di SLB Model Pembelajaran di SLB Sekolah Luar Biasa Tipe A (TUNA NETRA)
Layanan Pendidikan Tunanetra DIkelompokkan Menjadi :
1. Mereka mampu membaca cetakan standar 2. Mampu membaca cetakan standar dengan menggunakan kaca pembesar 3. Mampu membaca cetakan besar (ukuran huruf : 18) 4. Mampu membaca cetakan kombinasi cetakan regular dan cetakan besar 5. Membaca cetakan besar dengan kaca pembesar Prinsip prinsip pembelajaran Kebutuhan akan pengalaman konkret Kebutuhan akan pengalaman memadukan Kebutuhan akan berbuat and bekerja dalam belajar Strategi Pembelajaran Upaya memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kondisi anak (di satu sisi) Upaya pemanfaatan secara optimal indera-indera yang masih berfungsi, untuk mengimbangi kelemahan yang disebabkan hilangnya fungsi penglihatan (di sisi lain) Prinsip 1. Prinsip Individual Prinsip Individual adalah prinsip umum dalam pembelajaran manapun (PLB maupun pendidikan umum) guru dituntut untuk memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu. 2. Prinsip kekonkritan/pengalaman penginderaan Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus memungkinkan anak tunanetra mendapatkan pengalaman secara nyata dari apa yang dipelajarinya 3. Prinsip totalitas Strategi pembelaaran yang dilakukan guur haruslah memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman objek maupun situasi secar autuh dapat terjadi apabila guru mendorong siswa untuk melibatkan semua pengalaman penginderaannya secara terpadu dalam memahami sebuah konsep 4. Prinsip aktivitas mandri ANAK TUNA RUNGU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNA RUNGU Anak Tuna Rungu memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mendengar, media pembelajaran yang cocok untuk Anak Tuna Rungu adalah media visual dan cara menerangkannya dengan bahasa bibir/gerak bibir. Persepsi bunyi dan Irama (BKPBI) adalah sebagai berikut 1. Media Stimulasi Visual a. Cermin artikulasi, yang digunakan untuk mengembangkan feedback visual, dengan melihat/mengontrol gerakan organ artikulasi diri siswa itu sendiri, maupun dengan menyamakan gerakan/posisi organ artikulasi dirinya dengan organ artikulasi guru b. Benda asli maupun tiruan c. Gambar, baik gambar lepas mupun gambar kolektif d. Pias kata e. Gambar disertai tulisan, dsb 2. Media Stimulasi Auditoris a. Speech trainer, yang merupakan alat elektronik untuk melatih bicara anak dengan hambatan sensori pendengaran b. Alat musik, seperti drum, gong, piano/organ/ harmonica, rebana, terompet, dan sebagainya c. Tape recorder untuk memperdengarkan rekaman bunyi-bunyi latar belakang seperti : deru mobil, deru motor, bunyi klakson mobil maupun motor, gonggongan anjing dsb d. Berbagai sumber suara lainnya, antara lain : -Suara alam : angina menderu gemercik air hujan, suara petir, dsb - Suara binatang : kicauan burung, gonggongan ajing, auman harimau, ringkikan kuda, dsb - Suara yang dibuat manusia : tertawa, batuk, tepuk tangan, percakapan, bel, lonceng, peluit, dsb e. Sound system, yaitu alat untuk memperkeras suara f. Media dengan sistem amplifikasi pendengaran, antara lain ABM, ochelar Implant, dan loop system KLASIFIKASI STRATEGI PEMBELAJRAN BAGI ANAK TUNA GRAHITA 1. Direct Introduction Merupakan metode pengajaran yang menggunakan pendekatan selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat dalam memberikan instruksi atau perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Kelebihan strategi ini adalah mudah untuk direncanakan dan digunakan. Sedangkan kelemahan utamanya adalah dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok. 2. Cooperative Learning kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk membantu satu sama lainnya dalam memahami materi pembelajaran. Kelompok belajar yang mencapai hasil belajar yang maksimal diberikan penghargaan. Pemberian penghargaan ini adalah untuk merangsang munculnya dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 3. Peer Tutorial Merupakan metode pembelajaran dimana seorang siswa dipasangkan dengan temannya, yang mengalami kesulitan/hambatan. Oleh karenaitu lebih ditekankan pada siswa yang mempunyai kemampuan dibawah kemampuannya Sedangkan tujuan pembelajaran tutorial sebagai berikut: a. Meningkatkan pengetahuan para siswa b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang cara memecahkan masalah agar mampu membimbing diri sendiri c. Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK TUNADAKSA Pendidikan integrasi (terpadu) Pendidikan segresi (terpisah) Pendidikan lingkungan belajar Anak Tuna Daksa dari segi mental dan otaknya normal, hanya saja mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga memerlukan layanan khusus dan alat bantu gerak, agar mereka bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa adanya bantuan dari orang lain. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak tuna daksa sama dengan anak-anak normal lainnya, hanya saja disesuaikan dengan materi dan kecacatan bagian yang mana dialami oleh anak. Agar terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif.