Anda di halaman 1dari 7

FITOTERAPI SISTEM KARDIOVASKULAR

(Capasso et al., 2003)

A. Pendahuluan
kardiovaskular terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Berat jantung sekitar
300 g pada pria dewasa. Jantung mempunyai dua ruang kecil yang disebut atria, yang
terletak diatas dua ruang yang lebih besar yaitu ventrikel. Jantung terdiri atas tiga
lapisan: epikardium (bagian luar), miokardium (tengah) dan endokardium (lapisan
paling dalam). Katup pada jantung memastikan aliran darah hanya pada satu jalur,
keluar menuju sistem sirkulasi. Sistem vaskular terdiri atas arteri dan vena. Lapisan
arteri yang dilapisi oleh lumen dan kontak dengan darah adalah endothelium.
Endotelium melepaskan substansi vasoaktif (terutama nitrit oksida) yang membantu
regulasi aliran darah dan pembekuan darah.
Tekanan darah pada pembuluh dihasilkan oleh output jantung dan resistensi
aliran yang tergantung pada diameter pembuluh darah, elastisitas, seometri dan
viskositas darah.Tekanan darah dinyatakan sebagai tekanan sistol/tekanan diastol dan
nilai normalnya adalah 120/80 mmHg.
Hubungan sistem kardiovaskular dengan homeostasis seluler yaitu jantung
mengirim oksigen, nutrisi dan hormon menuju sel tubuh ketika membuang sisa
metabolisme. Fungsi kardiovaskular harus sesuai untuk mempertahankan aliran darah
ke jaringan saat ktirahat maupun olahraga. Penyakit utama kardiovaskular yang telah
menggunakan herbal untuk pengobatannya adalah angina, gagal jantung kongestif,
hipertensi, insufisiensi serebral, insufisiensi vena dan penyakit arteri oklusif.
B. Gagal Jantung Kongestif
a. Gambaran Klinis
Gagal jantung kongestif merupakan alasan utama orang berusia diatas
65 tahun dirawat di rumah sakit. Gagal jantung kongestif terdiri atas
penurunan bertahap fungsi jantung sebagai akibat jantung tidak mengirimkan
darah beroksigen ke organ tubuh. Pada gagal jantung kongestif terdapat
disfungsi progresif ventrikular sistol dan diastol dengan spektrum gejala
tergantung pada tingkat keparahan gagal jantung (kepucatan, sianosis,
takikardia, nafas pendek, edema perifer/ pulmonari, kardiomegali, aritmia,
hipertensi).
The New York Heart Assosiation (NYHA) mengklasifikasikan
penurunan output jantung sebagai berikut : kelas I: pasien tanpa batasan
aktivitas: mereka tidak menunjukkan gejala pada aktivitas normal: kelas Il:
pasien dengan sedikit keterbatasan pada aktivitas ringan, mereka merasa
nyaman dengan beristirahat atau aktivitas ringan: kelas III: pasien yang
ditandai dengan keterbatasan aktivitas, mereka merasa nyaman hanya pada
waktu istirahat: kelas IV: pasien yang harus beristirahat total, terbatas pada
tempat tidur atau kursi, setiap aktivitas fisik membuat ketidaknyamanan dan
gejala muncul pada saat istirahat.
Tujuan terapeutik untuk gagal jantung kongestif yaitu menaikkan
output jantung. Untuk itu gagal jantung kongestif diterapi dengan obat yang
dapat menaikkan kekuatan otot jantung (obat inotropik seperti glikosida
jantung, agonis B-adrenegik, vasodilator) dan agen diuretik yang dapat
menurunkan volume cairan ekstraseluler.
b. Fitoterapi Gagal Jantung Kongestif
Sejumlah obat herbal yang mengandung glikosida kardioaktif poten,
mempunyai aksi inotropik positif pada jantung sehingga sangat berguna untuk
pengobatan gagal jantung kongestif (Tabel 1). Glikosida jantung
meningkatkan konsentrasi kalsium pada otot jantung, sehingga meningkatkan
kontraksi miokardium atrial dan ventrikular (aksi inotropik positif) (Gambar
1). Glikosida jantung mempunyai indeks terapeutik rendah, dan oleh karena
itu penggunaannya harus dikontrol secara hati-hati. Herba yang paling banyak
diketahui berisi glikosida jantung adalah foxglove, yang terdiri atas daun
kering Digitalis purpurea atau D. Lanata. Foxglove telah digunakan selama
kira-kira dua abad untuk pengobatan gagal jantung kongestif. Foxglove
merupakan obat herbal yang sangat potensial dan tidak mudah tersedia pada
sediaan terstandar.
Tabel 1. Herbal yang bermanfaat pada pengobatan gagal jantung kongestif
Gambar 1. Mekanisme aksi glikosida jantung

