Anda di halaman 1dari 11

4

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pengamatan Secara Organoleptis Krim Ekstrak Daun Pare

(Momordica charantia)

Tabel Hasil Pengamatan Secara Organoleptis

Hasil Pengamatan Secara Organoleptis


Sediaa
Uji evaluasi
n
Sesudah penyimpanan
Sebelum penyimpanan
dipercepat dipercepat (4-
dipercepat (20oC)
40oC)
Bentuk Semi padat Semi padat
FI Warna Hijau tua Hijau tua
Bau Khas Khas
Bentuk Semi padat Semi padat
FII Warna Hijau tua Hijau tua
Bau Khas Khas
Bentuk Semi padat Semi padat
FIII Warna Hijau tua Hijau tua
Bau Khas Khas
Bentuk Semi padat Semi padat
Warna Putih susu Putih susu
FIV Tidak beraroma
Bau Tidak beraroma
Sumber : Hasil Penelitian 2020.
5

2. Hasil Pengujian Homogenitas Krim Ekstrak Daun Pare (Momordica

charantia)

Homogenitas
Sediaan Sesudah penyimpanan
Sebelum penyimpanan
dipercepat dipercepat (4-
dipercepat (25oC)
40oC)
FI Homogen Homogen
FII Homogen Homogen
FIII Homogen Homogen
FIV Homogen Homogen
Sumber : Hasil Penelitian 2020
3. Hasil Pengujian pH Sediaan Krim Ekstrak Daun Pare (Momordica

charntia).

Hasil Pengujian pH
Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan
Sediaan dipercepat (20oC) dipercepat dipercepat
(4-40oC)
FI 5,25 5,67 Syarat pH
berdasarkan
FII 5,63 5,63 SNI yaitu 4,5-
FIII 5,93 5.94 6,5
FIV 5,94 5,50
Sumber : Hasil Penelitian 2020

4. Hasil Pengujian Daya Sebar Sediaan Krim Ekstrak Daun Pare

(Momordica charantia).

Sebelum Penyimpanan (25οC) Setelah Penyimpanan (4-40οC)


Formul
(gram) (gram)
a
50 100 150 200 250 50 100 150 200 250
FI 5,4 5,6 5,8 5,9 6,3 5,2 5,4 5,6 5,9 6,2
FII 5,6 5,9 6,3 6,5 6,7 5,5 5,7 6,1 6,4 6,7
FIII 5,8 6,2 6,4 6,6 6,6 5,7 6,0 6,3 6,5 6,8
FIV 5,2 5,4 5,7 5,9 6,1 5,5 5,5 5,8 6,1 6,3
6

5. Hasil Pengujian Daya Lekat Sediaan Krim Ekstrak Daun Pare

(Momordica charantia).

Hasil Pengujian Daya lekat (detik)

Sediaan
Sesudah
Sebelum penyimpanan penyimpanan
dipercepat (20oC) dipercepat
dipercepat(4-40oC)
Syarat daya
FI 5.50 5.54 lekat krim
FII 5.53 5.56 berdasarkan <
FIII 5.52 5.58 4
FIV 5.23 5.40
Sumber : Hasil Penelitian 2020
6. Hasil Pengujian Viskositas Sediaan Krim Ekstrak Daun Pare

(Momordica charantia).

Hasil Pengujian Viskositas


Sediaan
Sesudah penyimpanan Syarat
Sebelum penyimpanan Viskositas
dipercepat dipercepat
dipercepat (20oC) Krim
(4-40oC)
berdasarkan
FI 4.433 11.000
SNI (2000-
FII 5.900 12.333 50.000 cps)
FIII 8.500 18.166
FIV 7.666 8.250
Sumber : Hasil Penelitian 2020
7

7. Hasil Pengukuran Daya Hambat Sediaan Krim Ekstrak Daun Pare

(Momordica charantia) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Diameter Zona Hambat


Sediaan Keterangan
(mm)
FI 13,32 Daya hambat lemah
FII 13,71 Daya hambat lemah
FIII 14,79 Daya hambat lemah
FIV (kontrol negative) 7,47 -
FV (kontrol positif) 14,40 Daya hambat lemah
Sumber : Penelitian 2020

Keterangan

Formulasi I : Formulasi Krim Ekstsrak Daun Pare ( Momordica

charantia) dengan Konsentrasi 10%

Formulasi I I: Formulasi Krim Ekstsrak Daun Pare (Momordica

charantia) dengan Konsentrasi 15%

Formulasi III : Formulasi Krim Ekstsrak Daun Pare (Momordica

charantia) dengan Konsentrasi 20%

Formulasi IV : Sebagai Kontrol Negatif ( Tanpa Ekstrak)

Formulasi V : Sebagai Kontrol Positif (Moreskin)


8

B. Pembahasan

Telah dilakukan penelitian Formulasi dan Uji Efektivitas sediaan Krim

Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia). Penelitian ini menggunakan sampel

daun pare yang diambil dari daerah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang

dikenal dimasyrakat yang bukan hanya buahnya yang memiliki berbagai macam

manfaat tetapi bagian tanaman lain juga bisa dimanfaatkkan, termaksud bagian

daun yang memiliki kandungan ssenyawa aktif yang salah satunya dapat berfungsi

sebagai antimikroba dalam bentuk sediaan krim.

Pada penilitian ini, ekstrak kental hasil ekstrak dengan metode maserasi

daun pare yang berasal dari daerah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diperoleh

sebanyak 134,7 gram dari 2,5 kg serbuk halus daun pare dengan menggunakan

pelarut etanol 96% dalam proses ekstraksinya. Etanol 96% digunakan sebagai

pelarut karena mudah didapatkan dan lebih ekonomis serta etanol 96% digunakan

untuk manarik senyawa kimia yang terdapat pada sampel untuk menghasilkan

ekstrak yang kental (murni), sehingga daun pare (Momordica charantia) yang

diekstraksi menggunkan etanol 96% menghasilkan kandungan flavonoid yang

tinggi (Sakakibra, 2003).

Proses ekstraksi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi

karena struktur sampel yang tidak keras. Simplisia yang lunak mudah ditembus

oleh cahaya penyari, metode ini digunakan untuk penyarian simplisia yang

mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Maserasi yang

diperoleh dari proses ekstraksi dengan metode maserasi diupkan pelarutnya

sehingga diperoleh ekstrak cair. Ekstrak cair dipekatkan dengan menggunakan


9

rotary evaporator dan diperoleh ekstrak kental untuk difraksinasi (Sediaan

Galanik, 1986).

Untuk membuat sediaan krim dibutuhkan bahan-bahan yang terdiri dari ektrak

kental daun pare (Momordica charantia) yang diperoleh digunakan untuk sebagai

zat aktifnya dengan formulasi I 10%, formulasi II 15% dan formulasi III 20%. Zat

tambahan antara lain, asam stearate dan trietanolamin sebagai emulgator atau zat

pengemulsi. Asam stearate dipilih karena memiliki karakteristik pembentukan

basis yang baik dalam pembuatan krim. Dalam pembuatan krim adanya

pengemulsi dapat menyebabkan krim menjadi lunak sehingga viskositasnya

semakin rendah (Lachman et al., 2018). Trietanolamin dalam farmasi topikal

digunakan sebagai bahan pengemulsi dan juga alkalizing agent untuk

menghasilkan emulsi yang homogeny dan stabil. Penambahan trietanolamin yang

bersifat basa berfungsi sebagai penetral, meningkatkan pH dan viskositas.setil

alkohol digunakan sebagai sebagai pengental untuk mendapatkan krim dengan

konsistensi yang lembut dan tidak keras, selain itu setil alkohol juga berfungsi

sebagai peningkat stabilitas fisik dengan menhasilkan barrier monomolecular dan

padat pada lapisan antar muka suatu emulsi sehingga mengurangi kealesens

droplet (Rowe dkk., 2009). Paraffin liquidum digunakan sebagai emolien yang

berpengaruh pada satabilitas fisik sediaan dan sebagai pelembut. Semakin banyak

konsentrasi paraffin liquidum maka kekentalan krim semakin meningkat. Gliserin

digunakan sebagai humektan yaitu sebagai bahan yang mempertahankan air pada

sediaan dan juga dapat meningkatkan melembabkan kulit, karena gliserin bersifat

higroskopis yang dapat mengikat air atau mengurangi jumlah penguapan airf
10

(Mitsu, 1997; Rowe dkk., 2009). Metil paraben dan propil paraben digunakan

sebagai pengawet. Penggunaan golongan paraben sebagai pengawet dikarenakan

paraben merupakan pengawet yang memiliki toksisitas yang rendah, tidak berbau,

tidak menyebabkan kotor dan tidak menimbulkan iritasi (Rowe dkk.,2009).

