban 70% dari loading Sistem Bina Marga
 Jembatan kelas C, lebar lantai jembatan 4,50 meter dan 2 × 0,5 meter
sebagai trotoar dengan beban 50% dari loading Sistem Bina Marga.

 Panjang total jembatan adalah panjang ujung jembatan ke ujung lainnya.


 Bentang adalah jarak di antara dua penyangga intermediat untuk sebuah
struktur, misalnya pada balok atau jembatan. Bentang dapat ditutup
dengan balok padat atau dengan tali.
Jembatan skew adalah jembatan yang abutemennya tidak dapat dibuat tegak lurus
terhadap arah lalu lintas, maka gelagar tersusun menyerong juga. Hal ini
dikarenakan kondisi topografi daerah tersebut mengakibatkan struktur primer
jembatan tidak dapat di desain secara tepat tegak lurus terhadap arah laju
kendaraan.

Jembatan dengan sudut kemiringan skew dibawah 20° dapat di anggap jembatan
lurus dan umumnya di desain sedemikian rupa tanpa ada modifikasi. Kemiringan
sudut hingga 20° tidak menghasilkan perubahan signifikan terhadap gaya lintang,
momen dan momen torsi. Akan tetapi, bila sudut kemiringan skew ditingkatkan
menjadi lebih dari 20° maka akan terjadi perubahan signifikan terhadap gaya
lintang, momen, dan momen torsi (Ajay, et al, 2016).
 Lantai Kendaraan adalah bagian tengah dari plat jembatan yang berfungsi
sebagai perlintasan kendaraan. Lebar jalur untuk kendaraan dibuat cukup
untuk perlintasan dua buah kendaraan yang besar sehingga kendaraan
dapat melaluinya dengan leluasa.
 Trotoar adalah bagian yang digunakan sebagai perlintasan bagi pejalan
kaki. Biasanya memiliki lebar 0,5-2,0 m.
 Ruang bebas adalah ruang di atas badan jalan yang senantiasa harus bebas
dari segala rintangan dan benda pengahalang ruang ini disediakan untuk
lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. Ruang bebas terdiri dari ruang
bebas horizontal dan ruang bebas vertikal, yang termasuk ruang bebas
adalah sebagai berikut. a. Bagian–bagian dari bangunan atas yang berada
di atas level jalan, atau; Astuti Familia, Perancangan Ulang Struktur Atas
Jembatan Cibuni… II-2 b. Bangunan bawah jembatan yang melintas di
atas jalan atau lintasan kereta api.

 Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu


hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi
(punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan
unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar
pada sungai utama ke laut atau danau.
 Tebing Sungai merupakan bagian terluar dari tepi sungai yang
secara terus menerus terkena erosi.[1] Tebing sungai dapat
ditemukan pada sungai tua atau sungai yang telah mengalami
proses meandering, tebing sungai terletak di sebelah luar dari
lengkungan sungai (meander), terletak bersebarangan dengan slip-
off slope yang terletak pada bagian dalam sungai.
 Aliran air utama merupakan tempat mengalirnya air
secara grafitasi menuju ke tempat yang lebih rendah, Sungai juga
merupakan salah satu wadah tempat berkumpulnya air dari suatu
kawasan. 
 Daerah Genangan banjir sering diartikan sebagai kawasan dimana
sistem drainasenya tidak ada dan atau tidak cukup untuk
menampung air tersebut untuk keluar kawasan.

 Bangunan Pengaman Jembatan Merupakan bangunan yang


berfungsi sebagai pengaman terhadap pengaruh sungai yang
bersangkutan baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Krib adalah bangunan yang di mulai dari tebing sungai kearah
tengah guna mengatur arah aliran sungai, dan dapat berfungsi
mengurangi kecepatan aliran sungai, mengendalikan arah
sedimentasi dan dapat mengurangi dampak kerusakan tebing
sungai terhadap gerusan.
 Bottom Contoller adalah pengaman dasar sungai atau pengendali
dasar sungai.

 Dinding penahan tanah (talud) adalah bangunan yang berguna untuk


memperbesar tingkat kestabilan tanah. Pada umumnya, dinding ini
dibangun di daerah-daerah yang kondisi tanahnya masih labil.
Kebanyakan dinding penahan tanah terbuat dari pasangan batu kali yang
diperkuat campuran semen, pasir, dan air. Selain itu, bahan baku untuk
membuat konstruksi ini juga bisa berasal dari mortar, beton, kayu, dan
sebagainya.
 Fungsi talud yang utama ialah untuk menahan tanah yang terletak di
belakangnya, melindungi kondisi tanah di depannya, dan mencegah
timbulnya bahaya longsor. Penyebabnya bisa bermacam-macam seperti
berat tanah, berat benda, dan berat air yang terlampau berlebih. Sedangkan
kegunaan talud secara khusus antara lain sebagai pelindung area tebing,
pemelihara sarana dan prasarana, serta pemanfaatan ruang dari suatu
pembangunan.

 Turap adalah konstruksi yang dapat


menahan tekanan tanah di sekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran
dan biasanya terdiri dari dinding turap dan penyangganya.
 Fungsi turap adalah :
a. Struktur penahan tanah, misalnya pada tebing jalan raya atau tebing
sungai
b. Struktur penahan tanah pada galian
c. Struktur penahan tanah yang berlereng atau curam agar tanah tersebut
tidak longsor
d. Konstruksi bangunan yang ringan, saat kondisi tanah kurang mampu
untuk mendukung dinding penahan tanah

 Jenis – jenis Turap


a. Turap Kayu Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang
tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral
yang besar.
b. Turap Beton Turap beton merupakan balok-balok yang telah di cetak
sebelum dipasang dengan bentuk tertentu.
c. Turap Baja Turap baja adalah jenis paling umum yang digunakan,
baik digunakan untuk bangunan permanen atau ssementara
 Fender  berfungsi sebagai pengaman bagi jembatan dari berbagai insiden
kapal yang menabrak

 Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk


menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang
miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng
tanah itu sendiri.

 Jenis Dinding Penahan Tanah


a. Dinding Penahan Tanah Tipe Gravitasi (gravity wall) Dinding ini
dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, terkadang pada
dinding jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk
mencegah retakan permukaan akibat perubahan temperature (Tanjung,
2016).
b. Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever (cantilever retaining wall)
Dinding ini terdiri dari kombinasi dinding dengan beton bertulang
yang berbentuk huruf T. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat
sendiri dinding penahan dan berat tanah di atas tumit tapak (hell).
c. Dinding Penahan Tanah Tipe Counterfort Dinding ini terdiri dari
dinding beton bertulang tipis yang di bagian dalam dinding pada jarak
tertentu didukung oleh pelat/dinding vertikal yang disebut counterfort
(dinding penguat). Ruang di atas pelat pondasi diisi dengan tanah
urug.
d. Dinding buttress hampir sama dengan dinding counterfort, hanya
bedanya bagian counterfort diletakkan di depan dinding. Dalam hal
ini, struktur counterfort berfungsi memikul tegangan tekan.
 groundsill adalah bangunan melintang sungai untuk keperluan
stabilisasi dasar sungai dari ancaman erosi atau degradasi

Tanpa groundsill, dasar sungai akan rentan terhadap


degradasi yang akan menyebabkan semakin tersingkapnya
fondasi sehingga bagian yang tertanam berkurang dan daya
topang pilar jembatan mengecil. Apabila degradasi dasar
sungai tidak dicegah, pilar jembatan akan semakin
tersingkap. Ditambah dengan ancaman erosi lokal di sekitar
pilar, daya dukung fondasi dan pilar
dalam menopang jembatan akan melemah dan membahayakan
keamanan struktur jembatan

 Oprit jembatan adalah


timbunan tanah atau
urugan di belakang
abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.
oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk
membuat oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang
berfungsi menjaga kestabiltas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit
jembatan berada pada lokasi berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini
sangat perlu diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan nantinya dapat
aman dan kuat sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan.
 Pelat injak adalah pelat di belakang abutment, di atas timbunan oprit
pelat injak berfungsi menjaga kontinuitas permukaan jalan jika terjadi
penurunan pada timbunan tanah oprit Sangat sering dijumpai jembatan
tanpa pelat injak di Indonesia, terutama di jembatan kecil di kabupaten
atau jalan antar kota.

 Definsi Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan
dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya
tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk
memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi
itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu
memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal
kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi 8
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat Umumnya kondisi tanah dasar pondasi
mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang
mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah
mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah
tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing
memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan
demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan
dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya
bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena
jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang
mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi,
yakni :

1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat


pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.

3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.