Glikosida kardioaktif berikatan secara reversibel dengan natrium/


kalium (ATPase) pada membran sel jantung menghasilkan penghambatan
aktivitas pemompaan. Hal ini menyebabkan kenaikan konsentrasi natrium
intrasel. Kenaikan konsentrasi natrium intrasel memacu pengangkutan kalsium
ke dalam sel dan menurunkan pengeluaran kalsium dari sel, melalui
mekanisme pertukaran natrium-kalsium (Na/Ca). Hasil akhir adalah kenaikan
kalsium intrasel yang menyebabkan kenaikan kekuatan kontraksi sistol.
Keracunan akut bahkan percobaan bunuh diri dengan mengkonsumsi
tumbuhan berisi glikosida jantung banyak tercantum dalam pustaka kesehatan.
Dalam hal ini, persentasi terbesar dikaitkan pada oleander (Nerium oleander).
Manifestasi klinis intoksifikasi oleander hampir identik pada overdosis
digoksin. Mobrbiditas dan mortalitas terutama berhubungan dengan efek
merugikan kardiotoksik yang biasanya termauk pengobatan takiaritmia
ventrikular, bradikardia dan blok jantung. Selain foxglove, hawthorn menonjol
sebagai obat herbal kardiostimulan yang penting dengan efikasi pada gagal
jantung kongestif.

c. Botani/Konstituen Kunci
Hawthorn terdiri atas daun dengan bunga dan/atau buah (beri) dari
Crataegus laevigata (Poiret) DC, monogyna lacg atau C. Oxycanta Auct.
(Farm. Rosaceae). Crataegus spp merupakan semak berduri atau pohon kecil
dengan tinggi mencapai 10 m yang umumnya terdapat pada suhu di area
belahan utara (Plate 14,1). Lebar daun lebih besar daripada panjang daun dan
memiliki 3-5 cuping. Buah semua berwarna merah gelap berbentuk oval dan
berisi biji kecil yang merupakan buah sebenarnya. Konstituen kunci antara
lain proantosianidin (1-3%), flavonoid (0,1% pada buah dan 1% pada bagian
diatas tanah), amin aromatik, saponin dan glikosida sianogenik.
d. Mekanisme Aksi
Aktivitas Hawthorn diberikan oleh flavonoid antosianidin dan
poantosianidin (yang dikenal juga sebagai biflavan atau prosianidin).
Penelitian telah menunjukkan bahwa hawthorn memiliki banyak efek
farmakologi yang bermanfaat pada sistem kardiovaskular. Hawthorn
menginhibisi aritmia, dilatasi pembuluh darah koroner, mereduksi kadar
kolesterol dan trigliserida, mereduksi gejala angina dan gagal jantung
kongestif dan memiliki aksi hipotensif yang disebabkan dilatasi perifer
pembuluh darah. Perbaikan jantung terutama disebabkan oleh penghambatan
siklik AMP fosfodiesterase yang mengarah pada efek inotropik positif. Efek
pada reseptor β-adrenergik juga sudah diteliti.

Gambar 2. Kemungkinan mekanisme Hawthorn

AMP siklik (cAMP) dibentuk dari ATP oleh aksi enzim adenil siklase
(AC) dan didegradasi oleh enzim AMP siklik fosfodiesterase (PDE).
Hawthorn menghambat AMP siklik fosfodiesterase dan menaikkan
konsentrasi AMP intrasel dalam miokardium. Kenaikan cAMP mengarah pada
fosforilasi protein (melalui protein kinase0 dan kenaikan pada kekuatan
kontraksi (efek inotropik positif).

Anda mungkin juga menyukai