Anda di halaman 1dari 10

Analisis Struktur Pertunjukan Drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot” Karya

Teater Corak dalam Channel Youtube Teater Corak Official

Sinta Lestari

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk


mendeskripsikan struktur dalam drama Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot Karya Teater Corak.
Sumber data yang digunakan adalah naskah drama Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot serta
pementasan video yang dirilis dalam pada tahun 2022 dalam Channel Youtube Teater Corak
Official. Video pementasan akan dicocokan kesesuainya dengan naskah drama. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik mencatat dan menyimak. Hasil yang diperolah dalam penelitian ini
adalah bentuk struktur drama yang meliputi alur, tokoh dan tema. Tokoh yang dibahas dalam
drama tersebut ada 5 tokoh yaitu Asih, Dian, Sarto, Roni, dan Pak Rete. Drama Kita Yang Dicuri
Yang Repot memiliki cerita yang menarik yang dicipatakan oleh pengarang untuk penikmatnya
karena tema yang dibawakan adalah tema kritik sosial berupa sindiran keras terhadap pejabat
publik atau pihak lain yang terlibat melakukan tindakan korupsi.

Kata Kunci: Drama, Struktu Drama, Kritik Sosial.

ABSTRACT

This research is a qualitative descriptive study that aims to describe the structure in the
drama Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot Karya Teater Corak. The source of the data used is the
script of the drama Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot and the video performance which was
released in 2022 on the Teater Corak Official Youtube Channel. The performance video will be
matched according to the drama script. Data collection is done by recording and listening
techniques. The results obtained in this study is a form of drama structure which includes plot,
characters and themes. There are 5 characters discussed in the drama, namely Asih, Dian, Sarto,
Roni, and Mr. Rete. Drama Kita Yang Dicuri Yang Repot has an interesting story that was
created by the author for the audience because the theme presented is the theme of social
criticism in the form of harsh satire against public officials or other parties involved in
corruption.

Keywords: Drama, Drama Structure, Social Criticism.

PENDAHULUAN

Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek, 1989: 3). Dimana sastra
adalah bentuk pemikiran dari seorang pengarang berdasarkan kasat mata sosial budaya
masyarakat, oleh karena itu sastra merupakan karya manusia yang di dalamnya terdapat nilai seni
yang tinggi. Selain itu, sastra juga memiliki berbagai jenis genre selain prosa dan puisi, salah
satunya adalah genre drama. Hal yang dapat membedakan antara puisi, prosa dan drama bisa
dilihat dari segi dialog. Di dalam sebuah drama dialog merupakan hal yang paling mendominasi
dari setiap pertunjukan dan hal ini tidak terjadi pada prosa dan puisi (Hariyanto, 2000 : 6).
Hakikatnya drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dipentaskan di atas panggung
oleh para aktor yang menampilkan kisah hidup manusia yang diceritakan oleh gerak dan laku.
Selain itu, yang paling penting dalam sebuah pertunjukan drama adalah gerak dan dialog.
Melalui hal tersebut hal-hal yang berkaitan dengan drama seperti Emosi, konflik dan karakter
kehidupan manusia sangat diperhintungkan karena dapat menentukan isi dari cerita drama yang
dipertunjukan.

Drama sendiri bisa ditampilkan dengan berbagai media, misalnya di atas panggung, film,
televisi atau bahkan media sosial sekaligus. Salah satu platform yang dapat menampung sebuah
pementasan drama adalah Youtube. Karena Youtube memliki audiens yang cukup besar sehingga
bagus untuk sebuah pemasaran pertunjukan drama yang mengkibatkan konten-konten drama
dapat dilihat dan dinikimati kapan dan dimana saja. Adapun tujuan dari mempelajari drama
adalah untuk mendalami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-baiknya dalam
suatu pertunjukan (Moody, 1989: 90).