Jenis-Jenis Pondasi Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan
keadaan tanah disekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi
ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi. Jika terletak
pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi bangunan tersebut harus
dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan atas rata. Jenis
pondasi dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

 Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung.
Pondasi dangkal disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila
lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang
dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relative dekat dengan permukaan
tanah). Tegangan tanah yang diijinkan jika diperhitungkan terhadap
keseimbangan harus dengan faktor keamanan minimal 3 (SF ≥ 3). Apabila
kedalaman alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang
dari 4, (Df/B < 4) dan apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah
> 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-2,0 m) maka digunakan pondasi ini.
Pondasi dangkal juga digunakan bila bangunan yang berada di atasnya
tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini juga bisa
dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang
keras.
Macam-macam pondasi dangkal:

a. Pondasi Lajur Batu Kali Pondasi ini dibuat dari pondasi batu dengan
kualitas baik, tidak mudah retak atau hancur, dimana adukan yang dipakai
minimal 1:6 (1 semen dan 6 pasir) dan harus mempunyai kuat tekan pada
umur 28 hari minimal 30 kg/cm2.

b. Pondasi Foot Plat Pondasi ini digunakan untuk menopang beban


struktural maka disyaratkan pondasi ini terbuat dari konstruksi beton
bertulangan dengan mutu beton minimal K-175.

c. Pondasi Plat Menerus (Continuous Footing) Pondasi ini juga terbuat


dari konstruksi beton bertulang dengan mutu beton minimal K-175.

d. Pondasi Sumuran Pondasi sumuran menggunakan beton berdiameter 60


– 80 cm dengan kedalaman 1 – 2 meter.Pondasi ini digunakan apabila
tanah dasar yang baik letaknya dalam serta didalam tanah tidak terdapat
gangguan yang menghalangi pelaksanaan pembuatan pondasi sumuran.
Pondasi ini juga dapat digunakan kalau ada bahaya penggerusan tanah
dibawah dasar pondasi oleh arus air.

e. Pondasi Rakit Pondasi ini adalah pondasi beton yang dibuat seluas
bangunan diatasnya.

 Pondasi Dalam
Pondasi Dalam adalah pondasi yang didirikan pada permukaan tanah
dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi
oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam
biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi
permukaan tanah. pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar
pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak terlalu
dalam (tanah keras/batuan berada lebih dari 15 meter dari permukaan
tanah).
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang
lebih dalam untuk mencapai kedalam tertentu sampai didapat jenis tanah
yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang
tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari. Pondasi ini juga
dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak antar
kolom 6m) dan bangunan bertingkat.

Macam-macam pondasi dalam:


a. Pondasi Caissons (Bored Pile)
Pondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah, pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang
dibutuhkan dengan cara membuat lubang dengan sistim pengeboran
atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan 12
kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang
terhadap lubang yang sudah di bor. Sistem pengeboran dapat
dialakukan dalam berbagai jenis baik sistem manual maupun sistem
hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistem
penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah
dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga hampir sama
dengan pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk menahan beban
struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam
melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.

b. Pondasi Tiang Pancang


Pondasi Tiang Pancang , Pada dasarnya sama dengan bored pile, hanya
saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan
beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan
menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan
proses pengeboran. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-
tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma
tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat
dalam. Jenis-jenis tipe pondasi tiang pancang dapat terdiri dari balok
kayu, 13 pipa baja, profil baja, beton prestress, dan kombinasi pipa
baja dan beton.

c. Pondasi Piers (dinding diafragma)


Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural
yang dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian
struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian tersebut. Satu
keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah
dibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi
menerus, hanya kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi
yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis
pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari
beton bertulang pre cast

