Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN


“LITERACY.ID: KAMPANYE GIAT LITERASI KEPADA MAHASISWA
UNIVERSITAS AIRLANGGA MELALUI PLATFORM DIGITAL DI ERA
INDUSTRI 4.O SEBAGAI TINDAKAN ANTI-HOAX”

PROJECT INDEPENDENT

OLEH
KELOMPOK 2 E-2.2

Eka Al Siami 012111233068


Jessenia Marteeza Aleyda 022111133042
Syafriaz Zulfa Maulina 022111133135
Vania Ardin Areta 032111133187
Jessica Versa Faradila 082111233028
Rifda Anindya Hidayat 122111233162
Mentari Angela W.E.T 152111813036

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER (UPKK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH PENGANTAR KOLABORASI KEILMUAN


“LITERACY.ID: KAMPANYE GIAT LITERASI KEPADA MAHASISWA
UNIVERSITAS AIRLANGGA MELALUI PLATFORM DIGITAL DI ERA
INDUSTRI 4.O SEBAGAI TINDAKAN ANTI-HOAX”

PROJECT INDEPENDENT

OLEH:
KELOMPOK 2 E-2.2
Anggota:
Eka Al Siami 012111233068
Jessenia Marteeza Aleyda 022111133042
Syafriaz Zulfa Maulina 022111133135
Vania Ardin Areta 032111133187
Jessica Versa Faradila 082111233028
Rifda Anindya Hidayat 122111233162
Mentari Angela W.E.T 152111813036

Fasilitator : PJMA :

(.............................................................) (.....................................................)
Linggar Rama Dian Putra, S.Ant., M.A. Dr. Hanik Endang Nihayati, S
Kep, Ns, M Kep
NIP. 198701022019031007 NIP. 197606162014092006

UNIT PENDIDIKAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER (UPKK)


DIREKTORAT PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Sasaran Program ..................................................................................................... 2
1.3 Prioritas Penyelesaian .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
2.1 Hoax ........................................................................................................................ 3
2.1.1 Definisi .............................................................................................................. 3
2.1.2 Ciri-Ciri ............................................................................................................ 3
2.1.3 Penyebaran ........................................................................................................ 3
2.2 Literasi Digital ......................................................................................................... 4
2.2.1 Literasi.................................................................................................................. 4
2.2.2 Media Digital ..................................................................................................... 4
2.2.3 Literasi Digital ................................................................................................... 4
2.3 Edukasi.................................................................................................................... 5
2.4 Kampanye................................................................................................................ 5
2.4.1 Pelaku Kampanye .............................................................................................. 6
2.4.2 Pesan Kampanye................................................................................................ 6
2.5 Platform Digital ....................................................................................................... 6
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................. 8
3.1 Tahap I: Pembuatan Platform Digital ....................................................................... 8
3.2 Tahap II: Persiapan dan Pengeditan Feed untuk Kampanye ...................................... 8
3.3 Tahap III: Persiapan dan Pembuatan Podcast ........................................................... 8
3.4 Tahap IV: Pengeditan Poster .................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11
LAMPIRAN ................................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan era digital atau era 4.0 tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
masyarakat yang selalu berdampingan dan mengalami kemajuan yang luar biasa.
Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) mencatat jumlah pengguna media
sosial di Indonesia telah mencapai sekitar 132,7 juta orang. Salah satu bentuk kemajuan
ini yaitu di bidang informasi dan berita sehingga kita dapat dengan mudah membaca,
menerima dan menyebarkan informasi ke orang lain ataupun media sosial.
Era internet mampu menghadirkan berbagai kemudahan yang mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap informasi maupun pemanfaatan di bidang sosial
ekonomi. Namun, kemudahan ini akan berdampak pada tingkat literasi masyarakat dan
membuka ruang lebar masuknya berita-berita palsu atau yang sering disebut HOAX.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student Assessment
(PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10
negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Berkaitan dengan rendahnya
tingkat literasi, data Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di
Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu.
Riset yang dilakukan oleh Dr. Lestari Nurhajati dari Institut Komunikasi dan
Bisnis LSPR Jakarta dan Dr. Frida Kusumastuti dari Universitas Muhammadiyah Malang
pada kelompok mahasiswa baru 2020, yang merupakan kelompok Generasi Z
menunjukkan bahwa dalam mencari informasi di media digital mereka tidak melihat
kredibilitas sumber informasi, melainkan hanya melihat topik yang dibutuhkan saja. "Hal
ini menunjukkan kurangnya daya kritis di kalangan mereka, sebagai salah satu
kompetensi literasi. Tantangan terbesar yang dihadapi para mahasiswa baru ini adalah
pengembangan kemampuan berpikir kritisnya,” kata Frida Kusumastuti.
Akhir-akhir ini, banyak bermunculan berita palsu atau HOAX yang dilakukan
oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab di dunia maya. Tujuan seseorang
membuat ataupun menyebarkan HOAX adalah untuk membuat, menggiring, dan
membentuk opini/persepsi publik dengan tujuan untuk bersenang-senang, membuat
lelucon/sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), promosi dengan
penipuan, dsb. Semua tujuan tersebut menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna
internet dan media sosial, sehingga seseorang dengan tingkat literasi yang rendah akan
lebih mudah percaya dan bahkan menjadi penyebar berita HOAX.
Fenomena ini berdampak pada kekaburan suatu informasi yang sebenarnya,
sehingga menimbulkan konflik di masyarakat oleh karena fanatisme pada suatu kelompok
yang diyakininya. Bahkan, berdasarkan survei yang diterbitkan di Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2017 lalu, 75,90% responden
menyebutkan bahwa hoaks telah mengganggu kerukunan masyarakat dan sangat
mengganggu aktivitas kehidupan.
Rendahnya tingkat literasi dan menyebarnya HOAX dapat terjadi di berbagai
kalangan, tak terkecuali di kalangan mahasiswa. Survei PISA 2015 menyebutkan,
Kompetensi membaca pelajar Indonesia meraih nilai 397, angka ini jauh di bawah rata-