Sediaan krim dievaluasi fisik sediaan sebelum dan sesudah penyimpanan

dipercepat. Tahap pengujian yang dilakukan antara lain pengamatan organoleptis,

homogenitas, pengukuran pH, dan viskositas. Setelah dievaluasi mutu fisik,

kemudiaan di uji efektivitas antibakteri.

Uji organoleptis dimaksudkan untuk melihat tanpilan fisik suatu sediaan

secara keseluruhan meliputi bentuk krim, warna krim, bau krim (Lachman et al.,

2008). Hasil yang didapat berupa sediaan semi solid, warna hijau, dan bau yang

dihasilkan adalah khas daun pare (Momordica charantia). Berdasarkan hasil

pengamatan organoleptis pada tabel …….pengamatan fisik terhadap keempat

formulasi menunjukan bahwa FI, FII, FIII dan FIV stabil sebelum dan sesudah

penyimpanan dimana, peningkatan intensitas warna yang berbeda pada tiap

formulasi disebabkan oleh ekstrak daun pare (Momordica charantia) yang

digunakan, semakin tinggi pula intensitas warnanya (Alissya, 2013).

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses

pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya, dan bahan tambahan

lain yang diperlukan tercampur secara homogeny. Hasilnya memperlihatkan

penyebaran merata setelah dioleskan krim diatas kaca obye pada sebelum dan

sesudah penyimpanan dipercepat. Hal ini sesuai dengan persyaratan homogenitas

krim dimana sediaan harus menunjukan susunan yang homogeny dan tidak
11

terlihat adanyabutiran0butiran kasar (Anief, 1999). Karna apabila sediaan tidak

homogeny atau tidak tercampur secara merata, apabila adiaplikasikan kebagian

kulit akan mempengaruhi khasiat dari jumlah zat yang terkandung akan berkurang

(Rahmawati, 2010).

Uji pH krim bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan krim saat

digunakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelum dan sesudah

penyimpanan menggunkan pH meter, krim ekstrak daun pare (Momordica

charantia) dapat dilihat pada tabel…. Hasil pemeriksaan pH terhadap seluruh

sediaan atau sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat menunjukan krim

ektrak daun pare (Momordica charntia) yang dihasilkan stabil selama

penyimpanan, sehingga jika dibandingkan dengan standar pengujian pH krim,

hasil tersebut memenuhi syarat uji pH. pH krim yang ideal adalah sesuai pH kulit,

yaitu berkisar 4,5-6,5. Sebab jika krim memiliki pH yang terlalu basa akan

menyebabkan brsisik, sedangkan nika pH terlalu asam maka beresiko

menimbulkan iritasi kulit (Wiguna, 20016).

Uji daya sebar krim digunakan untuk mengetahui kamapuan menyebar

krim saat diaplikasikan pada kulit. Adanya penambahan beban menyebabkan

diameter penyebarannya jiga semakin besar sehingga semakin besar luas

penyebarannya. Semakin besar diameter yang dihasilkan oleh suatu krim, maka

semakin mudah pula krim tersebut untuk dioleskan pada kulit (Wiguna, 2016).

Daya sebar sediaan topikal yang baik harus memenuhi syarat yaitu5-7 cm (SNI

16-4399-1996).
12

Berdasarkan hasil uji daya sebar pada tabel… menunjukan sebelum

penyimpanan pada formulasiI, II, dan III mengalami kenaikan daya sebar pada

tiap beban yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar konsentrasi

ekstrak yang diberikan, maka semakin besar juga daya sebarnya. Demikian juga

setelah penyimpanan ke empat formula mengalami peningkatan diameter daya

sebar. hal ini menunjukan bahwa daya sebar krim berkaitan dengan viskositas

krim, semakin rendah viskositas krim maka kemampuan krim untuk mengalir

lebih tinggi sehingga memungkinkan zat aktif untuk menyebar dengan mudah dan

tradistribusi merata (Fadzil L, 2016).

Uji daya lekat merupakan uji ynag digunakan untuk mengetahui kamapuan

maksimal daya lekat krim pada kulit saat digunakan.tujuannya untuk mengetahui

seberapa kuat sediaan krim dapat melekat pada daerah aplikasi (Wiguna,2016).