1. Tiang Sandaran atau barrier memiliki fungsi sebagai tiang penyangga


ditepian jembatan. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga keselamatan dan
keamanan pengguna jembatan. Tiang sandaran memiliki fungsi dalam
segi teknis jembatan yaitu perletakan untuk pipa sandaran.
2. Lantai pada trotoar merupakan lantai tepi dari plat jembatan, memiliki
fungsi untuk menahan beban yang terjadi dikarenakan tiang sandaran,
pipa sandaran, beban pada trotoar dan beban para pejalan kaki.
3. Plat lantai kendaraan ialah bagian yang berada diatas sebagai tempat
melintasnya kendaraan. Lebar untuk jalur kendaraan dibuat sesuai
untuk perlintasan dua kendaraan yang besar, agar setiap tipe kendaraan
dapat menggunakan jembatan dengan nyaman.
4. Balok diafragma, pengaku dari gelagar memanjang dan tidak menahan
beban plat lantai dan perhitungan balok ini seperti balok pada
umumnya.
5. Balok memanjang merupakan balok utama yang menahan beban dari
lantai kendaraan serta beban kendaraan yang melewati jembatan
tersebut dan beban-beban tersebut disalurkan ke pondasi.
Pendimensian balok memanjang bergantung pada bentang jembatan.
6. Girder dengan kata lain gelagar, ialah balok yang terhampar secara
memanjang ataupun melintang. Fungsi dari balok ini yaitu menerima
dan menyalurkan beban yang bekerja pada struktur atas jembatan serta
meneruskannya pada bagian bawah jembatan.
7. Abutment atau dengan kata lain perletakan jembatan, memiliki guna
sebagai penyokong struktur jembatan serta sebagai penerima beban
yang diperoleh gelagar dan menyalurkannya ke dalam tanah.
8. Pelat Injak merupakan bagian dari bangunan bawah suatu jembatan
yang berfungsi menyalurkan beban yang diterima diatasnya secara
merata menuju tanah dibawahnya dan juga sebagai pencegah
terjadinya suatu defleksi yang terjadi di bidang jalan.
9. Pondasi dari jembatan yang tertanam didalam tanah. Fungsi dari
pondasi ialah untuk menahan beban - beban bangunan yang berada
diatasnya dan 6 meneruskannya ke tanah dasar, baik kearah vertikal
maupun kearah horizontal.
10. Oprit Jembatan merupakan konstruksi yang memiliki posisi dibelakang
sebuah abutment. Oprit menghubungkan jalan dengan jembatan.
Dalam kata lain, oprit juga biasa disebutkan sebagai timbunan tanah
sebelum memasuki jembatan.
11. Expansion Joint di Indonesia telah memiliki kemajuan dalam
perencanaannya. Sering kali menemukan kesusahan saat mengerjakan
siar muai di lapangan karena jenis konstruksinya yang permanen. Oleh
karena itu, diperlukannya sebuah tenaga yang terampil dan
berpengalaman. Pada kenyataannya tenaga yang diharapkan sulit untuk
didapatkan. Karenanya, pedoman ini akan sangat membantu pelaksana
maupun pengawas kegiatan untuk memasang siar muai secara baik
sehingga kualitas jembatan secara keseluruhan dapat diperbaiki.
12. Tembok sayap udik adalah tembok sayap yang menerus ke udik
dari tembok pangkal dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan
dengan fungsinya sebagai pengarah arus, pelindung tebing, dan atau
pelindung tanggul penutup dari arus yang deras
13. Pier head atau kepala pilar merupakan istilah yang dipakai pada pilar
jembatan, dimana pier head ini dapat didefinisikan sebai bagian
dari pilar jembatan yang memilikiki fungsi sebagai pemikul ujung
perletakan jembatan, antara girder/gelagar dan bearing pad atau
elastomer sebagai dampalan girder ke pier head.
14. Balok penahan gempa/horizontal stopper
• Horizontal stopper ini berfungsi sebagai penahan struktur atas agar
tidak bergeser atau malah collapsed jika terjadi gempa
• Jembatan dengan struktur atas baja (balok baja komposit atau rangka
baja), umumnya telah memiliki horizontal stopper (elemen standar dari
pabrikasi)
• Jembatan beton di Indonesia banyak yang tidak menggunakan
horizontal stopper, sehingga sangat berbahaya terutama pada daerah
resiko gempa kuat

 Balok penahan gempa yang ‘mengkhawatirkan’


 Pemasangan horizontal stopper dan balok penahan gempa pada
pilar tipe cap sederhana. Gaya gempa arah transversal harus
ditahan oleh tiang pondasi yang freestanding

Gelagar jembatan merupakan konstruksi bangunan yang memiliki


beragam penampang sesuai jarak bentangan mulai dari pendek hingga panjang.
Beberapa jenis meliputi, I beams, T beams, U beams dan Box beams.Dalam
uraiakn ini akan kami ulas mengenai apa saja jenis-jenis gelagar atau girder sesuai
bentangannya. Gelagar jembatan adalah salah satu bangunan konstruksi yang
memiliki peran penting untuk menahan beban vertikal pada bangunan
jembatan.Gelagar ini terdiri atas gelagar utama dan gelagar sekunder. Fungsi dari
bangunan ini dapat sebagai penyalur beban yang bekerja secara vertikal di atasnya
dan mendistribusikannya ke bangunan yang ada di bawahnya.

