Disusun :
Nikki Faj Rahmawati
17711095
Pembimbing :
dr. Dhyah Aksarani Handamari, Sp. KK
Disusun Oleh :
Nikki Faj Rahmawati
17711095
Mengetahui,
Dokter Pembimbing / Penguji
II. JURNAL
Judul jurnal : Treatment Outcomes for Malassezia Folliculitis in
the Dermatology Department of a University
Hospital in Japan
Penulis : Chikako Suzuki, Midori Hase, Harunari Shimoyama
and Yoshihiro Sei
Penerbit : Medical Mycology Journal
Tahun Terbit : 2016
III. ANALISIS JURNAL (CEBMa)
No. Appraisal Questions Yes Can’t No
tell
1. Did the study address a clearly v Pertanyaan terfokus:
focused question / issue? mengetahui hasil terapi
Terapi topikal atau sistemik antijamur diberikan kepada pasien dengan diagnosis
Malassezia Folikulitis selama 5 tahun antara periode Maret 2007 dan Oktober 2013.
Diagnosis Malassezia folikulitis ditegakkan atas dasar gambaran klinis yang khas dan
temuan mikroskopips secara langsung (10 atau lebih jamur mirip ragi per folikel).
Terapi terdiri dari krim ketoconazole 2% atau itraconazole oral 100 mg yang
diberikan sesuai keparahan gejala dan gambaran klinis pasien. Terapi diberikan
hingga papul menjadi rata, dan pendataran papul diperiksa untuk menentukan apakah
kondisi klinis pasien “membaik” dan terapi yang diberikan “efektif”. Subjek
penelitian sebanyak 44 pasien (35 laki-laki, 9 perempuan), dengan periode penyakit
rata-rata 25 ± 15 hari. Berkenaan dengan lokasi lesi, bagian depan dada adalah lokasi
yang paling umum, terhitung 60% dari semua pasien. Periode yang dibutuhkan untuk
perbaikan adalah 27 ± 16 hari pada pasien yang menerima terapi antijamur topical
dan 14 ± 4 hari pada pasien yang menerima terapi antijamur sistemik. Hasilnya adalah
“membaik” dan terapi “efektif” pada semua pasien. Meskipun pemberian agen
sistemik telah direkomendasikan sebagai terapi untuk Malassezia Folikulitis, namun
studi ini menunjukkan bahwa hasil yang bermanfaat adalah keamanan penggunaan
terapi dengan antijamur topical saja, sama dengan penggunaan terapi antijamur
sistemik.
Kata Kunci: Malassezia Folikulitis, diagnosis, terapi, krim ketoconazol, itraconazole
PENDAHULUAN
HASIL
Terkait terapi, 37 pasien menerima aplikasi topikal krim Ketokonazol 2%, dan
rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan adalah 27 ± 16 hari (9-56 hari).
Tujuh pasien diberikan Itraconazole 100 mg oral, dengan waktu rata-rata yang
diperlukan untuk perbaikan ruamnya adalah 14 ± 4 hari (9-21 hari).
Ketika papula menghilang atau rata pada semua pasien, mereka dianggap
telah "membaik" dan "merespon terapi." Gambar 1 dan 2 menunjukkan perjalanan
tiga pasien yang menerima terapi. Gambar 3 menyajikan gambar mikroskopis
langsung. Selama masa pemberian terapi, tidak ada efek samping merugikan pada
pasien yang menerima agen antijamur topikal atau sistemik.
Gambar 1. A: 20 hari setelah pemberian prednisolone untuk ASD, seorang laki-laki berusia
26 tahun menampilkan papul dan pustule kemerahan, ukuran sebutir padi, dan folikel di
seluruh dada bagian depan. Pasien ini memiliki pruritus ringan. B: 18 hari setelah terapi
topical ketoconazole. Namun pasien ini masih mengonsumsi prednisolone 25 mg, papul-
papul menunjukkan merata. Papul-papul kebanyakan menghilang setelah pemberian terapi
topical 28 hari, dan pasien dianggap telah “membaik”.
Gambar 2. A: Wanita usia 31 tahun dengan papul kemerahan, seukuran satu butir
padi, dan folikel di sisi ekstensor ekstremitas atas. Pasien ini memiliki dermatitis atopic
sebagai penyakit yang mendasarinya. Pasien ini datang ke rumah sakit karena tidak ada
perbaikan setelah pemberian terappi eczema dari klinik lain. B: 20 hari setelah terapi
topical dengan ketokonazol. Karena papul sebagian besar telah menghilang, pasien ini
dianggap telah “membaik”.
DISKUSI
Dalam penelitian ini, gejala klinis membaik dalam waktu satu bulan pada
semua pasien yang hanya menerima terapi antijamur topikal. Meskipun
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk perbaikan dengan pengobatan topikal
dibandingkan dengan terapi sistemik, terapi antijamur topikal adalah pengobatan
yang aman dan bermanfaat untuk folikulitis Malassezia.
Konflik kepentingan