Anda di halaman 1dari 10

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI

STAGE KEPERAWATAN KOMUNITAS


CONTOH SOAL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN

1. Saat evaluasi program DOTS didapatkan data: cakupan pengobatan klien (100%), kegagalan
pengobatan (30%). wawancara sebagian besar keluarga berkata,"kami sudah tidak batuk lagi
sehingga obat tidak kami minum."
Apakah data yang harus dikaji lebih detail pada kasus ?
A. Lama minum obat
B. Cakupan pengobatan
C. Penyebab kegagalan pengobatan
D. Keyakinan klien terhadap pengobatan
E. Penyebab tidak melanjutkan pengobatan
Pembahasan :
Pernyataan klien pada kasus,"kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami minum."
mencerminkan keyakinan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan anti TB. Pengobatan
Anti TB harus dilakukan hingga tuntas 6-9 bulan.
Strategi :
Identifikasi ungkapan klien pada kasus yang menunjukkan keyakinan yang bertentangan
dengan program pengobatan TB, kemudian tentukan pilihan jawaban yang dapat
mendukungnya. Pilihan jawaban A, B,C dan E tidak dapat membuktikan adanya keyakinan
komunitas yang menyalahi norma kesehatan.
Jawaban: D

2. Perawat melakukan pengkajian di suatu RW dengan membuat peta lingkungan menggambarkan


lokasi tempat berkumpulnya warga, fasilitas ibadah, tempat bermain anak, sekolah serta
lingkungan yang beresiko menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat.
Apakah metode pengkajian dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut ?
A. Kuesioner
B. Wawancara
C. Studi literatur
D. Wiendshield survey
E. Focus group discussion
Pembahasan :
Data tentang kondisi peta lingkungan dan menggambarkan lokasi tempat berkumpulnya warga,
fasilitas ibadah, tempat bermain, tempat bermain anak, sekolah serta lingkungan yang beresiko
menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat, dapat dikaji melalui metode windshield
survey. Metode ini dilakukan untuk mengkaji kondisi lingkungan fisik komunitas melalui
observasi. Hasil winshield survey adalah peta topografi suatu wilayah populasi.
Strategi :
Identifikasi indikasi masing-masing metode pengumpulan data
- Kuisioner digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari masyarakat lansung
dengan seperangkat pertanyaan yang berkaitan dengan data inti dan data subsistem yang
ada di komunitas.
- Wawancara digunakan untuk mengidentifikasi pandangan dari toko kunci di masyarakat.
- Studi literature digunakan untuk mengumpulkan data sekunder tentang statistik vital di
komunitas yang di peroleh dari dokumen kader, desa, puskesmas, dinas kesehatan.
- Fokus Group Discussion digunakan untuk mengidentifikasi fenomena spesifik,
menyangkut sekelompok orang yang lebih efektif dengan metode diskusi.
Jawaban : D

3. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan nyeri perut kiri atas. Kader
mengatakan. " lansia menganggap hal tersebut adalah biasa dan memiliki kebiasaan makan
tidak teratur."
Apakah pengkajian lanjutan pada kasus tersebut ?
A. Wawancara kader tentang kesehatan lansia
B. Data kunjungan lansia ke puskesmas
C. Dindshield survey lingkungan desa
D. Kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. Kengkajian fisik pada lansia
Pembahasan:
Data tentang keluhan nyeri perui, lansia menganggap sebagai penyakit biasa dan kebiasaan
makan lansia bersifat subjektif, Data subjektif perlu didukung dengan data objektif berupa hasil
pengkajian fisik pada kelompok lansia.
Strategi :
Identifikasi Jenis data yang telah disajikan pada kasus, kemudian di lakukan validasi data
dengan melakukan pengkajian fisik lansia. Data wawancara dan data survey sudah terdapat
dalam kasus, sedangkan data winshield survey tidak perlu dikaji pada kasus.
Jawaban : E