Gelagar Beton : Gelagar adalah bagian struktur atas jembatan yang


berfungsi mendukung semua beban yang bekerja pada lantai jembatan. Dua tipe
penampang gelagar yaitu gelagar penampang persegi dan gelagar penampang T
dianalisis untuk mengetahui besarnya perbedaan luas tulangan perlu dari kedua
penampang ini, menggunakan metode Bridge Management System 1992 (BMS
1992)

Diafragma beton : Diafragma merupakan elemen yang ditempatkan pada elemen


lain atau pada sistem superstructure untuk mendistribusikan gaya-gaya serta untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan sistem.Lebih husus pada jembatan,
diafragma bearti komponen tranversal jembatan yang menghubungkan balok-
balok atau girder-girder pada arah memanjang yang bersebelahan.

a. Diafragma baja horizontal : Gelagar diafragma berperilaku sebagai balok


horizontal untuk menahan gaya lateral dan gaya-gaya unbalance yang terjadi
di sepanjang bentang melintang gelagar
b. Diafragma baja Diagonal :
c. Sambungan diafragma :
d. Sambungan gelagar :
e. Pelat Pengaku :pemasangan pengaku badan (stiffener), yang berfungsi untuk
mencegah tekuk local ( Local buckling). Bentuk pengaku badan biasanya berupa
pengaku melintang (transverse stiffener) atau ditambah dengan pengaku
memanjang (longitudinal stiffener)
f. Pelat Penguat :pelat yang memiliki lubang di tengah pelat dan digunakan sebagai
alas untuk baut penyambung ke tiang.
g. Perkuatan ikatan angin : Ikatan angin mengurangi goyangan ke samping pada
jembatan, dengan cara mengikat gelagar menjadi satu dan kaku
h. Pelat beton bertulang jembatan :

Perencanaan Pelat

Pelat beton bertulang dalam suatu struktur dipakai pada lantai dan atap. Pada pelat
yang ditumpu balok pada keempat sisinya, terbagi dua berdasarkan geometrinya,
yaitu:

Pelat Satu Arah (One Way Slab)


Suatu pelat dikatakan pelat satu arah apabila, dimana Ly adalah sisi panjang dan
Lx adalah panjang sisi pendek. Dalam perencanaan struktur pelat satu arah,
langkah–langkahnya adalah sebagai berikut:

Penentuan Tebal Pelat


Penentuan tebal pelat terlentur satu arah tergantung pada beban atau momen lentur
yang bekerja, defleksi yang terjadi, dan kebutuhan kuat geser yang dituntut.
(Istimawan:56). Untuk pelat satu arah tanpa memperhitungkan lendutan dapat
menggunakan tabel 8 pada SNI-03-2847-2002:63).

i. Pelat beton pracetak prategang :Analisa Struktur Plat Beton Pracetak Prategang
Elemen pelat yang dipakai dalam struktur ini adalah pelat beton pracetak-
prategang. Hal ini dilakukan dengan harapan akan mendapatkan tebal pelat yang
relatif lebih tipis, dengan lendutan yang dapat dikontrol. Pelat pracetak-prategang
dianalisa secara menyeluruh, yaitu dianalisa dalam kondisi pelaksanaan dan dalam
kondisi beban layan. Analisa saat pelaksanaan dilakukan pada kondisi saat
diangkat dan dipasang pada masing- masing tumpuan. Desain tebal dan jumlah
tulangan yang dipakai adalah desain yang mampu menahan kombinasi beban yang
bekerja dalam semua kondisi tersebut atau yang terbesar.
j. Pelat Berongga :Jembatan Voided Slab (pelat berongga) merupakan jenis beton
prategang pretension. Beton prategang pretension pada dasarnya merupakan
struktur beton dimana tegangan-tegangan internal yang terjadi pada beton yang
dapat melawan tegangan- tegangan yang terjadi akibat beban luar sampai pada
tingkat yang diinginkan
k. Balok Pelengkung :Jembatan pelengkung (arch bridge) adalah struktur setengah
lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Desain pelengkung secara alami akan
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen
yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak ke samping.

