Anda di halaman 1dari 3

Nama : Abdul Rohman Agung Gumelar

Nim : 1622000040

1. Kumpulkan penjelasan tentang UCHI-SOTO KANKEI dalam tulisan minimal 300 kata.

Uchi soto kankei adalah sebuah konsep atau adat interaksi social yang telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat jepang. Konsep ini adalah konsep turunan dari konsep ie, di mana konsep
ini membagi pola interaksi ke dalam uchi (no mono) sebagai orang dalam dan soto (no mono)
sebagai orang luar. Orang yang merasa tergabung dengan suatu grup tertentu biasanya akan
menyebut dirinya sebagai uchi sedangkan orang yang di luar grupnya akan dianggap sebagai
soto.
Konsep uchi-soto adalah konsep yang membagi pola interaksi menjadi uchi (orang
dalam) dan soto (orang luar) sehingga membedakan sikap masyarakat Jepang ketika mereka
bersosialisasi dengan orang lain, baik dengan sesama orang Jepang atau non-Jepang.

Pada diagram tersebut, terlihat 私 watashi atau diri sendiri hadir di tengah-tengah lingkungan
miuchi atau keluarga, kemudian disusul oleh uchi atau orang dalam. Lalu terdapat zona liminal
yakni zona transisi atau batas antara siapa saja yang menjadi bagian dari uchi atau soto.
Kemudian ada soto atau orang luar dan juga tannin yakni orang asing.
Awal Mula terbentuknya Sistem Uchi-Soto
Bentuk uchi dan soto berasal dari konsep tradisional Ie.
Ie merupakan bentuk komunitas dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem Ie merupakan sistem sosial berkelompok dalam suatu rumah tangga.
Secara umum, orang Jepang menempatkan dirinya di suatu titik, titik terdekat dari dirinya hingga
suatu batas tertentu disebut uchi, dan yang di luar itu adalah soto.
Konsep uchi-soto dalam lingkup Perusahaan

Makna Uchi
• Orang Jepang melihat uchi dalam dua makna, yaitu “dalam” (internal) dan rumah.
• Artinya, perusahaan bukan sekedar tempat bekerja, tapi juga rumah bagi karyawannya.
• Perusahaan dipandang sebagai sebuah keluarga besar.
• Salah satu konsekuensinya adalah bahwa nama baik perusahaan harus dijaga.
• Baik dalam konteks bisnis perusahaan maupun dalam konteks kehidupan pribadi.
• Dalam konteks bisnis, diwujudkan dengan menjaga mutu produk maupun layanan.
• Dalam konteks pribadi, dalam kehidupan pribadi sekalipun, seseorang dianggap mewakili
perusahaan.
• Pelanggaran lalu lintas yang fatal (misalnya mengemudi dalam keadaan mabuk) dapat
membuat seseorang dipecat dari perusahaan.
• Selain soal menjaga nama, konsep kekeluargaan ini muncul dalam bentuk beberapa karakter
khas.
• Salah satunya adalah lebih menonjolnya identitas perusahaan pada diri karyawan ketimbang
identitas profesi individu.
• Ciri lain adalah rendahnya tingkat kepindahan karyawan.
• Sekali seseorang masuk ke sebuah perusahaan, umumnya dia akan bekerja di situ sampai
pensiun.
• Pindah kerja dari suatu perusahaan ke perusahaan lain di Jepang masih terbilang langka.

Uchi & Bisnis Keluarga


• Konsep ini kerap memunculkan masalah ketika perusahaan Jepang berbisnis di luar Jepang.
Konsep kekeluargaan menjadi kabur maknanya.
• Orang Jepang tak siap untuk memasukkan orang-orang luar (orag asing) ke dalam lingkaran
kekeluargaan mereka.
• Orang luar (orag asing) sulit dianggap sebagai bagian dari uchi.
• Tak sedikit yang merasakan adanya diskriminasi.

Uchi-Soto dan Orang Asing


• Orang asing, secara umum termasuk dalam soto.
• Sebagai bagian dari soto, mereka diperlakukan dengan hormat oleh orang Jepang. Sehingga ada
muncul peribahasa “Okyakusama wa kami” (tamu adalah Tuhan).
• Sebaliknya, orang asing menghadapi kendala saat memasuki uchi orang Jepang. Secara teori,
sangatlah mungkin orang asing menjadi bagian dari masyarakat Jepang.
• Tetapi, sangatlah sulit bagi orang asing untuk dapat diterima sebagai salah satu anggota dalam
uchi masyarakat Jepang.
• Secara teori, sangatlah mungkin orang asing menjadi bagian dari masyarakat Jepang.
• Tetapi, sangatlah sulit bagi orang asing untuk dapat diterima sebagai salah satu anggota dalam
uchi masyarakat Jepang.
• Konsep uchi-soto tercermin dari berbagai perlakuan, termasuk penggunaan tata bahasa dan
kosa kata.
• Salah satunya adalah songkeigo dan kenjougo

Anda mungkin juga menyukai