Anda di halaman 1dari 30

TUGAS EBHC

ANALISIS KRITIS DAN APLIKASI EBM DALAM BIDANG FARMASI

OLEH :

NAMA : Dewi Restiana Popo

NIM : 4820121020EX

MK : EBHC

DOSEN : apt. Neneng Rachmalia I.M., M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI EKSTENSI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS QAMARUL
HUDA BADARUDDIN BAGU
TAHUN 2021
KASUS 1 :

Anda sebagai farmasis di apotek ditanya oleh konsumen Anda manakah obat yang lebih baik
untuk anak yang mengalami asma ringan ? Anda memutuskan untuk mencari literature obat anti
asma dengan kelompok placebo sebelum menjawab pertanyaan klien Anda.

JAWABAN KASUS 1 :

JURNAL 1

JUDUL, PENULIS Albuterol multidose dry powder inhaler efficacy and safety versus
DAN TAHUN placebo in children with asthma

Craig LaForce, M.D., C.P.I., Herminia Taveras, Ph.D., M.P.H., Harald


Iverson, Ph.D., and Paul Shore, M.D., M.S.

2017
ANALISIS KRITIS MAKALAH
KRITERIA KODE PENILAIAN
1 2 3
1. Permasalahan dinyatakan dengan jelas 2a 3
2. Hipotesa dinyatakan dengan jelas 2b 3
3. Permasalahan penting 2a 3
4. Asumsi-asumsi dinyatakan dengan jelas 2a 3
5. Keterbatasan penelitian disebutkan 20 2
6. Istilah penting didefinisikan 2
7. Rancangan penelitian diuraikan dengan lengkap 3a 3
8. Rancangan penelitian sesuai untuk memecahkan masalah. 3b 3
9. Populasi dan sample di sebutkan 4a 3
10. Cara pengambilan sample sesuai 4a 3
11. Prosedur pengambilan data di jelaskan 5 3
12. Prosedur pengumpulan data sesuai masalah yang ada 5 3
dipecahkan
13. Prosedur pengambilan data dilaksanakan dengan tepat 6a 3
14. Validasi dan reabilitas pengumpulan data ditetapkan 6a 3
15. Metode yang dipilih sesuai untuk analisis data dan 12a 3
diterapkan dengan tepat
16. Hasil-hasil data disajikan dengan jelas 13a 3
17. Kesimpulan dinyatakan dengan jelas dan didukung oleh 21 3
bukti
18. Penerapan hasil penelitian dibatasi pada populasi darimana 22 3
sample diambil
19. Laporan di tulis dengan jelas, sistematis dan objektif 23 3
KESIMPULAN : kualitas jurnal baik karena jumlah skor yang di dapatkan >45, yakni 55 dan
dapat di jadikn sebagai acuan dalam pemelihan obat asma pada anak
TABEL URAIAN JURNAL

No Judul, Penulis dan jenis pustaka Isi Manfaat


1. Albuterol multidose dry powder Penelitian ini berisi Untuk mengevalusi
inhaler efficacy and safety versus tentangkemanjurani kemanjuran dan keamanan
placebo in children with asthma dan keamanan albuterol inhaler dry
Albuterol inhaler dry powder dengan
Craig LaForce, M.D., C.P.I., powder dengan perbandingan placebo
Herminia Taveras, Ph.D., M.P.H., perbandingan placebo pada anak yang mengidap
Harald Iverson, Ph.D., and Paul setelah pemberian asma.
Shore, M.D., M.S. dosis kronis pada anak
yang mengidap asma.

Pustaka Primer Hasilnya yakni


albuterol
meningkatkan fungsi
paru secara signifikan
daripada plasebo
selama 3 minggu
pengobatan
LAPORAN TELAAH JURNAL 1 DESAIN RCT MODEL EBM.

Judul : Albuterol multidose dry powder inhaler efficacy and safety versus placebo in
children with asthma
Pengarang : Craig LaForce, M.D., C.P.I., Herminia Taveras, Ph.D., M.P.H., Harald
Iverson,Ph.D., and Paul Shore, M.D., M.S.

Tujuan Petanyaan penuntun dan hasil telaah


Validitas internal : Apakah informasi benar Apakah kelompok penelitian representatif dan
komparabel (dapat dibandigkan) :

YA
Apakah pasien atau sampel di tempatkan ke
masing – masing kelompok melalui randomisasi ?
:

YA
Apakah saat mulai penelitian kondisi antar
kelompok sama atau sebanding ? :

YA
Apakah antar kelompok uji mendapatkan
perlakuan (treatmen) setara ?:

YA tetapi dosis berbeda


Apakah semua pasien yang terdapat dalam
kelompok penelitian diperhitungkan ? Dan apakah
mereka semua dianalisis sesuai kelompok
randomisasinya ? :

YA/YA
Apakah pengukuran dilakukan secara objektif ?
Apakah dilakukan blinding ?

YA/YA
Tingkat kepentingan : Apakah hasil Bagaimana atau seberapa besar efek dari
penelitian penting ? treatmen ?: untuk outcome berupa data nominal
dilakukan perhitungan parameter outcome
meliputi: RR, ARR, RRR dan NNT/NNH:

Tidak diperoleh efek yang tidak diharapkan pada


pemberian treatment
Bagaimana presisi estimasi terhadap efek
treatment ? :
Kemanjuran klinis albuterol terbukti dalam 5
menit setelah pemberian dosis dan dipertahankan
selama 2 jam

Apakah hasil penelitian yang disajikan Apakah pasien berbeda dengan pasien penelitian
dalam jurnal ini dapat membantu ini sehingga hasil penelitian ini tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang akan dipublikasikan ? TIDAK
dipecahkan ? Apakah treatment fisibel dengan seting RS /
(Eksternal/Validasi/Applicability) Praktek ? YA
Apakah potensi manfaat lebih besar dari potensi
bahaya bagi pasien saya ? YA

Kesimpulan : Jurnal ini bagus dan memenuhi kriteria-kriteria EBM serta dapat digunakan sebagai
acuan dalam pemberian treatmen kepada pasien .

JURNAL 2

JUDUL, PENULIS A COMPARISON OF BECLOMETHASONE, SALMETEROL, AND


DAN TAHUN PLACEBO IN CHILDREN WITH ASTHMA

F. ESTELLE R. SIMONS, M.D.,

1997
ANALISIS KRITIS MAKALAH
KRITERIA KODE PENILAIAN
1 2 3
1. Permasalahan dinyatakan dengan jelas 2a 3
2. Hipotesa dinyatakan dengan jelas 2b 3
3. Permasalahan penting 2a 3
4. Asumsi-asumsi dinyatakan dengan jelas 2a 3
5. Keterbatasan penelitian disebutkan 20 3
6. Istilah penting didefinisikan 2
7. Rancangan penelitian diuraikan dengan lengkap 3a 3
8. Rancangan penelitian sesuai untuk memecahkan masalah. 3b 3
9. Populasi dan sample di sebutkan 4a 3
10. Cara pengambilan sample sesuai 4a 3
11. Prosedur pengambilan data di jelaskan 5 3
12. Prosedur pengumpulan data sesuai masalah yang ada 5 3
dipecahkan
13. Prosedur pengambilan data dilaksanakan dengan tepat 6a 3
14. Validasi dan reabilitas pengumpulan data ditetapkan 6a 3
15. Metode yang dipilih sesuai untuk analisis data dan diterapkan 12a 3
dengan tepat
16. Hasil-hasil data disajikan dengan jelas 13a 3
17. Kesimpulan dinyatakan dengan jelas dan didukung oleh bukti 21 3
18. Penerapan hasil penelitian dibatasi pada populasi darimana 22 3
sample diambil
19. Laporan di tulis dengan jelas, sistematis dan objektif 23 3
KESIMPULAN : kualitas jurnal baik karena jumlah skor yang di dapatkan >45, yakni 56 dan
dapat di jadikan sebagai acuan dalam pemelihan obat asma pada anak

TABEL URAIAN JURNAL

No Judul, Penulis dan jenis pustaka Isi Manfaat


1. A COMPARISON OF Penelitian ini berisi Untuk mengetahui
BECLOMETHASONE, tentang perbandingan
SALMETEROL, AND PLACEBO membandingkan efektifitas
IN CHILDREN WITH ASTHMA beclomethasone Beclomethasone,
dipropionate (200 mg salmeterol dan placebo
F. ESTELLE R. SIMONS, M.D., dua kali sehari) pada anak yang
dengan salmeterol menderita asma
xinafoate (50 mg dua
Pustaka Primer kali sehari) dan
plasebo (laktosa)
pada anak yang
menderita asma .
Beclomethasone
efektif dalam
mengurangi
hiperresponsif jalan
napas dan
mengendalikan
gejala asma, namun
dikaitkan dengan
penurunan
pertumbuhan linier.
LAPORAN TELAAH JURNAL 2 DESAIN RCT MODEL EBM.

Judul : A COMPARISON OF BECLOMETHASONE, SALMETEROL, AND


PLACEBO IN CHILDREN WITH ASTHMA

Pengarang : F. ESTELLE R. SIMONS, M.D

Tujuan Petanyaan penuntun dan hasil telaah


Validitas internal : Apakah informasi Apakah kelompok penelitian representatif dan
benar komparabel (dapat dibandigkan) :

YA
Apakah pasien atau sampel di tempatkan ke masing –
masing kelompok melalui randomisasi ? :

YA
Apakah saat mulai penelitian kondisi antar kelompok
sama atau sebanding ? :

YA
Apakah antar kelompok uji mendapatkan perlakuan
(treatmen) setara ?:

YA tetapi dosis berbeda


Apakah semua pasien yang terdapat dalam kelompok
penelitian diperhitungkan ? Dan apakah mereka semua
dianalisis sesuai kelompok randomisasinya ? :

YA/YA
Apakah pengukuran dilakukan secara objektif ?
Apakah dilakukan blinding ?