Oleh karena itu, peniliti memilih pertunjukan drama dengan judul Kita Yang Dicuri Kita
Yang Repot yang ditulis oleh Shidana Wildan. dan dipentaskan oleh Teater Corak Fakultas
Peternakan Universitas Jendral Soedirman pada tahun 2022, melalui Channel Youtube Teater
Corak Official. Dengan alasan, karena drama yang dipentaskan memiliki alur cerita yang cukup
menarik untuk dikaji dalam penelitian pertunjukan seni. Drama ini bercerita tentang masyarakat
yang menyinggung oknum-oknum pejabat publik atau pihak lain yang terlibat dalam tindakan
korupsi. Namun tidak hanya itu, para tokoh yang berperan dalam lakon tersebut sangat
memumpuni, sehingga apa yang mereka perankan di dalam drama tersebut dapat tersampaikan
dengan baik kepada pada penonton. Berdasarkan urain di atas penulis memutuskan untuk
membuat penelitian dengan judul “Analisis Struktur Pertunjukan Drama Kita Yang Dicuri Kita
Yang Repot Karya Teater Corak dalam Channel Youtube Teater Corak Official” yang difokuskan
pada struktur drama untuk memperoleh pemahaman lengkap mengenai drama yang dipentaskan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunkan metode deskriptif kualitatif yaitu menjabarkan suatu analisis
data melalui analisis deskriptif. Menurut Saryono (2010) penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini
penulis memiliki metode deskriptif kualitatif karena ingin mengungkapkan struktur drama yang
terdiri dari alur, tema, dan tokoh yang terdapat dalam drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang
Repot” karya teater corak

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tokoh Drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot”

lima tokoh akan dibahas pada subbab berikut. lima tokoh tersebut adalah Asih, Dian,
Sarto, Roni dan Pak Rete. Pemilihan tokoh tersebut dilihat dari video pementasan drama “Kita
Yang Dicuri Kita Yang Repot” karya Teater Corak yang menjadi bahan acuan peneliti.

a. Tokoh Dian

Dian didefinisikan sebagai seorang wanita yang sudah berlanjut usia. Hal ini didukung
oleh penampilannya yang mirip dengan wanita tua, dimana di dalam pementasan tersebut, ia
tengah duduk di atas kursi roda, memekai pakaian sederhana serta berperan seperti tidak
memiliki gigi yang utuh layaknya lansia. Selain itu, Dian merupakan sosok pemberani.
Meskipun ia berperan sebagai wanita lansia, hal tersebut tidaklah menurunkan semangatnya
untuk terus berjuang melawan korupsi. Sifat pemberani Dian dapat terlihat dalam kutipan
berikut. “Hahahaha… mahluk kasat mata itu datang lagi, untuk mahluk seperti itu memang
tidak bisa diberi ampun harusnya sedikit racun dan jebakan menjadi solusi yang tepat agar
mahluk itu jera, menderita, bahkan mati sekalian. hahahah”

b. Tokoh Sarto

Sarto didefinisikan sebagai seorang pemuda berusia 20 tahunan, hal ini dapat dilihat dari
penampilanya yang masih gagah dan bugar. Cara dia berbicara dan berpikir juga mencermikan
bahwa dia sosok pemuda yang cukup kritis dan pintar melawan tindakan korupsi. Sifat tersebut
dapat terlihat dalam kutipan berikut. “Pak Rete-Pak rete mau berapa lama lagi saya harus
mendengar omongan retoris bapak? ini sudah genting pak!!” kemudian dilanjut dengan strategi
untuk melawan tikus-tikus liar “Untuk urusan yang sudah kepepet dan genting seperti ini kerja
sama adalah suatu solusi mari kita atur strategi”

c. Tokoh Asih

Asih didefinisikan sebagai wanita muda yang berperilaku seperti anak kecil, hal ini
didukung oleh penampilanya yang mengacu pada rujukan anak kecil, dengan menggunakan
kacamata bulat dan boneka yang selalu dipegangnya ketika memainkan peran. Namun, dibalik
sifat kekanakanya, sebenarnya Asih pun memiliki sifat pemberani seperti tokoh-tokoh lainya.
Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut. “Kita harus lakukan agresi secara besar-
besaran kalau perlu kita bunuh kita ledakan”

d. Tokoh Roni

Roni didefinisikan sebagai pemuda berusia 20 tahunan karakternya hampir sama dengan
yang lain yakni memiliki sikap pemberani untuk melawan para koruptor. Akan tetapi yang
membedakan, tokoh Roni ini sedikit lebih emosioanl dibandingkan tokoh yang lain. hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan berikut. “Sudah ratusan kasus ditangkap, muncul lagi. Bahkan masih
dengan perasaan yang tidak merasa bersalah sungguh memuakan arrghhhh…. Jangan berharap
pada orang lain lihat saja pemuka tua itu sama sekali tidak memperdulikan, isinya hanya
sekedar janji”

e. Tokoh Pak Rete

Pak Rete didefinisikan sebagai salah satu pemuka yang konon katanya akan selalu siap
mebantu rakyatnya ketika mengalami kesulitan. Akan tetapi sebenarnya Pak Rete pun hampir
sama dengan tikus-tikus liar lainya. Tidak bertanggung jawab dan selalu ingkar dengan janjinya.
Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut”Hwahhh… sudah, sudah malam waktunya bobo
besok mau berangkat dinas, berangkat siang pulangnya gasik. Untuk urusan itu monggo diurus
sendiri dulu saja dan tidak sepatutnya sebagai pemuka langsung terjun menangani hal yang
seremeh itu”

