Tugas Myob
Tugas Myob
KELOMPOK 6 KELAS 8D
Aldillah Arumandani (3)
Citra Adilbert Sagala (7)
Muhammad Iswadi Pratama (20)
Vivin Lavianty (31)
Yulian Mulia Putra(34)
PENGENDALIAN APLIKASI DALAM PDE
Sebuah pertanyaan mendasar hadir terkait pengendalian aplikasi.
Mengapa entitas memerlukan sebuah pengendalian aplikasi? Basalamah (2011)
mengatakan setidaknya ada lima tujuan pengendalian aplikasi yakni untuk
memperoleh keyakinan bahwa :
1. setiap transaksi telah diproses dengan lengkap dan hanya diproses satu kali;
2. setiap data transaksi berisi informasi yang lengkap dan akurat;
3. setiap pemrosesan transaksi dilakukan dengan benar dan tepat (andal);
4. hasil-hasil pemrosesan digunakan sesuai dengan maksudnya (efektifitas);
5. aplikasi-aplikasi yang ada dapat berfungsi terus.
Jadi, sejatinya mengapa sebuah entitas memerlukan pengendalian
aplikasi? Tentu saja karena entitas tersebut mengolah transaksi yang ada
secara computerized, bukan manual. Sebuah jawaban sederhana saja!
Bagi auditor, pengendalian aplikasi adalah salah satu kategori
pengendalian yang harus diuji sebagaimana dikehendaki oleh Standar Audit.
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang ditempatkan pada masing-
masing sistem baik diprogramkan ke dalam sistem itu sendiri maupun bersifat
manual. Kategori pengendalian ini seharusnya berorientasi pada pemakai (user
oriented) karena unsur manusialah yang mengendalikan masukan dan
merekonsiliasikan keluaran dengan masukan tersebut.
Pengendalian aplikasi ini meliputi pengendalian atas masukan, pemrosesan, dan
keluaran.
A. PENGENDALIAN MASUKAN
1. Tujuan :
a. Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya sebelum diolah dengan
komputer,
b. Transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak
semestinya.
c. Transaksi yang keliru ditolak, dikoreksi, dan jika perlu, dimasukkan
kembali secara tepat waktu,
d. Transaksi dientri ke terminal yang semestinya,
e. Data dientri ke periode akuntansi yang semestinya,
f. Data yang dientri telah diklasifikasikan dengan benar dan pada nilai
transaksi yang valid,
g. Data yang tidak valid tidak dientri pada saat transmisi,
h. Transaksi tidak dientri lebih dari sekali,
i. Data yang dientri tidak hilang selama masa transmisi berlangsung,
j. Transaksi yang tidak berotorisasi tidak dientri selama transmisi
berlangsung.
2. Kategori dasar dari masukan sistem PDE :
a. jurnal-jurnal atas transaksi yang terjadi,
b. file maintenance transaction, misal : pengubahan harga dalam file induk,
c. transaksi untuk mengetahui suatu informasi tertentu (inquiry
transactions),
d. transaksi perbaikan kesalahan.
3. Jenis-jenis pengendalian atas masukan :
(a) Input Authorization Control
Pengendalian yang baik tidak memperbolehkan suatu transaksi diproses apabila
transaksi tersebut tidak disertai dengan otorisasi dari pejabat yang berwenang.
Dalam bisnis tertentu, tahap otorisasi ini berjenjang-jenjang sehingga diperoleh
jaminan bahwa hanya data yang valid saja yang masuk ke dalam sistem. Selain
itu sedapat mungkin dokumen-dokumen masukan mengandung bukti otorisasi
dan harus telah ditelaah oleh control group. Pengendalian atas masukan ini
dapat dilakukan secara manual ataupun secara terprogram melalui sistem
online.
Jenis input authorization control adalah :
(i) Prosedur-prosedur persetujuan,
Prosedur ini menjelaskan mengenai bagaimana dan oleh siapa data
akan dimasukkan ke dalam dokumen masukan, dan meliputi hal-hal
berikut :
Bukti otorisasi (tanda tangan, dll) yang harus ditelaah oleh control group.
Apabila tidak ada persetujuan sebelum pemrosesan, maka penelaahan
terhadap keluaran harus dilakukan oleh seseorang yang tidak terlibat
dalam pembuatan dokumen awal.
Dalam sistem online, otorisasi ditunjukkan dengan password dan
authorization table. Keduanya memastikan bahwa file-file tertentu
hanya dapat diakses oleh personil-personil yang saha. Password dapat
dibuat satu kali dari awal hingga selesai atau untuk setiap selesainya
suatu proses yang bersangkutan harus memasukkan kata sandi lagi untuk
dapat melaksanakan proses berikutnya. Sementara authorization table
menunjukkan siapa saja yang memiliki otorisasi untuk mengakses sistem
PDE, baik pengolahannya maupun datanya.
Transaksi-transaksi yang telah dikelompokkan (batch) disetujui sebelum
diproses.
Transaksi pemeliharaan file disetujui oleh penyelia di tempat asal mula
transaksi tersebut dibuat.
Batasan-batasan mengenai persetujuan terhadap transaksi tertentu.
(i) Prenumbered document,
Urutan formulir akan diuji selama pemrosesan berlangsung. Apabila
terjadi formulir tidak urut (hilang) maka harus ditelaah oleh pejabat
yang berwenang di departemen asal formulir tersebut dikirimkan.
(ii) Penelaahan oleh Control Group,
Transaksi yang diproses dalam bentuk batch atau harus dilaksanakan
oleh departemen PDI harus ditelaah dahulu oleh control group.
(iii) Transaction Log,
Dari penelaahan atas log dapat diketahui frekuensi kesalahan dalam
terminal serta adanya kejadian-kejadian lainnya yang tidak
semestinya. Semua terminal yang digunakan dicatat dalam tape atau
disk.
(b) Input Validation Control
Pengendalian ini telah terprogram di dalam sistem dan dimaksudkan untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua data masukan adalah akurat, lengkap, dan
memadai (logis). Dalam kaitannya dengan pengendalian menurut tujuannya,
maka validasi masukan juga termasuk dalam “pengendalian detektif”.
Fungsi input validation control :
(i) untuk mendeteksi kehilangan data,
(ii) untuk menguji perhitungan matematis,
(iii) untuk menjamin adanya pembukuan transaksi secara benar.
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak ditawarkan Software Manajemen untuk perusahaan
skala kecil menengah yang menawarkan bermacam features yang bertujuan
untuk memantau kinerja perusahaan. Feature antara produk yang satu dan
produk yang lainnya terkadang hampir sama, dalam arti satu produk mungkin
memiliki feature A namun tidak memiliki feature B, sebaliknya produk yang lain
memiliki feature A dan B namun tidak memiliki feature C. Demikian banyaknya
merek produk yang ditawakan di pasar sehingga terkadang justru
membingungkan calon pengguna. Tulisan berikut bertujuan untuk memberikan
gambaran secara singkat bagaimana pengelolaan bisnis dengan
mempergunakan produk software MYOB. Dalam pembahasannya, kami tidak
akan membandingkannya dengan produk yang lain, namun akan lebih
mengupas feature apa yang ada di dalam software MYOB dan feature apa yang
tidak ada di dalam software tersebut. Dengan demikian diharapkan calon
pengguna akan memperoleh gambaran kecocokan software MYOB apabila akan
diterapkan dan diimplementasikan untuk membantu pengelolaan bisnis.
B. JENIS PRODUK MYOB
MYOB awalnya dikembangkan dan berasal dari Australia dan pada saat
ini telah dipasarkan ke berbagai wilayah di dunia. MYOB untuk wilayah Asia
berpusat di Malaysia dan melayani pasar Indonesia, Singapura, Philipina
maupun Srilangka. Beberapa produk release terakhir yang dijual untuk wilayah
Asia yang dapat digunakan untuk pengguna di Indonesia antara adalah:
1. MYOB Business Basic
2. MYOB Accounting versi 17
3. MYOB Premier versi 11
4. MYOB Retail Manager versi 7
Point 1,2 dan 3 merupakan software MYOB untuk pengelolaan administrasi
backend, sedangkan point 4 digunakan untuk pengelolaan front end retail
seperti toko, supermarket dan sejenisnya. Dengan demikian sebelum
memutuskan untuk membeli produk MYOB, pahamilah kebutuhan anda terlebih
dahulu; apakah transaksi anda akan berkaitan dengan mata uang asing?, apakah
anda akan menggunakan MYOB secara bersama-sama pada saat yang
bersamaan? Apakah anda memerlukan pengelolaan item persediaan?. Dengan
demikian diharapkan investasi pembelian software MYOB yang anda keluarkan
tidaklah sia-sia. Pertimbangan utama adalah cost and benefit, artinya kenapa
anda harus mengeluarkan investasi untuk membeli MYOB Retail Manager apabila
bisnis anda hanya terkait dengan kegiatan jasa. MODULE MYOB Sebagai alat
bantu pengelolaan bisnis MYOB memiliki feature yang dapat digunakan,
gambaran secara singkat Modul yang dimiliki MYOB adalah sebagai berikut
Account Modul ini digunakan untuk pengelolaan account-account perusahaan
baik account rugi/laba maupun account neraca, pencatatan journal umum
transaksi, dan pengelolaan budget perusahaan. Banking Modul banking
digunakan untuk mencatat pengeluaran dan penerimaan uang perusahaan yang
tidak terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan. Contoh transaksi yang
dibukukan melalui modul ini adalah pembayaran biaya listrik, biaya telepon,
pembayaran uang kebersihan dan lainnya. Transaksi ini tidak terkait dengan
kegiatan pembelian maupun penjualan. Disamping penggunaan di atas, di dalam
module banking terdapat feature untuk pengelolaan rekonsiliasi bank serta
feature bank register dan berisikan informasi mengenai penerimaan dan
peneluaran bank yang dicatat oleh perusahaan. Sales Modul ini digunakan untuk
memaintain transaksi yang berkaitan dengan penjualan yang dilakukan
perusahaan. Penjualan perusahaan yang dapat dikelola, adalah baik penjualan
yang tidak berkaitan dengan persediaan maupun penjualan yang berkaitan
dengan jasa, sejak dari Penawaran (quotation), Order Penjualan (Sales Order)
maupun Penagihannya. Atas transaksi Penagihan, lebih lanjut module ini dapat
digunakan untuk memaintain piutang atas penjualan yang dilakukan. Time
Billing Modul ini digunakan untuk mengelola kegiatan penjualan yang berkaitan
dengan waktu. Contoh kegiatan yang bisa dikelola di dalam module ini antara
lain adalah kegiatan seorang pengacara yang melakukan penagihan kepada
client berdasarkan jam kerja yang dilakukannya, Pembelian Modul ini digunakan
untuk memaintain transaksi yang berkaitan dengan pembelian yang dilakukan
perusahaan. Pembelian perusahaan yang dapat dikelola, adalah baik pembelian
yang tidak berkaitan dengan persediaan maupun penjualan yang berkaitan
dengan jasa, sejak dari Penawaran (quotation), Order pembelian (Purchase
Order), penerimaan barang maupun Penagihannya. Atas transaksi Penagihan,
lebih lanjut module ini dapat digunakan untuk memaintain hutang atas
penjualan yang dilakukan. Persediaan Modul persediaan digunakan untuk
mengelola informasi mengenai item persediaan seperti jenis barang, informasi
pembeliannya, informasi penjualannya, informasi asal barang (apabila barang
tersebut merupakan barang rakitan) serta informasi lainnya yang berkaitan
dengan persediaan. Module ini dapat digunakan pula untuk mengelola
perpindahan persediaan (barang dagangan) dari lokasi yang satu ke lokasi yang
lainnya. Fungsi lain yang ada di dalam module ini adalah pengelolaan perakitan
barang dan datadata yang diperlukan untuk perhitungan fisik barang. Metode
penilaian yang digunakan di dalam software MYOB adalah metode ”rata-
rata tertimbang”. Card File Card file digunakan untuk mengelola informasi
yang berkaitan dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan
seperti Supplier, Vendor, Karyawan maupun personal. Kartu-kartu ini akan terkait
dan dapat dihubungan dengan penggunaan modul-modul lainnya di dalam
MYOB. Contohnya; transaksi pembelian dilakukan kepada supplier A; dan
informasi tentang Supplier A tersebut dikelola di dalam card file. LAPORAN Di
dalam MYOB tersedia bermacam-macam laporan standar yang dapat digunakan
untuk memantau kinerja perusahaan. Beberapa contoh laporan yang ada antara
lain adalah:
1. Balance Sheet multi period; dimana akan ditampilkan laporan neraca
untuk beberapa periode yang dipilih, dengan demikian dapat dilihat perubahan
kinerja dari waktu ke waktu untuk keperluan analisis.
2. Sales Summary; laporan ini akan menampilkan gambaran penjualan
yang dicapai oleh perusahaan untuk periode waktu yang dipilih; siapa customer
yang dilayani oleh perusahaandimana dapat digunakandan Closed Invoice;
berapa nilai invoice yang dibuat dan bagaimana status terakhirnya, apakah
sudah closed ataukah masih dalam posisi terbuka. Disamping contoh report
yang ada di atas, MYOB memiliki +/-200 laporan standar yang dapat digunakan
untuk menilai kinerja bisnis dan dapat dengan mudah digunakan.
Untuk siklus dari MYOB dapat kita lihat pada ilustrasi berikut :
D. KELEMAHAN MYOB
1. Database MYOB merupakan database yang dikunci, pengguna tidak
dapat melakukan modifikasi laporan, modifikasi field, sehingg
customization apabila diperlukan relatif sulit.
2. MYOB merupakan software buatan luar negeri sehingga tidak ada
fitur perpajakan di dalamnya.
3. Tidak module fixed assets, sehingga apabila perusahaan
memmerlukan modul unutk mengelola assets yang dimiliki maka
tidak dapat dipenuhi.
4. Kelemahan Multi Warehouse yang mengakibatkan pengelolaan atas
barang konsinyasi relatif sulit di kelola di dalam MYOB.
5. Tidak dapat digunakan untuk mengelola perusahaan dengan multi
company, artinya laporan konsolidasu tidak dapat di harapkan dapat
dibuat dengan menggunakan MYOB.
PENGENDALIAN PENGOLAHAN
Pendistribusian keluaran -
Record Retention -