1
rata OECD sebesar 493. Riset yang dilakukan oleh Dr. Lestari Nurhajati dari Institut
Komunikasi dan Bisnis LSPR Jakarta dan Dr. Frida Kusumastuti dari Universitas
Muhammadiyah Malang pada kelompok mahasiswa baru 2020, yang merupakan
kelompok Generasi Z menunjukkan bahwa dalam mencari informasi di media digital
mereka tidak melihat kredibilitas sumber informasi, melainkan hanya melihat topik yang
dibutuhkan saja.
Oleh karena itu, kurangnya literasi khususnya di kalangan mahasiswa menjadi salah
satu faktor penyebab mahasiswa sebagai penyebar HOAX. Fenomena ini mendorong
kami untuk membuat dan menyusun proposal ini dengan tujuan agar kita sebagai
pembaca dapat mengerti pentingnya literasi, jenis-jenis literasi, cara mengenali sumber
berita terpercaya dengan tujuan mencegah penyebaran berita HOAX yang kian lama kian
banyak.

1.2 Sasaran Program


Sasaran program kami yaitu mahasiswa khususnya mahasiswa S1 Universitas
Airlangga. Diharapkan dengan adanya kampanye edukasi giat literasi kepada mahasiswa,
mahasiswa dapat menjadi pioner untuk mengurangi dan mencegah penyebaran berita
HOAX yang beredar.

1.3 Prioritas Penyelesaian


Seperti yang diketahui, Tingkat literasi Indonesia berdasarkan survei PISA yaitu
termasuk 10 negara terbawah. Selain itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) tahun 2017 lalu menyatakan bahwa 75,90% responden mengatakan
hoaks telah mengganggu kerukunan masyarakat dan sangat mengganggu aktivitas
kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang dapat memutuskan rantai
penyebaran HOAX agar tidak semakin meresahkan masyarakat.
Salah satu penyelesaian untuk memutus rantai penyebaran HOAX yaitu dengan
menyelenggarakan kampanye giat literasi. Kampanye giat literasi adalah suatu
gerakan/tindakan yang dilakukan serentak untuk mengajak pengguna media sosial
khususnya mahasiswa Universitas Airlangga untuk lebih berpikir kritis dalam menerima
informasi dan menggunakan media sosial dengan melakukan literasi digital.
Secara umum, literasi dapat ditingkatkan dengan banyak membaca informasi dari
sumber-sumber terpercaya. Selain itu, kita juga dapat menumbuhkan kesadaran diri
tentang pentingnya membaca, menentukan target membaca, dan juga dapat memilih
sumber informasi yang jelas sebagai sumber bacaan.
Kami memilih kampanye giat literasi melalui platform digital karena literasi
digital dapat menjadi salah satu solusi untuk mencegah penyebaran HOAX yang
merajalela. Dengan media platform digital akan lebih mudah bagi kami untuk
menyebarkan informasi dan menjangkau berbagai kalangan khususnya generasi Z sebagai
pengguna aktif media sosial. Oleh karena itu, kampanye giat literasi ini diharapkan dapat
meningkatkan tingkat literasi khususnya untuk mahasiswa Universitas Airlangga.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hoax

2.1.1 Definisi
Hoax atau berita bohong adalah sebuah berita atau informasi yang tidak sesuai
dengan hal yang sebenarnya terjadi di realita serta mengandung unsur kebohongan yang
dibuat dengan tujuan untuk menyesatkan dan menipu pembacanya dengan informasi yang
tidak benar tersebut. Hoax yaitu upaya yang dilakukan untuk membohongi pembaca atau
pendengarnya supaya mempercayai informasi tertentu, meskipun pembuat berita
mengetahui bahwa berita tersebut bohong. (Munawir : 2021). Pengertian berita bohong
dapat dipahami sebagai segala informasi, cerita, laporan, pengumuman yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. (Al-Ayyubi : 2019).

2.1.2 Ciri-Ciri
Berita hoax yang beredar di internet seringkali tersebar luas dan bercampur
dengan berita yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga akan sulit
untuk membedakan apakah berita tersebut masuk ke dalam kategori berita hoax ataupun
bukan. Hal tersebut yang menyebabkan masyarakat awam mudah untuk terpengaruh dan
mempercayai berita hoax. Selain itu, terpengaruhnya masyarakat oleh berita hoax adalah
karena masyarakat kurang waspada dan kurang memiliki petunjuk tentang bagaimana
berita hoax dapat dikenali. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri dari
berita hoax untuk mencegah informasi palsu tersebar lebih luas.
Berikut ini adalah ciri-ciri berita yang dapat dijadikan pertimbangan untuk
memutuskan jika berita tersebut termasuk ke dalam berita hoax :
1. Berita tersebut dapat menyebabkan kecemasan, permusuhan, dan kebencian pada
masyarakat yang terpapar.
2. Tidak jelasnya sumber dari berita yang beredar.
3. Isi berita tidak berimbang dan menyudutkan pihak tertentu.
4. Berita seringkali bermuatan fanatisme yang mengatasnamakan ideologi.
5. Judul dan pengantarnya bersifat provokatif.

2.1.3 Penyebaran
Penyebaran berita hoax dapat terjadi dengan sangat cepat dan dalam jangkauan
yang sangat luas, terutama di masa digital seperti sekarang ini. Hoax lebih mudah dan
lebih cepat tersebar melalui dunia maya seperti internet dan sosial media. Mudahnya hoax
tersebar di dunia maya adalah karena aksesnya yang kini mudah untuk dilakukan berkat
adanya kecanggihan teknologi dan masyarakat yang semakin paham akan
penggunaannya. Berita hoax sendiri sengaja dibuat bukan berdasarkan tanpa alasan.
Penyebaran hoax memiliki tujuan sebagai bahan lelucon atau sekedar iseng, menjatuhkan
pesaing (black campaign), promosi dengan penipuan, ataupun ajakan untuk berbuat
amalan-amalan baik yang sebenarnya belum ada dalil yang jelas di dalamnya. (Hidaya,
N, dkk : 2019). Hoax pada dasarnya dibuat untuk kepuasan dan kepentingan pribadi pihak

3
yang membuat berita tersebut. Kepuasan pribadi tersebut dapat berupa hal yang kecil
seperti untuk mengusir kebosanan hingga keinginan untuk lebih dikenal banyak orang
dan mendapatkan perhatian dari warga pengguna internet.

2.2 Literasi Digital

2.2.1 Literasi
Literasi merupakan kemampuan untuk membaca dan menulis atau kemampuan
untuk memahami dan menggunakan huruf atau aksara. (Arifian : 2018). Literasi bukan
hanya dalam arti sempit berupa kemampuan individu dalam membaca dan menulis,
melainkan meliputi kontinum pembelajaran yang memungkinkan individu dapat
mencapai tujuan hidup mereka, mengembangkan pengetahuan dan potensinya, dan
partisipasinya secara penuh dalam kehidupan sosial mereka secara luas. (Wahidin : 2018).
Sehingga, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk dapat membaca,
menulis, dan memahami huruf sehingga pemahaman terhadap komponen-komponen
tersebut dapat membantu individu tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahamannya terhadap suatu hal sehingga dapat mengembangkan potensinya dan dapat
melakukan partisipasi secara penuh di dalam kehidupan sosialnya.