Semakin lama waktu krim melekat pada kulit, maka semakin baik krim yang

dihasilkan karena zat aktif yang terkandung dalam sediaan krim semakin lama

melekatnya pada kulit dan memberikan efek (Khairi dkk, 2013). Berdasarkan

hasil pengujian daya lekat pada tabel …. Sebelum dan sesudah penyimpanan

dipercepat berbeda-beda, namun masih memenuhi syarat. Hal ini berkaitan

dengan viskositas selama penyimpanan dipercepat dimana jika viskositas

menurun maka menyebabkan daya lekatnya menurun(Khairi, 2013). Syarat waktu

daya lekat yang baik untuk sediaan topikal adalah ……….

Uji viskositas bertujuan umtuk mengetahui konsitensi sediaan krim dan

kekentalan sediaan karena viskositas mempengaruhi konsistensi dan stabilitas


13

sediaan krim, dimana viskositas juga merupakan tahanan suatu cairan untuk

mengalir, makin tinggi nilai viskositas, maka semakin besar tahananya mengalir.

Berdasarkan hasil viskositas pada tabel… sebelum penyimpanan

dipercepat dan sesudah penyimpanan dipercepat didapatkan bahwa semakin besar

konsentrasi yang digunkan maka semakin besar nilai viskositasnya . pada

pengujian selama penyimpanan formulasi tidak mengalami perubahan viskositas

yang signifikan dan masih pada rentang viskositas yaitu 2.000-50.000 cPs yang

artinya sediaan krim memenuhi mutu fisik (SNI, 1996).

Selanjutnya krim ekstrak daun pare (Momordica charantia) dilakukan

pengujian efektivitas antibakteri dengan metode difusi sumur dengan tiga kali

pengulangan pada tiga variasi konsentrasi krim ekstrak daun pare (Momordica

charantia) yaitu FI 10%, FII 15%, FIII 20%, kontrol negative (tanpa ekstrak), dan

kontrol positif (moreskin). Pada metode sumuran, suspense mikroba dicampurkan

secara merata bersama media agar sehingga seluruh bagian agar mengandung

mikroba uji. Media agar yang telah memadat dilubangi terlebih dahuludengan

spuit injeksi steril sehingga terbentuk lubang dengan diameter dan ketebalan

tertentu yang mampu menampung bahan uji dengan kosentrasi daan volume

tertentu. Metode sumuran merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan

kerentanan mikroba terhadap bahan uji dengan cara membiarkan bahan berdifusi

pada media agar. Konsentrasi bahan uji menurun sebanding dengan luas bidang

difusi. Bahan uji berdifusi sampai pada titik dimana bahan tersebut tidak dapat

lagi menghambat pertumbuhan mikroba pada jjarak tertentu dari masing-masing


14

lubang. Efektivitas bahan ditunjukan oleh hambatan. Daerah hambatan tanpak

sebagai area jernih atau bersih yang ,engelilingi lubang (Samingan,2016).

Uji daerah hambat yang dihasilkan pada uji efektivitas dapat dipengaruhi

oleh kepadatan atau viskositas media agar, kecepatan difusi bahan uji, konsentrasi

dan volume bahan uji pada lubang, sensitivitas organisme terhadap bahan uji, dan

inteksi bahan uji dengan media. Metode sumuran memiliki kelebihan

dibandingkan dengan metode penyebaran yang lain, diantaranya pelaksanaanya

lebih mudah, sederhana dan relative murah. Lubang pada media agar mampu

menampung bahan uji lebih banyak dan difusi dapat terjadi lebih mudah. Media

sumuran memungkinkan pengujian 5-6 bahan uji dalam satu cawan petri

(Samingan, 2016).

Dalam penelitian ini media agar untuk penanaman bakteri menggunakan

PDA (potato dextrose Agar). Berdasarkan komponene PDA termaksud dalam

media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kental) dan bahan sintesis

dextrose dan gar. Kentang merupakan sumber karbon karbohidrta, vitamin, dan

energy, dextrose sebagai sumber gula dan energy, selain itu komponen agar

berfungsi untuk memadatkan medium PDA. Masing-masing dari ketiga

komponen tersebut sangat, diperlukan sebagai sumber nutrisi yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (Nengyosepha, 2017).

Anda mungkin juga menyukai