CONTOH SOAL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil pengkajian di suatu desa di temukan data peningkatan 10% kasus baru tuberkolosis 70%
keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai
buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan waktu untuk memeriksa kesehatan.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan
D. Ketidakefektifan managemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas
Pembahasan :
Diagnosis keperawatan komunitas yang sesuai pada kasus adalah defisiensi kesehatan
komunitas karena adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang mengganggu
kesejahteraan atau meningkatkan resiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu populasi
.
Peningkatan 10% kasus baru terkulosis 70% keluarga prasejahtera, 60% merasakan adanya
gejala penyakit, 50% keluarga bekerja sebagai buruh, dan 50% penderita sulit meluangkan
waktu untuk memeriksakan kesehatan, menunjukan batasan karakteristik tentang.
- Masalah yang dialami oleh suatu popukasi
- Risiko hospitalisasi yang dialami oleh populasi
- Risiko status psikologis yang dialami oleh populasi
Strategi :
Identifikasi defenisi karakteristik dan factor yang berhubungan pada setiap diagnosis
keperawatan.
- Perilaku cenderung berisiko di tandai dengan perilaku-perilaku maladaptif yang dilakukan
oleh populasi, namaun belum terjadi masalah kesehatan
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ditandai dengan data-data mengarah pada
masalah yang sudah terjadi, tetapi populasi kurang pengetahuan tentang praktik
kesehatan dasar.
- Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan selalu ditandai dengan data yang adaptif
dan cenderung mempunyai motivasi untuk melakukan perubahan perilaku.
- Ketidakfektifan managemen kesehatan ditandai populasi telah megetahui program terapi
yang harus di lakukan, akan tetapi klien tidak menjalankan program terapi sesuai
pengetahuan yang dimiliki.
Jawaban : E

2. Pengkajian perawat di suatu sekolah didapatkan hanya 5% anak Memiliki kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan, hasil observasi ditemukan anak-anak memiliki perilaku jajan
sembarangan di pinggir jalan. Di sekolah sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih
suka jajan diluar.
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas
Pembahasan :
Data 5% anak Memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan hasil observasi yaitu
anak-anak memiliki perilaku jajan sembarangan di pinggir jalan. Menunjukan masalah
perilaku kesehatan cenderung beresiko karena batasan karakteristik komunitas gagal
melakukan tindakan mencegah masalah kesehatan, mengurangi perubahan status kesehatan
dan factor yang berhubungan adalah kurangnya pemahaman dan pencapaian diri yang rendah.
Strategi :
Identifikasi definisi, batasan karakteristik dan factor yang berhubungan pada setiap diagnosis
keperawatan.
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ditandai dengan data-data mengarah pada
masalah yang sudah terjadi, tetapi populasi kurang pengetahuan tentang praktik
kesehatan dasar.
- Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan selalu ditandai dengan data yang adaptif
dan cenderung mempunyai motivasi untuk melakukan perubahan perilaku.
- Ketidak efektifan manajemen kesehatan ditandai populasi telah mengetahui program terapi
yang harus dilakukan, akan tetapi klien tidak menjalankan program terapi sesuai
pengetahuan yang dimiliki.
- Defisiensi kesehatan komunitas ditandai dengan adanya atau satu lebih masalah kesehatan
atau factor yang mengganggu kesejahteraan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan
yang dialami oleh suatu populasi.
- Jawaban : A

3. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data 15% klien
menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan merasa tidak
nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam pengawasan minum
obat.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas
Pembahasan :
Data 15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien menyatakan
merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga tidak terlibat dalam
pengawasan minum obat yang terdapat pada kasus menunjukkan ketidakefektifan manajemen
kesehatan dengan batasan karakteristik kesulitan komunitas dalam menjalankan program terapi,
kegagalan dalam mengurangi factor risiko dan factor yang berhubungan dengan program
terapeutik.
Strategi :
Identifikasi defenisi, batasan karakteristik dan factor yang berhubungan pada setiap diagnosis
keperawatan.
- Perilaku cenderung berisiko di tandai dengan perilaku-perilaku maladaptif yang dilakukan
oleh populasi, namaun belum terjadi masalah kesehatan
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ditandai dengan data-data mengarah pada
masalah yang sudah terjadi, tetapi populasi kurang pengetahuan tentang praktik
kesehatan dasar.
- Kesiapan meningkatkan managemen kesehatan selalu ditandai dengan data yang adaptif
dan cenderung mempunyai motivasi untuk melakukan perubahan perilaku.
- Defisiensi kesehatan komunitas ditandai dengan adanya atau satu lebih masalah kesehatan
atau factor yang mengganggu kesejahteraan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan
yang dialami oleh suatu populasi.
Jawaban : D

4. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia memiliki tekanan
darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan, data menunjukan bahwa
makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita hipertensi. Kader mengatakan 80%
lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut ?
A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas
Pembahasan :
Data 90% lansia memiliki tekanan darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola
makan, data menunjukan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita
hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan darahnya di
puskesmas atau posyandu lansia. Yang terdapat pada kasus terdapat batasan karakteristik
kesiapan peningkatan manajemen kesehatan. Data tersebut mengidinkasikan keinginan untuk
meningkatkan pilihan hidup sehari-hari, mengungkapkan keinginan untuk menangani penyakit,
mengungkapkan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap regimen terapeutik yang
diprogramkan.
Strategi :
Identifikasi defenisi, batasan karakteristik dan factor yang berhubungan pada setiap diagnosis
keperawatan.
- Perilaku cenderung berisiko di tandai dengan perilaku-perilaku maladaptif yang dilakukan
oleh populasi, namaun belum terjadi masalah kesehatan
- Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan ditandai dengan data-data mengarah pada
masalah yang sudah terjadi, tetapi populasi kurang pengetahuan tentang praktik
kesehatan dasar.
- Ketidakefektifan managemen kesehatan ditandai populasi telah mengetahui program terapi
yang harus dilakukan, akan tetapi klien tidak menjalankan program terapi sesuai
pengetahuan yang dimiliki.
- Defisiensi kesehatan komunitas ditandai dengan adanya atau satu lebih masalah kesehatan
atau factor yang mengganggu kesejahteraan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan
yang dialami oleh suatu populasi.
Jawaban : C

CONTOH SOAL INTERVENSI/IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

1. Hasil windshield survey di sebuah desa terpencil di dapatkan data 65% penduduk membuang
sampah rumah tangga di sungai, 40% warga menyatakan penanganan sampah yang tepat adalah
dengan dibakar. Data di puskesmas terdapat 5% warga mengeluh batuk pilek setiap bulan.
Apakah ini strategi intervensi pada kasus tersebut?
A. Pemberdayaan
B. Pendidikan kesehatan
C. Intervensi professional
D. Proses kelompok
E. Kemitraan
Pembahasan :
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga menyatakan
penanganan sampah yang tepat adalah dengan dibakar, menunjukkan bahwa masyarakat
memiliki pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Kondisi seperti
ini merupakan indikasi untuk dilakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan.
Strategi :
Indikasi atau kegunaan atau kegunaan masing-masing strategi intervensi keperawatan
komunitas.
- Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam bentuk dukungan, dorongan, dan pengetahuan
baru yang bertujuan agar masyarakat terlibat aktif dalam masalah kesehatan yang
dialaminya.
- Proses kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat dengan
menggunakan potensi yang dimiliki oleh kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.
- Kerjasama atau kemitraan dilakukan untuk meningkatkan inisiatif komunitas melalui
kerjasama lintas program dan lintas sektoral dan menyelesaikan masalah kesehatan
komunitas.
- Interval professional dilakukan untuk menyelesaikan masalah kesehatan di komunitas
melalui penerapan kompetensi yang dimiliki oleh perawat
Jawaban: B

2. Perawat mengadakan musyawarah masyarakat desa untuk menyusun rencana intervensi


masalah tingginya kejadian demam berdarah. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui
permasalahan tersebut di picu oleh sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat
Apakah strategi intervensi pada kasus tersebut
A. Pemberdayaan masyarakat
B. Intervensi professional
C. Pendidikan kesehatan
D. Proses kelompok
E. Kemitraan
Pembahasan :
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat menunjukan adanya masalah
kesehatan yang berhubungan dengan tidak adanya hubungan dengan tidak adanya dukungan
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Hal tersebut menyebabkan masyarakat sulit
mengakses pelayanan kesehatan ketika terkena DBD, sehingga intervensi dalam bentuk
kemitraan
Strategi :
Identifikasi kata kunci permasalahan pada kasus kemudian tentukan strategi intervensi yang
sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Pilihan jawaban tidak dipilih karena:
- Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam bentuk dukungan, dorongan, dan
pengetahuan baru yang bertujuan agar masyrakat terlibat aktif dalam masalah kesehatan
yang dialaminya.
- Pendidikan kesehatan dilakukan untukmenyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarakat menjadi sadar, tahu dan mengerti mau serta dapat melakukan
suatu anjuran yng ada hubungannya dengn kesehatan.
- Proses kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat dengan
menggunakan potensi yang dimililki oleh kelompok yang memiliki karakteristik yang
sama.
- Intervensi profesional dilakukan untuk menyelesaikan masalah kesehatan di komunitas
melalui penerapan kompetnsi yang bimiliki oleh perawat.
Jawaban: E

3. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang taruna didapatkan data 85% remaja
menyatakan pernah menonton film porno, 5% remaja menganggap seks bebas adalah hal
yang wajar dilakukan, 85% remaja belum pernah mendapatkan pendidikan seksual, dan 90%
merasa malu meminta pendidikan seksual dari orang tuanya.
Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut?
A. Berkolaborasi dengan BKKBN
B. Pendidikan kelompok sebaya
C. Pendidikan perilaku seksual
D. Pemberdayaan keluarga
E. Manajemen stress
Pembahasan :
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari dari masa awal anak-anak hingga hingga
masa awal dewasa. Salah satu karakteristiknya adalah mencari afilisiasi teman sebaya untuk
menghadapi ketidakstabilan emosi dan sosial. Data pada kasus diatas menunjukan adanya
masalah kesehatan reproduksi yang dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi pada kelompok
remaja. Remaja cenderung terbuka menyampaikan permasalahan tersebut kepada teman
sebayanya. Oleh karena itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan pengetahuan
kesehatan reproduksi agar dapat menjadi pendidik sebayanya.
Strategi :
Identifikasi karakteristik tumbuh kembang remaja dan implikasinya terhadap pelaksanaan
intervensi keperawatan komunitas pada kelompok tersebut
- Kolaborasi dengan BKKBN merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam kemitraan.
Kegiatan ini tidak di pilih karena bersifat formal dan merupakan tindakan lanjut dalam
pengembangan intervensi keperawatan komunitas.
- Pendidikan perilaku seksual merupakan salah satu bentuk intervensi pendidikan kesehatan
langsung pada sasaran yang kurang efektif karena tidak sesuai dengan karakteristik
populasi remaja.
- Pemberdayaan keluarga merupakan tindakan lanjutan pada remaja untuk mendukung
program intervensi dengan melibatkan keluarga
- Manajemen stres merupakan bentuk intervensi profesional pada remaja yang di tunjukan
untuk mereduksi masalah psikologi.
Jawaban:B

4. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis di dapatkan data 70% lansia
menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat kemudian memberikan
pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien
menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan terapi alternatif untuk penyakit yang
dideritanya, karena relatif harganyabisa di jangkau.
Apakah respon perawat pada kasus tersebut:
A. Menjelaskan kembali efek samping obat anti dibetes
B. Menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. Menjelaskan tentang resiko terapi alternatif
D. Mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. Merujuk penderita ke puskesmas
Pembahasan :
Keputusan klien untuk tetap menggunakan terapi alternative setelah dilakukan pendidikan
kesehatan tentang jenis-jenis dan manfat pengobatan anti diabetes menunjukan perawat perlu
menghormati keputusan klien tersebut. Respon ini menunjukan perawat menerapkan prinsip
etik otonomi. Prinsip otonomi adalah pemenuhan hak klien dalam menetukan nasib sendiri
sebagai individu/kelompok yang unik dalam mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan
keyakinan mereka tentang kesehatan. Perawat memberikan saran kepada klien untuk
mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan dari perawat. Klien berhak untuk menerima atau
menolak tindakan keperawatan yang hendak di berikan.
Strategi :
Pahami prisip etik dalam penerapan implementasi keperawatan. Pilihan A, C, D, dan E
mencerminkan penerapan prinsip etik beneficence dan non- maleficence dalam implementasi
keperawatan.
- Beneficence adalah melakukan tindaan yang benar dan meberikan kemanfaatan bagi
kesehatan klien
- Non-moleficence adalah usaha maksimal untuk menghindari atau melakukan kesalahan
yang dapat merugikan status kesehatan klien, baik di sengaja maupun tidak disengaja
Jawaban : B