 Gelagar Boks / Pratekan


 Dinding Atas Boks adalah bagian yang menjadi satu dengan sistem
lantai.
 Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk
memberikan ikatan antara PCI Girder sehingga akan memberikan
kestabilan pada masing PCI Girder dalam arah horisontal. 
 Blok angkur adalah bagian yang menghubungkan sistem kabel
dengan elemen struktur yang mengi- kat pada struktur lantai
jembatan dan menara.
 Dinding bawah boks berada pada bagian bawah gelagar boks,

 Sistem Lantai jembatan biasanya terdiri dari geladak yang ditopang oleh
gelagar. Geladak akan menerima langsung beban hidup. 
 Pelat lantai merupakan komponen jembatan yang memiliki fungsi
utama untuk mendistribusikan beban sepanjang potongan
melintang jembatan.
 Gelagar memanjang ini merupakan tumpuan plat lantai kendaraan
dalam arah memanjang. Gelagar ini biasanya dipakai profil IWF.
 Pelat lantai kayu adalah pelat lantai yang terbuat dari kayu, yang
dirangkai menjadi satu kesatuan yang kuat sehingga terbentuknya
bidang injak yang luas.
 Jalur roda kendaraan yaitu jalur untuk kendaraan melalui
jembatan.
 Lapis permukaan adlah lapisan yang terletak pada atas plat baja.
 Plat lantai merupakan bagian dari suatu kanstruksi jembatan yang
letaknya dibagian atas jembatan.
 Drainase lantai merupakan salah satu komponen
pada jembatan yang berfungsi sebagai penyalur air dari lantai
jembatan ke saluran drainase jalan sehingga lantai jembatan bebas
dari genangan air.
 Pipa cucuran dibuat untuk mencegah limpasan mengalir ke
bagian jembatan.
 Trotoar/Kreb adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar
dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan
untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.
 Siar muai terbuka menggunakan sistem drainase yang biasanya
diletakkan pada bagian bawah sambungan. Pasalnya sambungan
terbuka memungkinkan air untuk menerobos masuk ke dalam
sambungan. Untuk menghindari air yang menetes dari atas
jembatan, maka sistem drainase dibuat untuk mengumpulkan serta
membawa air menuju pembuangan.
 Siar muai tertutup menggunakan penutup yang disebut seal. Seal
untuk expansion joint tertutup terdiri dari beberapa jenis, mulai dari
karet hingga bahan binder. Karena menggunakan sistem tertutup,
maka sambungan ini tidak membutuhkan sistem drainase pada
bagian bawah jembatan.

 Karet Tahan Gempa Adalah Bantalan Karet Alam yang difungsikan


untuk melindungi bangunan terhadap gempa bumi, yang dikenal
sebagi Base Isolation.
 Batang penahan gempa adalah bagian elemen baja yang
menahan gempa dan berupa batang yang berada di antara 2
balok penahan gempa.
 Tiang Sandaran atau barrier memiliki fungsi
sebagai tiang penyangga ditepian jembatan. Hal ini dibutuhkan
untuk menjaga keselamatan dan keamanan
pengguna jembatan. Tiang sandaran memiliki fungsi dalam segi
teknis jembatan yaitu perletakan untuk pipa sandaran.
 Sandaran horizontl biasanya dari pipa besi, kayu dan beton
bertulang.

Gambar diatas adalah perlengkapan- pelengkapan yang ada pada jembatan.


 Gelagar melintang atau Diagframa Komponen ini berfungsi mengikat
beberapa balok gelagar induk agar menjadi suatu kesatuan supaya tidak
terjadi pergeseran antar gelagar induk. Komponen ini letaknya melintang
arah jembatan yang mengikat balok-balok gelagar induk (Supriyadi,
1997).
 Gelagar memanjang merupakan gelagar yang berada dibawah lantai
kendaraan searah dengan sumbu jalan untuk menahan beban diatasnya
yang merupakan beban dari lantai kendaraan dan muatan hidup (beban lalu
lintas) yang berada diatasnya.
 Ikatan angin, Berfungsi untuk mengakukan konstruksi, mengurangi
getaran dan menjaga agar terus tetap tegak, mencegah runtuhnya
jembatan; misalnya akibat adanya gaya lateral yang ditimbulkan angin dari
tepi.
Pondasi langsung adalah pondasi yang dibuat bila kedalaman lapisan tanah
keras maksimal 1 meter.

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal


dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak pada
kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat
dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.

Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative Panjang dan langsing


yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah
dengan daya dukung rendah kelapisan tanah yang mempunyai kapasitas
daya dukung tinggi.
Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored pile
dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu,
baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton.

Anda mungkin juga menyukai