YA/YA
Tingkat Kepentingan : Apakah hasil Bagaimana atau seberapa besar efek dari treatmen ?:
penelitian penting ? untuk outcome berupa data nominal dilakukan
perhitungan parameter outcome meliputi: RR, ARR,
RRR dan NNT/NNH:

Tidak diperoleh efek yang tidak diharapkan pada


pemberian treatment
Bagaimana presisi estimasi terhadap efek treatment ? :
Beclomethasone efektif dalam mengurangi
hiperresponsif jalan napas dan mengendalikan gejala
asma dengan dosis 200mg pemberian 2 kali sehari

Apakah hasil penelitian yang disajikan Apakah pasien berbeda dengan pasien penelitian ini
dalam jurnal ini dapat membantu sehingga hasil penelitian ini tidak dapat dipublikasikan
menyelesaikan permasalahan yang akan ? TIDAK
dipecahkan ? Apakah treatment fisibel dengan seting RS / Praktek ?
(Eksternal/Validasi/Applicability) YA
Apakah potensi manfaat lebih besar dari potensi
bahaya bagi pasien saya ? YA

KESIMPULAN : Jurnal ini bagus dan memenuhi kriteria-kriteria EBM serta dapat digunakan
sebagai acuan dalam pemberian treatmen kepada pasien .
KASUS 2 :

Sebagai Farmasis di RS Anda harus dapat menentukan pilihan obat yang akan digunakan di RS berdasarkan tingkat keamanan,
efikasi dan biaya. Obat dengan tingkat keamanan tertinggi, handal dan murah adalah menjadi pilihan pertama. Anda diminta pendapat tentang
manakah obat antihipertensi yang paling baik (aman, efikasius, murah) untuk penderita hipertensi dengan DM tipe II yang akan ditetapkan
sebagai obat pilihan (DOC) untuk RS Anda.

JAWABAN KASUS 2 :

1. Tuliskan PICO Sesuai Kasus Dan Pilihlah Kata Kunci Yang Sesuai

No Problem/patients Intervention Comparsion Ourcome


kasus
2 Obat DM tipe II yang paling baik Metformin Glibenclamit Kemanjuran (Efficacy)
(aman, efikasius, murah). Murah (Cheap)
Keamanan (Safety)

2. Tuliskan Alamat Pangkalan Data yang akan dituju, kombinasi kata kunci pilihan dan pilihan boolean operator yang sesuai:

No Kombinasi kata kunci Pangkalan data atau alamat Jumlah pustaka yang tersaring
kasus website tujuan (Jumlah hit)

2 Efficacy, Cheap and Safety of metformin or Geogle.com (Scholar) 2.390


Yahoo.com 17.800
glibenclamit for DM tipe II
Pubmed.com 15
3. Tuliskan minimal 5 judul jurnal hasil penelusuran anda tiap kasus, identifikasi jenis jurnalnya dan berilah cerita tentang isi jurnal
tersebut serta apa manfaat jurnal tersebut bagi anda?

Tabel hasil searching dan jenis pustaka obat:

No Judul penelitian JENIS PUSTAKA


kasus Orisinalitas Data Outcome/tujuan Level of
evidance
2 Efficacy and safety of sitagliptin compared with sulfonylurea Sekunder : Meta- Efficacy and Level 1 : RCT
safety
therapy in patients with type 2 diabetes showing inadequately analysis
controlled glycosylated hemoglobin with metformin monotherapy:
A meta-analysis.
Isi jurnal : Percobaan terkontrol acak sebelumnya (RCT) telah
melaporkan hasil yang bertentangan untuk kemanjuran terapi
sitagliptin dan sulfonylurea pada pasien dengan diabetes mellitus
tipe 2 yang menunjukkan kontrol glikemik yang tidak memadai
dengan monoterapi metformin. Untuk mengklarifikasi temuan ini,
meta-analisis dilakukan terhadap hasil dari semua RCT yang
diterbitkan membandingkan sitagliptin dengan sulfonylureas
dalam pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Database medis standar
dicari untuk mengidentifikasi RCT bahasa Inggris dan Cina yang
relevan. Hasil RCT dibandingkan mengenai perubahan rata-rata
kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c); proporsi mencapai <7%
HbAlc; dan perubahan berat badan. Tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan antara kelompok metformin plus
sitagliptin dan metformin plus sulfonylurea mengenai HbAlc atau
proporsi yang mencapai <7% HbAlc, sedangkan kelompok
metformin plus sitagliptin mengalami lebih sedikit peristiwa
hipoglikemik (P <0,00001) dan penurunan yang lebih besar dalam
berat badan (P <0,00001) dan <0,00001). Terapi metformin plus
sitagliptin dapat menurunkan nilai HbAlc pada pasien dengan
diabetes mellitus tipe 2 yang tidak mencapai target glikemiknya
dengan monoterapi metformin dengan cara yang serupa dengan
terapi metformin plus sulfonylurea, sementara menimbulkan risiko
hipoglikemia yang lebih rendah, dan menghasilkan efek yang lebih
menguntungkan pada berat badan.
Impact of metformin on cardiovascular disease: a meta-analysis of Sekunder : Meta- Efficacy Level 1 :
randomised trials among people with type 2 diabetes. analysis Sistematik
Isi jurnal : Metformin adalah obat oral yang paling banyak review
diresepkan untuk menurunkan glukosa darah di seluruh dunia.
Namun tinjauan sistematis sebelumnya telah menimbulkan
keraguan tentang efektivitasnya dalam mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular, komplikasi diabetes tipe 2 yang paling mahal.
Kami bertujuan untuk secara sistematis mengidentifikasi dan
mengumpulkan percobaan acak yang melaporkan hasil
kardiovaskular di mana efek metformin 'terisolasi' melalui
perbandingan dengan diet, gaya hidup atau plasebo. ari uji coba
metformin yang diidentifikasi melalui pencarian MEDLINE. Kami
menyertakan uji coba terkontrol secara acak terhadap orang
dewasa dengan diabetes tipe 2 yang membandingkan dosis dan
persiapan metformin oral tanpa intervensi, plasebo atau intervensi
gaya hidup dan melaporkan mortalitas atau hasil kardiovaskular.
Kami memasukkan sepuluh artikel yang melaporkan 13 percobaan
(termasuk total 2.079 orang dengan diabetes tipe 2 yang
dialokasikan untuk metformin dan jumlah yang serupa dengan
kelompok pembanding) di mana hanya empat yang
membandingkan metformin dengan plasebo dan mengumpulkan
data tentang hasil kardiovaskular. Peserta umumnya berkulit putih,
berusia ≤65 tahun, kelebihan berat badan / obesitas dan dengan
kontrol glikemik yang buruk. Perkiraan ringkasan didasarkan pada
sejumlah kecil peristiwa: 416 infark miokard / kejadian penyakit
jantung iskemik dalam tujuh studi dan 111 stroke dalam empat
studi. UK Prospective Diabetes Study (UKPDS) memberikan
kontribusi mayoritas data untuk perkiraan ringkasan, dengan bobot
mulai dari 52,3% untuk infark miokard hingga 70,5% untuk
stroke. Semua hasil, dengan pengecualian stroke, lebih menyukai
metformin, dengan heterogenitas terbatas di antara penelitian,
tetapi tidak ada yang mencapai signifikansi statistik. Ukuran efek
(Mantel-Haenszel RR) adalah: semua penyebab kematian 0,96
(95% CI 0,84, 1,09); kematian kardiovaskular 0,97 (95% CI 0,80,
1,16); infark miokard 0,89 (95% CI 0,75, 1,06); stroke 1,04 (95%
CI 0,73, 1,48); dan penyakit pembuluh darah perifer 0,81 (95% CI
0,50, 1,31).
Effect of Antihyperglycemic Agents Added to Metformin and a Sekunder : Meta- Efficacy Level 1 :
Sulfonylurea on Glycemic Control and Weight Gain in Type 2 analysis Sistematik
Diabetes: A Network Meta-analysis. review
Isi jurnal : Untuk membandingkan kemanjuran obat
antihyperglycemic add-on pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang
tidak dikontrol dengan metformin dan sulfonylurea. Percobaan
acak dalam durasi setidaknya 24 minggu. Studi mengevaluasi efek
penambahan obat antihiperglikemik ketiga pada pengobatan orang
dewasa berusia 18 tahun atau lebih dengan diabetes tipe 2 dan
kadar hemoglobin A1c (HbA1c) lebih besar dari 7,0% yang sudah
menerima kombinasi metformin dan sulfonylurea. Titik akhir
primer adalah perubahan kadar HbA1c, perubahan berat badan,
dan frekuensi hipoglikemia berat. Delapan belas uji coba yang
melibatkan 4.535 peserta yang berlangsung rata-rata 31,3 minggu
(24 hingga 52 minggu) dimasukkan. Dibandingkan dengan
plasebo, kelas obat tidak berbeda pengaruhnya pada tingkat
HbA1c (pengurangan mulai dari .0.70% [interval kredibel 95%
{CrI}, −1.33% hingga −0.08%] untuk acarbose menjadi .081.08%
[CrI, −1.41% hingga -0,77%] untuk insulin). Peningkatan berat
terlihat dengan insulin (2,84 kg [CrI, 1,76 hingga 3,90 kg]) dan
thiazolidinediones (4,25 kg [CrI, 2,76 hingga 5,66 kg]), dan
penurunan berat badan terlihat dengan agonis peptida-1 seperti
glukagon-seperti (1,63 kg) [CrI, −2.71 hingga −0.60 kg]). Insulin
menyebabkan dua kali jumlah absolut dari episode hipoglikemik
berat daripada agen antihyperglikemik noninsulin.
Sebagian besar uji coba bersifat jangka pendek, dan kualitas uji
coba bervariasi. Dengan sangat sedikit percobaan relatif terhadap
agen antihiperglikemik, para peneliti mengandalkan perbandingan
tidak langsung, yang meningkatkan ketidakpastian temuan dan
kesimpulan.Tidak ada perbedaan yang jelas dalam manfaat antara
kelas obat ketika menambahkan agen ketiga untuk pengobatan
pasien dengan diabetes tipe 2 yang sudah menerima metformin
dan sulfonylurea. Pilihan yang paling tepat harus tergantung pada
karakteristik klinis setiap pasien.
The use of glyburide in the management of gestational diabetes Sekunder : Meta- Efficacy, safety Level 1 : RCT
mellitus: A meta-analysis. analysis and Cheap
Isi jurnal : Glyburide telah digunakan untuk mengelola
gestational diabetes mellitus (GDM) di sejumlah negara. Agak
murah. Namun, kemanjuran dan keamanannya masih
kontroversial. Dengan meta-analisis ini, kami mengevaluasi
glyburide dibandingkan dengan insulin. Dengan strategi pencarian
literatur yang sistematis, total 93 uji coba terkontrol secara acak
(RCT) dengan insulin dan perbandingan glyburide diidentifikasi.
Berdasarkan checklist Standar Konsolidasi Uji Coba (CONSORT)
yang direvisi, lima di antaranya memenuhi kriteria inklusi dan
dimasukkan dalam meta-analisis ini.
Enam ratus tujuh puluh empat mata pelajaran dimasukkan dalam
lima RCT ini. Ketika dibandingkan dengan insulin, glikburida
memiliki peningkatan risiko relatif (RR) untuk hipoglikemia
neonatal (RR: 1,98; interval kepercayaan 95% [CI]: 1,17, 3,36).
Estimasi perbedaan rata-rata standar (SMD) menunjukkan bahwa
berat lahir janin dan insidensi makrosomia lebih tinggi pada subjek
yang menerima glburida dibandingkan pada mereka yang
menerima insulin (SMD: 0,21; 95% CI: 0,06, 0,36; RR: 2,22; 95%
CI: Masing-masing 1,07, 4,61). Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam kontrol glukosa ibu, hemoglobin terglikasi,
tingkat operasi caesar, usia kehamilan besar, hipokalsemia
neonatal, lama rawat inap ICU neonatal, kelahiran prematur, atau
kelainan bawaan. Studi kami menunjukkan bahwa pada wanita
dengan GDM, glikburid sama efektifnya dengan insulin, tetapi
risiko hipoglikemia neonatal, berat lahir janin yang tinggi, dan
makrosomia lebih tinggi.
The Effectiveness of Glyburide Compared to Insulin in the Sekunder : Systematic Efficacy, safety Level 1 : RCT
Management of Gestational Diabetes Mellitus: A Systematic review and Cheap
Review.
Isi jurnal : Terapi insulin telah menjadi andalan dalam mengelola
wanita dengan gestational diabetes mellitus (GDM), tetapi
beberapa kelemahan insulin telah menyebabkan penggunaan
glyburide, yang murah di beberapa negara, untuk mengelola
GDM. Namun, ada perdebatan mengenai efektivitas, kemanjuran
dan keamanannya bila dibandingkan dengan insulin untuk kontrol
glikemik ibu, dan beberapa hasil neonatal yang merugikan pada
GDM. Metode: Tinjauan sistematis dari delapan studi uji coba
terkontrol acak (RCT) dilakukan untuk membandingkan glburida
dan insulin. Studi yang melibatkan 849 peserta dimasukkan dalam
analisis kuantitatif. Hasil: Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara glyburide dan insulin dalam puasa ibu (P = 0,09; SMD:
0,13; 95% CI: .020,02-0,28) dan postprandial (P = 0,45; SMD:
0,05; 95% CI: ﹣0,09 hingga 0,19) kontrol glikemik dan hae-
moglobin terglikosilasi (P = 0,35; SMD: 0,08; 95% CI: ﹣0,08-
0,24). Ketika dibandingkan dengan insulin, glikbid memiliki
peningkatan rasio risiko (RR) untuk hipoglikemia neonatal (P =
0,0002; RR: 2,27; 95% CI: 1,47 hingga 3,51) dan besar untuk bayi
usia kehamilan (P = 0,03; RR: 1,60; 95 % CI: 1,06 hingga 2,41).
Estimasi perbedaan rata-rata standar menunjukkan bahwa berat
lahir neonatus secara signifikan lebih tinggi pada subjek yang
menerima glburida dibandingkan pada kelompok insulin (P =
0,002; SMD: 0,21; 95% CI: 0,08 hingga 0,35). Kesimpulan:
Glyburide dianggap efektif secara klinis dan alternatif yang lebih
aman daripada insulin untuk kontrol glikemik ibu pada wanita
GDM. Itu terjangkau, mudah dan tidak memerlukan pelatihan
edukatif yang komprehensif pada saat inisiasi terapi. Namun, hasil
yang merugikan - hipoglikemia neonatal, berat lahir neonatal
tinggi dan besar untuk bayi usia kehamilan - memerlukan
pemantauan yang cermat terhadap pasien GDM untuk setiap
kebutuhan insulin tambahan.

KASUS 3 :

Tn. Hernadi, umur 41 tahun dengan obesitas, sudah 2 kali dalam satu minggu ini mengalami nyeri dada berat pada dada sebelah kiri,
bila sedang beraktifitas misalnya jalan cepat atau lari-lari dada terasa seperti ditindih dan nafas terasa sesak, nyeri dada berkurang apabila
beristirahat. Tn. Hendardi Datang ke apotek bertanya kira-kira nyeri dada yang dialami itu karena sakit apa? Pemeriksaan apa yang harus
dilakukan untuk memastikan sakit dadanya tersebut? Dan yang terakhir bertanya tentang bagaimana pengobatan untuk mencegah atau
menghambat agar sakitnya tidak tambah berat. Berdasarkan data pemeriksaan fisik dan lab terakhir ketika kontrol ke Puskesmas adalah tekanan
darahnya 170/110 mmHg dan dari hasil lab. diketahui pasien menderita hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida. Penderita memiliki berat badan
75 Kg dengan tinggi 150 cm.

JAWABAN KASUS 3 :

1. Tuliskan PICO Sesuai Kasus Dan Pilihlah Kata Kunci Yang Sesuai

No Problem/patients Intervention Comparsion Ourcome


kasus
3 Pasien dewasa usia 41 tahun dengan Aspirin Clopidogrel Kemanjuran (Efficacy)
obesitas.Pasien mengalami nyeri dada berat pada
dada sebelah kiri bila beraktifitas. Misalnya
seperti tertindih dan nafas terasa sesak, nyeri dada
berkurang apabila beristirahat.