2.2.2 Media Digital


Media digital adalah sebuah platform yang dapat digunakan untuk menyimpan
berbagai informasi secara online. Media digital adalah alat digital yang bisa dirancang,
dibuat, diaplikasikan, didistribusikan, dimodifikasi, dan dimanfaatkan pada perangkat
elektronik digital atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan
kepada orang yang diberi pesan dalam kegiatan pembelajaran. (Fauzan:2020). Perangkat
elektronik yang dapat dimanfaatkan untuk mengakses media digital haruslah memiliki
sambungan internet untuk dapat diakses. Perangkat elektronik yang dapat digunakan
sebagai sarana untuk mengakses adalah seperti ponsel pintar dan laptop. Saat ini, media
digital adalah suatu komponen yang sangat penting di kehidupan manusia. Di era yang
serba canggih ini, manusia berusaha untuk memanfaatkan waktunya seefisien mungkin.
Sehingga media digital adalah solusi yang tepat karena penggunaannya yang mudah dan
tidak memakan banyak waktu.

2.2.3 Literasi Digital


Literasi digital adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, dan
memahami sebuah informasi yang disajikan pada sebuah media digital sehingga individu
tersebut dapat mendapatkan manfaat dari adanya literasi digital tersebut, seperti
mendapatkan pemahaman dan pengetahuan dari informasi yang didapat. Literasi digital
dapat didefinisikan sebagai pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media
digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi,
menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas,
cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam
kehidupan sehari-hari. (Hanik : 2020).

4
2.3 Edukasi
Edukasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan dan mengajarkan
sebuah pengetahuan kepada orang lain yang masih awam dengan pengetahuan tersebut
sehingga dapat digunakan sebagai penambah wawasan. Edukasi adalah proses
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi diri pada peserta didik dan
mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik.(Aswan, Al-Hafiz : 2017). Edukasi
sendiri memiliki tujuan untuk menjadikan seseorang dari yang belum tahu akan suatu
informasi menjadi lebih tahu sehingga informasi tersebut akan menghasilkan manfaat
bagi penerimanya. Tujuan lain dari edukasi adalah untuk menyebarluaskan informasi
yang dimiliki oleh pihak yang menguasai informasi tersebut kepada pihak yang belum
mengetahui atau masih sedikit mengetahui seputar informasi tersebut.
Pandangan tentang edukasi secara sederhana dapat dilihat dan dijumpai di
pendidikan formal seperti sekolah, yaitu edukasi yang diberikan oleh guru kepada murid.
Edukasi tidak terbatas hanya di pendidikan formal seperti sekolah saja, namun juga dapat
diluar sekolah. Penyuluhan dan sosialisasi sederhana kepada masyarakat juga termasuk
dalam edukasi. Sehingga segala bentuk kegiatan dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
untuk memberikan pengetahuan atau informasi baru kepada orang awam dapat
dikategorikan sebagai edukasi.

2.4 Kampanye

Kampanye merupakan suatu tindakan komunikasi yang terorganisasi untuk


mengajak publik untuk terlibat dalam suatu kegiatan yang membawa perubahan dan tidak
hanya dilakukan dalam satu tindakan, tetapi kombinasi dari beberapa tindakan, pelaporan,
dan event yang saling berbeda pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu
untuk perubahan di masa mendatang (Davie, 2017). Kampanye tidak lepas dari program
pelayanan masyarakat, melalui berbagai poster, pemberitaan majalah, iklan di televisi,
radio, berbicara dengan pemuka masyarakat, dan platform digital yang penyebarannya
sangat mudah melalui berbagai media digital. Tujuan dari kampanye adalah untuk
memberitahu, membujuk dan memotivasi perubahan perilaku khalayak, dalam arti sempit
dan luas. Ada dua tipe kampanye berdasarkan tujuannya:

1. Individual behavior change campaigns

● Mempengaruhi keyakinan dan pengetahuan tentang perilaku dan segala akibatnya


● Mempengaruhi sikap yang mendukung perilaku persuasif
● Mempengaruhi individu untuk menerima norma sosial dan selanjutnya individu
menjadi perubahan inti penggerak
● Mempengaruhi individu untuk menampilkan perilaku yang dikehendaki
● Menghasilkan perubahan perilaku individu yang tampil sebagai pendukung utama
suatu program

2. Public will campaigns

● Meningkatkan wawasan publik terhadap suatu kepentingan atau isu tertentu

5
● Mempengaruhi persepsi publik terhadap isu sosial yang menjadi tanggung jawab
seseorang
● Mempengaruhi terbentuknya kriteria solusi bagi para kebijakan dalam membuat
penentu keputusan
● Menentukan jenis pelayanan publik yang akan ditetapkan serta sumber dana
pelayanan publik
● Memobilisasi masyarakat untuk bertindak, menerima, atau menolak isu tertentu
demi kepentingan public

2.4.1 Pelaku Kampanye

Pelaku kampanye adalah orang yang terlibat dalam menggagas, merancang,


mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan. Kegiatan
kampanye tidak dikerjakan oleh individu melainkan dikerjakan dengan kerja tim. Untuk
menjalankan peran sebagai pelaku kampanye, seseorang membutuhkan kredibilitas.
Kredibilitas seorang pelaku kampanye tergantung pada siapakah dia, topik atau objek
kampanye yang dibicarakan, bagaimana situasinya, dan siapakan khalayak sasarannya.
Makin tinggi kredibilitas sumber yang mengirimkan pesan, maka makin besar pula
kemampuan sumber mempengaruhi khalayak umum.

2.4.2 Pesan Kampanye

Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengiriman


kepada masyarakat. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk
mulai dari poster, spanduk, baliho, pidato, iklan hingga platform digital. Apapun
bentuknya, pesan-pesan selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun non verbal
yang diharapkan dapat memancing respon masyarakat. Setidaknya ada dua aspek penting
yang harus diperhatikan, yakni isi pesan dan struktur pesan. Isi pesan kampanye juga
harus menyertakan visualisasi dampak positif atas respon tertentu yang diharapkan
muncul dari khalayak sasaran. Salah satu aspek penting berkaitan dengan pertanyaan
apakah pelaku kampanye perlu menyajikan kesimpulan pesan secara eksplisit atau
membiarkan masyarakat menyimpulkan pesan sendiri.

2.5 Platform Digital


Platform adalah sebuah wadah digital yang banyak dipakai manusia untuk
beragam keperluan. Pengertian platform secara sederhana adalah sebuah wadah yang
dipakai untuk menjalankan sebuah sistem sesuai dengan rencana program yang telah
dibuat. Sementara itu, platform digital adalah sekumpulan software yang membentuk
suatu sistem tertentu. (Wibawa: 2021). Platform digital dapat berupa aplikasi, contohnya
media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Platform digital juga dapat berupa
website ataupun blog. Informasi yang dibagikan di platform digital sangatlah luas dan
tidak terbatas pada beberapa kategori saja. Hal tersebut dikarenakan akses internet tidak
terbatas sehingga akses platform digital melalui internet tersebut dapat dilakukan oleh
siapa saja dan dari mana saja. Tujuan dari adanya platform digital adalah untuk saling
berbagi informasi antara pengguna internet yang satu dengan pengguna internet lainnya.

6
Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan setiap individu untuk mencari dan menemukan
informasi dengan waktu yang lebih singkat serta lebih mudah.

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan projek kami yang berbentuk projek independen, kami


menggunakan poster dan podcast sebagai media penyampaian kepada target sasaran,
yang nantinya akan kami unggah di Instagram. Berikut ini adalah tahapan yang akan
dilakukan.

3.1 Tahap I: Pembuatan Platform Digital


Untuk mensukseskan projek kampanye giat literasi kami, tentunya kami
membutuhkan platform yang dapat digunakan untuk menyampaikan serta menyebarkan
materi kepada target sasaran, yaitu mahasiswa Universitas Airlangga. Platform yang kami
pilih adalah aplikasi Instagram. Pada platform tersebut, kami akan memberikan edukasi
sekaligus kampanye kepada mahasiswa Universitas Airlangga mengenai pentingnya
kemampuan literasi dalam menghadapi hoax. Materi yang ada akan disampaikan melalui
feeds, poster, instastory, dan juga podcast. Aplikasi Instagram menjadi pilihan kami
dikarenakan banyaknya anak muda yang telah memiliki akun di Instagram dan sering
menggunakannya untuk berbagai hal. Nantinya, pembuatan akun Instagram untuk projek
kami akan dilaksanakan oleh Jessenia Marteeza Aleyda.

