Anda di halaman 1dari 9

PENENTUAN EKSTRAKTIF KAYU LARUT DALAM

ALKOHOL BENZEN

(ASTM. D.1107-57)

OLEH

Nama : Januardi

NIM : G1011211334

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

FAKULTAS KEHUTANAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas kasih karunia dan Rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum kimia kayu dengan judul pratikum “
Penentuan Ekstraktif kayu Larut Dalam Alkohol Benzen”. Yang mana didalam
penenulisan laporan pratikum kimia kayu ini, Penulis memaparkan dan menjelaskan prosedur
kerja hingga hasil yang di peroleh dari pratikum tersebut. Tidak lupa Penulis juga
mengucapkan terima Kasih kepada :

1. Dr. Hikma Yanti, S.Hut, M.Si . Selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Kimia Kayu

Penulis menyadari didalam penulisan laporan ini banyak kekurangan. Maka dari itu, Penulis
sangat mengharapkan kritik dan masukan yang membangun dari pembaca guna
menyempurnakan laporan pratikum ini.

Pontianak, 25 maret 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
a. Latar belakang..........................................................................................................................4
b. Landasan teori...........................................................................................................................4
c. Tujuan Pratikum........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................5
METODE KERJA.................................................................................................................................5
d. Alat dan bahan...........................................................................................................................5
e. prosedur kerja...........................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................................7
A. Hasil..............................................................................................................................................7
B. Pembahasan..................................................................................................................................7
C. Pertanyaan.....................................................................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

ekstraktif kayu adalah bahan terlarut dalam pelarut netral dan umumnya tidak
diperhitugkan sebagai substansi kayu. Bahan tersebut harus dihilangkan sebelum analisis
kimia subbtansi kayu. Sedangkan pada Alcohol benzene digunakan untuk mengekstraktif
lilin , resin , dan sebagian gums.Dimana kayu kimia harus digiling menjadi bentuk
partikel halus untk memungkinkan reaski yang menyeluruh antara kayu dan pereaksi
yang digunakan dalam analisis kimia menurtu standar ASTM( American sociecty for
Testing and Material) , Dimana ukuran partikel kayu untuk analisis kimia kayu harus
lolos saringan ukuran 40 mesh (0,040 mm).

b. Landasan teori

Zat ekstraktif kayu terdiri dari bahan-bahan organik non polimer yang dapat
dipisahkan melalui pelarutan dalam pelarut-pelarut netral seperti larutan air dingin yang
menghasilkan tanin. Kandungan ekstraktif berkisar antara 3-8% dari berat kayu kering
tanur dan termasuk di dalamnya adalah minyak, resin, lilin, lemak, gula pati, zat warna,
protein, damar dan asam-asam organik (Soenardi, 1976).Alkohol adalah kimia organik
yang mengandung satu atau lebih gugus hidroksil (-OH). Alkohol dapat berupa cairan,
atau padatan semisolid pada suhu kamar (menurutparaahli.com/tag/definisi-alkohol/ di
akses pada 3 novomer 2015).

Benzena ( C6H6 ) adalah bagian daripada jenis senyawa organik yang aromatis dan


sederhana dengan sumber utamanya tersubstitusi daripada petroleum (fraksi minyak
bumi), ter batubara (1940) sebagai sumber utama. Sehingga hampir 90% senyawa aktif
bahan obat mengandung inti benzene (I Made Oka Adi Parwata).

C. Tujuan Pratikum

metode ini menjelaskan persiapan analisis kimia, pelarut netral alcohol da benzene
dikerjakan untuk menghilangkan bahan yang bukan merupakan substansi kayyu atau bahan
yang dapat menggangu analisis .

4
BAB II

METODE KERJA

a. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada pratikum penentuan ekstraktif kayu dalam Alkohol
Benzen :

1. Timbel ekstraktif
2. Peralatan ekstraktif ( shoxlet dengan diameter 30-40 mm, kapasitas 100 ml,
kondesor)
3. Peralatan gelas ( cawan saring, filter flask) alat memanas
4. Timbangan analitik
5. Deisikator
6. Baeker glass 500 ml dan 50 ml , Gelas ukur 1 liter, Erlenmeyer 500 ml
7. Penjepit logam , dan pinset

Bahan yang digunakan pada pratikum penentuan ekstraktif kayu dalam Alkohol
Benzen :

1. Alkohol 95 % 75 ml
2. Benzene ( C6H6 ) 150 ml
3. Campuran alkohol benzene 1:2 (v/v)
4. Campuran satu bagian volumw alkohol dan dua bagian volume benzene

b. prosedur kerja

basuh cawan saring hingga tidak ada bekas serbuk kayu jika caawan saring
sudah digunakan, masukan ke dalam oven selama 2 menit lalu timbang di timbangan
analitik lalu catat berat cawan saring.Timbanglah sampel serbuk kayu nyirih sebanyak
2,0 gram didalam cawan saring, Dengan timbangan analitik yang sudah di normalkan
beratnya sama dengan 0 (nol). Lalu masukan cawan saring ke dalam alat soxhlet
sedemikian, sehingga ujung cawan lebih tinggi daripada ujung siphon dan sampel yang
ada didalamnya lebih rendah daripada titik ini. Kemudian tutuplah cawan dengan
sepotong saringan halus dari logam, agar tidak ada sampel yang hilang.

5
lalu ektraktif larutan alkohol dan benzen dengn perbandingan 1:2. Dengan alkohol 75
Ml dan benszen 150 Ml(alkohol 95 % alkohol : benzene). Ekstraktif larutan tersebut
selama 30 menit, pemanasan diatur agar kecepatan keluar dan masuknya perlarut
kedalam cawan saring adalah sama.

Lakukan penimbangan selama tiga kali dan setiap kali melakukan penimbangan ,
Ambil sampel dari oven dan masukan ke dalam desikantor selama 10 menit. Kemudian
timbang sampel dan catat hasil penimbagan tersebut.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berat cawan saring : 32,3532 gram


Berat serbuk awal : 2.0006 gram
Berat awal : 32.3532

Setelah melalui proses penimbangan selama 3 hari maka didapati hasil :

 hari pertama : 34,0433 gram


 hari kedua : 34,0216
 hari ketiga : 34,0457

penghitungan hasil pratikum :

berat kering oven ( 1+ % kadar air ) x


Rumus : ¿ 1− x 100 %
berat awal
Rumus kadar air : Ka = ((Bb-Bkt)/Bkt) x 100%.

34.0433 ( 1+14,51 % )
Hari pertama ¿ 1− x 100 %=−0.04 28
32,3532
34.0216 ( 1+15.40 % ) x 100 %
Hari kedua = 1 =−0.0432
32.3532
34.0457 ( 1+16.88 % ) x 100 %
Hari ketiga =1 =−0.0429
32.3532
B. Pembahasan

Dari pratikum yang telah dilakukan maka hasil dari penentuan zat ekstraktif larut kayu dalam
akohol benzene , Setelah dilakaukan penimbangan selama 3 kali adalah :

1. hari pertama =-
2. hari kedua =-
3. hari ketiga =-

7
maka dari hasil tersebut beda hasil dari pertama sampai hari ketiga tidak mengalami perbedaan
yang dratis, Namum dapat dikatakan konstan. Dan setelah dilakukan Penentuan Ekstraktif larut
kayu menggunakan alkohol benzen, Maka sampel kayu tersebut siap untuk analisi kimia. Dan
dapat dibuktikan bahwa larutan alkohol benzene mampu mengekstraktif larut kayu dengan proses
yang sudah dilakukan sesuai dengan prosedur ASTM yaitu pada ukuran partikel serbuk kayu harus
40

mesh (0,040 Ml). Dan alkohol benzen dapat mengekstraktif lilin , resin , dan sebagian gums
pada kayu.

BAB IV

PENUTUP

a. simpulan

setelah melakukan pratikum penentuan Ekstraktif larut kayu menggunakan akohol


benzen. Dan hasil akhir setelah penimbangan dan Alcohol benzene digunakan untuk
mengekstraktif lilin , resin , dan sebagian gums.Dimana kayu kimia harus digiling
menjadi bentuk partikel halus untk memungkinkan reaski yang menyeluruh antara
kayu dan pereaksi yang digunakan dalam analisis kimia menurtu standar
ASTM( American sociecty for Testing and Material) , Dimana ukuran partikel kayu
untuk analisis kimia kayu harus lolos saringan ukuran 40 mesh (0,040 mm). maka dari
hasil tersebut beda hasil dari pertama sampai hari ketiga tidak mengalami perbedaan yang
dratis, Namum dapat dikatakan konstan, Dan siap untuk analisis kimia.

b. Saran

Alangkah baiknya setelah selesai melakukan pratikum, Penjelesan dari rumus yang
digunakan sangat penting guna mempermudah dan mempelancar laporan pratikum
kimia kayu. Dan suasana di ruang Laboratorium dapat lebih dikondisikan lagi .

Sehingga dapat menghindari suasana yang tidak mengenakan baik mahasiswa


pratikum , Asdos , Laboran , maupun Dosen. Dan Mengubah suasana pratikum agar

8
lebih nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Modul Pratikum Kimia kayu ( Tahun 2019 )
http://menurutparaahli.com/tag/definisi-alkohol/
http://www.pakarkimia.com/pengertian-benzena/
http://www.panehutan.com/2021/06/sifat-mekanika-dan-kimia-kayu.html
http://www.zegahutan.com/2020/01/cara-menghitung-kadar-air-kayu.html

Anda mungkin juga menyukai