2. Tuliskan Alamat Pangkalan Data yang akan dituju, kombinasi kata kunci pilihan dan pilihan boolean operator yang sesuai:

No Kombinasi kata kunci Pangkalan data atau alamat Jumlah pustaka yang tersaring (Jumlah
kasus website tujuan hit)
3 Efficacy of aspirin or clopidogrel for angina Geogle.com (Scholar) 9.870
Yahoo.com 148.000
obesity
Pubmed.com 5.514
3. Tuliskan minimal 5 judul jurnal hasil penelusuran anda tiap kasus, identifikasi jenis jurnalnya dan berilah cerita tentang isi jurnal
tersebut serta apa manfaat jurnal tersebut bagi anda?

Tabel hasil searching dan jenis pustaka obat:

No Judul penelitian JENIS PUSTAKA


kasus Orisinalitas Data Outcome/tujuan Level of
evidance
3 Obesity and antiplatelet effects of acetylsalicylic acid and Primer : Original Efficacy Level 1 : RCT
articel
clopidogrel in patients with stable angina pectoris after
percutaneous coronary intervention.
Isi Jurnal : Mengevaluasi hubungan antara obesitas dan respons
PLT terhadap terapi antiplatelet ganda selama 1 bulan pada
pasien dengan angina pektoris stabil setelah intervensi koroner
perkutan (PCI). asam (ASA, 75 mg / hari) setelah PCI terdaftar
dalam penelitian dan dibagi berdasarkan indeks massa tubuh
(BMI): BMI <25 kg / m² (kelompok A); BMI = 25–29,9 kg / m²
(grup B); dan BMI ≥30 kg / m² (grup C). Fungsi PLT dinilai
dengan impedansi aggregometri 24 jam setelah PCI dan dosis
pemuatan (LD) clopidogrel (CLO, 600 mg) dan setelah 30 hari
dosis pemeliharaan (MD) CLO dan ASA 75 mg / d. Nilai-nilai
delta dihitung sebagai perbedaan antara tes yang dilakukan 30
hari dan 24 jam setelah PCI. HASIL Fungsi PLT berubah secara
signifikan selama 30 hari tindak lanjut. Reaktivitas PLT awal
terhadap adenosin difosfat (ADP1) lebih rendah pada kelompok
A dan tertinggi pada kelompok C (P <0,05). Reaktivitas PLT
terhadap kolagen (COL1) dan asam arakidonat lebih rendah pada
kelompok A (P <0,05) tanpa perbedaan antara kelompok B dan
C. Tidak ada perbedaan di antara subkelompok dalam reaktivitas
PLT yang dinilai setelah 30 hari. Analisis regresi multivariat
menunjukkan bahwa BMI (P = 0,03), konsentrasi serum
kreatinin (P <0,01), jenis kelamin laki-laki (P <0,01), dan
merokok aktif (P <0,001) adalah prediktor independen
ΔADP.KESIMPULAN Obesitas dikaitkan dengan respons yang
lebih rendah terhadap CLO LD tetapi fungsi PLT setelah 30 hari
CLO MD serupa pada pasien dengan obesitas dan berat badan
normal.
Aspirin and Clopidogrel in Acute Coronary Sekunder : Efficacy Level 1 :
Sistemati
SyndromesTherapeutic Insights From the CURE Study. Systematic review
review
Isi Jurnal : Keunggulan kombinasi aspirin dan clopidogrel and Meta-analysis
muncul di awal pengobatan, dengan manfaat yang signifikan
terjadi selama 24 jam pertama. Keunggulan ini dipertahankan
melalui studi 12 bulan. Secara acak, 25% pasien menggunakan
agen penurun lipid, 58% β-blocker, 36% inhibitor angiotensin-
converting enzyme, dan 72% menerima terapi antikoagulan
heparin tanpa molekul atau berat molekul rendah. Namun
demikian, analisis subkelompok menunjukkan bahwa manfaat
rejimen kombinasi tetap dipertahankan terlepas dari obat yang
diminum pasien.
Reduced-function CYP2C19 genotype and risk of adverse Sekunder : Meta- Efficacy Level 1 :
clinical outcomes among patients treated with clopidogrel analysis Sistemati
predominantly for PCI: a meta-analysis. review
Isi Jurnal : Untuk menentukan risiko hasil kardiovaskular yang
merugikan utama di antara pembawa 1 (≈ 26% prevalensi putih)
dan pembawa 2 (≈ 2% prevalensi putih) fungsi varian genetik
CYP2C19 fungsi rendah pada pasien yang diobati dengan
clopidogrel.
Association of Clopidogrel Pretreatment With Mortality, Sekunder : Efficacy Efficacy and
Cardiovascular Events, and Major Bleeding Among Patients Systematic review safety and
Undergoing Percutaneous Coronary InterventionA Systematic and Meta-analysis Level 1 : RCT
Review and Meta-analysis.
Isi Jurnal : Untuk mengevaluasi hubungan pra-perawatan
clopidogrel vs tanpa pengobatan dengan mortalitas dan
perdarahan mayor setelah PCI. Hasil Dari 37.814 pasien yang
dimasukkan dalam meta-analisis, 8608 pasien telah berpartisipasi
dalam RCT; 10 945, dalam analisis observasional RCT; dan
18.261, dalam studi observasional. Analisis RCT menunjukkan
bahwa pretreatment clopidogrel tidak terkait dengan
pengurangan kematian (risiko absolut, 1,54% vs 1,97%; OR,
0,80; 95% CI, 0,57-1,11; P = 0,17) tetapi dikaitkan dengan risiko
yang lebih rendah dari kematian. kejadian jantung utama (9,83%
vs 12,35%; OR, 0, 77; 95% CI, 0,66-0,89; P <0,001). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara pretreatment dan perdarahan
besar secara keseluruhan (3,57% vs 3,08%; OR, 1,18; 95% CI,
0,93-1,50; P = 0,18). Analisis dari analisis pengamatan RCT dan
studi observasi konsisten untuk semua hasil.
No consistent evidence of differential cardiovascular risk Sekunder : Meta- Efficacy Level 1 :
amongst proton-pump inhibitors when used with clopidogrel: analysis Sistematik
meta-analysis. review
Isi Jurnal : Untuk mengevaluasi secara sistematis apakah
masing-masing PPI berbeda dalam risikonya untuk kejadian
kardiovaskular ketika diberikan bersama clopidogrel. Untuk studi
secara acak dan non-acak yang melaporkan kejadian
kardiovaskular yang merugikan dengan paparan PPI spesifik
pada pasien yang menerima clopidogrel. Kami melakukan meta-
analisis efek acak, dan menilai heterogenitas menggunakan
statistik I2.