3.2 Tahap II: Persiapan dan Pengeditan Feed untuk Kampanye


Dalam persiapan sebelum kampanye, kami perlu merencanakan konsep serta
desain yang akan digunakan dalam pengeditan feeds, instastory, poster, dan podcast.
Sebab diperlukan konsep dan desain yang menarik agar penyampaian materi tidak
membosankan dan dapat dipahami oleh mahasiswa Universitas Airlangga. Setelah
perencanaan tersebut, barulah pengeditan untuk feed dapat dilakukan, Perencanaan serta
pengeditan feed tersebut akan dilaksanakan oleh Jessica Versa Faradila. Kemudian, agar
kampanye ini dapat diikuti oleh para mahasiswa, kami akan mempromosikan akun
Instagram tersebut kepada para mahasiswa dari berbagai program studi dan fakultas.
Promosi ini akan dilakukan oleh Vania Ardin Areta.

3.3 Tahap III: Persiapan dan Pembuatan Podcast


Podcast adalah hasil rekaman audio yang dapat didengarkan oleh khalayak umum
melalui media internet. Berbeda dengan radio yang harus dilakukan dan ditayangkan
secara langsung dalam frekuensi tertentu. Namun, podcast dapat diimplementasikan
kapanpun serta dapat didengarkan melalui berbagai media elektronik yang ada.

Selanjutnya yaitu pembahasan mengenai cara membuat podcast yang baik dan
tepat. Untuk dapat mengembangkan konten yang menarik, dan juga membutuhkan
beberapa hal. Berikut merupakan langkah untuk membuat podcast yang baik dan juga
menarik.

8
A. Mempersiapkan alat
Sebagai langkah awal dalam membuat podcast, tentunya memperlukan beberapa
peralatan yang berkaitan dengan proses produksi podcast itu sendiri.
● Microphone
Microphone adalah kunci utama dari seluruh rangkaian cara membuat podcast.
Jika ingin menghasilkan suara yang lebih jernih, Anda bisa mempertimbangkan
microphone analog. Namun Anda perlu audio interface sebagai alat tambahan untuk
mengkonversi audio yang berbasis analog menjadi basis digital.
● Laptop atau ponsel
Laptop diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi dan pengunggahan.
Proses pemotongan dan pemberian efek pada audio dapat dilakukan menggunakan
bantuan software editor suara, seperti Adobe Audition dan Reaper.

B. Menentukan topik dan menyusun script.


Langkah selanjutnya dalam cara membuat podcast adalah menentukan topik dan
menyusun scrip, juga menentukan topik terlebih dahulu mengenai apa yang ingin
dibicarakan sebelum benar-benar memulai rekaman. memilih berbagai macam topik yang
dapat dibicarakan dalam podcast, mulai dari topik yang mengenai kegemaran hingga isu
terhangat yang sedang banyak diperbincangkan di tengah masyarakat. Setelah
menentukan topik, susunlah skrip terstruktur untuk memudahkan mengingat apa saja
yang akan disampaikan dalam podcast yang dibuat.

C. Memulai rekaman
Pada tahap ini, memerlukan rekaman dengan mengacu pada skrip yang telah
dibuat sebelumnya. Namun, jangan takut untuk melakukan improvisasi agar rekaman
yang dihasilkan tidak terkesan kaku dan lebih nyaman untuk didengar. Selain itu perlu di
perhatikan dimana tempat melakukan perekaman podcast. Pastikan lingkungan sekitar
tidak mengganggu proses cara membuat podcast karena noise dan gangguan suara
lainnya, karena akan berpengaruh pada kenyamanan pendengar. Perekaman podcast ini
akan dilaksanakan oleh Eka Al Siami

D. Edit hasil rekaman suara


Editing dalam cara membuat podcast diperlukan agar konten podcast yang di buat
rapi untuk di dengarkan. Dengan menggunakan bantuan software editor suara, banyak
proses edit yang bisa dilakukan. Misalnya saja melakukan cutting dengan memotong
bagian-bagian yang tidak penting.

E. Memilih dan mengunggah di podcast hosting


Langkah terakhir dalam rangkaian cara membuat podcast adalah mengupload
rekaman siaran yang dibuat di podcast hosting. Podcast hosting adalah tempat yang dapat
menyimpan dan mendistribusikan rekaman podcast yang telah selesai. Publikasi podcast
kami akan dilakukan oleh Jessenia Marteeza Aleyda.