5. Seorang perawat sedang mempersiapkan penyuluhan tentang bahaya HIV/AIDS. Saat diskusi
dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang terlihat jelas wajahnya.
Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar foto tersebut disamarkan.
Apakah prinsip etik yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. Veracity
B. Autonomy
C. Beneficence
D. Confidentiality
E. Nonmaleficence
Pembahasan :
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar terjaga kerahasian sebagai orang dengan
HIV/AIDS. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatan klien sebagai manusia yang
bermartabat. Prinsip confidentiality adalah upaya memegang teguh prinsip – prinsip
kerahasiaan informasi tentang data kesehatan klien hanya untuk kepentingan pemberian
layanan keperawatan.
Strategi :
Pahami prinsip etik dalam penerapan implementasi keperawatan
- Veracity adalah menerapkan prinsip kejujuran dalam menyampaikan kebenaran tentang
kondisi kesehatan klien
- Autonomy adalah pemenuhan hak klien dalam menentukan nasib sendiri sebagai
individu/kelompok yang unik dalam mengemukakan pendapat, persepsi, nilai-nilai dan
keyakinan mereka tentang kesehatan
- Beneficence adalah melakukan tindakan yan benar dan memberikan kemanfaatan bagi
kesehatan klien.
- Non-maleficence adalah usaha maksimal mungkin untuk menghindari atau melakukan
kesalahan yang dapat merugikan kesehatan klien, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Jawaban : D
6. Hasil pengkajian disuatu wilayah dusun didapatkan kejadian chikungunya sebanyak 2 orang
dalam sebulan terakhir. Masyarakat memiliki kebiasaan menguras bak mandi setelah terlihat
kotor, menggantung baju di belakang pintu dan terdapat kaleng bekas disekitar lingkungan
rumah yang terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasusu tersebut?
A. Pengobatan pada masyarakat yang terkena chikunguya di puskesmas
B. Memberikan penyukuhan kesehatan tentang penularan chikunguya
C. Melakukan pendataan pada keluarga yang terkena chikungunya
D. Membentuk tim jumantik yang terdiri dari kader semua RT
E. Melakukan screening pada masyarakat yang beresiko
Pembahasan :
Data tentang belum adanya kegiatan berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah
chikungunya mengakibatkan tidak adanya pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Salah
satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemantauan kejadian chikungunya adalah
membentuk kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk memutus siklus hidup nyamuk
sebagai vector penyebaran virus chikungunya
Strategi :
Pilihan A tidak dipilih karena tidak ada data upaya yang telah dilakukan. Pilihan B tidak dipilih
karena belum ada data tentang pengetahuan masyarakat tentang penyakit chikungnya.pilihan
C tidak dipilih karena tidak perlu dilakukan. Pilihan D tidak dipilih karena skrining
memerlukan biaya dan waktu yang banyak.
Jawaban: D

CONTOH SOAL EVALUASI DAN PEMBAHASAN

1. Di satu desa terjadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga tidak memiliki
jamban, 20% buang sampah di sungai, 65% BAB di sungai, dan 45% mandi di sungai.
Masyarakat menganggap kebiasan tersebut adalah hal biasa dan sudah berlangsung turun
temurun. Perawat melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat.
Apakah indikator evaluasi formatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. Angka kejadian diare menurun
B. Masyarakat bisa hidup lebih sehat
C. Adanya WC umum tiap RT minimal 1
D. Masyarakat memahami tentang pentingnya BAB di jamban
E. Kepala desa berkomitmen untuk memperbaiki kesehatan lingkungan
Pembahasan :
Evaluasi formatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi dilakukan dapat
berupa respon kognitif, afektif dan psikomotor dari klien. Perawat telah melakukan pendidikan
kesehatan yang tujuanya untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman masyarakat
tentang perilaku hidup dan sehat. Sehingga evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur
setelah melakukan tindakan adalah pemahaman masyarakat tentang pentingnya BAB di
jamban.
Strategi :
Identifikasi definisi evaluasi formatif dan indikator kunci keberhasilan tindakan keperawatan
pada kasus. Pilihan A, B, C dan E termasuk dalam indikator evaluasi sumatif pendidikan
kesehatan pada masyarakat.
Jawaban : D

2. Di satu desa terdapat 21 penderita TB paru yang tersebar di semua RW. Perawat melakukan
penyuluhan tentang pentingnya penggunaan masker dan tempat membuang dahak untuk
mencegah penularan. Perawat mengundang seluruh pasien TB paru dan keluarganya .
Apakah indikator evaluasi sumatif keberhasilan tindakan pada kasus tersebut?
A. Klien dan keluarga memahami tentang penularan TB paru
B. Keluarga mengantar klien untuk periksa sesuai jadwal
C. Keluarga menyediakan tempat membuang dahak
D. Klien menggunakan masker setiap hari
E. Angka kesembuhan TB meningkat
Pembahasan :
Evaluasi sumatif adalah merupakan evaluasi yang dilaksanakan pada saat pelaksanaan
program sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan
capaian dari pelaksaan program. Asuhan keperawatan pada kasus difokuskan untuk mencegah
terjadinya penyebaran tuber culosis pada populasi masyarakat RW. Sehingga indikator akhir
keberhasilan tindakan adalah angka kejadian TB tidak bertambah.
Strategi :
Pahami definisi evaluasi sumatif dan indikator kunci keberhasilan tindakan keperawatn
pada kasus. Pilihan jawaban A, B, C dan D termasuk dalam indikator
Jawaban : E

Daftar Pustaka Utama :


Anderson, E., & Mc Farlane, J. (2015). Community as partner : theory n practicein nur sing (6th
ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Nies,M.A., & Mcewen,M, (2018). Keperawatam Kesehatan Komunits dan Keluarga.Elsevier

Anda mungkin juga menyukai