J1A019114
INSTRUKSI:
Buatlah daftar bahan pangan/makanan yang ada di rumahmu dan isikan kolom informasi terkait
mikroba pembusuknya seperti di bawah ini. Masing-masing mahasiswa diminta menyebutkan 10
jenis bahan pangan yaitu 5 hewani dan 5 nabati. Upload di Googleclassrom.
1. Identifikasi bakteri Salmonella sp. dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu identifikasi
secara biokimia dan identifikasi secara serologi. Pada identifikasi secara Biokimia, koloni
tipikal bakteri Salmonella sp. digores ke dalam media TSIA miring dan di inkubasi pada
suhu 37°C selama 24 jam ± 2 jam. Perubahan pada kedua medium diamati dengan
karakteristik yang tertera pada tabel 1. Proses identifikasi dilakukan dengan
menggunakan kit API 20E. Sedangkan identifikasi secara serologi dilakukan dengan
menggunakan polivalen somatik (O) dan flagelar (H). Hasil positif ditandai dengan
adanya gumpalan (seperti pasir) berwarna putih pada suspensi.
2. Identifikasi bakteri Alcaligenes sp. dapat dilakukan dengan uji biokimia dan uji motilitas.
Uji biokimia dilakukan dengan mengamati beberapa karakteristik biokimia sel bakteri
dengan melakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian Katalase, pengujian Oksidase
Fermentatif (O/F), pengujian Oksidase, pengujian produksi H2S, pengujian Hidrolisis
Gelatin, pengujian Methyl Red (MR Test), pengujian Vogest Proskauer (VP Test), dan
pengujian Indhol dan Ornithin. Pada uji motilitas bakteri dapat diamati pada medium
MIO (Motility, indol, ornithin medium). Bakteri diinokulasikan pada medium MIO
secara stab menggunakan ose lurus. Bila ada rambatan pada bekas tusukan stab, bakteri
bersifat motil sedangkan bila tumbuhnya hanya mengikuti garis tusukan inokulasi bersifat
non motil.
3. Salah satu cara identifikasi bakteri Clostridium perfringens yaitu dengan uji katalase,
uji katalase ini menggunakan hidrogen peroksida (H2O2 3%), koloni Clostridium
perfringens diambil dari cawan petri dan digoreskan pada kaca objek yang kering.
Teteskan H2O2 3% sebanyak 2 - 3 tetes pada usapan bakteri tersebut. Bila terbentuk
gelembung udara, dinyatakan katalase positif.
4. Identifikasi bakteri Pseudomonas sp. dapat dilakukan dengan metode membrane filter
dan metode Most Probable Number (MPN). Metode membrane filter merupakan metode
alternatif terbaru yang sekarang telah banyak digunakan di beberapa pabrik besar untuk
pemeriksaan terhadap organisme Pseudomonas sp. Prinsip metode membrane filter yaitu
pertumbuhan Pseudomonas sp. pada penyaringan membran dengan penampakan rata
dengan pinggiran luar terang/cerah dari bintik coklat sampai hijau hitam ditengah setalah
dieramkan pada suhu 41,5 +- 0,5oC selama 72 jam dalam perbenihan yang cocok.
Sedangkan metode MPN merupakan metode yang menghitung perkiraan jumlah mikroba
atau kuman. Prinsip dari metode ini yaitu mengencerkan sampel sampai tingkat
konsentrasi tertentu, jika ditanam dalam tabung menunjukkan pertumbuhan tabung positif
ditandai dengan terbentuknya gas dalam tabung Durham.
5. Bakteri Xanthomonas sp. diisolasi dengan metode goresan. Bagian tanaman yang
terserang dipotong dengan menggunakan cutter, kemudian diambil setengah bagian yang
sakit dan setengah bagian yang sehat. Jaringan tersebut selanjutnya disterilkan dengan
merendamnya didalam larutan alkohol 70% selama 3 menit, kemudian dibilas dengan
cara merendamnya ke dalam aquades steril sebanyak 2 kali.
6. Klebsiella pneumoniae bisa didapatkan dari sampel darah, urin, cairan pleura, dan luka
untuk pewarnaan Gram. Berbagai metode yang telah ada dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan bakteri jenis ini, di antaranya adalah pewarnaan gram, difusi cakram, PCR,
SPC, western blot, kit diagnostic, dan Epsilometer test.
7. Isolat tunggal mikroorganisme Ceratocystis fimbriata dikarakterisasi secara morfologi,
yaitu dengan melakukan pengamatan pada karakteristik bentuk koloni dan warna koloni,
serta pengamatan karakteristik morfologi sel bakteri dengan pengecatan Gram dan
pengecatan sederhana. Selanjutnya, masing-masing isolat mikroorganisme yang memiliki
pigmen dipilih dan dikultur sampai diperoleh pellet yang cukup untuk proses isolasi
DNA.
8. Identifikasi Yersinia pestis dilakukan dengan uji oksidase. Uji oksidase dilakukan
dengan cara menyiapkan reagen tertamethyl-p-phenylenediamine dihydrochloride yang
dicampur dengan 3ml aquadest steril atau NaCl fisiologis menggunakan jarum ose dan
lakukan pencampuran dalam cawan petri. Kemudian letakkan kertas saring ke dalam
cawan petri tersebut. Koloni diambil dari media nutrien agar kemudian diletakkan dalam
kertas saring dalam cawan petri dan direaksikan dengan reagen. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna biru pada koloni tersebut. Reaksi negatif ditandai tidak
terbentuk warna biru pada koloni tersangka Yersinia pestisbersifat oksidase negative.
9. Jamur Alternaria tenuis diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi
secara makroskopis dilakukan secara visual dengan menggunakan mata secara langsung
sedangkan identifikasi mikroskopis dilakukan dengan metode preparat basah dengan cara
meletakkan miselium pada gelas objek steril yang telah ditetesi aquades steril, kemudian
ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan mikroskop binokuler dengan
pembesaran lemah (10 x 10), sedang (10 x 40), dan tinggi (10 x 100). Pengamatan
mikroskopis dilakukan 7 hari setelah inkubasi.