9
3.4 Tahap IV: Pengeditan Poster
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan
huruf di atas kertas berukuran besar.
A. Cara membuat poster di Photoshop

1. Membuat lembar kerja


Hal pertama yang bisa dilakukan sebelum membuat poster adalah menambahkan
lembar kerja baru dengan menekan tombol CTRL + N atau klik File dan pilih New.

2. Atur ukuran poster


Selanjutnya yang dipersiapkan adalah menentukan ukuran poster sesuai dengan
jenis poster ingin yang ingin dibuat. Saat membuat lembar kerja, akan diminta untuk
mengisi beberapa detail seperti nama, preset, ukuran kertas, width, height, resolution,
color mode, dan background content.

3. Siapkan gambar ilustrasi poster


Selanjutnya yang harus dipersiapkan gambar ilustrasi yang akan digunakan untuk
background poster. Gambar disesuaikan dengan konteks poster yang akan dibuat.
Contohnya, jika ingin membuat poster film perang, maka siapkan gambar orang
memegang senjata dan sejenisnya.

4. Buat warna background poster


Background poster memiliki warna yang bisa disesuaikan dengan tema poster.
Untuk mengaturnya, pilih Set Foreground. Pada kotak warna yang tersedia, pilih warna
lalu klik OK.
Setelah itu, warna poster akan berubah dan hilangkan garis yang terdapat di kertas
warna poster dengan menekan Alt+Delete.

5. Buat shape persegi panjang


Poster biasanya hadir dalam bentuk persegi panjang. Untuk membuat persegi
panjang dalam Photoshop, kamu perlu klik kanan Rectangle Tool yang berada di bagian
kiri Photoshop dengan ikon persegi atau kotak.

Pilih Rectangle Tool, lalu klik lembar kerja untuk mengaktifkan fitur tersebut.
Ukuran dan warna persegi dapat disesuaikan dengan poster.

6. Tambahkan gambar ilustrasi dan tulisan


Setelah membuat background poster dengan berbagai warna dan shape. Masukkan
gambar ilustrasi agar poster semakin menarik. Caranya klik File dan pilih Open. Pilih
gambar ilustrasi yang diinginkan dan sesuaikan posisinya dengan poster.
Setelah itu, tambahkan tulisan poster dengan pilih menu Type yang ada di bagian
kiri Photoshop dengan ikon huruf T. Lalu, pilih jenis tulisan yang ingin dibuat sekreatif
mungkin.
Pengeditan poster ini akan dilakukan oleh Jessica Versa Faradila.
Setelah proses pengeditan poster, selanjutnya poster tersebut akan di publikasi ke
akun Instagram kami. Publikasi tersebut akan dilaksanakan oleh Jessenia Marteeza
Aleyda.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ayyubi, M. Zia. 2018. Etika Bermedia Sosial Dalam Menyikapi Pemberitaan Bohong
(Hoax) Perspektif Hadis. Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran dan Hadits. Volume 19,
Nomor 2 (2018)
Arifian, Florianus Dus. 2018. Sketsa Konsep Literasi Modern Dalam Bidang
Bahasa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio. Vol. 10 No. 1 (2018).
Dulkiah, M. Setia, P. 2020. Pola Penyebaran Hoaks pada Kalangan Mahasiswa
Perguruan Tinggi Islam di Bandung Jawa Barat. Jurnal SMaRT. Volume 06 Nomor
02 (2020).
Fauzan, M. 2020. Pemanfaatan Media Digital Untuk Pengenalan Angka Arab. Prosiding
Konferensi Nasional Bahasa Arab. No 6 (2020).
Hanik, Elya Umi. 2020. Self Directed Learning Berbasis Literasi Digital Pada Masa
Pandemi Covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah. Elementary Islamic Teacher Journal.
Volume 8 Nomor 1.
Haswan, Al-Hafiz. 2017. Aplikasi Game Edukasi Ilmu Pengetahuan Alam. Riau Journal
of Computer Science. Vol 3 No. 1 Januari 2017.
https://www.kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-
dunia-maya/0/sorotan_media
Hidaya, N, dkk. 2019. Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyebaran Hoax Oleh Digital
Native. Makassar: Universitas Muslim Indonesia
https://scb.telkomuniversity.ac.id/menangkal-hoaks-dengan-literasi-digital-di-new-
normal/
https://kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoax-di-
indonesia/0/sorotan_media
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2017/07/25/hoax-
marak-di-kalangan-mahasiswa-karena-tak-tuntas-baca-informasi
Wibawa, Angga Eka Yuda. 2021. Implementasi Platform Digital Sebagai Media
Pembelajaran Daring di MI Muhammadiyah PK Kartasura Pada Masa Pandemi
Covid-19. Berajah Jurnal. Vol. 1 No. 2 (2021)
https://www.kemenkopmk.go.id/tingkat-literasi-indonesia-memprihatinkan-kemenko-
pmk-siapkan-peta-jalan-pembudayaan-literasi
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/12/09/tingkat-literasi-indonesia-masih-
rendah