2. Tema

Tema yang diambil dalam pementasan Drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot”
adalah kritik sosial. Karena para koruptor atau yang digambarkan sebagai tikus-tikus liar dalam
drama tersebut merupakan salah satu tindakan kriminalitas yang menyebabkan kehidupan
masyarakat sengsara. Hal tersebut ditunjukan oleh pemilihan tokoh serta akting yang merujuk
pada kehidupan masyarakat yang sengsara akibat tindakan korupsi yang dilakukan oleh-oleh
pihak-pihak tertentu. Bukan hanya itu, dalam drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot” juga
diceritakan bagaimana masyarakat mencoba untuk melaporkan tindakan tersebut kepada pihak
yang berwajib supaya dapat ditindak lanjuti, akan tetapi hal itu sama sekali tidak membuahkan
hasil karena tidak ada bentuk pertanggung jawaban setelah kasus dilaporkan.

3. Alur/Plot

a. Tahap Eksposisi

Drama “Kita Yang Dicuri Kita Repot” dalam adegan 1 diawali dengan menunjukan
tempat terjadinya peristiwa. Tempat tersebut digambarkan di dalam sebuah penjara. Dalam
pementasanya menceritakan tentang masyarakat yang hidup sengsara akibat tindakan korupsi
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Kemudian dalam tahap eksposisi ini diperkenalkan
beberapa tokoh awal seperti Pak Rete, Sarto, dan Asih. Pak Rete merupakan seorang laki-laki
yang bekerja di institut pemerintahan. Pak Rete digambarkan masuk ke dalam ruangan tersebut
untuk menanyakan bagaimana keadaan masyarakat saat ini. Kemudain hal itu ditanggapi oleh
tokoh Sarto yang berusaha menjelaskan tentang apa yang terjadi saat ini. Gambaran
permasalahan tersebut dapat disebut sebagai tahap eksposisi dari bagian alur drama “Kita Yang
Dicuri Kita Yang Repot” karya teater corak.

b. Tahap konflik

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap eksposisi, dimana dalam tahap ini akan
timbul peristiwa pertentangan, kekuatan dan sikap yang ditampilkan oleh para tokoh melalui
pementasan tersebut. konflik bagian pertama dibuka dengan dialog Sarto, ia menceritakan
tentang bagaimana para tiku-tikus liar kembali hadir dan berhasil memakan uang rakyat. Namun,
setelah mendengar penjelasan dari Sarto, Pak Rete sebagai pemuka di kampung tersebut hanya
merespon seadanya dan terlihat tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi. Sehingga hal ini
membuat Sarto sedikit emosi terhadap respon yang diberikan Pak Rete. Hal tersebut dapat dilihat
dari kutipan berikut:

Pak Rete : “Halah yang benar saja, orang kemarin sudah ada program pembersihan
dan penangkapan tiku -tikus liar, kalian ini ada-ada saja dan bikin saya repot. Yasudah
nanti segara akan saya sampaikan kepada atasan”

Sarto : “Pak Rete-Pak rete mau berapa lama lagi saya harus mendengar omongan
retoris bapak? ini sudah genting pak!!”

c. Tahap Klimaks

Klimaks merupkan puncak alur cerita yang menjadi penentu perubahan nasib tokoh,
bagaian ini menjadi yang paling mendebarkan karena menggambarkan bagaimana para tokoh
menghadapi masahalnya. Klimaks dalam drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot” ditunjukan
pada adegan dimana Dian yang ingin melaporkan tikus-tikus liar tersebut kepada petugas namun
keinginan itu tidak disetujui oleh Sarto, alasanya untuk melaporkan mereka kepada petugas harus
mengikuti prosedur yang rumit, dan yang terpenting adalah harus melibatkan uang jika ingin
melaporkanya. Tentunya hal itu membuat mereka semua kesal dan tidak tahu harus dengan cara
apa mereka berbuat. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:

Dian: “Yasudah, laporkan saja kepada petugas dan berikan racun untuk mahluk itu”