KASUS 4 :
Bu Ana, 35 tahun datang ke apotek untuk membelikan obat asma untuk anaknya. Anda sebagai farmasis di apotek tersebut ditanya
oleh Bu Ana ‘manakah obat yang lebih baik dan murah untuk anak saya yang sering mengalami asma ketika udara dingin?”. Apabila udara
dingin serangan asma malam hari paling tidak sekali dalam 2 minggu. Anda putuskan untuk mencari literature obat dalam bentuk RCT
(Randomized Controlled Trial) yang membandingkan antara obat anti asma dengan kelompok placebo sebelum menjawab pertanyaan klien
Anda.

JAWABAN KASUS 4 :

1. Tuliskan PICO Sesuai Kasus Dan Pilihlah Kata Kunci Yang Sesuai :

No Problem/patients Intervention Comparsion Ourcome


kasus
4 Pasien anak dengan keluhan asma Inhaler beclomethasone Salmeterol Kemanjuran (Efficacy)
pada saat udara dingin. Murah ( Cheap)

2. Tuliskan Alamat Pangkalan Data yang akan dituju, kombinasi kata kunci pilihan dan pilihan boolean operator yang sesuai:

No Kombinasi kata kunci Pangkalan data atau alamat Jumlah pustaka yang tersaring
kasus website tujuan (Jumlah hit)

4 Efficacy and cheap of Inhaler Geogle.com (Scholar) 1.230


Yahoo.com 28.300
beclomethasone or Salmeterol for asthma
Pubmed.com 1.759

3. Tuliskan minimal 5 judul jurnal hasil penelusuran anda tiap kasus, identifikasi jenis jurnalnya dan berilah cerita tentang isi jurnal
tersebut serta apa manfaat jurnal tersebut bagi anda?

Tabel hasil searching dan jenis pustaka obat:


No Judul penelitian JENIS PUSTAKA
kasus Orisinalitas Data Outcome/tujuan Level of
evidance
4 Comparison of Oral Bambuterol and InhaledSalmeterol in Primer : Original Efficacy Level 1 : Double
articel blind.
Patients with SymptomaticAsthma and Using Inhaled
Corticosteroids.
Isi jurnal : Perbandingan oralbambuterol dan salmeterol
inhalasi pada pasien dengan asma simtomatik dan
menggunakan inhalasi kortikosteroid. Membandingkan
bambuterol oral dalam dosis 20 mg yang diambil sekali sehari
di malam hari dengan salmeterol inhalasi pada 50 mg yang
diminum dua kali sehari pada 126 pasien asma (60 bambuterol,
66 salmeterol) berusia 18 hingga 74 tahun yang dirawat
setidaknya 4 minggu dengan kortikosteroid dihentikan pada
dosis konstan 400 hingga 2.000 mg / hari atau dengan
kortikosteroid oral pada <20mg / hari. Para pasien dapat
menggunakan inhaler dosis terukur bertekanan (pMDI) secara
efisien, dan memiliki FEV1 40 hingga 85% dari nilai normal
yang diprediksi. Selama periode run-in, pasien harus
menunjukkan setidaknya satu kebangkitan nokturnal atau dini
yang disebabkan oleh gejala asma yang memerlukan obat
penyelamatan, dan penurunan> 15% semalam dalam puncak
aliran ekspirasi (PEF) pada 3 dari 7 hari sebelumnya, dalam
rangka tobe diacak ke dalam studi kelompok double-blind,
dummy ganda, paralel multicenter ini (periode berjalan 2
minggu dan pengobatan 6 minggu). Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara bambuterol dan salme-terol dalam perubahan
pagi dari baseline di DTP (hal. 5 0,53). Median peningkatan
PEF pagi adalah 50 L / mnt untuk bambuterol dan 55 L / mnt
untuk salmeterol. Variabel lain (PEF malam, persen over-night
penurunan PEF, jumlah kebangkitan, persen malam dengan
kebangkitan, jumlah embusan obat penyelamatan, gejala asma
di siang dan malam hari, dan skor tremor rata-rata) juga tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara bambuterol dan
salmeterol. Kedua perawatan, pada dosis yang diberikan,
ditoleransi dengan baik. Bambuterol oral sekali sehari adalah
salmeterol inhalasi dua kali sehari yang nyaman, efektif, dan
lebih murah untuk mengobati asma nokturnal.
Long-Acting Beta2-Agonist and Inhaled Corticosteroid Sekunder : Meta- Cheap Level 1 :
Combination Therapy for Adult Persistent Asthma: Systematic analysis Sistematik
Review of Clinical Outcomes and Economic Evaluation. review