11
LAMPIRAN
1) Jadwal Kegiatan

Jadwal Ming Ming Ming Ming Min Penanggu Metode Sumber


Kegiatan gu gu gu gu ke- ggu ng jawab Dana
Ke-1 ke-2 ke-3 4 ke-5

Membuat Jessenia
Platform Marteeza
Digital Aleyda

Merencanaka Jessica
n konsep Versa
desain Faradila

Mencari Vania
Followers Ardin
Instagram Areta

Mencari data Rifda Berdasark


dan informasi Anindya an
dari sumber Hidayat literatur,
yang artikel,
terpercaya jurnal.

Pengeditan Jessica
postingan Versa
post Faradila

Publikasi Post Jessenia Melalui


kampanye Marteeza Platform
edukasi giat Aleyda digital
literasi

Mencari Vania
Narasumber Ardin
Podcast Areta

Pembuatan Rifda
Script untuk Anindya
podcast Hidayat

Proses Eka Al
pengerjaan Siami
Podcast

Publikasi Jessenia Melalui


Podcast Marteeza Platform

12
Kampanye Aleyda digital
edukasi giat
literasi

Pengeditan Jessica
poster Versa
Faradila

Publikasi Jessenia Melalui


Poster Marteeza Platform
kampanye Aleyda digital
edukasi giat
literasi

Membuat Rifda
pertanyaan/k Anindya
uesioner Hidayat
feedback
Kampanye
Giat Literasi

Membuat Jessenia
Google Form Marteeza
Aleyda

Mengumpulk Mentari Pengisian


an feedback Angela Kuisioner
dengan W.E.T
Google Form

Pembuatan Syafriaz
Laporan Zulfa
Project Maulina
Kolaborasi

Evaluasi Rifda
Laporan Anindya
Project Hidayat
Kolaborasi

Cetak Syafriaz Seluruh


Laporan Zulfa Anggota
Project Maulina Kelompo
Kolaborasi k II
(Gawai)

2) Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

13
Nama Anggota Susunan Organisasi Pembagian Tugas
Tim Pelaksana

Rifda Anindya Hidayati Ketua 1. Memimpin dan


membimbing anggota
kelompok dalam
pelaksanaan proyek
kolaborasi
2. Memastikan setiap anggota
kelompok mendapatkan
pembagian tugas yang adil
dan sesuai susunan
organisasi

Syafriaz Zulfa Maulina Wakil Ketua 1. Membantu pengawasan


serta pengarahan anggota
kelompok, baik ketika ada
ketua maupun ketika ketua
sedang tidak bisa
mendampingi kelompok
2. Membantu ketua dalam
pengambilan keputusan
atas diskusi, rapat, dsb

Eka Al Siami Sekretaris 1. Sebagai notulensi pada


saat diskusi kelompok
berlangsung
2. Menyerahkan hasil
pencatatan ketika
kelompok membutuhkan

Mentari Angela W.E.T Bendahara 1. Mencatat biaya yang


dibutuhkan untuk
keperluan projek
2. Mencatat pengeluaran
yang dilakukan oleh
kelompok

Jessica Versa Faradila Editor 1. Mengedit dan mendesain


konten projek yang akan di
publikasi
2. Menyerahkan hasil edit
atau desain kepada
kelompok untuk kemudian
dievaluasi

Jessenia Marteeza Aleyda Perlengkapan 1. Penyedia properti yang

14
dibutuhkan selama
pelaksanaan projek
2. Bertanggung jawab atas
pemeliharaan,
peminjaman, dan
pengembalian properti

Vania Ardin Areta Humas 1. Menjadi penghubung antar


target sasaran dengan
kelompok
2. Memastikan target sasaran
dapat memahami maksud
dari projek kelompok

15

Anda mungkin juga menyukai