Anda di halaman 1dari 7

STANDARD OPERATING PROCEDURE

INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN


PERBAIKAN & PENCEGAHAN

1. TUJUAN : Untuk memastikan efektifitas pencatatan,


investigasi incident, analisa insiden dan tindakan
perbaikan , pencegahan, ‘continual
improvement’ serta komunikasi hasil investigasi.

Memastikan investigasi insiden dilakukan


sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,
tindakan perbaikan dan pencegahan diambil dan
dimonitor pelaksanaannya.

2. RUANG LINGKUP : Semua Departemen / Divisi di PT. Fusan Selamat

3. DEFINISI : Kecelakaan (Accident): kejadian yang


tidak diinginkan yang mengakibatkan cidera
pada manusia, kerusakan peralatan
,lingkungan dan kehilangan waktu proses.

Nyaris Celaka (Near Miss/NM) :


insiden dengan kemungkinan berkembang
menjadi kecelakaan / berakibat kerugian.

Insiden (Incident) : kejadian yang tidak


diinginkan dan memiliki potensi atau
dengan sedikit perubahan akan dapat
menimbullkan kecelakaan .

Kerusakan Material (Material Damage/MD)


: kejadian yang termasuk kerusakan
material sebagai akibat dari tindakan / operasi
yang tidak aman. Keusangan dan keausan
bagian dari peralatan secara tidak
langsung ancaman keselamatan.

Kecelakaan yang mengakibatkan


kematian (Fatality/FAT): suatu kejadian yang
mengakibatkan kematian pada pekerja.

Kecelakaan kehilangan Hari Kerja (Lost


Time Injury/LTI) : suatu kejadian yang
mengakibatkan pekerja cedera atau sakit
yang berakibat ketidakmampuan bekerja
minimal satu hari penuh atau shift pada
waktu kapanpun setelah shift dimana
kecelakaan kerja itu terjadi.
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN

Kasus Cedera dengan Kerja Ringan


(Restricted Workday Case/RWC) : merupakan
kasus yang karena kecelakaan atau sakit pada
pekerja, maka (1) satu adanya pekerja
ditugaskan untuk melakukan pekerjaan lain
sementara waktu, atau (2) dua pekerja bekerja
sesuai pekerjaannya, tetapi tidak sehari penuh,
atau (3) tiga pekerja bekerja sesuai
pekerjaannya tetapi tidak melakukan semua
kewajiban yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Kasus Cedera Dengan Perawatan Medis


(Medical Treatment Case/MTC) : termasuk
cedera atau sakit yang dialami pekerja sehingga
harus dirawat oleh paramedis, petugas
professional yang ditunjuk atau orang-orang
yang berkepentingan . Hal ini tidak termasuk
pekerja yang menderita cedera yang
dianggap sebagai tugas ringan atau Kasus
Cedera dengan Kerja Ringan.

Cedera Manusia (Personal Injury):


semua Kecelakaan yang menyebabkan pekerja
mengalami cedera, terlepas dari akibat
pertolongan pertama dan/ atau Cedera Dengan
Perawatan Medis, atau apakah kejadian itu
telah menyebabkan ketidak hadiran pekerja
dalam bekerja atau tidak.

Pencemaran lingkungan (Enviromental


Pollution): pencemaran yang telah atau dapat
mempengaruhi lingkungan.

Kasus Cedera dengan Pertolongan Pertama


(First Aid Case/FAC) : adanya cedera yang
dialami pekerja dengan satu kali
pengobatan dan rangkaian observasi dari
luka kecil seperti luka tergores, luka
terpotong, luka bakar dan lainnya yang tidak
memerlukan perawatan kesehatan secara
khusus. Perawatan dan observasi
semacam ini dianggap sebagai
pertolongan pertama meskipun disediakan oleh
paramedis atau petugas profesional yang
ditunjuk.
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN
Tindakan Koreksi (Corrective action):
suatu tindakan atau langkah yang diambil
untuk mencegah berulangnya kembali
kecelakaan /
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN

insiden.

Total Recordable Incident Rate (TRIR) :


besaran tingkat rata-rata angka
kecelakaan/insiden yang termasuk kasus FAT,
LTI, RWC dan MTC yang terjadi selama
rangkaian proses kegiatan. Besaran TRIR ini
dapat dihitung dengan cara sbb:

Jumlah kasus (FAT+LTI+RWC+MTC) x 1,000,000


Total jam kerja
terpapar

Frequency Rate (FR) : besaran tingkat rata-


rata angka kecelakaan/insiden yang
telah menyebabkan adanya kasus hari kerja
hilang atau kasus LTI yang terjadi selama
rangkaian proses kegiatan. Besaran FR ini
dapat dihitung dengan cara sbb:

Jumlah kasus LTI x 1,000,000


Total jam kerja
terpapar

Severity Rate (SR) : besaran tingkat rata-


rata jumlah hari yang hilang secara
keseluruhan dari adanya kecelakaan kasus
LTI. Besaran SR ini dapat dihitung dengan
cara sbb:

Jumlah total hari kerja yang hilang


Dari seluruh kasus LTI yang tercatat x
1,000,000
Total jam kerja
terpapar

4. REFERENSI :

5. PROSEDUR : -
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN

Superintendent/ Party Chief/ Supervisor/Engineer/ HSE Officer


/Medik bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan korban bila
terjadi accident dengan melakukan tindakan penanganan yang sesuai.
Tindakan penanganan terhadap masing-masing jenis dan tingkat keparahan
accident dirinci dalam Instruksi Kerja Contingency Plan.

Setiap kejadian/insiden wajib dilaporkan oleh PIC sesuai klasifikasi


insiden dengan menggunakan Incident Preliminary Report/IPR (Formulir
FHSE-13-01) dalam kurun waktu tidak lebih dari 24 jam. Laporan
disampaikan kepada atasan masing-masing & HSE Officer dengan tembusan
HSE Representative & Manager Operasi. Selanjutnya HSE Representative &
Manager Operasi meneruskan kepada atasan masing-masing.

Untuk kejadian/insiden dengan klasifikasi medium & mayor, laporan


lengkap dengan menggunakan Incident Investigation Report/IIR (Formulir HSE-
13-02) dalam kurun waktu tidak lebih dari 7 hari

Klasifikasi Insiden Report adalah sebagai berikut :

Class Human Equipt. Environmt. Reporting PIC Review

Minor FAC < 10 K US$ < 1 BBLS IPR - Form Line / Area EIC/FSM/PC
HSE-13-01 Spv. /Rig Supt

MTC EIC/PC/Rig HSE Rep &


Supt & HSE Opr.
Medium 10 < N < 1 < N < 10 IPR – Form Officer Manager
100 K US$ BBLS HSE-13-01
RWC HSE Rep & HSE Mgr &
& Opr. Mgr GM

Mayor LTI IIR – Form HSE Mgr & VP HSE &


> 100 K > 10 BBLS HSE-13-02 GM DD
US$
FAT Involve Direksi

Incident Investigation Report setidaknya harus harus berisikan :


1. Pernyataan kesaksisan (diusahakan minimal 3 orang kecuali korban)
2. Rekonstruksi kejadian
3. Foto alat/korban akibat kejadian/insiden
4. Kronologis kejadian
5. SCAT
6. Rekomendasi berdasarkan hasil analisis menggunakan SCAT
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN

Untuk invesitigasi kasus kejadian/insiden yang dilakukan oleh Manajemen


Head Office, laporan dengan menggunakan Full Incident Report, dengan IIR
sebagai bagian dari keseluruhan laporan. Report disampaikan setelah
semua data penunjang yang diperlukan lengkap (contoh : hasil laboratorium).

Dalam melakukan Insiden Investigasi metode yang digunakan


adalah
Systematic Cause Analysis Technique (SCAT)

5.6 HSE Representative Jakarta berkoordinasi dengan Superintendent/


Party Chief/ Supervisor/Engineer/ HSE Officer untuk memastikan
investigasi terhadap kejadian accident, rencana tindakan perbaikan
dan pencegahan dilakukan sesegera mungkin, yang tercatat dalam
Incident Investigation Report (Formulir FHSE-13-02).

5.7 Hasil investigasi, rencana perbaikan dan pencegahan serta verifikasi


hasil perbaikan dan pencegahan dari accident untuk tingkat lapangan
dicatat oleh HSE Officer didalam Formulir Action Tracking Plan

5.8 HSE Representative Jakarta melakukan monitoring terhadap


pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan yang telah
direncanakan seperti yang telah tertuang dalam Formulir Action
Tracking Plan.

5.9 Status dari tindakan perbaikan dianalisa secara mingguan dan


dilaporkan dalam Rapat Koordinasi HSE yang dihadiri oleh LEAD HSE.

5.10 HSE Manager wajib melaporkan kepada LEAD HSE segera bila
terjadi accident yang mengakibatkan fatality, LTI atau yang
dinilai bisa mempengaruhi citra PT Sonni Karya

5.11 Semua incident dan accident wajib dikomunikasikan secara tepat


kepada semua pihak terkait (termasuk subkontraktor, tamu, client
dan otoritas pemerintah). Komunikasi juga mencakup tindakan
perbaikan dan tindakan pencegahan yang dilakukan, monitoring
pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan serta verifikasinya.
Komunikasi incident dan accident dilakukan sesuai Matriks
Komunikasi.

5.12 HSE Alert akan dibuat oleh HSE Representative Jakarta untuk
kasus insiden dengan klasifikasi medium & mayor serta minor
namun sering terjadi.
STANDARD OPERATING PROCEDURE
INVESTIGASI INSIDEN, KETIDAKSESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN & PENCEGAHAN

6 LAMPIRAN : a. Incident Preliminary Report (FHSE-13-


01) b. Incident Investigation Report (FHSE-
13-02) c. Action Tracking Plan (FHSE-13-
03)

Anda mungkin juga menyukai