Isi jurnal : Tinjauan sistematis dilakukan untuk


mengidentifikasi semua uji coba terkontrol secara acak (RCT)
yang membandingkan LABA-ICS dengan monoterapi ICS atau
terapi kombinasi LABA-ICS lainnya untuk pengelolaan asma
dewasa persisten. Meta-analisis dilakukan saat yang tepat.
Tinjauan sistematis evaluasi ekonomi membandingkan
penggunaan terapi kombinasi LABA-ICS dengan monoterapi
ICS pada pasien dengan asma yang berusia 12 tahun atau lebih
dilakukan. Model Markov dibuat untuk memperkirakan biaya
jangka panjang dan kualitas hidup yang disesuaikan (QALYs)
yang dikaitkan dengan empat strategi yang berkaitan dengan
waktu optimal untuk memperkenalkan LABA dalam kombinasi
dengan ICS sebagai terapi awal, setelah kurangnya kontrol pada
rendah ICS dosis, setelah kontrol pada ICS dosis menengah,
atau setelah kontrol ICS dosis rendah. Analisis dampak
anggaran dilakukan untuk memperkirakan pengeluaran untuk
LABA dan ICS yang digunakan untuk mengobati asma selama
2008–2009, 2009–2010, dan 2010–2011 berdasarkan pada
asumsi berbeda tentang perubahan dalam pola resep.
Efficacy and safety of inhaler steroids in COPD patients: Sekunder : Systematic Efficacy and Level 1 :
safety
Systematic review and meta-analysis of randomized placebo- review and Meta- Sistematik
controlled trials. analysis review
Isi jurnal : untuk menemukan uji coba terkontrol plasebo
secara acak yang menyelidiki efektivitas steroid inhalasi pada
pasien Analisis kelangsungan hidup pasien dalam dua
kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara mereka yang menggunakan kortikosteroid inhalasi atau
plasebo (risiko relatif (RR): 1,071, interval kepercayaan 95%
(CI): 0,938-1,244, P = 0,309). Pasien yang menggunakan
steroid inhalasi secara signifikan lebih kecil kemungkinannya
untuk mengalami episode eksaserbasi (RR: 0,697, 95% CI:
0,596-0,816, p <0,001) atau memiliki tingkat penarikan yang
lebih rendah daripada plasebo (RR: 0,882, 95% CI: 0,811-0,960
; P = 0,004).
Inhaled beclomethasone in pregnant asthmatic women – A Sekunder : Systematic Efficacy and Level 1 :
safety
systematic review. review Sistematik
Isi jurnal : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau review
secara sistematis keamanan dan kemanjuran beclomethasone
inhalasi untuk pengobatan asma pada wanita hamil. Kami
melakukan tinjauan sistematis dalam database elektronik
Medline, LILACS, dan SciELO pada Desember 2012.
Sebanyak 3433 artikel ditemukan dengan menggunakan kata
kunci asma, kehamilan, dan beclometason. Di antaranya, 1666
berasal dari Medline, via PubMed, dan 1767 berasal dari
LILACS dan SciELO. Sembilan artikel ini dipilih. Hanya satu
makalah yang menyarankan peningkatan risiko janin untuk
malformasi kongenital, dan satu lainnya untuk keturunan
endokrin dan gangguan metabolisme. Data sebagian besar
meyakinkan, mendukung penggunaan inhalan glukokortikoid
selama kehamilan, dan kami tidak menemukan bukti
inferioritas dalam kaitannya dengan kemanjuran dan keamanan
beclomethasone dibandingkan dengan obat lain yang digunakan
pada wanita asma hamil.
Systematic review of clinical effectiveness of pressurised Sekunder : Systematic Efficacy and Level 1 :
Cheap
metered dose inhalers versus other hand held inhaler devices review Sistematik
for delivering corticosteroids in asthma. review
Isi jurnal : Tujuan Untuk menentukan efektivitas klinis inhaler
dosis meteran bertekanan (dengan atau tanpa spacer)
dibandingkan dengan perangkat inhaler genggam lainnya untuk
pengiriman kortikosteroid pada asma yang stabil. Tidak ada
bukti yang ditemukan bahwa perangkat inhaler alternatif
(inhaler serbuk kering, inhaler dosis terukur tekanan
digerakkan, atau inhaler dosis terukur tekanan
hidrofluoroalkane) lebih efektif daripada inhaler dosis terukur
meteran untuk pengiriman kortikosteroid inhalasi. Inhaler dosis
terukur bertekanan tetap menjadi alat pengiriman lini pertama
yang paling efektif.

Anda mungkin juga menyukai