Sarto:”Hey Dian enak saja kalau ngomong, untuk melakukan itu semua tidak semudah
yang kamu pikir. Kita harus melewati prosedur yang sangat rumit dan yang terpenting
adalah uang”

d. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian ini melanjutkan bagian tahap klimaks, tahap ini merupakan bagian
yang berisi jalan keluar atau penyelesain setiap konflik yang terjadi dalam pementasan tersebut.
awalan penyelesaian ini dimulai dengan dialog yang dilantunkan oleh tokoh Roni, dalam dialog
tersebut Roni menyeruakan keresahanya terhadap kasus tikus-tikus liar, menurutnya meskipun
sudah ratusan kasus ditangkap, kasus ini pasti akan terus terulang kembali, dan entah dengan
cara apalagi agar tikus-tikus liar itu merasa jera sehingga tidak mengulangi perbuatanya.

Sementara di sisi lain, toko Sarto berusaha mencari solusi agar masalah yang mereaka
alami dapat terpecahkan, ia mulai mengatur strategi dengan mengajak teman-teman lainya agar
dapat diajak bekerja sama untuk melawan tikus-tikus liar tersebut. hal ini dapat dilihat dalam
kutipan berikut.

Dian : “Lantas dengan cara apa kita berbuat?”

Roni dan Asih : “yahhhh engan cara apa kita berbuat? Apakah kita sanggup melakukan
itu sendiri, merubah sapu menjadi senapan. Membuat benteng bak perang kolonial”

Sarto : “DIAMMM… Untuk urusan kepepet dan sudah genting seperti ini, kerja sama
adalah satu solusi. Mari kita atur strategi”

Asih : “Strategi apa yang akan kita lakukan?”

Sarto :”Dulu ada nama permainan anak kecil yang namanya berkepung, sistemnya jika
satu anak berhasil keluar dari kepungan anak yang lain, maka dia akan selamat. Jika
sebaliknya apabila dia tidak bisa berhasil keluar maka dia akan kalah dan semua orang
beramai-ramai menangkapnya hahahah kita lakukan hal yang serupa untuk malam ini”

Dian : “Mari kita lakukan”

Kesimpulan

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dipentaskan di atas panggung oleh
para aktor yang menampilkan kisah hidup manusia yang diceritakan oleh gerak dan laku. Yang
paling penting dalam sebuah pertunjukan drama adalah gerak dan dialog. Berdasarkan penelitian
dari analisis struktural drama “Kita Yang Dicuri Kita yang Repot” dapat disimpuljan sebagai
berikut. 1). Drama “Kita Yang Dicuri Yang Repot” memiliki cerita yang menarik yang
dicipatakan oleh pengarang untuk penikmatnya, karena tema yang dibawakan adalah tema kritik
sosial berupa sindiran keras terhadap pejabat publik atau pihak lain yang terlibat melakukan
tindakan korupsi. 2). Drama “Kita Yang Dicuri Kita Yang Repot” memiliki 5 tokoh simbolis
dengan karater masing-masing. 3). Peristiwa yang terjadi adalah kasus korupsi yang tidak pernah
berhenti. Oleh karena itu, peniliti memilih pertunjukan drama dengan judul “ Kita Yang Dicuri
Kita Yang Repot” yang ditulis oleh Shidana Wildan. Berdasarkan urain di atas penulis
memutuskan untuk membuat penelitian dengan judul “Analisis Struktur Pertunjukan Drama Kita
Yang Dicuri Kita Yang Repot Karya Teater Corak dalam Channel Youtube Teater Corak
Official” yang difokuskan pada struktur drama untuk memperoleh pemahaman lengkap
mengenai drama yang dipentaskan.
Daftar Pustaka

Dr. Vladimir, V. F. (1967). Analisis Struktur Drama dan Makna Dalam Drama Serikat
Kacamata Hitam Karya Saini Km. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–24.

Drama, K. D. (n.d.). Konsep Dasar Drama, 1–48.

Hidayat, A., A, T., Ngafifi, M., Rejo, U., Mayjen, J., No, S., … Sari, D. N. (2012). Sastra dan
Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan
Aplikasi

Jiwangga, J. (2018). Analisis Struktur Dan Tekstur Drama Dalam Naskah Serta Video
Pementasanmega-Mega Karya Arifin C. Noer, 94.

Sodikin. (2014). Naskah Drama Pelacur dan Sang Presiden Karya Ratna Sarumpaet (Analisis
Struktur, Gender, dan Nilai Pendidikan). UIN Maulana Malik Ibrahim, 39(1), 1–15.

Anda mungkin juga menyukai