Anda di halaman 1dari 2

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PERKANTORAN
Pekerja memiliki peran strategis dalam pembangunan dan sebagai agent of change
membudayakan hidup sehat dalam keluarga, sekaligus memiliki risiko terpapar bahaya di
tempat kerja yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan produktivitas kerja.

Tempat kerja adalah tempat di mana orang berkumpul. Rata-rata orang bekerja di kantor
selama kurang lebih 8 jam per hari. Terdapat banya pekerjaan di tempat kerja, di mana setiap
pekerjaan pasti memiliki risiko dan bahaya, yang semuanya itu dapat menimbulkan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).

Tujuan penerapan K3 Perkantoran adalah:

1. mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta kecelakaan
kerja pada karyawan,
2. mewujudkan kantor yang sehat, aman, nyaman, dan karyawan yang sehat, selamat,
bugar, berkinerja dan produktif.

Potensi bahaya K3 ada 5, yaitu:

1. Fisik: bising, getaran, pencahayaan, radiasi layar komputer, elektrik, dll


2. Kimia: partikel debu, cairan desinfektan, uap, vapour, mist, dll
3. Biologi: mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, vector dll
4. Ergonomi; posisi kerja tidak netral. Gerakan berulang, kelebihan beban, dll
5. Psikosiosial: konflik antar rekan, stress kerja, shift, beban kerja, karir, dll

Beberapa masalah K3 perkantoran yang sering muncul antara lain:

1. Penataan dokumen dan peralatan yang tidak aman


2. Penataan kelistrikan yang tidak aman
3. Posisi kerja yang tidak ergonomis
4. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang tidak sesuai
5. Kondisi hidran gedung yang terhalang
6. Kondisi tangga darurat yang tidak sesuai

Berikut yang perlu diperhatikan untuk standar pelaksanaan K3 di perkantoran:

1. Keselamatan kerja
a. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran
b. desain alat dan tempat kerja
c. penempatan dan penggunaan alat perkantoran
d. pengelolaan listrik dan sumber api
e. manajemen tanggap darurat Gedung
f. manajemen keselamatan dan kebakaran gedung
g. persyaratan dan tata cara evakuasi
h. penggunaan mekanik dan elektrik
i. P3K
j.
2. Kesehatan kerja
a. peningkatan pengetahuan kesehatan kerja;
b. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
c. penyediaan ruang ASI dan pemberian kesempatan memerah ASI selama
waktu kerja di Perkantoran;
d. aktivitas fisik.
3. Kesehatan lingkungan kerja perkantoran
a. Standar dan persyaratan kesehatan lingkungan perkantoran
 sarana bangunan
 penyediaan air bersih
 Toilet
 pengelolaan limbah
 cuci tangan pakai sabun (CTPS)
 pengendalian vektor dan binatang
 pembawa penyakit.
b. Standar lingkungan kerja perkantoran, meliputi aspek fisika, kimia, dan
biologi
4. Ergonomi
a. Luas tempat kerja
b. Kursi
c. Koridor
d. Postur kerja
e. Durasi kerja, dll.

Dalam rangka mendukung pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan produktif maka setiap kantor hendaknya
memiliki Sistem Manajemen K3 (SMK3). Tahapan dalam pelaksanaan SMK3 yaitu:

1. Penetapan kebijakan K3 perkantoran yang merupakan pernyataan tertulis pimpinan


kantor mengenai kebijakan K3.
2. Perencanaan K3 perkantoran, minimal memuat tujuan dan sasaran, skala prioritas,
upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan,
indicator pencapaian, system pertanggungjawaban.
3. Pelaksanaan rencana K3 perkantoran.
4. Pemantauan dan evaluasi K3 perkantoran.
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 perkantoran

Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran tertuang di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016. Pada prinsipnya jika setiap pimpinan
tempat kerja/ perkantoran memiliki komitmen yang kuat untuk menegakkan standar K3 di
perkantoran maka akan timbul tempat kerja yang sehat dan nyaman sehingga karyawan/
pekerja yang berada ti tempat kerja tersebut akan merasa bersemangat, selalu dalam kondisi
sehat, dan otomatis produktivitas kerja akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai