Anda di halaman 1dari 6

Materi 15 :

Al Qur’an Serbagai Asy-Syifa’ (Obat)

TUGAS MAKALAH
KAJIAN ISLAM PROFESI

Dosen Pengampu : Dr. KH. Toto Santi Aji, M.Ag

Nama : ICAH DWI PUTRI WASTIKA


NIM : 200711047
Kelas : 20-EIA-R3

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
CIREBON
2021
Al Qur’an Sebagai Asy-Syifa’ (Obat)

Salah satu nama Alquran ialah asy-Syifa yang berarti obat penyembuh.
Allah berfirman, Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran
(Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. (QS Yunus [10]: 57). Pada ayat
lain, Katakanlah, ‘Alquran ialah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang
beriman. ‘ (QS Fushshilat [41]: 44).

As-Sa’di dalam kitabnya, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-


Manan, menjelaskan, Alquran ialah penyembuh bagi semua penyakit hati. Baik
berupa syahwat yang menghalangi manusia untuk taat kepada syariat atau syubhat
yang mengotori iman. Karena, dalam Alquran terdapat nasihat, motivasi,
peringatan, janji, dan ancaman yang akan memicu seseorang pada sikap harap
(raja’) dan takut (khauf). disaat hati seseorang sehat, tidak banyak berisi syahwat
dan syubhat, anggota badan pun akan mengikutinya. Karena, anggota badan akan
jadi baik jika hatinya baik. Ia juga menjadi rusak, jika hatinya rusak.

Selain menjadi obat penyembuh bagi penyakit hati dan jiwa, Alquran juga
menjadi obat penyembuh penyakit fisik. Asy- Syinqithi dalam kitabnya, Tafsir
Adhwa’ al-Bayan, me nga takan, Alquran ialah obat penyembuh yang mencakup
obat bagi penyakit hati dan jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara
lainnya. Bisa juga menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang
yang sakit. Ini seperti yang dilakukan sahabat yang membacakan surah al-Fatihah
kepada seorang pemimpin kampung yang tersengat kalajenging.

Abu Sa’id al-Khudri menuturkan, beberapa orang sa habat Rasulullah


melakukan safar, lalu melewati suatu kam pung Arab badui. Kala itu, mereka
meminta untuk dija mu, tetapi penduduk kampung itu enggan untuk menjamu.
Tidak la ma kemudian, pemimpin kampung itu tersengat ka lajeng king beracun
hingga badannya demam. Mereka kemudian menemui para sahabat tadi, lalu
bertanya, Apa kah di antara kalian ada yang bisa membacakan sesuatu ke pada
pemimpin kami yang tersengat kalajengking beracun itu? Salah seorang sahabat
menjawab, Ya ada. Ia pun mendatangi pemimpin kampung itu dan ia
membacakan surah al-Fatihah. Tidak lama kemudian, ia pun sembuh. Karena
jasanya, ia pun diberi seekor kambing, tetapi ia enggan menerimanya.

Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zad al-Ma’ad, menjelaskan, Alquran ialah


penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula
penyakit dunia dan akhirat. Tidak setiap orang diberi keahlian dan taufik untuk
menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya
dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan
yang sempurna, keyakinan yang kukuh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya
penyakit apa pun tidak akan mampu menghadapinya.

Kepada sahabat yang sakit, Nabi kerap kali berpesan, Bagi kalian ada obat
penyembuh, yakni madu dan Alquran. (HR Ibnu Majah dan al-Hakim). Sebagai
asy-Syifa, orang beriman diimbau banyak membaca Alquran, karena ia ialah obat
penyembuh.

A. Al- Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit Jiwa


Sebenarnya seluruh ayat Al-Qur’an adalah obat yang bisa
menyembuhkan. Sebagaimana yang dikatakan Allah di dalam surat Al-
Isra’ ayat 82, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman. Sedangkan bagi orang yang
zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” Namun beberapa
ayat dalam Al-Qur’an kadang kala dikhususkan oleh orang-orang karena
dianggap memiliki keutamaan sebagai penyembuh. Misalnya yang sering
kita dengar dalam satu riwayat hadits Rasulullah Saw. bahwa membacakan
surat Al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh
sengatan kalajengking. Dari hadits ini tampak bahwa memang ada ayat
AlQur’an yang bisa dugunakan untuk pengobatan atau dalam istilah itu
disebut dengan rukyah. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi
mengatakan dalam satu kesempatan bahwa yang dimaksudkan dengan
obat dalam ayat ini adalah untuk penyakit fisik maupun penyakit jiwa.
Obat untuk hal yang mencakup penyakit hati atau jiwa, seperti keraguan,
kemunafikan, dan perkara lainnya. Al-Qur’an juga bisa dijadikan obat
untuk penyakit jasmani jika dijadikan rukyah kepada orang yang sakit.
Hanya persoalannya, keberhasilan pengobatan dengan Al-Qur’an itu
sangat tergantung kepada kadar keimanan. Jadi kalau tidak sembuh, bukan
Al-Qur’annya yang salah. Tetapi keimanan orang yang menggunakan Al-
Qur’an tersebut yang mungkin masih kurang. Ini mencakup yang diobati
maupun yang mengobati. Artinya harus ada keyakinan di dalamnya bahwa
Al-Qur’an dapat digunakan sebagai penyembuh. Masyhur juga di
masyarakat kita beberapa ayat yang digunakan sebagai penyembuh untuk
penyakit fisik dan jiwa. Misalnya saja surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-
Nas, juga ayat kursi. Tetapi mengapa kadang kala tidak manjur? Karena
tergantung kepada kadar keimanan, yang menggunakan, dan digunakan
untuk siapa. Al-Qur’an harus kita yakini bahwa bisa menyembuhkan
penyakit-penyakit hati, juga menyembuhkan penyakit-penyakit fisik atau
jasmani.

B. Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit Hati


Dalam Surat Yunus ayat 57 disebutkan Alquran sebagai obat di hati,
pedoman, dan rahmat bagi orang-orang beriman.
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Al-Qur’an diturunkan Allah SWT tak hanya sebagai kitab suci umat Islam saja.
Melainkan sebagi syifa’ (obat) bagi segala penyakit.
Sebagaimana dikatakan Ustaz Sajumin Zainuddin, Al-Qur’an merupakan
salah satu bentuk pengobatan alternatif yang efektif. Khususnya untuk mengobati
penyakit lahiriyah dan batiniyah (hati).

“Allah berfirman, Al-Qur’an diturunkan sebagai obat dan penyembuh bagi orang-
orang mukmin, khususnya menyembuhkan penyakit hati dan penyakit lahir”.

Ustaz Sajumin menambahkan, yang menjadi salah satu bentuk penyakit hati
adalah rasa iri dan dengki. Di mana, sebagian besar manusia cenderung tertanam
rasa tersebut dalam hatinya.

Lantas, bagaimana cara Al-Qur’an menyembuhkannya? Yakni dengan memahami


isi dari kandungan Al-Qur’an. Di antaranya dengan melihat ke bawah soal harta
dan melihat ke atas dalam hal keilmuan.

“Kalau ada orang berhasil mendapatkan ilmu pengetahun lebih, maka kita harus
memacu diri agar bisa lebih berilmu. Sedangkan dalam urusan dunia, jangan
sampai melihat ke atas karena urusan dunia tidak akan habisnya,”

Sebaik-baik obat ialah Al-Quran. Seluruh ayat Al-Quran mengandung syifa’. Apa
saja mampu diobati oleh Al-Quran. Dalam artian, Al-Quran memberi petunjuk
kepada manusia khususnya umat Islam bahwa segala penyakit baik penyakit
lahiriah maupun batiniyah mampu diobati dengan Al-Quran. Semua itu
menguatkan Al-Quran selain berfungsi sebagai hudan (petunjuk), akan tetapi
juga syifa (obat).

“Salah satu kalam al-Khawash ialah Ia menyatakan bahwa obat hati terdiri atas
lima hal, yaitu (1) membaca Al-Quran disertai kontemplasi, (2) mengatur perut
(pola makan dan pola hidup sehat) agar tidak kekenyangan sehingga
menyuburkan nafsu syahwat, (3) mendirikan ibadah malam (shalat tahajjud, shalat
hajat, berdzikir, atau amalan lainnya, (4) menghinakan diri dihadapan Allah di
sepertiga malam, (5) berkumpul dengan orang-orang shalih. Demikilah yang
termaktub dalam Risalah al-Qusyairiyah”.

C. Al-Qur’an Sebagai Penyembuh Penyakit Medis.

Dalam Zadul Ma'ad, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, Al-Qur’an


adalah merupakan penyembuh yang sangat sempurna dari segala penyakit. Baik
itu penyakit hati maupun penyakit fisik, juga penyakit dunia (medis) dan penyakit
akhirat (spiritual). Apabila yang melakukan ini adalah profesional kemudian
mendapatkan taufiq untuk mengambil Al-Qur’an sebagai Syifa’ dan ia pun
berusaha dengan baik dalam proses penyembuhan, kemudian ia melakukan itu
dengan benar, dengan jujur, dengan membenarkan Al-Qur’an, juga penuh
keimanan, menerima sepenuhnya apa yang ada dalam Al-Qur’an dan dengan
keyakinan yang sangat kuat dan dipenuhilah syarat-syaratnya maka tidak mungkin
kena penyakit selamanya.

Anda mungkin juga menyukai