Learning Objective
Learning Objective
Neuroinfeksi
OLEH:
KELOMPOK : 9 (Sembilan)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
LEARNING OBJECTIVE
1. Anatomi SSP?
Jawab:
Otak dan medula spinalis dikelilingi oleh tiga lapisan jaringan ikat
membranosa yang disebut meninges, yang meliputi:
1. Dura mater, yaitu lapisan terluar yang kaya akan serabut saraf sensoris. Dura
mater terutama disarafi oleh cabang-cabang sensoris meningeal dari nervus
trigeminus, nervus vagus, dan saraf-saraf servikal atas. Dura mater juga
membentuk lipatan atau lapisan jaringan ikat tebal yang memisahkan
berbagai regio otak seperti falks serebri, falks serebeli, tentorium serebeli,
dan diafragma sella.
2. Araknoid mater, yaitu lapisan di bawah dura mater yang avaskular. Ruang di
antara araknoid mater dan pia mater disebut spatium subarachnoideum dan
mengandung cairan serebrospinalis.
3. Pia mater, yaitu lapisan jaringan ikat yang langsung membungkus otak dan
medula spinalis. Araknoid mater dan pia mater tidak memiliki serabut saraf
sensoris.
Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah hemisfer serebri.
Beberapa regio korteks serebri yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
spesifik dibagi atas lobus-lobus. Lobus-lobus tersebut dan fungsinya masing-
masing antara lain:
1.Lobus frontal memengaruhi kontrol motorik, kemampuan berbicara
ekspresif, kepribadian, dan hawa nafsu
2.Lobus parietal memengaruhi input sensoris, representasi dan integrasi, serta
kemampuan berbicara reseptif
3.Lobus oksipital memengaruhi input dan pemrosesan penglihatan
4.Lobus temporal memengaruhi input pendengaran dan integrasi ingatan
5.Lobus insula memengaruhi emosi dan fungsi limbik
6.Lobus limbik memengaruhi emosi dan fungsi otonom
Komponen-komponen otak lainnya antara lain:
1. Talamus merupakan pusat relai di antara area kortikal dan subkortikal.
2. Serebelum mengkoordinasikan aktivitas motorik halus dan memproses posisi
otot.
3. Batang otak (otak tengah, pons, dan medula oblongata) menyampaikan
informasi sensoris dan motorik dari somatik dan otonom serta informasi
motorik dari pusat yang lebih tinggi ke target-target perifer.
Otak mengandung empat ventrikel, yaitu dua ventrikel lateral serta
ventrikel ketiga dan keempat yang terletak di sentral. Cairan serebrospinalis
dihasilkan oleh pleksus koroideus, beredar melalui ventrikel-ventrikel, dan
kemudian memasuki ruang subaraknoid melalui foramen Luschka atau foramen
Magendie di ventrikel keempat. Otak terutama diperdarahi oleh arteri vertebral
yang berasal dari arteri subklavia, naik melalui foramen transversum dari
vertebra C1-C6, dan memasuki foramen magnum tengkorak; dan arteri karotid
internal yang berasal dari arteri karotis komunis di leher, naik di leher, dan
memasuki kanalis karotis dan melintasi foramen laserum sehingga berakhir
sebagai arteri serebral anterior dan medial yang beranastomosis dengan sirkulus
Willisi.
Sumber: Netter, F.H. 2011. Atlas of Human Anatomy 5th ed. United States of
America: Saunders Elsevier
2. Epidemiologi meningitis?
Jawab:
Meningitis bakteri adalah masalah yang lebih signifikan di banyak wilayah
lain di dunia, terutama di negara berkembang. Di Dakar, Senegal, dari tahun
1970 hingga 1979, insiden rata-rata adalah 50 kasus per 100.000 penduduk,
dengan sekitar 1 dari 250 anak mengembangkan meningitis bakterial selama
tahun pertama kehidupan. Di negara-negara Afrika dengan tingginya tingkat
human immunodeficiency virus (HIV) infeksi, sebagian besar kasus meningitis
disebabkan oleh S. pneumoniae, dan ini telah dikaitkan dengan angka kematian
yang tinggi (274, 275). Afrika Sub-Sahara, juga disebut sebagai sabuk
meningitis, dikenal untuk epidemi meningitis meningokokus, dengan tingkat
kejadian 101 kasus per 100.000 populasi pada periode 1981 hingga 1996 di
Niger dan hingga 40 kasus per 100.000 selama wabah di Burkina Faso.
Data dari penelitian lain di salah satu rumah sakit di Surabaya pada tahun
2000 hingga pertengahan tahun 2001 menunjukkan jumlah 31 penderita
meningitis. Dengan usia kurang dari satu tahun (22,6%), usia 1-5 tahun (3,2%),
usia 5-15 tahun (6,4%), usia 15-25 tahun (32%), usia 25-45 tahun (16,1%), usia
45-65 tahun (16,1%), usia lebih dari 65 tahun 3,2%. Dari 31 penderita tersebut
sebanyak delapan orarng (25,8%) meninggal dunia.
Sumber: Akaishi, T., et all. 2019. Sensitivity and Specifisity of Meningeal Sign in
Patient With Meningitis. Journal of General and Family Medicine
Vol. 20. Viewed on 25 March 2021. From
https://wileyonlinelibrary.com
5. Gold standar penunjang?
Jawab:
• Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju
Endap Darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur. Pada
meningitis bakterial didapatkan polimorfonuklear leukositosis. Meningitis
yang disebabkan oleh TBC akan ditemukan peningkatan LED.Pada kasus
imunosupresi dapat ditemukan keukopenia.
• Pemeriksaan Pungsi Lumbal (Gold Standar)
Diagnosis pasti meningitis adalah pemeriksaan cairan serebrospinal
melalui pungsi lumbal. Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk
menganalisa jumlah sel dan protein cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak
ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
Pada Meningitis Serosa (meningitis Tuberkulosa) terdapat tekanan
yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih PMN meningkat, glukosa dan
protein normal, kultur (-).
Pada Meningitis Purulenta (meningitis karena Haemophilus influenzae
b, Streptococcus pneumonia,Neisseria meningitidies ) terdapat tekanan
meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat,
glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.
• Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto X ray thoraks, foto kepala (sinus/ mastoid), dapat
diusulkan untuk mengidentifikasi fokus primer infeksi.
• Pemeriksaan EEG
Pada pemeriksaan EEG dijumpai gelombang lambat yang difus di
kedua hemisfer, penurunan voltase karena efusi subdural atau aktivitas delta
fokal bila bersamaan dengan abses otak.
• CT SCAN dan MRI
Dapat mengetahui adanya edema otak, hidrosefalus atau massa otak
yang menyertai meningitis.
Sumber: Tursinawati, Y.M., Tajally, A., Kartikadewi, A. 2017. Buku Ajar Sistem
Syaraf. Semarang : Unimus Press
Sumber: Tursinawati, Y.M., Tajally, A., Kartikadewi, A. 2017. Buku Ajar Sistem
Syaraf. Semarang : Unimus Press